Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENGANTAR
ARSITEKTUR PERTAMANAN
PENGANTAR
ARSITEKTUR PERTAMANAN
PENDAHULUAN
A. Pengertian
B. Lingkup Arsitektur pertamanan
C. Sejarah Perkembangan Taman
Bambang B. Santoso
1. Menggambar
2. Menganalisa tapak
3. Mengenal tanaman
4. Mengetahui bahan (material) dan teknik konstruksi
5. Menghitung
6. Mengetahui kebijaksanaan pemerintah
7. Mengetahui bisnis dan ekonomi
8. Dapat berbicara dan menulis dengan menarik
9. Mengelola bahan dan manusia
10. Berfikir kreatif dan simbolik
Aspek-aspek yang diinginkan dan dinilai dari
suatu lansekap meliputi :
1. Taman yang baik dari aspek kenampakan,
fungsi dan keutuhan
2. Bernilai sosial budaya dan sejarah
3. Komposisi fisik
4. Ekologi
5. Kenyamanan (amenity)
B. Sejarah Perkembangan Taman
Taman istilah Inggrisnya Garden berasal dari
bahasa Ibrani yaitu Gan, yang berarti melindungi
atau mempertahankan yang secara tidak
langsung berarti pula pemagaran atau lahan
berpagar;
dan Oden atau Eden, yang berarti kesenangan
atau kegembiraan.
Jadi Garden diartikan sebagai sebidang lahan
berpagar yang digunakan untuk kesenangan
dan kegembiraan.
Awal Taman/Garden
Adalah Taman Firdaus (Adam-Hawa)
Gaya Eropa
1. Gaya Romawi dan Islam
Taman biasanya teduh.
Terdapat bagian taman yang terpisah dengan
bangunan induk dan dihubungi oleh deretan
tiang bulat tinggi besar disebut Colonnade.
Kadangkala dilengkapi dengan kolam.
Dikenal sbg taman gaya kebun raja atau
taman khalifah atau gaya aristokratik (istilah
Itali) atau gaya feodal (istilah Indonesia).
2. Gaya Pastoral Itali
Taman merupakan bagian yang menyatu dari
rumah gaya pedesaan.
Taman nampak alamiah.
Memberikan kesan damai dan sederhana.
Masih ada unsur Colonnade dan kombinasi
kelompok tanaman dari ukuran tinggi hingga
rendah.
3. Gaya Prancis
Taman terkesan formal dengan memanfaatkan
empat unsur taman seperti bunga-bungaan
yang ditanam dalam petakan-petakan
(parterre), pohon pangkas, kolam dengan
kombinasi air mancur dan pohon-pohon
meneduh.
Taman merupakan bagian terpisah dari
bangunan.
Setiap bagian taman dihubungkan dengan
jalan setapak dan diberikan beberapa tempat
atau bangunan kecil untuk beristirahat sejenak
(gazebo).
4. Gaya Inggris
Gaya campuran yang lega.
Elemen taman disusun secara formal namun
dikombinasikan dengan gaya alamiah.
Bagian masing-masing gaya tersebut dibuat
terpisah dengan tidak mencampur baurkan
keduanya.
Taman dibuat sedemikian rupa alamiah dan
mewakili keadaan pemandangan alam yang
bergunung-gunung dan dikombinasikan
dengan danau-danauan (kolam) serta bagian
hamparan tanah kosong yang ditumbuhi
rerumputan.
Gaya Amerika
Terdapat hubungan yang erat antara
bangunan rumah tinggal dengan taman
sehingga berkesan akrab.
Elemen taman disusun tidak resmi dan
berisikan tanaman hias yang ditanam teratur di
pinggiran halaman berumput dekat tembok
rumah serta sederetan tanaman hias berbunga
yang rendah di bagian tepi (border) dekat
jalan.
Taman pada halaman belakang biasanya
dilengkapi dengan serambi dekat rumah yang
berpagar keliling (patio).
Gaya Cina
Berkesan meriah dengan memadukan
tanaman hias dan bebatuan yang disusun
seperti tebing gunung, danau yang ada
sungainya serta jembatan penyeberangan
melintasi sungai.
Terdapat pavilliun (sebagai tempat untuk
menikmati pemandangan taman).
Kesan meriah semakin kental dengan
kehadiran tanaman yang berwarna-warni
dengan elemen taman keras.
Taman sering dilengkapi dengan patung
binatang.
Gaya Jepang
Meniru keadaan alam seperti pegunungan
dengan kuil yang sepi, atau lereng
pegunungan yang ada danaunya.
Batu-batuan dibiarkan menggeletak
(menggunung) di sana-sini atau di tepi danau
sehingga memberikan kesan lenggang dan
tenang.
Tanah-tanah disusun seolah-olah membentuk
bukit-bukit (bertopografi pegunungan).
Di sebagian taman dibuatkan hamparan
berpasir.
Gaya Tradisional Indonesia
Unsur taman sebagian besar terdiri dari
tanaman sumber makanan (terutama rumah-
rumah di bagian pedalaman) sumber
kesejahteraan keluarga.
Sebenarnya belum dapat dikatakan taman
yang memiliki gaya, karena penataannya
hanya berdasarkan prinsip pemanfaatan
kesejahteraan (sumber penghidupan),
sehingga penamaan berdasarkan gaya, maka
gaya taman Indonesia (tradisional) adalah
gaya serba guna.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, R., 1996. Pedoman Penyajian Visual dan
Tahapan Perancangan Arsitektur Lansekap.
Penerbit Universitas Trisakti, Jakarta
Ingels, J.E., 1994. Ornamental Horticulture :
Science, Operation, and Management. ITP
Delmar Pub. Inc.
Laurie, M., 1994. An Introduction to Landscape
Architecture. Departement of Landscape
Architecture University of California, Berkeley.
Soeseno, S., 1993. Taman Indah Halaman
Rumah. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.