Sie sind auf Seite 1von 17

PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI

CAT
STUDI KASUS : INDUSTRI CAT WATER-BASED DI KASABLANKA, MOROKO
DISUSUN OLEH

RAHMAH FITRIANINGTYAS (3314100008)


TANJUNG MEGA DWI PUSPITA (3314100013)
WIDYA PRIHESTI ISWARANI (3314100074)
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Karakteristik limbah dari industri cat tergantung pada jenis cat yang diproduksi, teknik pembuatan car, dan
baha-bahan kimia yang ditambahkan seperti flokulan, penstabil ph, zat kimia anti pembusaan, dan juga
teknik-teknik yang digunakan untuk proses dewatering (salihoglu, et al. 2016).

Dari beraneka macam bahan yang terkandung di dalam limbah cat, glycol ethers, yang sering ditemukan
di cat berbahan dasar air, dianggap sebagai bahan berbahaya yang dapat merusak organ reproduksi
pria dan wanita. Oleh karena itu, pengolahan air limbah cat yang mengandung campuran kompleks
bahan-bahan organik beracun sangat penting untuk dilakukan (krithika dan phillip, 2016)

Perkembangan teknologi-teknologi yang baru dan lebih efektif untuk remediasi atau penggunaan ulang air
limbah industri cat telah menjadi isu penting. Pada air limbah industri cat, kombinasi teknologi kimiawi dan
biologis dapat menghasilkan kriteria efluen yang dapat langsung dibuang ke badan air atau dimanfaatkan
kembali. (Da silva et al., 2016).
1.2. Tujuan
Mengetahui
proses Mengetahui
pengoalahan cat potensi clear
dan potensi production pada
timbulnya air industri cat.
limbah.
Mengrencanakan
proses
pengolahan air
limbah industri
cat dengan
metode non
konvensional.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Bagian padat daei cat seperti
2.1. PROSES PRODUKSI CAT Pre - pigmen dan extender di dispersikan
Mixing ke pelarutnya

Partikel-partikel Pigmen dihaluskan Grinding


dan menjadi warna yang diinginkan

Let down

Filtering

Color
Matching

Packaging
2.2 Limbah Industri Cat
Kemasan
Bekas cat
Padat
Lumpur/sludge
Limbah Industri
Cat
Air Pencucian
Cair
Limbah Cair
2.3. Pengelolaan Limbah Cair Industri Cat

1. Ekualisasi Debit Limbah Dengan Tangki Pengumpul

2. Pengaturan pH

3. Pengendapan

4. Pengentalan dan Pengeringan Lumpur

5. Filtrasi
III. ALTERNATIF PENGOLAHAN
Baku Mutu Moroko (Barakat et al., 2016 dan Fatta
Baku Mutu Jawa Timur (Pergub Jatim No. 72 Tahun 2013)
et al., 2005)
Baku
Parameter Parameter Baku Mutu
Mutu
pH 6 s.d. 9 pH 6.5-8.5
Konduktivitas (ms/cm) - Konduktivitas (ms/cm) -
Turbiditas (NTU) 15
Turbiditas (NTU) -
TSS (mg/L) 50
TSS (mg/L) 50
COD (mg/L) 80
COD (mg/L) 100
BOD5 (mg/L) 25
BOD5 (mg/L) 30
TKN (mg/L) - TKN (mg/L) 10
Total P (mg/L) - Total P (mg/L) 3
Klorida (mg/L) - Klorida (mg/L) 105
Sulfat (mg/L) - Sulfat (mg/L) 250
BOD5/COD - BOD5/COD -
KARAKTERISTIK AIR LIMBAH INDUSTRI CAT WATER-BASED DI
MOROKO (ABOULHASSAN, ET AL., 2014)

