Sie sind auf Seite 1von 50

Tutorial Divisi Nefrologi

Infeksi Saluran Kemih

Oleh :
Metyana Cahyaningtyas
NIM. 1610029005

Pembimbing :
dr. Annisa Muhyi, Sp.A. M.Biomed

Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran


Universitas Mulawarman
Samarinda, 2017
Laporan Kasus
MRS : 21 Agustus 2017
Anamnesis & Pemeriksaan : 22 Agustus 2017
Nama : An. MA Identitas Orangtua :
JK : Perempuan Nama Ayah : Tn. AD
Umur : 4 tahun 6 bulan Umur : 48 tahun
Alamat : Perum. PKL Blok D, Pekerjaan : Swasta
Samarinda
Anak ke : 4 dari 4 bersaudara Nama Ibu : Ny. GAN
Umur : 45 tahun
Pekerjaan : IRT
Anamnesis
Keluhan Utama :
Nyeri saat BAK

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien dibawa orang tuanya ke Poli Anak RS AWS dengan keluhan
nyeri BAK sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien
mengeluh nyeri dan menangis saat BAK sambil memegangi
perutnya. Ibu pasien mengatakan bahwa air kencing berwarna
kuning pekat dan keluar sedikit sedikit namun sering. Saat ingin
kencing, pasien tidak bisa menahannya, sehingga terkencing di
celana, padahal biasanya anak dapat menahan kencing. Sebelum
keluhan nyeri BAK, ibu pasien mengatakan anaknya demam sejak
4 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam turun setelah diberi
Paracetamol, namun kembali demam setelah beberapa jam
kemudian. Keluhan lain berupa batuk (-), pilek (-), muntah (-), BAB
dalam batas normal.
Anamnesis

Riwayat Penyakit Dahulu :


Belum pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga :.


Tidak ada keluarga pasien yang memiliki keluhan serupa.
Alergi (-), DM (-), hipertensi (-), kelainan ginjal (-)
Anamnesis

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


Berat badan lahir : 2800 gram
Panjang badan lahir : 48 cm
Tersenyum : 2-3 bulan
Miring : 3 bulan
Tengkurap : 4 bulan
Duduk : 8 bulan
Gigi keluar : 4 bulan
Merangkak : 6 bulan
Berdiri : 9 bulan
Berjalan : 11 bulan
Berbicara dua suku kata : 1 tahun 5 bulan
Anamnesis

Riwayat Makan Minum anak :


ASI : 0 bulan
Dihentikan : 1,5 tahun
Susu sapi/buatan : susu sapi formula
Buah : 6 bulan
Bubur susu :-
Tim saring : 9 bulan
Makanan padat dan lauknya : 1,5 tahun, 3 x 1
piring (lauk, ikan/ayam, sayur) ikut menu orang
tua
Anamnesis
Riwayat Kehamilan
Pemeliharaan Prenatal
Periksa di : Bidan
Penyakit kehamilan :-
Obat-obatan yang sering diminum : tablet penambah darah dan
vitamin

Riwayat Kelahiran :
Lahir di : Bidan
Di tolong oleh : Bidan
Berapa bulan dalam kandungan : 9 bulan
Jenis partus : spontan per vaginam

Riwayat Postnatal :
Pemeliharaan postnatal
Periksa di : Bidan

Riwayat Keluarga Berencana


Penggunaan KB : Tidak
Pemeriksaan Fisik

KU: sakit sedang Antropometri :


