t

i
o
n
s

t
h
e
n ORGAN SENSORIS
a
r
e

a Dr. H.Yan Effendi Hasjim, DAHK

m
p
2015
l
i
f
i
e
d
PENDAHULUAN

AGAR FUNGSI TUBUH NORMAL, SEIMBANG, PERLU INFORMASI (STIMULUS)

SITUASI LINGKUNGAN (INTERNAL & EKSTERNAL)

STIMULUS DI TANGKAP ORGAN RESEPTOR KHUSUS, SENSE ORGAN (KHUS

YANG DI KEPALA, DISEBUT SPESIAL SENSE ORGAN)
1. MATA, FOTORESELTOR, STIMULUS CAHAYA
2. TELINGA, AUDIO RESEPTOR, STIMULUS BUNYI
3. HIDUNG, SENSASI AROMA, CHEMORESEPTOR STIMULUS BAU
4. ALAT KECAP LIDAH, SENSASI RASA, STIMULUS KECAP
5. ORGAN SENSORIS KULIT, SENSASI TEKAN, RABA, SUHU,

DASAR JENIS STIMULUS YANG DIRESPON:

1. KEMORESEPTOR, STIMULUS KIMIS (HIDUNG, LIDAH)
2. MEKANORESEPTOR, STIMULUS FISIK (KULIT, TELINGA)
3. PHOTORESEPTOR, MERESPON STIMULUS CAHAYA (MATA)
 FUNCTIONAL ORGANISATION OF NERVOUS SYSTEM

CENTRAL
NERVOUS SYSTEM ANATOMICAL

PERIPHERAL
NERVOUS SYSTEM

motor
(efferent)
component, sensory (afferent) FISIOLOGICAL
CNS, transmits component, receives
impulses to transmits impulses to
the CNS
EFFECTORS.
RECEPTORS
JALAN SYARAF YANG DILALUI
1. KOMPONEN MOTORIK (EFFEREN)
2. KOMPONEN SENSORIK (AFFEREN)

1. SOMATIC
1. GENERAL SOMATIC AFFERENT PATHWAYS (EXTERNAL STIMULI)
RUANG DAN GERAKAN .
MECHANORECEPTOR (TEMPERATUR, SENTUHAN, TEKANAN, SAKIT
(SKIN)
2. SPECIAL SOMATIC AFFERENT PATHWAY (EXTERNAL STIMULI)
CAHAYA (EYE)
SUARA (EAR)
2. VISCERAL
1. GENERAL VISCERAL AFFEREN STIMULI (autonomic pathway)
DALAM ORGAN VICSERAL (VISCERAL AFFERENT AUTONOMIC
SYSTEM)
2. SPECIAL VISCERAL AFFERENT MODALITY. (VISCERAL/INTERNAL
STIMULI)
TTASTE BUD (LIDAH)
REGIO OLFACTORIA (CAVUM NASI)
 Sources and Pathways

1. General somatic 2. Special somatic

afferent pathways afferent pathways

3. Special visceral
afferent modality
near the body surface
SKIN,
EYES
EARS viscera of respiratory
& digestive,

temperature, LIGHT (sense of vision) SMELL

touch, SOUND (sense of hearing) TASTE
pressure,
pain,
BENTUK STIMULI
1. PROPRIOSEPTOR
RESEPTOR MEKANISME VESTIBULAR, CRISTA AMPULARIS & MACULA
(BALANCE)
KHUSUS UNTUK RANGSANG YG BERHUBUNGAN DENGAN MOTION
VECTORS DALAM KEPALA
INFORMASI SADAR TTG GERAKAN UNTUK NGOREKSI KESEIMBANGAN
TELINGA DALAM
2. EXTEROCEPTORS
KHUSUS UNTUK RANGSANG CAHAYA (EYE/RETINA) DAN SUARA
(EAR/ORGANON CORTI),
KHUSUS MELALUI AFFEREN SOMATIK
3. INTEROCEPTORS
KHUSUS UNTUK RANGSANG BAU DAN RASA
AKHIRAN SYARAF DI VISCERA RESPIRASI (REGIO OLFACTORY)
VISCERAL AFFERENT KHUSUS
DI VISCERA SISTIM DIGESTIF (TASTE BUDS)
EYE
OBJEKTIF

HISTOFISIOLOGI MATA
ORGANISASI DAN STRUKTUR MATA
SISTEM REFRAKSI
SISTEM AKOMODASI VISUS
KOMPONEN ESESORI MATA
HISTOFISIOLOGI MATA

MEKANISME MELIHAT
PANTULAN CAHAYA DARI OBJEK MASUK
MATA (PUPIL, DIAPHRAGMA IRIS)
MELALUI MEDIA OPTIK (CORNEA, HUMOR
AQUOEOUS,LENSA, HUMOR VITREOUS)
FOTORECEPTOR RETINA
DI RETINA; BAYANGAN REAL, TERBALIK, LEBIH
KECIL IMPULS DITERUSKAN OLEH N OPTIKUS
KE SENTRA PENGLIHATAN (LOBUS OKSIPITAL)
KESAN BAYANGAN SESUAI ASLINYA,
PEMBALIKAN BAYANGAN DI PUSAT OPTIK
(UKURAN, BENTUK, WARNA, PEMBALIKAN
BAYANGAN)
PERSEPSI BAYANGAN (BENTUK, GELAP TERANG,
WARNA)
ORGANISASI DAN STRUKTUR MATA

