Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
HEPATIS
OLEH
KELOMPOK III
Sirosis hepatis adalah penyakit yang ditandai oleh
adanya peradangan difus dan menahun pada hati,
diikuti dengan proliferasi jaringan ikat, degenerasi,
dan, regenerasi sel-sel hati, sehjngga timbul kekacauan
dalam susunan parenkim hati (Mansjoer, dkk, 1999:
5O8).
Menurut Price, dkk (1995: 448) mendefinisikan Sirosis
hepatis adalah penyakit hati kronik yang dicirikan oleh
distorsi arsiktektur hati yang normal oleh lembar-
lembar jaringan ikat dan nodul-nodul regenerasi sel
hati, yang tidak berkaitan dengan vaskulatur normal.
Pendapat senada dikemukakan oleh Noer, dkk (1996:
271)
1. Alkohol/ Sirosis leannec.
2. Sirosis postnekrotik
3. Sirosis biliaris
4. Cardsiac cirrhsosis
PENYEBAB SIROSIS HATI LAIN YANG
DIKEMUKAKAN OLEH HADI, S (1995: 612)
DALAM BUKU GASTROENTEROLOGI ADALAH:
1. Malnutrisi
2. Penyakit metabolik
3. Penyebab yang tidak diketahui. Sirosis
kriptogenik
FOKUS PENGKAJIAN
Data dasar pengkajian menurut Doenges (1999: 544-545)
adalah:
1. Aktivitas/ istirahat.
Gejala : Kelemahan, kelelahan.
Tanda : Letargi, penurunan massa otot/ tonus.
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat gagal jantung kongestif kronis,
perikarditis, penyakit jantung rematik, kanker.
Tanda : Disritmia, bunyi jantung ekstra (S3, S4),
distensi vena abdomen.
3. Eliminasi
Gejala : Flatus.
Tanda : Distensi abdomen (hepatomegali,
splenomegali, asites), penurunan/ tidak adanya bising usus,
faeces warna tanah liat, melena, urine gelap, pekat.
Next,..
4. Makanan/ cairan
Gejala : Anoreksia, tidak toleran terhadap makanan/
tidak dapat mencerna, mual, muntah.
Tanda : Penurunan berat badan atau peningkatan
(cairan), penggunaan jaringan, edema umum, kulit kering, turgor
buruk, ikterik, angioma spider, napas berbau/ fetor hsepatikus,
perdarahan gusi.
5. Neurosensoris
Gejala : Orang terdekat dapat melaporkan perubahan
kepribadian, penurunan mental.
Tanda : Perubahan mental, bingung, halusinasi, koma,
bicara lambat/ tidak jelas, asterik (encephalophati hepatic).
6. Nyeri dan kenyamanan
Gejala : Nyeri tekan abdomen/ nyeri kuadran kanan atas,
pruritus, neuritis perifer.
Tanda : Perilaku berhati-hati/ distraksi, fokus pada diri
sendiri.
NEXT,
7. Pernapasan
Gejala : Dispnea.
Tanda : Takipnea, pernapasan dangkal, bunyi napas
tambahan, ekspansi paru terbatas (asites), hipoksia.
8. Keamanan
Gejala : Pruritus.
Tanda : Demam (lebih umum pada Sirosis alkoholik),
ekimosis, ikterik, petekie, anggioma spider/ teleangiektasis, eritema
palmar.
9. Seksualitas
Gejala : Gangguan menstruasi, impoten.
Tanda : Atropi testis, ginekomastia, kehilangan rambut
(dada, bawah lengan, pubis).
Dx 1
a) Ukur masukan dan haluaran, catat keseimbangan positif
timbang berat badan tiap hari.
b) Awasi tekanan darah, catat JVD (Jugularis Vena
Destensi)
c) Auskultasi paru, catat penurunan, bunyi napas tambahan.
d) Auskultasi bunyi jantung, catat terjadinya irama gallop
e) Kaji edema dependen, ukur lingkar abdomen.
f) Dorong tirah baring bila ada asites
g) Awasi seri foto dada.
h) Batasi natrium dan cairan sesuai indikasi.
i) Berikan obat sesuai indikasi (diuretik, kalium).
NEXT,..
DX 2
a) Awasi frekuensi, kedalaman, dan upaya pernapasan.
b) Asuskultasi bunyi napas, catat krekels, mengi, ronchi.
c) Pertahankan kepala tempat tidur tinggi, posisi miring.
d) Ubah posisi dengan sering; dorong napas dalam,
latihan batuk
e) Awasi suhu, catat adanya menggigil.
f) Awasi seri GDA, foto dada.
g) Beri tambahan O2 sesuai indikasi.
NEXT,
DX 3
a) Ukur masukan diet harian dengan jumlah kalori.
b) Timbang berat badan, bandingkan perubahan status cairan,
riwayat berat badan, ukuran kulit trisep.
c) Bantu dan dorong pasien untuk makan, jelaskan alasan tipe
diet.
d) Berikan makan sedikit tapi sering.
e) Batasi masukan kafein, makanan penghasil gas atau berbumbu
dan terlalu panas atau terlalu dingin.
f) Batasi makanan halus, hindari makanan kasar sesuai indikasi.
g) Awasi pemeriksaan laboratorium (albumin, amonia, glukosa).
h) Konsul dengan ahli diet untuk memberikan diet tinggi kalori,
karbohidrat sederhana, rendah lemak, dan tinggi protein
sedang, batasi natrium dan cairan bila perlu.
i) Berikan obat sesuai indikasi (antirematik, tambahan vitamin,
enzim pencernaan).
NEXT,
DX 4
a) Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas.
b) Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung
selama fase akut.
c) Jelaskan pentingnya keseimbangan antara aktivitas
dan istirahat.
d) Bantu pasien memilih posisi yang nyaman untuk
istirahat dan atau tidur.
e) Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan,
berikan kemajuan peningkatan selama masa
penyembuhan.
NEXT,
DX 5
a) Kaji adanya tanda-tanda dan gejala pendarahan
gastrointestinal.
b) Observasi adanya petekie, ekimosis.
c) Awasi nadi tekanan darah.
d) Dorong menggunakan sikat gigi, hindari mengejang
saat defekasi.
e) Gunakan jarum kecil untuk infeksi, tekan lebih lam
pada bagian bekas suntikan.
f) Awasi Hb/ Ht dan fakator pembekuan.
g) Berikan obat sesuai indikasi (pelunak feses, vitamin,
tambahan, lavage gaster)