Kesadaran : CM Berat Badan : 15 kg
Tinggi Badan : 101 cm
Tanda Vital :
Status Gizi :
TD : 90/60 x/menit BB/U : Z Score -2 s/d 0 SD (Gizi Baik)
Nadi : 120 mmHg TB/U : Z Score -2 s/d 0 SD (Normal)
RR : 28 x/menit BB/TB : Z Score -1 s/d 0 SD (Gizi Baik)
Suhu (axila) : 39,2o C
Pemeriksaan Fisik
Kepala/leher Thorax
Rambut : warna hitam Paru
Mata : anemis (-/-), ikterik - Inspeksi : tampak simetris, retraksi (-)
(-/-), RC (+/+), - Palpasi : pergerakan simetris
Telinga : bentuk normal, - Perkusi : sonor
sekret (-), darah (-) - Auskultasi : vesikuler, rhonki (-/-),
wheezing (-/-)
Hidung : bentuk normal,
sekret hidung (-), Jantung
- Inspeksi : iktus cordis terlihat pada
pernafasan cuping
ICS IV sinistra
hidung (-)
- Palpasi : iktus cordis teraba
Mulut : mukosa bibir kering (-),
sianosis (-) - Perkusi : batas jantung kiri = ICS V
MCLS, batas jantung kanan = ICS IV PSL
Leher : pembesaran KGB (-)
Dextra
- Auskultasi : S1S2 tunggal regular,
murmur (-)
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Inspeksi : flat, distended (-)
Palpasi : soefl, nyeri tekan (+) suprapubik, massa (-),
splenomegali (-), hepatomegaly (-), asites(-)
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) kesan normal

Ekstremitas
Akral hangat, pucat (-/-), edema (-), capillary refill time <
2 detik, tidak ada pembengkakan sendi atau tulang,
Pembesaran KGB aksiler dan inguinal (-), otot atrofi (-).
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Leukosit 22.780 /L 6000 17000 /L
Hemoglobin 11,6 g/dl 12,0 16,0 g/dl
Hematokrit 33,8 % 34,0-40,0 %
MCV 83,3 Fl 81,0 99,0 fL
MCH 28,6 pg 27,0 31,0 pg
MCHC 34,3 g/dL 33,0 37,0 g/dL
Trombosit 232000 /L 150000 450000 /L
Neutrofil% 77 % 40 74 %
Limfosit% 11 % 19 48 %
Monosit% 12 % 39%
Eosinofil% 0% 07%
Basofil% 1% 01%
Pemeriksaan penunjang ( Urinalisa)

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Berat jenis 1,015 1,003 1,300
pH 6,0 4,8 7,8
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Keruh Jernih
Protein +1 Negatif (-)
Bakteri + Negatif (-)
Sel epitel + Sedikit
Leukosit 20 40/lpb 0 1/lpb
Eritrosit 10 20/lpb 0 1/lpb
Diagnosis & Penatalaksanaan
Diagnosis Kerja : Infeksi Saluran Kemih (Sistitis)
Diagnosis Sekunder :-
Diagnosis Komplikasi :-

Penatalaksanaan
IVFD D51/2 NS 1200 cc/hari
Inj. Ceftriaxone 2 x 500 mg
Paracetamol syrup 3 x 1 cth
Tanggal Subjektif & Objektif Assesment & Planning

Selasa S : demam hari ke 4, nyeri saat BAK, air kencing berwarna A: Infeksi Saluran Kemih (Sistitis)
kuning pekat
22/08/2017 P:
Melati O : T: 39,2C, N: 120x/i, RR: 28 x/i IVFD D51/2 NS 1200 cc/hari
Kepala/Leher : anemis (-/-), ikterik (-/-), RC (+/+) Inj. Ceftriaxone 2 x 500 mg
Thoraks : Paracetamol syrup 3 x 1 cth
Inspeksi : gerak dada simetris D=S, retraksi (-/-) Diet TKTP3 x 1 porsi
Palpasi : iktus cordis teraba pada ICS V MCLS
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-), S1S2
tunggal reguler, bising (-)
Abdomen
Inspeksi : flat, distended (-)
Palpasi : soefl, nyeri tekan (+) suprapubik, hepatomegali (-)
splenomegali (-)
Perkusi : timpani,
Auskultasi : BU (+) kesan normal
Ekstremitas : akral hangat (+), edema (-), CRT < 2 detik