1. KOMPONEN DINDING MATA (ORBITA) 3 LAPIS :

1. TUNICA FIBROSA, SCLERA,CORNEA
2. TUNICA VASCULOSA, CHOROID, CORPUS
CILIARIS, IRIS
3. TUNICA NERVOSA, RETINA

2. KOMPONEN OPTIK , JALAN SINAR

1. CORNEA
2. HUMOR AQUEOUS (CAMERA OCCULI
ANTERIOR)
3. LENSA MATA
4. HUMOR VITREOUS (CAMERA OCCULI
POSTERIOR)

3. KOMPONEN ASSESORI
1. CILIA
2. PALPEBRA
3. GLD. LACRIMALIS
DINDING BOLA MATA

1. TUNICA FIBROSA : FIBROUS

2. TUNICA VASCULOSA : VASVCULAR & PIGMENTED
3. TUNICA NERVOSA : RETINA

RETINA

1. CHOROID
2. CORPUS CILIARIS
3. IRIS

1. CLERA
2. CORNEA
UNICA FIBROSA;
ORNEA
TRANSFARAN, AVASCULAR,
AKHIRAN SYARAF >>
LEBIH TEBAL DARI SCLERA
MIKROSKOPIS 5 LAPISAN

1. EPITHELIUM CORNEA
2. MEMBRANA BOWMAN,S
3. STROMA CORNEA
4. MEMBRANA DESCEMETI
5. ENDOTHELIUM CORNEA
EPITHELIUM CORNEA
LANJUTAN CONJUNCTIVA (MEMBRAN
MUCOSA)
SKUAMOUS KOMPLEX NONCORNIFIKASI, 5-7
LAPIS
SEL SUPERFISIAL LEBIH BESAR, MIKROVILLI,
ZONULA OCLUDANS.
INNERVASI >> AKHIRAN SYARAF BEBAS
KEMAMPUAN MITOSIS KUAT TURNOVER 7
HARIAN.
DAMAGE, CEPAT REPAIR
TRANFER ION DAN AIR DARI STROMA
 ULKUS CORNEA, REPAIR BAIK SEMPURNA SELAGI
TIDAK MENEMBUS MEMBRAN DESCEMETI
REFLEX PALPEBRA PROTEKSI
NONVASCULAR, NUTRIEN DARI HUMOR AQUOUS,
O2 PERMUKAAN LUAR EPITHEL
OPERASI CORNEA SEMPURNA
MEMBRANA BOWMANY
LAMINA FIBRILLER, COLLAGEN I
HASIL SINTHESE EPITHLEIUM & SEL
STROMA (FIBROBLAST)
SYARAF MYELIN MELINTAS DAN
TERMINAL DI RUANG INTER SEL
EPITHEL EPITHELIUM

STROMA
LAPISAN PALING TEBAL (90%).
JARINGAN IKAT FIBROSA
LAMELLER, 200 250
NON VASCULAR
TRANSFARAN, MATRIX NGIKAT AIR >
MEMBRANA DESCEMETY
MEMBRANA BASALIS, TEBAL
MELINTAS SYARAF MYELIN
USIA MUDA HOMOGEN, TUA TAMPAK
CROSS STRIATTION

ENDOTHELIUM CORNE
EPITHEL SQUMOUS SIMPLE

SINTHESE PROTEIN MAINTENAN

MEMB. DESCETY
VESICULA PINOCYTOTIC, SODIUM
PUMP, TRANPORT (Na+) KE CAMERA
OCCULI ANTERIOR PASIVE DIIKUTI (Cl-)
& AIR.
RESORBSI CAIRAN DI DALAM STROMA
STROMA RELATIF DEHYDRASI
MAINTENAN KUALITAS REFRAKSI
CORNEA
SCLERA
2/3 POSTERIOR T. FIBROSA, OPAQ PUTIH.
LIMBUS TRANSISI CORNEA

JP. FIBROSA, HAMPIR NON VASCULAR

JALINAN COLLAGEN I + JALINAN SERABUT ELASTIKA
BENTUK ORBITA DAN DIPERTAHANKAN TEKANAN
INTRA ORBITA (HUMOR AQUOUS)
INSERTIO TENDOS MUSCULUS EXTRAOCCULAR
CAPSULA TENON:
SARUNG FASCIAL MENGCOPER N. OPTIC &
ORBITA.
MEMISAHKAN ORB DENGAN FAT PERIORBITAL,
DGN EPISCLERA, DIHUB LAPISAN TIPIS JP.
LONGGAR
 TUNICA VASCULOSA (UVEA)
CHOROID, CORPUS CILIARIS, IRIS

