Sie sind auf Seite 1von 23

PELATIHAN KADER DASAR

PMII RAYON FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Insan Ulul Albab Dalam Bingkai Aswaja

BERSAMA:
MUHAMAD ADI TRISNA WAHYUDI
SABTU, 23 APRIL 2016
AHLUS SUNNAH WAL-JAMAAH
Bagaimana perjalanan Aswaja hingga sampai
tanah air ?
Apa yang ada dibenak kalian tentang pemahaman
Aswaja ?
Di PMII aswaja di fungsikan sebagai apa ?
Bagaimana keadaan yang seharusnya dengan
sebenarnya terjadi di lapangan ?
Masihkah relevan aswaja di era sekarang ?
Bagaimana pola sikap Aswajais PMII ?
Bagaimana konsepsi yang mendasar kaum
aswajais ?
Bagaimana cara penerapanya ?
AKU...
Muhamad Adi Trisna Wahyudi Bin Moch. Saifudin S.Pd
Sekarang :
1. Manajemen Dakwah, Semester VIII UIN Sunan Ampel
surabaya (2012-2016)
. Dahulu :
1. MAS Madrastul Quran TBI Jombang (2009-2012)
2. SMP Al-Furqon MQ TBI Jombang (2007-2009)
3. SMPN 1 Tg. Raja Ogan ilir Palembang (2006-2007)
4. SDN 06 Tg. Raja Ogan ilir Palembang (2000-2006)
5. TK Aisyah Tg. Raja Ogan ilir Palembang (1999-2000)
PERNAH MENJADI
2012-2013 ;
1. Pendiri & Ketua FDK (Studi Club) (MD 1)
. 2013-2014 :
1. Ketua angkatan Lakmud IPNU (PC. IPNU Surabaya)
2. Anggota Dev. Aspirasi Mahasiswa (SEMA FDK)
3. Anggota Dev. Agama dan Sosial (PMII Rayon Dakwah)
. 2014-2015 :
1. Anggota Dev. Agama dan Sosial (DEMA FDK)
2. Koord. PSDM (KMB)
. 2015-2016 :
1. Koord Dev. Agama dan Sosial (PMII Rayon Dakwah)
2. Koord Dev. Agama dan Sosial (DEMA FDK)
3. Kordes Kel. 09 (KKN PAR UINSA)
HANYA AKU DAN TUHANKU YANG
BISA MENJAJAH-KU
KH. Musthofa Bisri (Gus Mus)
PENGERTIAN ASWAJA
Kataahlun, ahlu atau ahli, berarti kaum atau golongan.
Kataassunnahartinya tingkah laku, kebiasaan, ucapan,
perbuatan atau sikap Nabi saw. Sama persis dengan arti
hadits, bahkan ada pendapat bahwa assunnah lebih
mendalam dari pada hadits, yaitu sikap yang berulang-ulang
menjadi kebiasaan atau karakteristik.
Katawaatauwaladalah kata sambung, berarti "dan".
Kataaljamaah, semula berarti kelompok. Dalam hal ini
pengertiannya sudah mengkhusus menjadi kelompok sahabat
Nabi. Istilah sahabat Nabi artinya sudah mengkhusus pula,
yaitu mereka yang beriman kepada Nabi dan hidup
sezaman atau pernah berjumpa dengan beliau.
ANALISIS ASWAJA
Kataassunnahdalam arti sempit hanya mencakup hadits, belum
mencakup al-Quran, sumber pertama dan utama dari ajaran Islam. Tetapi
kalau diingat bahwa Nabi Muhammad saw sebagai utusan Allah tidak
pernah seujung rambut pun berbeda sikap dengan firman Allah (al-
Quran), maka dapat dipastikan bahwa mengikuti assunnah pasti
mengikuti al-Quran. Bahkan al-Quran itu dapat sampai kepada kita
melalui beliau. Jadiahlussunnahpastiahlul Quran, tidak bisa lain.
Kataaljamaahberarti para sahabat, terutama sahabat terkemuka.
Mereka adalah orang-orang paling dekat dan selalu bersama Nabi.
Mereka bukan saja membaca atau mendengar sesuatu hadits, tetapi juga
menghayati sesuatu yang tersirat pada hadits karena para sahabat,
terutama sahabat terkemuka mengetahui: sebab musabab sesuatu
hadits timbul, situasi pada saat timbul sesuatu hadits, dan hubungan
sesuatu hadits dengan hadits yang lain, dengan ayat al-Quran, dengan
kebiasaan atau tingkah laku Nabi sehari-hari dan sebagainya
Jadi, ahlussunnah wal jamaahialah golongan yang berusaha selalu
berada pada garis kebenaran assunnah wal jamaah.
