Sie sind auf Seite 1von 25

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN KLIEN GANGGUAN SENSORI


BLEFARITIS

Di Susun Oleh :

Gita Paradisma ( P27820714002 )

Adeng Hidayatullah ( P27820714007 )

Nuris Fitria Hartiyanti ( P27820714024 )

Asrti Rejeki ( P27820714028 )


PENGERTIAN
Blefaritis adalah radang pada kelopak mata, sering
mengenai bagian kelopak mata dan tepi kelopak mata. Pada
beberapa kasus disertai tukak atau tidak pada tepi kelopak
mata, biasanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut.
Blefaritis adalah peradangan bilateral sub akut/menahun
pada tepi kelopak mata (margo palpebra).
Blefaritis adalah inflamasi pada pinggir kelopak mata
biasanya disebabkan oleh sthopilokokus.
KLASIFIKASI
1. Blefaritis Bakterial
a. Blefaritis Superfisial d. Blefaritis Ulseratif
b.Blefaritis Seboroik
c. Blefaritis Skumosa
e. Blefaritis Angularis
f. Blefaritis Meibomianitis
2. Blefaritis Virus
a. Herpes Zoster b. Herpes simplek
Blefaritis Jamur
1. Infeksi superfisial
2. Infeksi jamur dalam
3. Blefaritis pedikulosis

Ada 2 macam blefaritis :


a. Infeksi yang terjadi pada kelopak mata
b. Blefaritis seborrheik
Berdasarkan penyebabnya blefaritis dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Blefaritis Ulseratif

Penyebabnya adalah staphylococcus aureus (stafilikokus epidermis).

2. Blefaritis Non-Ulseratif

Penyebabnya adalah kelainan metabolisme dan jamur pitirusponem ovale.

Secara umum :

1. Infeksi/alergi yang biasanya berjalan kronik/akibat disfungsi kelenjar meibom. Contoh : Debu,

asap, bahan kimia, iritatif/bahan kosmetik.

2. Infeksi bakteri stafilokok, streptococcus alpha/beta hemolyticus, pnemokok, psedomonas,

demodex folliculorum, hingga pityrosporum ovale.

3. Infeksi oleh virus disebabkan herpes zoster, herpes simplex, vaksinia dan sebagainya.

4. Jamur dapat menyebabkan superfisial (sistemik).


PATOFISIOLOGI
Blefaritis terjadi dimulai dari invasi jamur pitirusporum (b.seboreik) ,
stafilokokus (b.ulseratif) di area kelopak mata dan adanya kelainan metabolic
(b.seboreik) pada sekitar kelopak mata yang merusak system imun dan menginfeksi
kelopak mata. Akibatnya pada blefaritis seboreik terjadi pelepasan lapisan tanduk di
kulit dan daerah kelopak mata, gangguan folikel rambut menyebabkan bulu mata
cepat jatuh dan terjadi trikiasis menggesek kornea menyebabkan gangguan kornea.
Sedangkan pada blefaritis ulseratif terjadi hyperemia, pelepasan krusta berwarna
kuning kering terasa gatal, destruksi folikel rambut yang menyebabkan bulu mata
cepat jatuh dan tidak diganti dengan yang baru, dapat pula menyebabkan gangguan
pada kornea, serta terbentuk ulkus kecil-kecil yang mudah berdarah (Istiqomah, 2004).
GEJALA
Blefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik dan
keropeng atau luka terbuka yang dangkal pada kelopak mata.

Blefaritis bisa menyebabkan penderita merasa ada sesuatu di matanya. Mata dan
kelopak mata terasa gatal, panas, dan menjadi merah. Bisa terjadi pembengkakan
kelopak mata dan beberapa helai bulu mata rontok.

Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap cahaya terang. Bisa juga terbentuk
keropeng yang melekat erat pada tepi kelopak mata; jika keropeng dilepaskan, bisa
terjadi pendarahan.

Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga ketika bangun kelopak mata sukar
dibuka.
TANDA
Skuama pada tepi kelopak
Jumlah bulu mata berkurang
Obstruksi dan sumbatan duktus meibom
Sekresi Meibom keruh
Infeksi pada tepi kelopak
Abnormalitas film air mata.
KOMPLIKASI
1. Syndrome mata kering
2. Konjungtivitis
3. Kista meibom
4. Bintil pada kelopak mata
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Uji Laboratorium
b. Radiografi
Fluorescein Angiografi
Computed Tomografi
Pemeriksaan dengan slit lamp
PENGOBATAN
Pengobatan tergantung dari jenis blefaritisnya, namun
kunci dari semua jenis blefaritis adalah menjaga kebersihan
kelopak mata dan menghindarkan dari kerak. Sangat
dianjurkan untuk mengurangi dan menghentikan penggunaan
bedak atau kosmetik saat dalam penyembuhan blefaritis,
karena jika kosmetik tetap digunakan maka akan sulit untuk
menjaga kelopak mata tetap bersih.
ASKEP TEORI
A. Pengkajian

Data Subjektif

1. Pasien mengeluh ada rasa terbakar dan gatal pada tepi kelopak mata yang mengalami iritasi

2. Nyeri (ringan sampai berat) pada kelopak mata

3. Lakrimasi (mata selalu berair)

4. Sensitif terhadap cahaya (fotofobia)

5. Gelisah akibat gatal-gatal/nyeri

6. Penderita merasa ada sesuatu di matanya

7. Malu dan kurang percaya diri akibat efek dari penyakitnya (bulu mata rotok dan tidak terganti)

8. Pandangan mata kabur


Data objektif

Kemerahan pada palpebra

Kelopak mata dapat menjadi rapat ketika tidur

Pada kelopak mata terdapat ulkus kecil-kecil di tepian palpebra

Bulu mata rontok

Iritasi pada tepi kelopak mata

Pada pangkal bulu mata terdapat sisik kering (krusta) berwarna kuning atau terdapat
skuama

Terjadi pertumbuhan bulu mata yang mengarah ke dalam atau kearah bola mata (trikiasis)
yang akan menyebabkan ulserasi kornea.

Lakrimasi
DIAGNOSA
Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d agen injuri biologis (iritasi dan fotofobia sekunder akibat peradangan di

margo papebra ) ditandai dengan rasa terbakar dan gatal pada palpebra, sensitive terhadap cahaya.

Kerusakan integritas kulit b.d proses inflamasi kelenjar kulit di daerah bulu mata ditandai dengan

pelepasan lapisan tanduk di kulit dan di daerah bulu mata, ulkus kecil di tepian palpebra.

Gangguan citra tubuh b.d perubahan kondisi fisik : bulu mata rontok dan tidak diganti dengan yang baru,

adanya krusta berwarna kuning , adanya skuama pada palpebra ditandai dengan klien malu tidak percaya

diri

Ansietas b.d penyakit yang diderita ditandai dengan klien tampak cemas dan selalu bertanya tentang

penyakitnya

Kurang pengetahuan (tentang penyakit dan penatalaksanaannya) yang b.d kurang paparan informasi

ditandai dengan pasien tidak mengerti kondisinya, menggosok-gosok mata.

Resiko tinggi injury b.d defisif pengetahuan.

Resiko tinggi infeksi b.d prosedur invasif.


INTERVENSI
Dx 1 :Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d agen injuri biologis (iritasi dan fotofobia
sekunder akibat peradangan di margo papebra )

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri dapat


ditoleransi

Kriteria Hasil :

Klien melaporkan nyeri berkurang secara verbal

Skala nyeri menurun ( skala nyeri 0 4 pada skala nyeri 0 - 10)

Klien mampu beristirahat.


Intervensi :

Observasi karakteristik nyeri klien ( PQRST )

Rasional : Mengetahui karakteristik nyeri dan memudahkan intervensi selanjutnya.