Parameter Nilai
pH 7.4
Konduktivitas (ms/cm) 2.3
Turbiditas (NTU) 26.8
Q = 50 120
TSS (mg/L) 9532
m3/hari COD (mg/L) 16340
BOD5 (mg/L) 1465
Tipikal = 70 TKN (mg/L) 200
m3/hari Total P (mg/L) 7.5
Klorida (mg/L) 266
Sulfat (mg/L) 2390
BOD5/COD 0.11
Rangkaian alternatif pengolahan yang dibuat berdasarkan karakteristik dari air limbah itu
sendiri. Untuk itu, perlu dilakukan pemilihan jenis pengolahan. Pemilihan jenis pengolahan
dilakukan atas dasar jenis pengolahan yang mampu menghasilkan effluent yang paling optimal
sesuai dengan baku mutu dengan berbagai pertimbangan baik itu secara ekonomis maupun
teknis. Dari karakteristik air baku di atas, maka dapat diperoleh beberapa macam rangkaian
alternatif proses pengolahan seperti berikut:
Alternatif Pengolahan Pertama

Unit Pengolahan %Removal [BOD] (mg/L) %Removal [COD] (mg/L) %Removal [TSS] (mg/L)
BOD Influent Effluent COD Influent Effluent TSS Influent Effluent
Bak ekualisasi 0% 1465 1465 0% 16340 16340 0% 9532 9532
Koagulasi 95% 1465 73.25 90% 16340 1634 50% 9532 4766
Flokulasi 90% 73.25 7.33 80% 1634 326.8 48% 4766 2478.32
Bak sedimentasi 95% 7.33 0.37 90% 326.8 32.68 90% 2478.32 247.832
Memenuhi Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi

Unit Pengolahan %Removal [TKN] (mg/L) %Removal [Total P] (mg/L) %Removal [Klorida] (mg/L) %Removal [Sulfat] (mg/L)
TKN Total P Klorida Sulfat
Influent Effluent Influent Effluent Influent Effluent Influent Effluent

Bak ekualisasi 0% 200 200 0% 7.5 7.5 0% 266 266 0% 2390 2390
Koagulasi 45% 200 110 40% 7.5 4.5 30% 266 186.2 48% 2390 1242.8
Flokulasi 60% 110 44 45% 4.5 2.5 32% 186.2 126.6 45% 1242.8 683.5
Bak sedimentasi 65% 44 15.4 50% 2.5 1.2 35% 126.6 82.3 45% 683.5 375.9
Tidak Memenuhi Memenuhi Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi
Alternatif Pengolahan Kedua

Unit Pengolahan %Removal [BOD] (mg/L) %Removal [COD] (mg/L) %Removal [TSS] (mg/L)
BOD Influent Effluent COD Influent Effluent TSS Influent Effluent

Bak ekualisasi 0% 1465 1465 0% 16340 16340 0% 9532 9532


Koagulasi kimiawi 95% 1465 73.25 90% 16340 1634 80% 9532 1906.4
Koagulasi elektrokimia 82% 73.25 13.185 73% 1634 441.18 75% 1906.4 476.6

Bak sedimentasi 95% 13.185 0.659 90% 441.18 44.118 90% 476.6 47.66
Memenuhi Memenuhi Memenuhi

Unit Pengolahan %Removal [TKN] (mg/L) %Removal [Total P] (mg/L) %Removal [Klorida] (mg/L) %Removal [Sulfat] (mg/L)
TKN Total P Klorida Sulfat
Influent Effluent Influent Effluent Influent Effluent Influent Effluent
Bak ekualisasi 0% 200 200 0% 7.5 7.5 0% 266 266 0% 2390 2390
Koagulasi 45% 200 110 40% 7.5 4.5 30% 266 186.2 48% 2390 1242.8
Koaguasi 80% 110 22 65% 4.5 1.8 45% 186.2 102.4 65% 1242.8 435.0
elektrokimia
Bak sedimentasi 65% 22 7.7 50% 2.5 0.9 35% 102.4 66.6 45% 435.0 239.2
Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi
Alternatif Pengolahan Ketiga

Unit Pengolahan %Removal [BOD] (mg/L) %Removal [COD] (mg/L) %Removal [TSS] (mg/L)
BOD Influent Effluent COD Influent Effluent TSS Influent Effluent
Bak ekualisasi 0% 1465 1465 0% 16340 16340 0% 9532 9532
Bak Prasedimentasi 40% 1465 879 40% 16340 9804 80% 9532 1906.4
Koagulasi 95% 879 43.95 90% 9804 980.4 80% 1906.4 381.28
Flokulasi 90% 43.95 4.395 80% 980.4 196.08 48% 381.28 198.2656
Bak sedimentasi 95% 4.395 0.22 90% 196.08 19.608 90% 198.2656 19.82656
Memenuhi Memenuhi Memenuhi

