Sie sind auf Seite 1von 12

Disusun Oleh :

Asari Putri Anugrah


Faqih Al-Mubarok
Nadya Nitami
Pengertian
Epilepsi didefinisikan sebagai suatu sindrom
yang ditandai oleh gangguan fungsi otak yang
bersifat sementara dan paroksismal, yang
memberi manifestasi berupa gangguan, atau
kehilangan kesadaran, gangguan motorik,
sensorik, psikologik, dan sistem otonom, serta
bersifat episodik. Defisit memori adalah
masalah kognitif yang paling sering terjadi pada
pederita epilepsy.
Setiap orang punya resiko satu di dalam 50
untuk mendapat epilepsi. Pengguna narkotik
dan peminum alkohol punya resiko lebih tinggi.
Faktor Resiko
Epilepsi dapat menyerang anak-anak, orang
dewasa, para orang tua bahkan bayi yang baru
lahir. Angka kejadian epilepsi pada pria lebih tinggi
dibandingkan pada wanita, yaitu 1-3% penduduk
akan menderita epilepsi seumur hidup. Di Amerika
Serikat, satu di antara 100 populasi (1%) penduduk
terserang epilepsi, dan kurang lebih 2,5 juta di
antaranya telah menjalani pengobatan pada lima
tahun terakhir. Menurut World Health Organization
(WHO) sekira 50 juta penduduk di seluruh dunia
mengidap epilepsi.
Golongan Epilepsi
1. Epilepsi Grand Mal
Epilepsi grand mal ditandai dengan timbulnya lepas muatan listrik yang
berlebihan dari neuron diseluruh area otak-di korteks, di bagian dalam
serebrum, dan bahkan di batang otak dan talamus. Kejang grand mal
berlangsung selama 3 atau 4 menit.
2. Epilepsi Petit Mal
Epilepsi ini biasanya ditandai dengan timbulnya keadaan tidak sadar
atau penurunan kesadaran selama 3 sampai 30 detik, di mana selama
waktu serangan ini penderita merasakan beberapa kontraksi otot
seperti sentakan (twitch- like),biasanya di daerah kepala, terutama
pengedipan mata.
3. Epilepsi Fokal
Epilepsi fokal dapat melibatkan hampir setiap bagian otak, baik regional
setempat pada korteks serebri atau struktur-struktur yang lebih dalam
pada serebrum dan batang otak. Epilepsi fokal disebabkan oleh lesi
organik setempat atau adanya kelainan fungsional.
Faktor Penyebab
Sistem saraf merupakan communication network (jaringan
komunikasi). Otak berkomunikasi dengan organ-organ
tubuh yang lain melalui sel-sel saraf (neuron). Pada
kondisi normal, impuls saraf dari otak secara elektrik akan
dibawa neurotransmitter seperti GABA (gamma-
aminobutiric acid) dan glutamat melalui sel-sel saraf
(neuron) ke organ-organ tubuh yang lain. Faktor-faktor
penyebab epilepsi di atas menggangu sistem ini, sehingga
menyebabkan ketidakseimbangan aliran listrik pada sel
saraf dan menimbulkan kejang yang merupakan salah
satu ciri epilepsi.
Faktor mencetus epilepsi :
Tekanan,
Kurang tidur atau rehat,
Sensitif pada cahaya yang terang (photo sensitive),dan
Minum minuman keras.
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan ini menapis sebab-sebab terjadinya bangkitan dengan
menggunakan umur dan riwayat penyakit sebagai pegangan. Pada usia
lanjut auskultasi didaerah leher penting untuk menditeksi penyakit vaskular.
Pada anak-anak, dilihat dari pertumbuhan yang lambat, adenoma sebasea
(tuberous sclerosis), dan organomegali (srorage disease).

Elektro-ensefalograf
Pada epilepsi pola EEG dapat membantu untuk menentukan jenis dan lokasi
bangkitan. Gelombang epileptiform berasal dari cetusan paroksismal yang
bersumber pada sekelompok neuron yang mengalami depolarisasi secara
sinkron. Gambaran epileptiform anatarcetusan yang terekam EEG muncul
dan berhenti secara mendadak, sering kali dengan morfologi yang khas.

Pemeriksaan pencitraan otak


MRI bertujuan untuk melihat struktur otak dan melengkapi data EEG. Yang
bermanfaat untuk membandingkan hipokampus kanan dan kiri. Disamping
itu juga dapat mengidentifikasi kelainan pertumbuhan otak, tumor yang
berukuran kecil, malformasi vaskular tertentu, dan penyakit demielinisasi.
Diagnosis Banding
Kejadian paroksismal
Diagnosis banding untuk kejadian yang bersifat paroksismal meliputi
sinkrop, migren, TIA (TransientIschaemic Attack),paralisis
periodik,gangguan gastrointestinal, gangguan gerak dan breath
holding spells. Diagnosis ini bersifat mendasar.

Epilepsi parsial sederhana


Diagnosis ini meliputi TIA, migren, hiperventilasi, tics, mioklonus, dan
spasmus hemifasialis. TIA dapat muncul dengan gejala sensorik
yang dibedakan dengan epilepsi parsial sederhana. Keduanya
paroksimal, bangkitan dapat berupa kehilangan pandangan sejenak,
dan mengalami penderita lanjut usia.