Hasil UL (22/8/2017)
Bakteri: +
Leukosit : 20-40/lpb
Tanggal Subjektif & Objektif Assesment & Planning
Rabu S : demam hari ke 5, nyeri saat BAK, air kencing masih A: Infeksi Saluran Kemih (Sistitis)
berwarna kuning
23/08/2017 P:
Melati O : T: 38,5C, N: 112 x/i, RR: 28 x/i IVFD D51/2 NS 1200 cc/hari
Kepala/Leher : anemis (-/-), ikterik (-/-), RC (+/+) Inj. Ceftriaxone 2 x 500 mg
Thoraks : dbn Paracetamol 3 x 150 cc IV
Abdomen Diet TKTP3 x 1 porsi
Inspeksi : flat, distended (-)
Palpasi : soefl, nyeri tekan (+) suprapubik, hepatomegali (-)
splenomegali (-)
Perkusi : timpani,
Auskultasi : BU (+) kesan normal
Ekstremitas : dbn

Kamis S : demam (-), nyeri saat BAK berkurang, air kencing warna A: Infeksi Saluran Kemih (Sistitis)
kuning agak jernih
24/08/2017 P:
Melati O : T: 37,2C, N: 104 x/i, RR: 24 x/i IVFD D51/2 NS 1200 cc/hari
Kepala/Leher : anemis (-/-), ikterik (-/-), RC (+/+) Inj. Ceftriaxone 2 x 500 mg
Thoraks : dbn Paracetamol 3 x 150 cc IV (jika demam)
Abdomen Diet TKTP3 x 1 porsi
Inspeksi : flat, distended (-)
Palpasi : soefl, nyeri tekan (-), hepatomegali (-) splenomegali
(-)
Perkusi : timpani,
Auskultasi : BU (+) kesan normal
Ekstremitas : dbn
Tanggal Subjektif & Objektif Assesment & Planning
Jumat S : demam (-), nyeri saat BAK (-), air kencing masih berwarna A: Infeksi Saluran Kemih (Sistitis)
kuning jernih
25/08/2017 P:
Melati O : T: 36,7C, N: 96 x/i, RR: 24 x/i Boleh pulang dengan obat pulang :
Kepala/Leher : anemis (-/-), ikterik (-/-), RC (+/+) Cotrimoxazole syrup 3 x 1 cth
Thoraks : dbn Paracetamol syrup 3 x 1 cth
Abdomen
Inspeksi : flat, distended (-)
Palpasi : soefl, nyeri tekan (-), hepatomegali (-) splenomegali
(-)
Perkusi : timpani,
Auskultasi : BU (+) kesan normal
Ekstremitas : dbn
Tinjauan Pustaka
Definisi
Infeksi Saluran Kemih (urinary tract infection)
adalah bertumbuh dan berkembang biaknya
kuman atau mikroba dalam saluran kemih dalam
jumlah bermakna.
ISK simptomatik adalah ISK yang disertai gejala
dan tanda klinik.
Infeksi pada
parenkim ginjal
(Pielonefritis)
ISK simptomatik
Infeksi saluran
kemih bawah
(Sistitis)
Epidemiologi
ISKmerupakan penyakit yang relatif sering
pada anak.
Prevalensi ISK pada neonatus berkisar
0,1%-1%, meningkat menjadi 14% pada
neonatus dengan demam.
Risiko ISK pada anak sebelum pubertas,
anak perempuan : 3-5%
anak laki-laki : 1-2%
Etiologi
Kuman penyebab tersering pada ISK