Unit Pengolahan %Removal [TKN] (mg/L) %Removal [Total P] (mg/L) %Removal [Klorida] (mg/L) %Removal [Sulfat] (mg/L)
TKN Total P Klorida Sulfat
Influent Effluent Influent Effluent Influent Effluent Influent Effluent
Bak ekualisasi 0% 200 200 0% 7.5 7.5 0% 266 266 0% 2390 2390
Bak Prasedimentasi 40% 200 120 30% 7.5 5.25 0% 266 266 40% 2390 1434
Koagulasi 45% 120 66 40% 5.25 3.15 30% 266 186.2 48% 1434 745.7
Koaguasi 60% 66 26.4 40% 3.15 1.89 32% 186.2 126.4 65% 745.7 410.1
Bak sedimentasi 65% 26.4 9.24 50% 1.89 0.9 35% 126.4 82.3 45% 410.1 225.6
Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi
Bak Ekualisasi Bak Prasedimentasi

Electrocoagulation Koagulasi / Pengadukan Cepat


PEMILIHAN ALTERNATIF PENGOLAHAN YANG DIGUNAKAN
Komparasi Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
Kualitas effluent Tidak memenuhi baku Memenuhi baku mutu Memenuhi baku mutu
mutu
Biaya investasi Murah karena hanya Mahal karena harus Mahal karena kedua unit
terdiri atas 3 unit membeli mesin koagulasi prasedimentasi dan
pengolahan elektrokimia tetapi luas sedimentasi membutuhkan
lahan yang dibutuhkan luas lahan yang besar
lebih sedikit daripada
alternatif 3
Biaya operasi dan Murah karena unit-unit Mahal karena Murah karena unit-unit
perawatan yang digunakan membutuhkan pasokan yang digunakan
sederhana (konvensional) koagulan kimia dan listrik sederhana (konvensional)
untuk reaksi elektrokimia
Teknis operasi dan Beban sedimentasi sangat - Elektroda harus diganti Proses berlangsung lama
perawatan berat karena tidak ada secara berkala karena menggunakan
pengolahan pendahuluan - Proses lebih cepat prasedimentasi
karena menggunakan
teknologi elektrokimia
Berdasarkan tabel hasil perhitungan ketiga alternatif di atas, dapat
diketahui bahwa alternatif pengolahan kedua dan ketiga
menghasilkan effluen air limbah industri cat sesuai dengan baku mutu.
Sehingga jelas bahwa alternatif pengolahan yang pertama sudah
tidak menjadi pilihan, karena menghasilkan nilai effluen yang paling
besar dan tidak sesuai dengan baku mutu air limbah industri cat.
Diantara alternatif kedua dan ketiga dipilih alternatif kedua, berikut beberapa pertimbangan untuk
pemilihan alternatif kedua:
Hasil effluen yang dihasilkan diperkirakan sudah memenuhi standar baku mutu air limbah industri cat
yang ada.
Dari segi teknis, alternatif pengolahan kedua memiliki proses yang lebih cepat jika dibandingkan
dengan alternatif ketiga yang masih menggunakan proses konvensional tanpa dibantu oleh teknologi
modern seperti pada alternatif kedua.
Dari segi ekonomis, alternatif pengolahan kedua jauh lebih ekonomis daripada alternatif pengolahan
yang ketiga karena tidak membutuhkan biaya lebih besar untuk melakukan investasi lahan saat
pengadaan unit bangunan. Pada alternatif kedua yang menggunakan teknologi modern tidak
memerlukan lahan yang luas, dan diperkirakan lebih efisien dan mampu mengolah air limbah dengan
debit yang lebih besar dalam waktu yang sama sehingga dapat mengurangi biaya investasi.

Das könnte Ihnen auch gefallen