CEGAH HAMBURAN SINAR CAHAYA

SANGAT VASCULAR + LAPISAN PIGMEN GELAP (MELANOCYTES) WARNA
HITAM

1. EPICHOROID/SUPRACHOROID, MELEKAT
LONGGAR KE SCLERA
2. LAMINA VASCULOSA, VENOUS >>
3. LAPISAN CHORIOCAPLLARIS PENUH
NUTRIEN RETINA
4. MEMBRANA BRUCHS (LAMINA VITREA)
PEMISAH DARI RETRINA
PROCESSUS CILIARIS

JARI2 PENDEK, DITENGAN JP., DI LAPISI 2

LPS EPITHEL2 LPS EPITHEL, PIGMENTI
DAN NONPIGMENTI (BAGIAN RETINA)
HUMOR AQUOUS

ZONULA ZINNI, INSERTIO CAPSULLA

LENSA, LIGAMENTUM SUSPENSI
LENSA
ACCOMODASI
 ACCOMODASI

3 BUNDEL OTOT POLOS

1 MERENTANG CHOROID MEMBUKA
CANAL SCHLEM
2 MENEMPEL KE SCLERAL SPUR
KONTRAKSI ZONULLA RELAK,
LENSA CEMBUNG (PARASYMPATIS
NERVUS II)
RELAKSASI 3NYa ZONULA TEGANG
LENSA LEBIH PLAT
 HUMOR AQUOUS
PRODUKSI DAN DRAINASE

EPITHEL NONPIGMENTI
CAMERA POSTERIOR CO.ANTR.
MASUK ANYAMAN TRABEKULAR
CANALIS SCHLEMM LANGSUNG KE
SISTEM VENOUS (EPISCLERAL VEINS)
MENSUPLAI NUTRIENT DAN O2 LENSA
DAN CORNEA
HAMBATAN DRAINASE TEKANAN
INTRAOCCULER MENINGKAT
GLAUCOMA
IRIS
CONTRAKSI DIAPPHRAGMA (KONTROL PUPIL)

TERANG MYOSIS, GELAP MEDRIASIS

STRUKTUR
STROMA: JP SDKT VASCULAR,
FIBROBLAST >>, MELANOCYTES >>
M. DILATOR PUPIL
M. SPHINCTER PUPIL

M. DILATOR PUPIL , RADIAL (SIMPHATIS)

MEDRIASIS
M. SPHINCTER PUPIL, CONCENTRIS
(PARASYMPHATIS III) MYOSIS
SEL MELANOSIT (>> HITAM, SEDIKIT BIRU)
RETINA
(TUNICA NERVOSA)

BERKEMBANG DARI OPTIC CUP (INVAGINASI DIENCHEPHALON

LAPISAN LUAR, JADI LAPISAN PIGMENTED, MELAPISI SEMUA ORBITA
LAPISAN DALAM, JADI LAPISAN NEURAL, RETINA, STOP DI ORA SERRATA (10
LAPISAN)
10 LlAPISAN, ADA 3 TYPE NURON UTAMA
1. SEL PHOTORESEPTOR
2. SEL BIPOLAR
3. SEL GANGLION
 10 LAPISAN (from outside):

1 Pigment epithelium (pigmented layer)

2 Layer of rods and cones
3 External (outer) limiting membrane
4 Outer nuclear layer
5 Outer plexiform layer
6 Inner nuclear layer
7 Inner plexiform layer
8 Ganglion cell layer
9 Optic nerve fiber layer
10 Inner limiting membrane.
ZONA KHUSUS

DISKUS OPTIKUS
DINDING BELAKANG, TITIK OUT N.
OPTICUS, NO SEL PHOTORECEPTOR
BLID SPOT

MACULA LUTEA
ZONA PIGMEN KUNING MACULA LUTEA
YELLOW SPOT
>> SEL CONES
DI SENTRAL, OVAL DEPRESSI (FOVEA
CENTRALIS)

FOVEA CENTRALIS
AREA KHUSUS HANYA SEL CONES
AKUITAS VISUAL PALING BESAR
1. EPITHELIUM PIGMENTI
1. MENYERAB SINAR SSD LEWAT DAN MENSTIMULUS SEL
RECEPTOR, MENCEGAH REFLEKSI MENGGANGGU
FOKUS SINAR
2. KONTINUA MEMPHAGOSIT SISA DISKUS MEMBRRAN
SEL ROD
3. BERPERAN AKTIF DALAM VISUS DENGAN ESTERIFIKASI
DERIVAT VIT. A DALAM SER.

CUBOID-COLLUMNAR, NUCLEUS DI BASAL,

MELEKAT KE MEMB.BRUCHS
APIKAL, MIKROVILLI DAN STRUKTUR SEPERTI
LENGAN BAJU MEMBUNGKUS MASING2 SEL
PHOTORESEPTOR (INTERDIGITATION)
SITOPLASAM DI APIKAL GRANUL ERISI RESIDU
PHAGOSIT
 2. LAPISAN SEL ROD & CONES

100 - 120 JUTA RODS, HANYA 6 JUTAAN

CONES.
RODs CAHAYA REMANG,
CONES CAHAYA TERANG & VISUS WARNA
CONES SANGAT CENSENTRASI DI FOVEA
APICAL (OUTER SEGMENT)
SPESIFIK DENDRIT