serangan pertama adalah Escherichia coli
(60-80%)
Kuman lain penyebab ISK antara lain :
Proteus mirabilis, Klebsiella pneumoniae,
Klebsiella oksitoka, Proteus vulgaris,
Pseudomonas
Klasifikasi
Berdasarkan gejala :
ISK asimptomatik
ISK simptomatik
Berdasarkan lokasi :
ISK atas
ISK bawah
Berdasarkan kelainan :
ISK simpleks
ISK kompleks
ISK atipik
ISK berulang
Patogenesis
Manifestasi klinis
Gejala klinik ISK pada anak sangat bervariasi, ditentukan
oleh intensitas reaksi peradangan, letak infeksi (ISK atas
dan ISK bawah), dan umur pasien.
Sebagian ISK pada anak merupakan ISK asimtomatik,
umumnya ditemukan pada anak umur sekolah, terutama
anak perempuan dan biasanya ditemukan pada uji tapis
(screening programs)
Pada neonatus Pada bayi sampai Pada umur lebih Pada anak besar
umur 1 tahun tinggi yaitu
sampai 4 tahun
Demam, Demam yang Demam yang Demam
hipotermia tinggi dapat tinggi hingga
Muntah disertai kejang menyebabkan gejala klinik lokal
Diare Muntah kejang saluran kemih
Anoreksia Diare Muntah berupa :
ikterus atau nafsu makan Diare Polakisuria
kolestatis berkurang dapat timbul Disuria
tidak mau minum Cengeng dehidrasi Urgency
Oliguria Kolik Frequency
Iritabel penurunan berat Ngompol
distensi abdomen badan keluhan sakit
Apatis Ikterus perut, sakit
Kadang-kadang distensi abdomen pinggang, atau
gejala klinik hanya gagal tumbuh pireksia lebih
berupa apatis dan Pada palpasi ginjal jarang ditemukan
warna kulit anak merasa
keabu-abuan kesakitan
(grayish color)
Pada pielonefritis Pada sistitis
demam tinggi disertai menggigil, demam jarang melebihi 380C
Gejala saluran cerna seperti mual, nyeri pada perut bagian bawah
muntah, diare gangguan berkemih berupa
Tekanan darah pada umumnya frequensi, disuria, urgendi rasa
masih normal diskomfort suprapubik, urgensi,
dapat ditemukan nyeri pinggang kesulitan berkemih, retensio urin,
Gejala neurologis dapat berupa dan enuresis
iritabel dan kejang
Diagnosis
Diagnosis ISK ditegakkan berdasarkan:
anamnesis.
pemeriksaan fisik.
pemeriksaan laboratorium (darah lengkap, urinalisis)
biakan urin.
Rekomendasi dari American Academy of Pediatrics (AAP) :
Pada bayi umur <2 bulan, setiap demam harus dipikirkan
kemungkinan ISK dan perlu dilakukan biakan urin.
Pada anak umur 2 bulan - 2 tahun dengan demam yang tidak
diketahui penyebabnya, kemungkinan ISK harus dipikirkan dan
perlu dilakukan biakan urin.