Secara sederhana dan mudah, ahlussunnah wal jamaahadalah
golongan yang paling setia kepada Nabi Muhammad saw.
SEJARAH SINGKAT ASWAJA DARI MASA KE
MASA
Masa Nabi
Isyarat tentang faham aswaja telah disinyalir oleh nabi dengan beberapa sabda beliau, tentang
perpecahan umat, hingga beliau menyuruh untuk berpegang teguh kepada ajaran beliau dan para
sahabatnya.
Masa Sahabat
Di masa sahabat mulailah muncul kaum-kaum ekstrimis yang menjadi faktor utama yang
menyebabkan perbedaan, pemisahan/perpecahan, dan penyimpangan ialah dengan
sikap tatharruf atau ekstrimisme yaitu berlebih-lebihan didalam memegang pendirian atau melakukan
sesuatu perbuatan. Sebagaimana adat dunia, tiap ada yang berlebihan ke kanan, biasanya timbul
pihak yang berlebihan ke kiri ketika prosesi tahkim/arbitrase (Syiah vs khowarij) yang galau jadi
murjiah/ mengembalikan kepada allah.
Masa Tabiin
Al-hasan bin yasar al bashri (21-110 H/642-728 M) jarak masa dengan Sahabat ali bin abi thalib (600-
661 M), beliau mengusir abu huzaifah washil bin atha al-gazzal al-altsag (80-131 H) dari majlisnya
setelah menampakkan pemahaman yang melenceng dari ahlus sunnah.
Masa ulama
Masa abu al-hasan al-asyari (260-330H/873-947M) suku qathan, yaman, putra tiri abu ali
al-jubai (235-303H/849-916M) yang mendidik imam asyaari dalam teologi mutazilah.
Namun imam asyari akhirnya keluar dari mutazilah diusia 40 tahun.
Abu mansur muhamad bin muhamad din mahmud al maturidi samarqand, (205-247 H/820-
861 M) beliau sangat banyak sekali gelar tentang ke ahlussunnahanya, dan sering
membantah pendapat mutazilah, kaum mujasimah (Meserupakan allah dg makhluk),
faham jabariyah (Fatalistik).
Masa kiyai nusantara
Syaikh ahmad khatib sambas (1803-1875) kalimantan Barat, pengarang kitab Fathul Arifin
yang berisi racikan perpaduan tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah, selanjutnya syaikh
nawawi banten (1813-1897) beliau tergolong mujtahid madzhab yang murid-muridnya
penganut madzhab syafii, syaikh mahfudz termas (w. 1919), Syaikhona Kholil
Bangkalan(1819-1925), syaikh ihsan muhamad dahlan (1901-1925) di lanjutkan KH.
Hasyim Asyari (tebuireng) dan kiyai NU lainya.
Sumber Refrensi, Pengantar sejarah aswaja ( Ust. M . Idrus Ramli) dan Al-milal wa
nihal (Imam abdul karim As-syahrasytani), Tasawuf sebagai kritik sosial (Prof.Dr.Kh.
Said Aqil Siradj)
IJTIHAD DAN MADZHAB
Ijtihad adalah usaha yang diperintahkan oleh agama Islam
untuk mendapat hukum sesuatu yang tidak ada nash
sharihdanqath'iydalam al-Quran dan hadits.
Ijtihad dilakukan dengan beberapa metode, yang paling
terkenal adalah cara
1.qiyas atau analogi
2.ijma'atau kesepakatan para ulama mujtahidin.
. Hasil berijtihad yang berwujud pendapat hukum itulah yang
disebut madzhab yang asal artinya tempat berjalan.
. Hasil ijtihad atau madzhab seorang mujtahid biasanya
diterima dan diikuti oleh orang lain. Sementara orang lain
yang tidak berkemampuan berijtihad sendiri yang menerima
dan mengikuti hasil ijtihad disebut bermadzhab kepada
mujtahid tersebut.
. Ibaratnya yang berijtihad adalah produsen dan yang
bermadzhab adalah konsumen.
PERSYARATAN BER-IJTIHAD
Memiliki kemampuan ilmu agama dengan al-Quran
dan Hadits dan segala kelengkapannya seperti bahasa
Arab, tafsir, tawil dan lain-lain.