DIBUNGKUS SEL EPITHELIUM PIGMENTI

BASAL MEMBENTUK SYNAPSIS DGN LAPISAN
BIPOLAR
RODS SEGMEN LUAR
AKHIRAN DENDRIT,
BERATUS LAMELLA MEMBRAN PIPIH
INVAGINASI PLASMALEMMA DILEPAS
DARI PERMUKAAN SEL, (DISKUS )
RHODOPSIN (VISUAL PURPLE), PIGMENT
SENSITIF SINAR
SEGMEN LUAR ROD > CONES . ROD LEBIH
BANYAK RHODOPSIN,
RESPON LEBIH LAMBAT DARI CONES

SEGMEN DALAM
PROTEIN DIPRODUKSI KE SEGMEN LUAR
DISKUS, PINDAH KE APIKAL SEGMEN LUAR
DIBUNGKUS SEL PIGMENTI DI
PHAGOSIT
CONES

PERSEPSI CAHAYA TERANG DAN WARNA

3 TYPE SELS, MASING2 DGN PHOTOPIGMENT IODOPSIN DENGAN VARIASI TYPE
MASING2 SENSITAS MAKSIMAL UNTUK 1 WARNA: SPEKTRUM RED, GREEN, BLU

STRKTUR = ROD, KECUALI:

OUTER SEGMEN LEBIH CONUS
DISKUS, LAMELLA DARI PLASMALEMMA DAN
LEKAT KE PLASMA MEMBRAN (ROD
LEMPENG TERLEPAS DARI PLASMA
MEMBRAN)
PROTEIN TERSEBAR DI SELURUH DISKUS
(RODS TERKONSENTRASI DI DISKUS DISTAL)
VASKULARISASI RETINA

2 SUMBER
1/3 LUAR DARI CAPILLARE CHOROID
2/3 DALAM DARI ARTERI-VENA
CENTRALIS RETINAE
CAMERA OCULI & CAIRAN

SEGMEN ANTERIOR
COA & COP
HUMOR AQUOUS
TERUS MENERUS DIPERBAHARUI
DIBENTUK DARI FILTRAT DARAH
NUTRIENT & O2 LENSA & CORNEA

SEGMENT POSTERIOR (CAVITAS)

HUMOR VTREOUS
CLEAR, JELLY-LIKE
MENERUSKAN CAHAYA
SUPORT PERMUKAAN POSTERIOR LENSA
MAINTENAN TEKANAN INTRAOCULAR
LENSA, ZONULA FIBER, MUSCULUS CILIARIS

LENSA
TRANSPARAN HOMOGEN, BICONVEK
ANTERIOR LEBIH TEBAL
REFRAKSI CAHAYA , ACCOMODASI FOKUS KE
RETINA
DIFIKSASI OLEH ZONULA CILIARIS

CORPUS VIREOUS (Vitreous Body)

TRANPARAN, GELY REFRACTIL, MENISI VITREOUS
CAVITY
99% AIR, ELEKTROLIT <<, COLLAGEN,
HYALURONIC ACID
CANAL HYALOID: (FETUS CANAL KECIL DIISI
ARTERI HYALOID), SEPANJANG VITREOUS
(POSTERIOR LENSA DISKUS OPTICUS)
1. CAPSULA LENSA
LAMINA BASALIS, >> COLLAGEN IV +
GYICOPROTEIN

2. EPITHELIUM SUBCAPSUL
HANYA ANTERIOR & LATERAL, SELAPIS CUBOID
EQUATOR, COLLUMNAR DAN MEMANJANG

3. LENS FIBERS
LENS FIBERS , DIFFERENSIASI EPITHELIUM
SEL HEXAGINAL, INTI & ORGANELA HILANG,
TERUS MEMANJANG SAMPAI (PROSES MATURASI
KONTINYU SEPANJANG HIDUP)
BERISI CRYSTALLINS PROTEIN LENSA
MENINGKATKAN INDEX REFRAKSI SERABUT LENSA
MATA = ORGAN PHOTOSENSORIS
PROSES MELIHAT

CAHAYA, REFLEX PUPIL MENGATUR

INTENSITAS,
STRUKTUR REFRAKSI (CORNEA, LENSA,
HUMOR AQUOUS, HUMOR VITREOUS)
ACCOMODASI, FOKUS KE RETINA
SEL PHOTO SENSITIF (RODS & CONES)
MENGUBAH GELOMBNAG CAHAYA MEJADI
IMPULS (SENSASI CAHAYA)
VIA NERVUS OPTICUS KE PUSAT
PENGLIHATAN (BRAIN)
SADAR ATAS SENSASI BENTUK, WARNA,
GELAP TERANG
GANGGUAN VISUS