Untuk anak perempuan umur 2 bulan - 2 tahun, AAP


membuat patokan sederhana berdasarkan 5 gejala klinik yaitu:
1. suhu tubuh 390C atau lebih
2. demam berlangsung dua hari atau lebih
3. ras kulit putih
4. umur di bawah satu tahun
5. tidak ditemukan kemungkinan penyebab demam
lainnya.

Bila ditemukan 2 atau lebih faktor risiko tersebut maka sensitivitas


untuk kemungkinan ISK mencapai 95% dengan spesifisitas 31%
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan tanda vital
pengukuran antropometrik,
pemeriksaan massa dalam abdomen, kandung
kemih, muara uretra,
pemeriksaan neurologik ekstremitas bawah,
tulang belakang untuk melihat ada tidaknya
spina bifida, perlu dilakukan pada pasien ISK.
Genitalia eksterna diperiksa untuk melihat
kelainan fimosis, hipospadia, epispadia pada
laki-laki atau sinekia vagina pada perempuan
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah
Leukositosis
peningkatan nilai absolut neutrofil
peningkatan laju endap darah (LED)
C-reactive protein (CRP) yang positif,
merupakan indikator non-spesifk ISK atas
Pemeriksaan penunjang
Urinalisis
Leukosituria biasanya ditemukan pada anak dengan
ISK (80-90%) pada setiap episode ISK simtomatik.
Pemeriksaan dengan stik urin dapat mendeteksi
adanya leukosit esterase, enzim yang terdapat di
dalam lekosit neutrofil.
Uji nitrit positif -> terdapat kuman dalam urin.
Hematuria kadang-kadang dapat menyertai infeksi
saluran kemih, tetapi tidak dipakai sebagai indikator
diagnostik.
Neutrophil gelatinase associated lipocalin urin (uNGAL)
dan rasio uNGAL dengan kreatinin urin (uNGAL/Cr)
merupakan petanda adanya ISK.
Pemeriksaan penunjang
Biakan urin
Cara pengambilan spesimen urin
aspirasi suprapubik, kateter urin, pancar tengah (midstream), dan
menggunakan urine collector.
Interpretasi biakan urin
Berdasarkan kriteria Kass, dengan kateter urin dan urin pancar
tengah dipakai jumlah kuman 105 cfu/mL urin sebagai bakteriuria
bermakna.
Dengan kateter urin, Garin dkk., (2007) menggunakan jumlah > 105
cfu/mL urin sebagai kriteria bermakna
Paschke dkk. (2010) menggunakan batasan ISK dengan jumlah
kuman > 50x 103 cfu/mL untuk teknik pengambilan urin dengan
midstream/clean catch
Pada neonatus, Lin dkk. (1999) menggunakan jumlah > 105 cfu/mL,
dan Baerton dkk., menggunakan batasan kuman > 104 cfu/mL jika
sampel urin diambil dengan urine bag
Penatalaksanaan
Secara garis besar, tata laksana ISK terdiri
dari :
1. Eradikasi infeksi akut
2. Deteksi dan tata laksana kelainan
anatomi dan fungsional pada ginjal dan
saluran kemih
3. Deteksi dan mencegah infeksi berulang.
Penatalaksanaan
Sistitis Akut
Direkomendasikan pemberian antibiotik oral.
Lama pengobatan umumnya 5-7 hari,
meskipun ada yang memberikan 3-5 hari.
Umumnya tidak memerlukan perawatan di
rumah sakit.
Bila gejala klinik cukup berat misalnya rasa
sakit yang hebat, toksik, muntah dan
dehidrasi, anak harus dirawat di rumah sakit
dan diberi pengobatan parenteral hingga
gejala klinik membaik.
Penatalaksanaan
Pielonefritis akut
Pemberian antibiotik parenteral selama 7 -
14 hari sangat efektif dalam mengatasi
infeksi pada pielonefritis akut
Perbaikan klinis sudah terlihat dalam 24-
48 jam pemberian antibiotik parenteral.
Setelah perbaikan klinis, antibiotik
dilanjutkan dengan pemberian antibiotik
per oral sampai selama 7-14 hari
pengobatan.
Kausatif : Eradikasi infeksi
Contd
Contd
Pengobatan ISK pada neonates
Pada masa neonatus, gejala klinik ISK tidak
spesifik dapat berupa apati, anoreksia, ikterus,
gagal tumbuh, muntah, diare, demam,
hipotermia, tidak mau minum, oliguria,
iritabel, atau distensi abdomen.
Kombinasi aminoglikosida dan ampisilin
selama 10-14 hari
Pemberian profilaksis antibiotik segera
diberikan setelah selesai pengobatan fase
akut.
Terapi simptomatik
Demam: pemberian paracetamol 10-15mg/kgbb

Terapi Suportif
Terapi cairan yang adekuat
Mengosongkan kandung kemih setiap miksi.

Terapi Preventif
Laki-laki : sirkumsisi
Perempuan : perineal hygene
Deteksi dan tata laksana kelainan
anatomi dan fungsional
Pemeriksaan fisik
sinekia vagina pada anak perempuan
fimosis, hipospadia, epispadia pada anak laki-laki.

