Sie sind auf Seite 1von 20

ATLS

(Advanced Trauma Life Support)


Pembimbing:
Dr. Hendra Setiawan Sp.B
Management ATLS :
A (Airway)

Menjaga airway dengan kontrol servikal (Cervical Spine Control)


B (Breathing)

Menjaga pernapasan dengan ventilasi


C (Circulation)

Kontrol perdarahan (Hemorrhage Control)


D (Disability)

Status neurologis
E (Exposure)

Buka baju penderita, tetapi cegah hipotermia, dan mencari lokasi jejas
Airway
Airway dan ventilasi adalah prioritas pertama pada semua

penderita trauma.

Kematian dini karena masalah airway dapat disebabkan oleh :


1. Kegagalan mengetahui adanya kebutuhan airway

2. Ketidakmampuan membuka airway

3. Kegagalan mengetahui adanya airway yang dipasang secara keliru

4. Perubahan letak airway yang telah dipasang

5. Kegagalan mengetahui adanya kebutuhan ventilasi

6. Aspirasi isi lambung.


Tanda tanda objektif sumbatan airway :
1. Lihat ( Look )
2. Dengar ( Listen )
3. Raba ( Feel )
Look (Lihat)
Agitasi

Memberi kesan adanya hipoksia

Penurunan kesadaran

Memberi kesan adanya hiperkarbia

Sianosis

Menunjukkan hipoksemia karena kurangnya oksigenasi

Retraksi dan penggunaan otot otot nafas tambahan


Listen (Dengar)
Sumbatan partial pada faring/laring :

Snoring (mendengkur)

Gurgling (berkumur)

Crowing sound (bersiul)

Stridor

Sumbatan pada laring

Suara parau (hoarseness, disfonia)

Penderita yang melawan dan berkata kata kasar (gaduh gelisah) mungkin

mengalami hipoksia, tidak boleh dianggap karena keracunan/mabuk.


Feel (Raba)
Lokasi trakea
Tentukan dengan cepat apakah trakea berada di tengah
Pengelolaan
A. Teknik teknik mempertahankan Airway
1. Chin lift
2. Jaw thrust
3. Airway oropharyngeal
4. Airway nasopharyngeal
Chin lift
FLEKSI
Posisi kepala fleksi,
jalan nafas buntu

EKSTENSI

Jalan nafas bebas karena


kepala diposisikan ekstensi
dengan Head tilt, Chin lift
Jaw thrust
Dengan kedua tangan kita
dagu korban diangkat sehingga
deretan gigi rahang bawah berada
didepan deretan gigi rahang atas
Airway oropharyngeal
Airway oral disisipkan di dalam mulut di balik lidah
dengan menggunakan spatula lidah untuk menekan
lidah, lalu menyisipkan airway tersebut ke belakang
(alat tidak boleh mendorong lidah ke belakang).
Airway nasopharyngeal
Biasanya dilakukan pada penderita dengan respon airway
yang masih baik, karena lebih kecil kemungkinanya
merangsang muntah.
Bila ujung dari pipa nasofaring tampak di orofaring posterior,
alat ini dapat menjadi sarana yang aman pada penderita
dengan patah tulang wajah.
B. Airway Definitif
Ada 2 cara yaitu:
- Intubasi Orotracheal atau Nasotracheal
- Krikotiroidotomi
Pemasangan airway definitif didasarkan pada penemuan -
penemuan klinis :
Adanya apneu
Tidak mampu mempertahankan airway
Melindungi airway bagian bawah dari aspirasi
Ancaman segera / bahaya potensial sumbatan airway
Cedera kepala tertutup ( GCS 8 )
Kegagalan oksigenasi menggunakan masker wajah
BREATHING
Airway baik ventilasi belum tentu baik
Ventilasi baik fungsi paru, dinding dada, diafragma
Ventilasi terganggu :
Sumbatan airway
Gangguan pergerakan napas (ventilatory mechanism)
Depresi SSP
Trauma langsung pada dada disertai patah tulang iga rasa sakit setiap kali
bernapas sehingga menyebabkan pernapasan cepat, dangkal dan hipoksia.
Penderita usia lanjut dan penderita penyakit paru mempunyai resiko gagal
napas bahkan sebelum trauma.
Cedera intrakranial pola pernapasan abnormal dan
gangguan ventilasi
Cedera servikal pernapasan diafragmatik
kebutuhan O2 tidak tercukupi
Transeksi total servikal (masih menyisakan n.
phrenicus) pernapasan abdominal dan kelumpuhan
otot-otot intercostal
Gangguan ventilasi yang harus dikenali saat primary survey :

Tension pneumo-thorax

Flail chest dengan kontusio paru

Open pneumothorax
Gangguan ventilasi yang harus dikenali saat secondary survey :

Hemato-thorax

Simple pneumo-thorax

Patahnya tulang iga

Kontusio paru
CIRCULATION

Tiga penemuan klinis yang menentukan keadaan hemodinamik :


Tingkat kesadaran
blood volume turun perfusi otak berkurang
penurunan kesadaran (namun tidak sebaliknya)
Warna kulit
wajah pucat keabu-abuan dan kulit ekstremitas yang pucat
hipovolemia
Nadi
periksa nadi yang besar seperti arteri femoralis atau arteri
carotis ukur kekuatan nadi, kecepatan dan irama
Disability (evaluasi neurologis)
Yang dinilai adalah tingkat kesadaran dan ukuran serta reaksi
pupil
Cara sederhana menilai tingkat kesadaran:
- Penilaian GCS
Penurunan kesadaran disebabkan oleh :
- Penurunan oksigenasi ke otak
- Penurunan perfusi ke otak
- Trauma langsung pada otak
- Alkohol
Exposure / Kontrol Lingkungan

Pasien harus dibuka semua pakaiannya tapi tetap


dipertahankan agar penderita tidak kedinginan.
Harus dipakaikan selimut hangat, ruangan cukup
hangat dan diberi cairan IV yang sudah dihangatkan.
TERIMA KASIH

Das könnte Ihnen auch gefallen