KOMPONEN REFRAKSI (JALAN SINAR) ULCUS CORNEA, CURVA

TIDAK NORMLA
ACCOMODASI KELEMAHAN OTOT, ELASTISITAS LENSA, SUMBU
OPTIK MATA
HUMOR AQUOUS, DRAINASE, DISLOKASI LENSA
HUMOR VITEOUS, EYE FLOATERS
SEL PHOTORECEPTOR BUTA WARNA , RETINOPHATI
TRANVERS IMPULS KE PUSAT NEURITIS
PUSAT PENGLIHAT DI OTAK
VISUS
TITIK DEKAT (PUNCTUM PROXIMUM) TITIK TERDEKAT MASIH
TERLIHAT JELAS (ACCOMODASI MEKSIMAL)
TITIK JAUH (PUNCTUM ROMUNTUM), TITIK TERJAUH YANG MASIH
TAMPAK JELAS (NO ACCOMODASI)
DEWASA NORMAL : PP. 20-30 cm, PR TAK TERHINGGA
DAYA ACCOMODASI, MAKIN KECIL PP > KUAT, MAKIN BESAR >
LEMAH (USIA)

GANGGUAN REFRAKSI
HYPERMETROPIA (RABUN DEKAT)
MIOPIANM(RABUN JAUH)
PRESBIOPIA (MATA TUA)
ASTIGMATISM
 HYPERMETROPIA (RABUN DEKAT)
ACCOMODASI <, PP >, TTK DEKAT KABUR

BAYANGAN JATUH DIBELAKANG RETINA BANTU LENSA (-)

MIOPIANM (RABUN JAUH)

ACCOMADASI LENSA TIDAK SETIPIS NORMAL, BAYANGAN JATUH DI
DEPAT RETINA BANTU LENSA (+)

PRESBIOPIA (MATA TUA)

ACCOMODASI <, OTOT MATA, ELASTISITAS LENSA <

PP & PR BERGESER LENSA BIFOCAL

ASTIGMATISM
PERMUKAAN CORNEA/LENSA TIDAK SPHERIS/ CURVATURA BIDANG
TDK SAMA LENSA SILINDRIS
CATARACT
HUBUNGAN KONDISI USIA
LENSA OPAQUE (BURAM) GRADUAL KEHILANGAN VISUS AWAL
KEBUTAAN
ACCUMULASI PIGMEN OR SUBSTANSI LAIN, KONTAK ULTRAVIOLET
BERLEBIHAN

EYE FLOATERS (vitreous opacities)

MELIHAT DI DEPAN MATA MENGAHADIRKAN PUING KECIL YNAG MENGAMBANG
DI DALM CORPUS VITREOUS
SEBAB DEHYDRASI
SEBAGAIAN BESAR SELANG WAKTU FLOATERS INI HILANG SENDIRI, BEBERAPA
ORANG TERGANGGU TERUTAMA SAAT MEMBACA ATAU BERKENDARAAN
TREATMEN KHUSUS LASER BISA MENGHAPUS FLOATER TSB.
CORPUS CILIARIS
EXTENSI CHOID RING DINDING DALAM PADA LEVEL LENSA DIANTARA ORRA
SERRATA RETINA DAN IRIS.
JARINGAN IKAT LONGGAR, >> ELASTIK, VASCULAR, MELANOCYTES.
PERMUKAAN MEDIAL PROCESSUS CILIARIS (ZONULA ZINNI)

BAGIAN RETINA
1. EPITHELIUM CILIARIS PIGMENTI
(DALAM, PIGMEN)
2. EPITHELIUM CILIARIS NONPIGMENTI
(LUAR, H. AQUOUS)

BAGIAN DARI CHOROID

3. SUPRACHOROID (plus M. CILIARIS
ACCOMODASI)
4. L. VASCULOSA
5. L. VITREA
CLINICAL CORRELATIONS
detachment of the retina (ABLASIO RETINAE)

HENTAKAN KERAS TIBA2 BISA LEPAS detachment of the retina,

UMUMNYA BUTA PARTIAL
DIKOREKSI DGN SURGERY, "spot welding" KEDUA STRUKTUR KEMBALI
BERSATU.
BILA TAKTERKENDALI SEL RODS & CONES MATI (HILANG SUPORT
METABOLIK DARI EPIYHELIUM PIGMENTI) BLIND SPOT LAPANGAN
PENGLIHATAN SESUAI DENGAN AREA KERUSAKAN.
Disorders of the Eye and Vision: RETINOPHATY

NORMAL OPTHALMOSCOPIC
VIEW OF EYE

RETINOPHATY DIABETICUS
DINDING VASSA PECAH
HEMORRAGI DAN BLINDNESS
t
i
o
n
s
EAR
t
h (VESTIBULOCOCHLEAR APPARATUS)
e
n

a
r
e

a Dr. H.Yan Effendi Hasjim, DAHK

m
p
l
Sriwijaya University Faculty of Medicine
i 2015
f
i
e
d
 PROSES MENDENGAR

1. SUMBER BUNYI GELOMBANG BUNYI

2. AURICULA, MEATUS ACUSTICUS EKSTERNUS, MEMBRANA

TYMPHANY GETARAN MEKANIK

3. M-I-S (AMPLITUDO >>) GETARAN OVAL WINDOW (20x)

GELOMBANG PERYLYMPH (SCALA VESTIBULI HELICOTREMA
SCALA TYMPHANI)