Kompres daerah mata dengan air hangat.

Rasional : Kompres menggunakan air hangat dapat mengurangi rasa nyeri.

Berikan dan ajarkan klien teknik relaksasi atau teknik distraksi

Rasional : Teknik relaksasi akan membantu mengurangi nyeri yang dirasakan klien dan teknik

distraksi akan membantu mengalihkan perhatian sehingga nyeri berkurang.

Kolaborasi pemberian analgetik

Rasional : Analgetik dapat menghilangkan nyeri.


Dx 2 : Kerusakan integritas kulit b.d proses inflamasi kelenjar kulit
di daerahbulu mata.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan terjadi perbaikan integritas kulit/ penyembuhan luka.
Kriteria Hasil :
Skuama / sisik berkurang.
Gatal berkurang sampai hilang
Kondisi ulkus membaik.
Intervesi Keperawatan :

Bersihkan daerah palpebra secara teratur dan setiap hari

Rasional : Pembersihan secara cermat setiap hari akan menjaga kebersihan palpebra sehingga

luka cepat sembuh

Gunakan teknik aseptic, pasien atau perawat mengangkat krusta, skuama

Rasional : Teknik aseptic akan mencegah iritasi yang lebih berat/ kontak dengan bakteri.

Kompres tepi kelopak mata dengan air hangat 3 kali atau sesuai kebutuhan

Rasional : Kompres membersihkan tepi kelopak mata dari krusta /skuama

Kolaborasi pemberian antibiotika dan steroid topical untuk kasus yang disebabkan oleh

infeksi bakteri.
Rasional : Mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut dan mengurangiperadangan
Dx 3 :Gangguan citra tubuh b.d perubahan kondisi fisik : bulu mata rontok dan

tidak diganti dengan yang baru, adanya krusta berwarna kuning , adanya skuama

pada palpebra

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien tidak

merasa malu dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan fisiknya

Kriteria Hasil :

Menunjukkan penerimaan terhadap kondisi diri

Secara aktif berpartisipasi dalam program terapi


Intervensi Keperawatan :

Jalin hubungan terapeutik antara perawat dengan pasien

Rasional : Dengan hubungan terapiutik, pasien akan merasa dihargai dan lebih terbuka

Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan

Rasional : Dengan bercerita akan dapat mengurangi beban perasaan klien.

Identifikasi masalah peran pasien saat ini

Rasional : Untuk mengetahui permasalahan klien.

Dorong pasien untuk mengargai hidup sendiri dengan cara lebih sehat dengan membuat

keputusan sendiri dan menerima diri sebagai diri sendiri saat ini.

Rasional : Untuk mengetahui permasalahan klien.


IMPLEMENTASI
Pelaksanaan adalah tahap yang menggunakan rencana keperawatan dalam
melakukan tindakan keperawatan. definisi secara umum, implementasi mencakup
tindakan penyerahan tindakan dan pencatatan. perawat harus memperhatikan atau
tertuju pada pengembangan dari langkah rencana keperawatan yang telah dibuat,
kemudian selanjutnya melakukan tindakan yang dicatat dalam aktivitas perawat dan
memperhatikan respon klien (Kozier, et. all, 2000).

Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan
kesehatan dan memfasilitasi koping (Nursalam, 2001).
EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan.
Evaluasi adalah tindakan yang terus menerus, bertujuan untuk
menentukan kemampuan klien dan keperawatan kesehatan
profesional yaitu menunjukkan peningkatan kearah tujuan yang
hendak dicapai pada klien dan keefektifan rencana keperawatan.
Evaluasi merupakan aspek yang penting karena memberikan
kesimpulan proses akhir apakah intervensi dihentikan, diteruskan, atau
perlu rencana / intervensi baru (Kozier, et. all, 2000).
TERIMA KASIH

Das könnte Ihnen auch gefallen