Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
SYARIAH)
DAN ASAS HUKUM ISLAM
1
Yang akan kita bahas:
6
Pengertian
Menurut Ibnu Asyur: Maqashid Syariah
adalah makna-makna dan hikmah-
hikmah yang dicatatkan/diperlihatkan
oleh Allah SWT dalam semua atau
sebagian besar syariat-Nya, juga masuk
dalam wilayah ini sifat-sifat syariah atau
tujuan umumnya
7
Pengertian
Ahmad Al-Raisuni: Maqashid Syariah adalah
tujuan-tujuan yang ditentukan oleh syariah untuk
diwujudkan demi kemaslahatan manusia
Pandangan ini didasarkan pada pemahaman bahwa
suatu kewajiban (taklif) yang diciptakan, pasti
mempunyai tujuan yang diharapkan, yaitu
mewujudkan kemaslahatan manusia
Hukum-hukum yang telah ditentukan dan
diturunkan kepada manusia tidaklah dibuat untuk
hukum itu sendiri, melainkan dibuat untuk
kemaslahatan manusia
8
Takaran dan Tingkat Kemaslahatan
Dalam menakar Maqashid Syariah terdiri
dari dua bentuk, yaitu:
Mewujudkan manfaat, kebaikan, dan
kesenangan untuk manusia, yang disebut
dengan jalb al-manafi/ al-mashalih;
Menghindarkan manusia dari kerusakan
dan keburukan, yang disebut dengan
daf u al-mafasid.
9
Takaran dan Tingkat Kemaslahatan
Untuk menentukan baik-buruknya (manfaat
atau mafasadah) suatu perbuatan dan guna
mewujudkan tujuan pokok pembentukan dan
pembinaan hukum, maka tolok ukurnya adalah
apa yang menjadi kebutuhan dasar bagi
kehidupan manusia
Tuntutan kebutuhan tersebut mempunyai
tingkatan-tingkatan berurutan yang oleh ulama
penggagas maqashid dikelompokkan menjadi
tiga tingkatan yaitu: dharuriyyat
(primer), hajiyyat (skunder)
dan tahsiniyat (tertier).
10
Tingkatan Kemaslahatan
Tingkatan Pertama adalah dlaruriyah, yakni
kebutuhan mutlak harus ada karena sifatnya
esensial, sangat penting dan mendesak
Tingkatan ini berupaya memelihara kebutuhan-
kebutuhan yang bersifat esensial bagi
kehidupan manusia.
Kebutuhan esensial itu adalah memelihara
agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta, dalam
batas jangan sampai eksistensi kelima pokok
itu terancam.
11
Tingkatan Kemaslahatan
Tingkatan kedua adalah hajjiyat, yaitu sangat dibutuhkan
untuk menghilangkan kesempitan dan kesulitan, namun
apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi tidak akan sampai
menimbulkan kemafsadatan
Kelompok hajjiyyat tidak termasuk kebutuhan yang
esensial, melainkan kebutuhan yang dapat
menghindarkan manusia dari kesulitan dalam hidupnya
Tidak terpeliharanya kelompok ini tidak mengancam
eksistensi kelima tujuan hukum Islam (maqashid
syariah), tetapi hanya akan menimbulkan kesulitan bagi
mukallaf
12
Tingkatan Kemaslahatan
Tingkat ketiga adalah tahsiniyat atau takmiliyat,
sebaiknya ada untuk mewujudkan
kesempurnaan dan kebaikan hidup
Apabila kebutuhan kelompok ini tidak
terpenuhi maka tidak akan menimbulkan
kesulitan, apalagi kemadharatan dalam hidup
Kelompok kebutuhan tahsiniyyat adalah
kelompok kebutuhan yang menunjang
peningkatan martabat seseorang dalam
masyarakat dan di hadapan Tuhannya, sesuai
dengan kepatutan
13
Tingkatan Kemaslahatan
Pengetahuan mengenai tingkatan
kemaslahatan ini penting apabila dikaitkan
dengan skala prioritas penerapannya
Peringkat pertama (dlaruriyyat) harus
didahulukan dari pada peringkat kedua
(hajiyyat) dan peringkat ketiga (tahsiniyyat)
Artinya pertimbangan yang pertama dan
utama adalah kebutuhan yang dlaruriyyat,
kemudian bila sudah terpenuhi dapat
memenuhi kebutuhan hajiyyat, dan apabila
sudah terpenuhi maka tinggal memenuhi
kebutuhan tahsiniyyat
14
Skala Prioritas!
Penting-
Penting-
Tdk
Mendesak
Mendesak
Tdk
Tdk
Penting-
Penting-
Tdk
Mendesak
Mendesak
15
Aspek Pertama: Memelihara Agama
(Hifzh al-Din)
a. Memelihara dan melaksanakan kewajiban
keagamaan yang pokok/primer, seperti
sholat, zakat, dan puasa (dlaruriyyah)
b. Memelihara dan melaksanakan ketentuan
agama dengan maksud menghindari
kesulitan, seperti sholat jamak (hajiyyat)
c. Mengikuti petunjuk agama guna menjunjung
tinggi martabat manusia, sekaligus
melengkapi pelaksanaan kewajiban terhadap
Tuhan, seperti berpakaian, dan sebagainya
(tahsiniyyat)
16
Aspek Kedua: Memelihara Jiwa (Hifzh
al-Nafs)
a. Memenuhi kebutuhan pokok yang apabila
tidak terpenuhi akan mengganggu eksistensi
hidup manusia, seperti makan (dlaruriyyat)
b. Diperbolehkan membeli makanan yang lezat
atau alat-alat kebutuhan pribadi yang tingkat
kebutuhannya apabila tidak dipenuhi tidak
akan mengganggu eksistensi hidup manusia
(hajiyyat)
c. Ditetapkannya tata cara makan dan minum
(tahsiniyyat)
22
Asas-Asas Hukum Islam
Berangsur-angsur dalam menetapkan
hukum (tadarruj fi at-tasyri) --- proses
penentuan pengharaman khamar
Sejalan dengan kemaslahatan manusia
(sholihul ibad) ---- hukum Islam sesuai
kebutuhan manusia dan bertujuan untuk
kemaslahatan
Mewujudkan keadilan yang merata
23