4. PERYLYMPH VESTUBULI MENGAYUN ORGANON CORTI,

STERIOCILLIA SEL RAMBUT MEMBENTUR MEMBRANA
TECTORIAL (RIGID) DEPLEXI CILIA DEPOLARISASI, IMPULS

5. VIA NERVUS AUDITORIUS (VESTIBULO COCHLEARIS) PUSAT

DENGAR DI OTAK (PERSEPSI SUARA)
STRUKTUR TELINGA
1. TELINGA LUAR (OUTER EAR)
AURICULA
MEATUS ACUSTICUS EKTERNUS /MAE)

2. TELINGA TENGAH (MIDLE EAR/CAVUM

TYMPHANI)
MEMBRANA TYMPHANI
OSSIKULA
TUBA USTACHII
SELLULAE MASTOIDEA

3. TELINGA DALAM (INNER EAR)

LABIRIN OSSA
LABIRIN MEMBRANOSA
ENDOLYMPH (=EXTRACEL FLUID)
ORGAN SENSORIS
TELINGA LUAR

1. AURICULA:
KERANGKA KARTILAGO ELASTIKA, KULIT
TIPIS MELEKAT ERAT KE KARTILAGO

2. MAE
PARS CARTILAGO (1/3 LUAR),

PARS OSSA (2/3 DALAM, TEMPORALIS)

INTEGUMENTUM : FOLLICLES RAMBUT,
GLD SEBACEOUS, GLD SUDORIFERA
MODIV GLD. SERUMINOSA
CERUMEN FLAQ
3. MEMBRANA TYMPANI
LUAR EPIDERMIS, (ETODERMAL)
MIDLE JAR. IKAT FIBROSA
(MESODERMAL)
DALAM, MUCOSA CUBOID
SIMPLEX (ENDODERMAL)
MIDLE EAR (CAVUM TYMPHANI)

OS TEMPORALIS (PARS PETROSUS)

POSTERIOR SELULAE MASTOIDEA
ANTERIOR TUBA AUDITORIUS
PHARYNX
LATERAL MEMBRANA TYMPANI
MEDIAL FENESTRA VESTIBULI
OSSICULA: MALLEUS, INCUS, STAPES
FENESTRA OVALIS (OVAL WINDOW)
M. OSSIKULA

EPITHEL SQUAMOUS-CUBOID SIMPLEX

(MEMBRANA TYMPHANI)
PSEUDOCOMPLEX BERSILIA (TUBA AUDITORI).
 INNER EAR, COCHLEA

1. LABIRIN OSSA (RONGGA TULANG DALAM TULANG)

CANALIS SEMISIRCULARIS (3), VESTIBULUM, COCHLEA
PERILYMPH
2. LABIRIN MEMBRANOSA (DERIVAT ECTODERMAL)
SACCULA, UTRICULA, DUCTUS SEMISIRCULARIS (3),
DUCTUS COCHLEARIS
ENDOLYMPH (=EXTRACEL FLUID)
CONNECTIVE TISSUE (VASADARAH EPITHEL)
3. ORGAN SENSORIS
ORGANON CORTI,
CRISTA AMPULARISES, (3)
MACULAES (2)
 SPECIAL RECEPTOR ORIENTASI GRAVITASI & ASSELERASI GERAKAN
KEPALA :
MACULA SACCULA, MACULA UTRICULA
CRISTA AMPULARIS (3)

MACULA
SEL NEUROEPITEL, HAIR CELL I II
STEREOCILIA DALAM MASSA GELATINOUS
(OTOLITHIC MEMBRANE)
GLYCOPROTEIN OTOLITH/OTOCONIA (CRISTAL
CALSIUM CARBONAT PERMUKAAN)

CRISTA AMPILLARIS
HAIR CELL & SUPPORTING CELLS
MASSA GELATIN GLYCOPROTEIN BENTUK CONUS
(=MACULA)
OTOLITH TDK ADA
FUNGSI VESTIBULAR
SENSASI TENTANG POSISI DAN SELAMA GERAKAN
KESEIMBANGAN

GERAKAN LINEAR
GERAK LINEAR KEPALA GERAK ENDOLYMPH
POSISI MEMBRAN OTOLITH MACULA
TEKUKAN STEREOCILIA AKSI POTENSIAL, (IMPULS)

GERAKAN SIRKULAR
GERAOAK SIRKULAR KEPALA GERAK ENDOLYMPH
TEKUKAN STEREOCILIA SEL RESEPTOR CRISTA
AMPULARIS, IMPULS
 Cupula Deformation

Endolymph

Head Movement

Action Potential
COCHLEA
2,5 SPIRAL, MODIOLUS (OSSA)

