yang mempunyai struktur heterosiklik dan mengandung atom N di dalam intinya. Sifat umum yang dimiliki oleh golongan senyawa ini adalah basa, rasa pahit. Umumnya berasal dari tumbuhan dan berkhasiat secara farmakologis. Struktur golongan alkaloid amat beragam, dari yang sederhana sampai yang rumit. nikotin adalah contoh yang sederhana (Lexicons, 1896). SIFAT ALKALOID :
1. Mengandung atom N dan bersifat basa
2.Bereaksi dengan logam dan mengendap 3.Alkaloid yang mengandung atom O bersifat padat dan dapat dkristalkan pada suhu kamar, kecuali poliketida dan arekolin 4.Alkaloid yang tidak mengandung atom O bersifat cairan dan mudah menguap serta menimbulkan bau yang sangat kuat 5.Banyak terdapat di tumbuhan daripada di hewan 6.Disintesis dari asam amino 7.Larut membentuk garam, yang bersifat lebih larut dalam air pelarut organik, sebaliknya. alkaloid sendiri lebih larut dalam pelarut organik daripada air SIFAT FISIKA ALKALOID
Umumnya mempunyai 1 atom N
meskipun ada beberapa yang memiliki lebih dari 1 atom N seperti pada Ergotamin yang memiliki 5 atom N. Kebanyakan alkaloid tidak berwarna, tetapi beberapa senyawa yang kompleks, species aromatik berwarna (contoh berberin berwarna kuning dan betanin berwarna merah). SIFAT KIMIA ALKALOID
Kebanyakan alkaloid bersifat basa. Sifat tersebut
tergantung pada adanya pasangan elektron pada nitrogen. Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan nitrogen bersifat melepaskan elektron, sebagai contoh; gugus alkil, maka ketersediaan elektron pada nitrogen naik dan senyawa lebih bersifat basa. Sebaliknya, bila gugus fungsional yang berdekatan bersifat menarik elektron (contoh; gugus karbonil), maka ketersediaan pasangan elektron berkurang dan pengaruh yang ditimbulkan alkaloid dapat bersifat netral atau bahkan sedikit asam. Kebasaan alkaloid menyebabkan senyawa tersebut sangat mudah mengalami dekomposisi, terutama oleh panas dan sinar dengan adanya oksigen. Hasil dari reaksi ini sering berupa N-oksida. Dekomposisi alkaloid selama atau setelah isolasi dapat menimbulkan berbagai persoalan jika penyimpanan berlangsung dalam waktu yang lama. Pembentukan garam dengan senyawa organik (tartrat, sitrat) atau anorganik (asam hidroklorida atau sulfat) sering mencegah dekomposisi. Itulah sebabnya dalam perdagangan alkaloid lazim berada dalam bentuk garamnya penggolongan alkaloid berdasarkan tingkat kebasaan
Berdasarkan tingkat kebasaan atau alkalinitas
nya, alkaloid digolongkan menjadi 4 yaitu: 1. Basa kuat , pKb <3. Contohnya: Cholin 2. Basa sedang , pKb =3-7 , Contohnya Morfin, kodein, thebain, atropine, hiosiamin 3. Basa lemah , pKb = 7-10 , Contohnya: Kinkhonin, Kinin 4. Basa sangat lemah , pKb = 10-12 . Contohnya: Theofilin, Theobromin, Kafein golongan alkaloid ditinjau dari jalur biosintesisnya
Ditinjau dari jalur biosintessnya, alkaloid
dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Alkaloid sejati, yaitu alkaloid yang prekursornya berupa asam amino, unsur N terdapat pada cincin heterosiklik 2. Proto Alkaloid, yaitu alkaloid yang prekursornya berupa asam amino, unsur N terdapat pada rantai alifatik contoh alklaoid ditinjau dari khasiat farmakologinya Depresan saraf pusat, yaitu morfin dan skopolamin Simulan saraf pusat, yaitu strihnin dan kafein Simpatomimetik, yaitu efedrin Simpatolitik, yaitu yohimbin dan alkaloid ergot Parasimpatomimetik, yaitu eserin dan pilokarpin Antikolinergik, yaitu atoprin dan hiosiamin Ganglioplegik, yaitu spartein dan nikotin Anestesi lokal, yaitu kokain Mengobati fibrilasi, yaitu quinidine Antitumor, yaitu vinblastin dan eliptisin Antibakteri, yaitu berberin Amoebasida, yaitu emetin antispasmodik, didapatkan dari senyawa propil-piperidin sedatif, dari senyawa propil-piperidin atau hiosiamin & skopolamin anthelmintik, dari senyawa as. nikotinat (tumb. Areca catechu) analgetik narkotik, dari senyawa kokain antimalaria, dari senyawa kinina (tumb. Cinchona succirubra) antibiotik, dari senyawa viridicatin analgetik untuk nyeri hebat, dari senyawa morfin emetik ekspektorn, dari senyawa amatina antipiretik, dari senyawa beberin relaksan otot, dri senyawa vinblastina antihipertensi, dari senyawa germidina stimulan SSP, dari senyawa d-norpseudo efedrin, theobromin yang juga berfungsi sbg diuretik bronkodilator, dari senyawa theofilina simpatomimetik, dari senyawa efedrin insektisida,dari senyawa seradina adstringen pada radang selaput lendir, dari senyawa hidrastina (tumb. Hydrastis canadensy) PENETAPAN KADAR ALKALOID
Gravimetri untuk penetpaan kadar morfin dalam opium
Titrasi asam-basa Untuk penetapan kadar kinina dalam kulit kina, hiosiamin dalam Belladonae folium Titrasi asam Perklorat dalam medium bebas air Untuk penetapan kadar reserpine dalam Rauwolfiae radix. Spektrofotometri untuk penetapan kadar tubokurarin dan ergotamine Polarimetri untuk penetapan kadar hiosiamin disamping adanya atropine dalam campuran Polarografi dapat digunakan untuk semua alkaloid Potensiometri dapat diterapkan untuk Kinin-HCl, Skopolamin HBr.