Epilepsi parsial kompleks


Diagnosis banding ini berkaitan dengan tingkat kehilangan
kesadaran, mulai dari drop attacks sampai dengan pola prilaku yang
rumit.secara umum diagnosis ini meliputi sinkrop, migren, gangguan
tidur, bangkitan non epileptik, narkolepsi, gangguan metabolik dan
transient global amnesia.
Pengobatan
Setelah diagnosa ditetapkan maka tindakan terapeutik
diselenggarakan. Semua orang yang menderita epilepsi,
baik yang idiopatik maupun yang non-idiopatik, namun
proses patologik yang mendasarinya tidak bersifat progresif
aktif seperti tumor serebri, harus mendapat terapi medisinal.
Obat pilihan utama untuk pemberantasan serangan
epileptik jenis apapun, selain petit mal, adalah luminal atau
phenytoin. Untuk menentukan dosis luminal harus diketahui
umur penderita, jenis epilepsinya, frekuensi serangan dan
bila sudah diobati dokter lain. Dosis obat yang sedang
digunakan. Untuk anak-anak dosis luminal ialah 3-5
mg/kg/BB/hari, sedangkan orang dewasa tidak memerlukan
dosis sebanyak itu. Orang dewasa memerlukan 60 sampai
120 mg/hari. Dosis phenytoin (Dilatin, Parke Davis) untuk
anak-anak ialah 5 mg/kg/BB/hari dan untuk orang dewasa
5-15 mg/kg/BB/hari. Efek phenytoin 5 mg/kg/BB/hari (kira-
kira 300 mg sehari) baru terlihat dalam lima hari.
Maka bila efek langsung hendak dicapai dosis 15
mg/kg/BB/hari (kira-kira 800 mg/hari) harus dipergunakan.
Efek antikonvulsan dapat dinilai pada follow up. Penderita
dengan frekuensi serangan umum 3 kali seminggu jauh
lebih mudah diobati dibanding dengan penderita yang
mempunyai frekuensi 3 kali setahun. Pada kunjungan
follow up dapat dilaporkan hasil yang baik, yang buruk atau
yang tidak dapat dinilai baik atau buruk oleh karena
frekuensi serangan sebelum dan sewaktu menjalani terapi
baru masih kira-kira sama. Bila frekuensinya berkurang
secara banding, dosis yang sedang dipergunakan perlu
dinaikan sedikit. Bila frekuensinay tetap, tetapi serangan
epileptik dinilai oleh orangtua penderita atau penderita
epileptik Jackson motorik/sensorik/march sebagai enteng
atau jauh lebih ringan, maka dosis yang digunakan dapat
dilanjutkan atau ditambah sedikit. Jika hasilnya buruk, dosis
harus dinaikan atau ditambah dengan antikonvulsan lain.
Terapi Pengobatan Epilepsi
Obat pertama yang paling lazim dipergunakan:
(seperti: sodium valporat, Phenobarbital dan phenytoin)
- Ini adalah anjuran bagi penderita epilepsi yang baru,
- Obat-obat ini akan memberi efek samping seperti gusi
bengkak, pusing, jerawat dan badan berbulu (Hirsutisma),
bengkak biji kelenjar dan osteomalakia.
Obat kedua yang lazim digunakan: (seperti: lamotrigin, tiagabin,
dan gabapetin)
- Jika tidak terdapat perubahan kepala penderita setelah
mengunakan obat pertama, obatnya akan di tambah dengan
dengan obatan kedua.
- Lamotrigin telah diluluskan sebagai obat pertama di Malaysia.
- Obat baru yang diperkenalkan tidak dimiliki efek samping,
terutama dalam hal kecacatan sewaktu kelahiran.
Penggolongan
1. Generasi Pertama

Gol. Hindatoin, adalah obat utama yang digunakan pada hampir semua jenis
epilepsi . Cth : fenitoin

Gol. Barbiturat, sangat efektif sebagai anti konvulsi, paling sering digunakan
karena paling murah terutama digunakan pada serangan grand mal. Biasanya
untuk pemakaian lama dikombinasi dengan kofein atau efedrin guna melawan
efek hipnotiknya. Tetapi tidak dapat digunakan pada jenis petit mal karena
dapat memperburuk kondisi penderita. Ct : fenobarbital dan piramidon.

Gol. Senyawa trisiklis, berkhasiat antidepresif dan anti konvulsif. Digunakan


pada jenis grand mal dan psikomotor dengan efektifitas sama dengan fenitoin.
Ct : karbamazepin.

Gol. Benzodiazepin, memiliki khasiat anksiolitika, relaksasi otot, hipnotika dan


antikonvulsiv, yang termasuk golongan ini adalah diazepam yang dalam hati
akan di biotransformasi menjadi desmetildiazepam yang aktif, klorazepam yaitu
derivate klor yang berdaya anti konvulsiv kuat dan klobazepam yaitu derivate
1,5 benzodiazepin yang berkhasiat sebagai anti konvolvusiv sekuat diazepam
dipasarkan sebagai transquilizer.
Gol. Asam valproat, terutama efektif untuk terapi
epilepsi umum tetapi kurang efektif terhadap
serangan psikomotor. Efek anti konvulsi asam
valproat didasarkan meningkatnya kadar asam
gama amino butirat (GABA) di dalam otak.
2. Generasi kedua.
Obat-obat ini diberikan sebagai tambahan dalam
kombinasi dengan obat-obat generasi pertama
contohnya :
Gabapentin
Vigabantin
Felbamat

Das könnte Ihnen auch gefallen