3 CANAL,
1. SCALA VESTIBULI & SCALA TYMPANI ,
HELICOTREMA (PERILYMPH)
2. SCALA MEDIA/DUCTUS COCHLEARIS
(ENDOLYMPH)

1. MEMBRANA VESTIBULARIS REISSENERI

EPITHEL SQUAMOUS SIMPLEX, APIT LAMINA
BASALIS

2. MEMBRANA BASILARIS
MEDIA SPIRALIS DDG LATERAL
ZONA ARCUATA DI MEDIAL, ZONA PECTINATA
DI LATERAL
3. ORGANON CORTI (SPESIAL RESEPTOR BUNYI)
 DUCTUS COCHLEARIS
STRIA VASCULARIS (PRODUKSI
ENDOLYMPH)
EPITHEL PSEUDOKOMPLEX , MENUTUPI DDG
LATERAL
UNIK PLEXUS CAPILLER DALAM EPITHEL
( STRIA VASCULARIS)
3 TYPE SEL:
SEL MARGINAL, MIKROVILLI
DEL BASAL & INTERMEDIA
PRODUKSI ENDOLYMP (KETIGANYA BERSAMA
SEL DI LABIRIN MEMBRANOSA),
SEL MARGINAL, KOMPOSISI ION
ORGANON CORTI
MEMBRANA TECTORIAL
SCALA TYMPHANI, (ENDOLYMPH)
GANGLION VESTIBULARIS & N. ACUSTICUS
(VESTIBULOCOCHLEARIS)
SEL NEUROEPITHELIAL + PENYOKONG
SEL PILLAR, SEL PHALANGEAL, SEL BORDER,
CELL HENSEN
 FUNGSI COCHLEAR
PERSEPSI BUNYI

GELOMBANG BUNYI GETARAN MEKANIK MEMBRANA TYMPHANI

VIBRASI OSSICULA MEMBRAN FENESTRA OVALIS 20x (AMPLI)
GELOMBANG TEKANAN PERYLIMPH SCALA VESTIBULI
LEWAT HELICOTREMA SCALA TYMPANI VIBRASI MEMBRANA
BASILARIS MENGAYUN ORGANON CORTI
STEREOCILIA MEMBENTUK MEMBRANA TECTORIAL (RIGID)
DEFLEKSI STEREOCILIA AKSIPOTENSIAL IMPUS SYARAF (NERVUS
COCHLEARIS) PUSAT
PERSEPSI FREQUENSI BUNYI

SESUAI PUTARAN COCHLE, RENTANG MEMBRANA BASILARIS MAKIN LEBAR

VIBRASI BEDA2 FREQUENSI
FREQUENSI RENDAH DEKAT APEX, BASIS MAKIN TINGGI
GANGGUAN FUNGSI PENDENGARAN

PROSES CONDUKSI TULI KONDUKSI

PROSES CONVERSI GELOMBANG DAN TRANMISI IMPUL TULI
NEUROTIK/TULI PERSEPSI

GELOMBANG BUNYI YANG TERDENGAR:

TERGANTUNG BUNYI (INTENSITAS} DAN USIA
60 Db 500-5000 Hz
20 Db 70 -15000 Hz
BUNYI KERAS 30 20000 Hz (BATAS LENGKAP)
TUA 50 8000 Hz
TULI KONDUKTIF

MENGHAMBAT KONDUKSI
AURICULA ORGANON CORTI
BENDA ASING, CERUMEN, FERPORASI MEM.
TYMPANI, OTITIS MEDIA, OTOSCLEROSIS,
CHOLESTEATOMA
 CHOLESTEATOMA

NORMAL MT

INFEKSI TT BERULANG, KERUSAKAN MT KISTA

(SEL2 KULIT MATI)
SEL MATI MELEPAS ENZYM PERFORASI MT
CHOLESTEATOMA DIBENTUK DARI EPITHEL
SUAMOUS PROLIFERASI SEKITAR PERFORASI
BESAR >> MERUSAK TULANG & SYARAF DEAFNESS,
DIZINESS, PARALYSIS FASIAL
MELUASNYA INFEKSI TT TD, OTAK (BRAIN ABSCESS,
MENINGITIS)
CLINICAL CORRELATIONS (TD)
MENIERES DISEASE
AKUMULASI ENDOLYMPH BERLEBIHAN DI DUCTUS ENDOLYMPHATICUS
DEAFNESS
VERTIGO, TINITUS, NAUSEA, VOMITUS
TREATMEN: BATASI Na, DIURETICA, VESTIBULAR DEPRESSANTS
KASUS BERAT, BEDAH, PUTUS CABANG N. VESTIBULARIS, CANALIS
SEMICIRCULARIS DAN COCHLEA DIANGKAT

LABYRINITHIS
VERTIGO
TREATMEN, VESTIBULAR DEPRESSANTS, BED REST
TINITUS
SENSASI SUARA DENGUNG TANPA IMPUT DARI SEKITARA
KADANG + GANGGUAN KONDKSI & SENSORIK
MENIERE, TRAUMA SUARA.OBAT OTOTOKSIK
OTOSKLEROSIS

