Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ALZHEIMER
WAHYUNI 10-039
RAHMA MULYANI 10-145
JESSY EM 10-043
M.ZIKRI MUZAKI 10-180
MUTIARA SEKAR NINGSIH 10-116
PRESEPTOR
dr. Asrizal Asril, Sp.S M.Biomed
DEFINISI
Demensia: kumpulan gejala klinik yang disebabkan
oleh berbagai latar belakang penyakit dan ditandai
oleh hilangnya daya ingat jangka pendek (recent
memory) dan gangguan global fungsi mental
termasuk fungsi bahasa, mundurnya berpikir
abstrak, kesulitan merawat diri sendiri, perubahan
perilaku, emosi labil dan hilangnya pengenalan
waktu dan tempat.
DEFINISI
Penyakit
alzheimer : suatu penyakit
penurunan kognitif dan perilaku yang
ditandai dengan gangguan fungsi sosial
dan pekerjaan. Penyakit Alzheimer tidak
dapat disembuhkan dan bersifat kronis-
progresif.
EPIDEMIOLOGI
50-60 % pasien mengalami demensia tipe
Alzheimer atau mengidap penyakit Alzheimer
Usia 65 tahun, rata-rata prevalensi laki-laki
mengidap penyakit Alzheimer sebesar 0,6 persen
dan wanita sebesar 0,8 persen
Usia 90 tahun, rata-rata orang yang mengidap
penyakit ini sebesar 21 persen
Lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki
ETIOLOGI
Faktor genetik
Faktor lingkungan
Infeksi Virus
Faktor Trauma
Faktor Neurotransmiter
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
Fase awal (Ringan)
Fase menengah (sedang)
2. Gangguan berkomunikasi
6. Tubuh melemah
7. Perubahan kepribadian
Tanda-tanda regresi sel-sel saraf otak ditunjukkan
dengan refleks-refleks berikut :
1. Refleks memegang
2. Refleks menghisap (sucking reflex).
3. Snout reflex
4. Refleks glabella
5. Reflex palmomental
6. Refleks korneomandibular
7. Refleks kaki tonik
Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status
Exam)
No Tes Nilai maks
ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa? 5
Total
DIAGNOSIS
Penilaian
24-30 : normal
1
2
Makan
Minum
5
5
10
10
3 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur
dan sebaliknya , termasuk duduk di tempat 5-10 15
tidur
4 Kebersihan diri mencuci muka menyisir
0 5
rambut menggosok gigi
5 Mandi 0 5
6 Berjalan dipermukaan datar 10 15
7 Naik turun tangga 5 10
8 Berpakaian 5 10
9 Mengontrol defekasi 5 10
10 Mengontrol berkemih 5 10
Total
Penilaian
100 : mandiri
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Computerised Tomography (CT) Scan otak
Terapi Farmakologi
Terapi untuk mengatasi gejala penurunan kognisi
atau menunda progresivitas penyakit
Terapi simptomatik
Terapi farmakologis
Nama obat Golongan Indikasi Dosis Efek samping
Galantamine Penghambat
sedang
Demensia
minggu menjadi
10 mg/hr
Dosis awal 8 Mual, muntah,
kolinesterase Alzheimer mg/hr, setiap
diare, anoreksia
ringan sampai bulan dosis
sedang dinaikkan 8 mg/hr
hingga dosis
maksimal 24
mg/hr
Rivastigmine Penghambat Demensia Dosis awal 2 x 1,5 mg/hr; Mual, muntah,
kolinesterase Alzheimer ringan setiap bulan dinakkan 2
pusing, diare,
sampai x 1,5 mg/hr
sedang hingga dosis anoreksia
maksimal 2 x 6
mg/hr
Memantine Penghambat Demensia Dosis awal 5 Pusing, nyeri
Reseptor NMDA Alzheimer mg/hr; setelah 1 minggu. kepala,
kering,
Mengantuk
Sertralin 25-100 mg/hr Mual, diare, mengantuk, mulut
kering, disfungsi seksual
Fluoksetin 10-40 mg/hr Mual, diare, mengantuk,
insomnia,
tremor, ansietas
Venlafaksin 37.5 225 mg/hr Nyeri kepala, mual, anoreksia,
insomnia, mulut kering
Dulosektin 30-60 mg/hr Penurunan nafsu makan, mual,
mengantuk, insomnia
Insomnia
Zolpidem 5-10 mg malam Diare, mengantuk
hari
Trazodon 25-100 mg malam Pusing, nyeri kepala, mulut
hari kering,
Konstipasi
Agitasi, ansietas dan perilaku obsesif
Quetiapin 25-300 mg/hr Mengantuk, pusing, mulut kering,
konstipasi, dyspepsia, peningkatan
berat badan
Dianzapin 2.5-10 mg/hr Peningkatan berat badan, mulut
kering, peningkatan nafsu makan,
pusing, mengantuk dan tremor
Demensia Alzheimer ialah kumpulan gejala demensia
akibat gangguan neuro-degeneratif yang biasanya
bersifat kronis-progresif, dimana akibat proses
degenerative menyebabkan kematian sel-sel otak yang
masif. Terjadi penurunan fungsi kognitif seperti
intelegensia umum, daya ingat, daya pikir, orientasi,
persepsi, daya tangkap, berbahasa serta kemampuan
sosial pada pasien Demensia Alzheimer.
Angka kejadian demensia alzheimer mencapai 50% dari
10% lansia dengan gangguan memori dan kognitif
dengan usia diatas 70 tahun. Penyakit ini dapat
menyerang baik pria maupun wanita, dengan salah satu
faktor resikonya adalah defek genetik.
KESIMPULAN
Untuk terapi non-farmakologis bagi penderita
demensia alzheimer dapat diberikan
bantuan-bantuan terutama untuk membantu
kualitas hidup penderita, untuk membantu
penderita melakukan hal-hal mandiri,
menjaga agar penderita aman, menghindari
angka kemungkinan jatuh. Sedangkan terapi
farmakologis untuk demensia alzheimer
adalah mengatasi gejala penurunan kognisi
atau menunda progresivitas penyakit serta
dengan terapi simptomatik
TERIMA KASIH