Kemampuan menganalisis, menghayati, dan
menggunakan metode kaidah yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Semuanya dilakukan atas dasar akhlak atau mental
yaitu keikhlasan mengabdi kepada Allah untuk
mencari kebenaran, bukan sekedar mencari-cari
argumentasi untuk membenar-benarkan
kecenderungan selera dan nafsu atau kepentingan
lainya.
BERMADZHAB, TAKLID DAN ITTIBA
Bermadzhab sering disebut dengan bertaklid. Pengertian taklid
janganlah digambarkan seperti kerbau yang dicocok hidungnya,
taklid itu buta, atau membuta tuli tanpa ada kesempatan
menggunakan akal pikiran, tanpa boleh mempelajari dalil al-Quran
dan al-Hadits.
Pada permulaanya memang demikian untuk setiap pelajaran yang
diberikan oleh ulama, kiyai, serta guru yang harus diterima dan
diikuti. Namun untuk seterusnya muslim dianjurkan untuk
mempelajari dalil dan dasar pelajaran tersebut baik dari al-Quran
maupun Hadits.
Bermadzhab bukanlah tingkah laku orang bodoh saja, tetapi
merupakan sikap yang wajar dari seorang yang tahu diri. Ahli hadits
paling terkenal, Imam Bukhari masih tergolong orang yang
bermadzhab Syafi'iy. Jadi, ada tingkatannya dalam bermadzhab.
Makin tinggi kemampuan seseorang, makin tinggi tingkat
bermadzhabnya sehingga makin longgar keterikatannya, dan
mungkin pada akhirnya berijtihad sendiri.
Sedangkan untuk muslim dianjurkan Ittiba'yakni salah satu tingkat
bermadzhab atau taklid yang lebih tinggi sedikit, ittiba'tidak
diwajibkan, melainkan sekedar anjuran saja.
PENDEKATAN MANHAJ DAN MADZHAB
Manhaj Madzhab
1. Pendekatan Metodis 1. Pendekatan Ideologis
2. Eksperimental 2. Doktriner
3. Fleksibel 3. Baku/kaku
4. Proses 4. Produk
5. Paradigmatis/berfikir 5. Teoritis/hasil
6. Abstrak pemikiran
7. Bersikap 6. Konkrit
7. Bertindak
DARI MADZHAB KE MANHAJ
Di PMII aswaja berada pada dua posisi pertama, Madzhab yang
bersifat paten, kaku, dan tidak bisa diotak-atik, kedua,Manhaj yang
bersifat metode berfikir hingga bertindak, PMII Memandang perlu
adanya perubahan dalam menyikapi suatu realitas sosial dalam
rangka memperkaya khasanah aswaja, maka PMII memposisikan
aswaja sebagai metode berfikir (manhaj fikr) sehingga dalam
menjalankan suatu sikap PMII menyesuaikan keadaan zaman, karena
pemahaman agama, islam itu solihun fi kulli zamani wal makan
Sebagai metode pemahaman dan pemikiran (Manhaj) yang murni,
aswaja mengaktualisasikan diri sebagai pembangun peradaban,
tradisi dan kebudayaan yang konstruktif ( Amar bil makruf ) atas
dasar prinsip keagamaan dan kemanusiaan, Sehingga dapat
mewujudkan
1. Tegaknya HAM (al-mabadi al khomsah). Hifdud diin, hifdun nafsi,
hifdun nasl wal iradl, hifdul aqli, hifdul maali,
2. Darul mafasid muqodamun ala jalbil masholih. Mencegah pada
kerusakan diutamakan daripada mendatangkan kebaikan.
3. Al muhaafadhotu ala qodimis sholih wal akhdu bil jadiidil ashlah.
Budaya lama yang masih relevan dijaga dan dilestarikan. Sementara
budaya baru di terima setelah melalui penyaringan dan penyesuian
JAMAAH VS FIRQOH

JAMAAH FIRQOH
1. Kelompok besar 1. Kelompok kecil
(Mayoritas) (Minoritas)
2. Bersatu 2. Berpecah
3. Berselisih 3. Bertengkar
faham/khilafiyah /mengkafirkan
4. Saling 4. Saling meyalahkan
menyempurnakan 5. Mudah tersesat
5. Tidak akan tersesat 6. Menodai islam dengan
6. Mewarnai islam dengan ektremis beragama
kasih sayang 7. Sedikit bisa jadi satu
7. Banyak ulama imam mujtahid saja,
mujtahidnya bahkan belum mencapai
taraf mujtahid, masih
merasa saja.