VERTIGO
TUBA EUSTACHII
LABIRINITIS
FESIKULA PERYLIMPHATIS ANTARA TT & TD

MOSION SICKNESS
GANGGUAN FUNGSI KESEIMBANGAN

RANGSANGAN TERUS MENERUS/GETARAN SELAMA PERJALAAN

PUCAT, KERINGAT DINGIN, PUSING

TULI NERVATIVE / SENSORIK

TRANSMISI IMPUS TERPUTUS

RUBELLA, TUMOR SYARAF,
DEGENERATIF SYARAF
BISiNG YANG LAMA (85 Db, 8 JAM
/HARI KERUSAKAN SEL RESEPTOR
(RADIKAL BEBAS)
OTOTOXIC
NOSE
RECEPTORS OF SMELL SENSATION
HIDUNG-CAVUM NASI
NARES EKSTERNAL, NARES INTERNAL,
SEPTUM NARES
GERBANG MASUK UDARA PERNAPASAN
UDARA PHYSIOLOGIS
1. FILTRASI, MEMBERSIHKAN
(SILIA,MUCOSA, LIMPOSIT >>)
2. PENGHANGATAN (PLEXUS
CAPILLER, PLEXUS VENA >> )
3. PELEMBABAN (GLANDULA)
4. SENSASI BAU (MUKOSA
OLFAKTORIA)
CAVUM NASI, SEPTUM NASI, FOLDING
MUKOSA (CONCHA SUPERIOR, MEDIA
INFERIOR)
NARES ANTERIOR/EKSTERNAL (KULIT),
VESTIBULUM, NARES POSTERIOR/INTERNAL
(BATAS LARYNG)
PROSES SENSASI PENCIUMAN

ZAT MELEPAS MOLEKuL BAU (ZAT KIMIA) KE UDARA

MASUK HIDUNG MENEMPEL DI MUCOSA OLFACTORIA
MOLKUL LARUT DALAM MUCUS, + ODORAN BINDING
PROTEIN/OBP (SECRET GLD SUBMUCOSA BOWMAN)
ODORAN-OBP COMPLEX
ODORAN-OBP COMPLEX NEMPEL DI CILIA SEL OLFACTORIA
(DENDRIT), STIMULUS KIMIA (CHEMORECEPTOR) IMPULS
SYARAF.
IMPULS VIA N. OLFACTORIUS PUSAT PENCIUM (CORTEX
ORBITO FRONTALIS/OFC)
SENSAI BAU TERTENTU.
 STRUKTUR HISTOLOGI
NARES VESTIBULA, KULIT :, (RAMBUT KASAR)
1. MUKOSA HIDUNG,
EPITHEL SILINDRIS NONSILIA , SEL
GOBLET SEKRESI MUKUS, PEMBERSIH
PARTIKEL HALUS
DORSAL, EPITHEL POLFACTORIA, KHUSUS
SENSORIS BAU,
POSERIOR, EPITHEL RESPIRATORIUS,

2. LAMINA PROPRIA
VASCULAR >> COCHLEA & ANTERIOR SEPTUM NASI (AREA KIESELBACH)
GLD. SUBMUKOSA SEL MUKOUS + SEROUS
ELEMEN LIMPHOID >> NODUS LYMPHATIKUS, MASTOSIT, PLASMOSIT (IgA, IgE,
IgG)
REGIO OLFACTORIA ATAP CAVUM NASI,
SUPERIOR SEPTUM NASI,
SUPERIOR CONCHA NASALIS

EPITHELIUM OLFACTORIUS
1. SEL OLFACTORIUS
NEURON BIPOLAR, DENDRIT : SILIA OlFACTORIA (6-8) :
NONMOTIL, RADIAL //PERMUKAAN, AXON LAMINA
BASALIS PLAT CRIBRIFORMIS ETHMOIDALES OTAK
2. SEL PENYOKONG
COLLUMNAR, PIGMEN (COKLAT KUNIGAN) WARNA
3. SEL BASAL
STEM CELLS REGENERASI EPITH. OLFAC
4. SEL GOBLET

LAMINA PROPRIA
= LAINNYA
+ GLAND BOWMAN
TUBULOALVEOLAR CABANG
SECRET ENCER TERUS ODORAN LARUT
SENSASI PENCIUMAN

Olfactory glands
Volatile soluble in
(Bowman)
mucus

Odorant
Binding Protein
Odorant Molcule
(OBP)

ODORANT-OBP
KOMPLEX

Receptore on the
surface ciliaum
Fluid layer
CLINICAL CORRELATION
ANOSMIA
KEHILANGAN SENSASI PENCIUMAN
TRANSIEN: INFEKSI AKUT ISPA;
KHRONIK, CACAT KONGENITAL, TUMOR, TRAUMA, POLIP HIDUNG,
OBSTRUKSI HIDUNG KHRONIS
SEPTUM DEVIASI,
RHINITIS (PEMBENGKAKAN & PERADANGAN MUCOSA HIDUNG),
ACUT & CHRONIS
POLIP (MUKOSA TUMBUH BERLEBIHAN), >> DISUPERIOR , TUMO
SEL RECEPTOR RUSAK, INFEKSI CHRONIS
GANGGUAN SYRARAF
RHINITIS (NASAL DISCHARGE)
HAY FEVER, RHINITIS VASOMOTOR, CORYZA AKUT, MANIFESTASI
CAMPAK, SYPHILIS, TBC
OBSTRUKSI HIDUNG
AKUT, BIASANYA INFEKSI VIRUS,
CKHONIK, REAKSI ALLERGI, SEPTUM DEVIASI
LURUSKAN NIAT
OPTIMALKAN USAHA
TAWAQAL

SUKSES UNTUK MU
AMIIIEN