Sie sind auf Seite 1von 20

Atelektasis dapat terjadi secara perlahan

dan hanya menyebabkan sesak nafas yang


ringan.
Gejalanya bisa berupa:
gangguan pernafasan
nyeri dada
batuk
Jika disertai infeksi, bisa terjadi demam dan
peningkatan denyut jantung, kadang-
kadang sampai terjadi syok (tekanan darah
sangat rendah).
Pencegahan
Pengobatan atelektasis didasarkan pada
etiologi penyakit. Namun demikian
pencegahan adalah faktor terpenting.
Kerangka kerja terapi yang mendasar adalah
mobilisasi dini dan perubahan posisi sering
pada klien tirah baring atau klien
pascaoprasi. Napas dalam dengan teratur
penting karena pada klien ini umunya terjadi
penurunan kesadaran akibat pengaruh
anestesi, penurunan mobilitas, dan nyeri
(Hanneman, 1995).
Bronchodilator dan mukolitik, jika
diindikasikan, dan fisioterapi dada akan
sangat membantu, ventilasi yang adekuat
dapat ditingkatkan dengan perubahan
posisi, batuk efektif, napas dalam, atau
spirometri insentif.
Tujuan pengobatan adalah mengeluarkan dahak
dari paru-paru dan kembali mengembangkan
jaringan paru yang terkena.
Tindakan yang biasa dilakukan:
Berbaring pada sisi paru-paru yang sehat
sehingga paru-paru yang terkena kembali bisa
mengembang
Menghilangkan penyumbatan, baik melalui
bronkoskopi maupun prosedur lainnya
Latihan menarik nafas dalam (spirometri insentif)
Perkusi (menepuk-nepuk) dada untuk
mengencerkan dahak
Postural drainase
Antibiotik diberikan untuk semua infeksi

Pengobatan tumor atau keadaan lainnya.

Pada kasus tertentu, jika infeksinya bersifat


menetap atau berulang, menyulitkan atau
menyebabkan perdarahan, maka biasanya
bagian paru-paru yang terkena mungkin
perlu diangkat
Lakukan drainase postural dan perkusi dada.
Setelah menjalani pembedahan, penderita
harus didorong untuk bernafas dalam, batuk
teratur dan kembali melakukan aktivitas
secepat mungkin.
Meskipun perokok memiliki resiko lebih besar,
tetapi resiko ini bisa diturunkan dengan
berhenti merokok dalam 6-8 minggu sebelum
pembedahan
Dorong klien untuk napas dalam dan bentuk
efektif untuk mencegah penumpulan sekresi
dan untuk mengeluarkan eksidat
Pengkajian
Identitas
Umur : Anak-anak cenderung mengalami infeksi virus dibanding dewasa.
Mycoplasma terjadi pada anak yang relatif besar.
Tempat tinggal : Lingkungan dengan sanitasi buruk beresiko lebih besar
Keluhan utama :
Kehilangan nafsu makan, mual/muntah
Sakit kepala daerah frontal ( influenza )
Nyeri dada ( pleuritik ), meningkat oleh batuk
Pernafasan dangkal
Riwayat Masuk : Anak biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas,
cyanosis atau batuk-batuk disertai dengan demam tinggi. Kesadaran kadang
sudah menurun apabila anak masuk dengan disertai riwayat kejang demam
(seizure).
Riwayat Penyakit Dahulu : Predileksi penyakit saluran pernafasan lain seperti
ISPA, influenza sering terjadi dalam rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui
adanya penyakit Pneumonia. Penyakit paru, jantung serta kelainan organ
vital bawaan dapat memperberat klinis penderita
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan perubahan membrane alveolar-
kapiler

2. Ketidakefektifan Pola Nafas Perubahan


Tekanan Paru

3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas

4. Ansietas berhubungan dengan respon


afektif, perubahan dalam status kesehatan.
1) Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan perubahan membrane alveolar-
kapiler :

Auskultasi bunyi nafas untuk penurunan


aliran udara dan adanya bunyi tambahan.

Tinggikan kepala tempat tidur, bantu


pasien untuk memilih posisi yang mudah
untuk bernapas.
Bunyi napas mungkin redup karena
penurunan aliran udara atau area
konsolidasi.

Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan


posisi duduk tinggi dan latihan napas untuk
menurunkan kolaps jalan napas,dispnea dan
kerja napas.
2). Ketidakefektifan Pola Nafas Perubahan
Tekanan Paru :

Evaluasi fungsi pernafasan, catat


kecepatan atau pernafasan serak,
dispeane terjadinya sianosisi perubahan
tanda vital.

Awasi kesesuaian pola pernafasan bila


menggunakan ventilasi mekanik
Distres pernapasan dan perubahan tanda
vital dapat terjadi sebagai akibat setres
fisiologi dan nyeri.

Kesulitan bernapas dengan ventilator dan


peningkatan tekanan jalan napas
diduga memburuknya kondisi/terjadinya
komplikasi.
3). Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas :
Beberapa derajat spasme bronkus terjadi
dengan obstruksi jalan nafas dan dapat/tak
dimanefestasikan adanya bunyi nafas mis :
krekels basah, bunyi nafas redup dengan
ekspirasi mengi.

Takipnea biasanya ada pada beberapa


derajat dan dapat dditemukan pada
penerimaan atau selama stres adanya proses
infeksi akut.
Auskultasi bunyi napas, catat adanya bunyi
nafas mis ; mengi, krekels, ronki.

Kaji frekuensi pernapasan. Catat resiko


inspirasi/ekspirasi.

Das könnte Ihnen auch gefallen