POLA SIKAP KAUM ASWAJAIS PMII
Aswaja sebagai pemahaman keagamaan (Manhajul fikr)
dengan metode komprehensif yang memadukan antara
wahyu dan akal yang mencakup seluruh aspek kehidupan
dengan pengambilan sikap moderasi (Taswassuth), menjaga
keseimbangan (Tawaazun), Toleransi (Tasaamuh) dan Berlaku
Adil (Taadul) metode pemahaman dan pemikiran ini lahir
dari dialektika sejarah pemikiran dan gerakan yang intens
serta proporsional antara faham keagamaan dan
kemanusiaan. Sehingga lahirlah konsep pola sikap Kaum
aswajais yang dirumuskan oleh sahabat PMII Rayon dakwah
pada sekolah aswaja masa gerak 2015-2016. hasilnya
sebagai berikut :
Sikap Moderasi (Taswassuth)
Sikap ini dilakukan di dimensi pemikiran dan aliran
keagamaan, ketika berfikir tidak ekstrem baik ke kiri maupun
ke kanan, ketika menjalankan perintah agama tidak terlalu
ekstrem dan sesuai batas kemampuanya saja.
Sikap Menjaga Keseimbangan (Tawaazun)
Sikap ini dilakukan di dimensi ukuran (Fastabiqul Khoirot), dalam
mencari ilmu tidak mengganggu ibadah sholat seperti ketika kajian,
rapat tidak boleh mengganggu waktu sholat, dalam berkegiatan
organisasi tidak boleh mengganggu kewajiban kuliah dan semuanya
itu harus berjalan seimbang dan saling melengkapi (Kaffah).
Sikap Toleransi (Tasaamuh)
Sikap ini di lakukan di dimensi Relational/Hubungan, dua hal
bertentangan yang tidak bisa dipersatukan namun dalam rangka
berjalan berdampingan dan bersandingan, seperti amaliyah warga
NU dan Muhamadiyah, hubungan antar umat beragama baik islam,
kristen, hindu, budha, khonghucu semuanya berada dalam bingkai
NKRI, Bhineka tunggal ika, Pancasila dan UUD 45.
Sikap Berlaku Adil (Taadul)
Sikap ini dilakukan di dimensi Penempatan sesuatu pada tempatnya,
kalo benar didukung dan dibela, kalo salah dihukum , memberikan
perhatian pada kader bukan hatinya yang diberi, kalo sakit di
tinggalkan. Adzlam/Dzolim.
PRINSIP-PRINSIP ASWAJAIS
Musyawarah (Assyura)
Prinsip ini difungsikan untuk mengatasi masalah kelompok, baik
angkatan maupun PMII secara umum, dibicarakan bersama dalam
rangka mencari solusi bersama, faham sederhanya adalah tuhan
sudah terlalu sibuk jangan dibawa-bawa ke urusan sepele seperti ini,
bermusyawarahlah.
Kebebasan/Merdeka (Al-Hurriyah)
Prinsip ini difungsikan untuk pemahaman bahwa Setiap manusia
memiliki hak kebebasan baik dalam berfikir, berpendapat, berserikat
sesuai ketentuan yang berlaku, tidak boleh melarang bahkan
membatasi kebebasan hak manusia lainya
Persamaan Derajad (Al-musawah)
Prinsip ini difungsikan untuk tidak adanya lagi kelas-kelas sosial yang
ada dalam kelompok maupun masyarakat, karena pemahaman PMII
derajad dalam agama islam sama yang membedakan hanyalah
ketaqwaan terhadap Tuhan yang mahakuasa, selama sesuai etika
yang wajar dan sopan santun.
Konsepsi ini, mulai dari pola sikap hingga prinsip terinspirasi dari
tokoh Pluralisme dan guru bangsa kita yakni KH. Abdurrahman
wahid/ Gusdur.
ISLAM DAN AJARAN MENYEMESTA
Ketika berbicara islam bukan hanya sekedar berjenggot, berjubah,
bertasbihan (alat dzikir), membaca al-quran, berpuasa, sholat 5
waktu, qiyamul layl dsb. Melainkan kadar kedalaman dalam
memahami agamapun harus imbang, yatafaqqohu fiddin, substansial
beragamapun wajib di pelajarai, agar agama islam bukan hanya label
saja, simbolis.
Kisah seorang bani tamim namnya dzul khuwaisir/ah yang menuntut
nabi berbuat adil dalam pembagian hasil rampasan perang hunain dan
thaif, Sabda nabi sayakunu badi min ummati qoumun yaqrounal
quran, wala yatajawazu halaqimahum, hum syarrul khalq wal khaliqah
. Suatu saat nanti akan muncul sekelompok kecil dari ummatku
membaca al-quran, tetapi tidak mendapat substansiya, mereka itu
sejelek-jelek makhluk di dunia ini ( Sahih Muslim hal. 650).
Islam bukanlah sekedar agama simbolis yang memaknai tekstual al-
quran bahkan hadis, Senada dengan statement Prof. Dr Quraisy shihab
bahkan nabipun menjaminan dirinya masuk syurga
Nabi di turunkan sesuai ayat, bukan hanya untuk islam saja melainkan
seluruh alam seisinya, Wa maa arsalnaaka illa rohmatallil aalamiin (al-
ambiya 107)
REFLEKSI ASWAJA PMII
Pergerakan, berasal dari kata dasar gerak ( maju, mundur, kanan, kiri),
semuanya adalah benar, namun konteks aswaja disini adalah fastabiqul
khoirot berlomba-lomba dalam mencapai kebaikan baik untuk individu
maupun sosial, soleh secara individu dan berjamaah.
Mahasiswa, Maha-siswa, maha = tinggi dan siswa = orang yang sedang
menempuh pendidikan formal di institusi-institusi pendidikan baik swasta
maupun negeri, sedang mahasiswa adalah orang menempuh pendidikan
di institusi pendidikan tinggi dalam rangka meraih kesarjanaan dan
pengalaman teoritis dan praktis, sedangkan aswaja memandang seorang
mahasiswa hendaknya menyeimbangkan antara akedemisi dan aktivis
dalam organisasi, ukuranya IPK dan pengalaman/skill dalam organisasi.
Islam, merupakan agama yang membawa misi penyempurna agama-
agama sebelumnya dengan mengutamakan pendidikan moralitas dan
akhlak umat manusia sebagai bentuk rahmatal lil alamin, agama islam
tidak hanya simbol-simbolnya aja yang di tonjolkan melainkan subtansi
beragamapun diutamakan.
Indonesia, dahulu namanya nusantara yang memiliki arti negeri pulau, di
dalamnya terdapat banyak sekali pulau yang mana disetiap wilayah
memiliki banyak budaya setempat yang menjujung tinggi adat istiadat
yang meliputi tari-tarian, bentuk bangunan, pakaian, makanan, cara
berkomunikasi/bahasa, cara berkeyakinan dsb.
KESIMPULAN
perjalanan Aswaja hingga sampai tanah air sangatlah
panjang sesuai pemaparan tadi, masa nabi, sahabat,
tabiin, ulama, kiyai nusantara, satu catatan dalam
mempelajari sejarah hendaklah diutamakan menggunnakan
metode ilmiah, guru yang memiliki sanad dan buku-buku
bacaan yang dapat dipertaggung jawabkan secara ilmiah.
Aswaja merupakan cara beragama yang sangat sempurna
karena secara langsung kita mempelajari intisari islam
bersumber langsung kepada utusan Allah, baik secara
intelektual, emosional, hingga tingkat spiritualitas.
Di PMII aswaja di fungsikan sebagai landasan paling
fundamental yakni basis ideologis sesuai harapan luhur
penciptanya yakni ke 13 sahabat. Mulanya aswaja di
fungsikan sebagai madzhab, selepas itu sebagai manhajul
fikr wa manhajul taghoyur wal ijtimai.
Keadaan yang seharusnya dengan sebenarnya
terjadi di lapangan aswaja hendaknya
seimbang, sebab aswaja bukan hanya angan-
angan yang suci dan murni semata, melainkan
kita harus mepelajarinya dan menjalankanya.
Aswaja di era sekarang sangatlah relevan
sebab aswaja sangatlah menentukan
Bagaimana pola sikap ber-PMII yang baik dan
benar dan sebagai konsepsi yang mendasar
dalam bermasyarakat di bumi pertiwi yakni
indonesia.
PERJUANGANLAH YANG
MEMBUAT HIDUPMU BER-ARTI

( Kang Trisna)

Terima-Kasih....

Das könnte Ihnen auch gefallen