Pencitraan
USG (ultrasonografi)
MSU (miksio-sistouretrografi)
PIV (pielografi inravena)
skintigrafi DMSA (dimercapto succinic acid),
CT-scan
MRI (magnetic resonance imaging)
Deteksi dan mencegah infeksi berulang
Perbaikan status gizi
Edukasi tentang hygiene dan pola hidup
sehat
Menghilangkan atau mengatasi faktor
risiko
Asupan cairan yang tinggi dan miksi yang
teratur bermanfaat mencegah ISK
berulang
Indikasi rawat inap
ISK pada neonatus,
pielonefritis akut
ISK dengan komplikasi seperti gagal ginjal, hipertensi,
ISK disertai sepsis atau syok,
ISK dengan gejala klinik yang berat seperti rasa sakit
yang hebat, toksik, kesulitan asupan oral, muntah dan
dehidrasi.
ISK dengan kelainan urologi yang kompleks,
ISK dengan organisme resisten terhadap antibiotik
oral,
terdapat masalah psikologis seperti orang tua yang
tidak mampu merawat anak.
Komplikasi
gagal ginjal akut
bakteremia
sepsis dan meningitis
Komplikasi ISK jangka panjang : parut ginjal,
hipertensi, gagal ginjal.
Pembahasan
Anamnesis
Teori Fakta
Pada anak > 4 tahun Pasien dibawa orang tuanya ke Poli Anak
Demam RS AWS dengan keluhan nyeri BAK sejak
3 hari sebelum masuk rumah sakit.
Pasien mengeluh nyeri dan menangis saat
gejala klinik lokal saluran kemih
BAK sambil memegangi perutnya. Ibu
berupa pasien mengatakan bahwa air kencing
Polakisuria berwarna kuning pekat dan keluar
Disuria sedikit sedikit namun sering. Saat ingin
Urgency kencing, pasien tidak bisa menahannya,
Frequency sehingga terkencing di celana, padahal
Ngompol biasanya anak dapat menahan kencing.
keluhan sakit perut, sakit pinggang, Sebelum keluhan nyeri BAK, ibu pasien
mengatakan anaknya demam sejak 4
atau pireksia lebih jarang
hari sebelum masuk rumah sakit. Demam
ditemukan turun setelah diberi Paracetamol, namun
kembali demam setelah beberapa jam
kemudian. Keluhan lain berupa batuk (-),
pilek (-), muntah (-), BAB dalam batas
normal.
Pemeriksaan Fisik
Teori Fakta
Pemeriksaan tanda vital KU: sakit sedang
Kesadaran : CM, GCS E4V5M6
pengukuran antropometrik, Tanda Vital
pemeriksaan massa dalam TD : 90/60 x/menit
Nadi : 120 mmHg
abdomen, kandung kemih, muara RR : 28 x/menit
uretra, Suhu (axila) : 39,2o C
pemeriksaan neurologik Antropometri
Berat Badan : 15 kg
ekstremitas bawah, tulang belakang Tinggi Badan : 101 cm
untuk melihat ada tidaknya spina Status Gizi : Gizi baik
bifida, perlu dilakukan pada pasien
Abdomen
ISK. Inspeksi : flat, distended (-)
Genitalia eksterna diperiksa untuk Palpasi : soefl, nyeri tekan (+) suprapubik,
massa (-), splenomegali (-), hepatomegaly (-), asites(-)
melihat kelainan fimosis, hipospadia, Perkusi : timpani
epispadia pada laki-laki atau sinekia Auskultasi : bising usus (+) kesan normal
vagina pada perempuan
Ekstremitas
Akral hangat, pucat (-/-), edema (-), capillary refill
time < 2 detik, tidak ada pembengkakan sendi atau
tulang, Pembesaran KGB aksiler dan inguinal (-), otot
atrofi (-).

Genitalia Eksterna : sinekia vagina (-)


Pemeriksaan Penunjang
Teori Fakta

Pemeriksaan darah lengkap : Pemeriksaan darah lengkap


Leukositosis Hb : 11,6 g/dl
peningkatan nilai absolut neutrofil Hct : 33,8%
Leu : 22.780/l
peningkatan laju endap darah (LED)
Plt : 232.000/l
C-reactive protein (CRP) yang positif,
merupakan indikator non-spesifk Urinalisis
ISK atas

Urinalisis : Leukosituria

Biakan urin

Biakan urin : tidak dilakukan


Penatalaksanaan
Teori Fakta
Sistitis Akut IVFD D51/2 NS 1200 cc/hari
Direkomendasikan pemberian antibiotik Inj. Ceftriaxone 2 x 500 mg
oral. Paracetamol syrup 3 x 1 cth
Lama pengobatan umumnya 5-7 hari,
meskipun ada yang memberikan 3-5 hari.
Diet TKTP3 x 1 porsi
Umumnya tidak memerlukan perawatan di
rumah sakit. Obat pulang :
Bila gejala klinik cukup berat, anak harus Cotrimoxazole syrup 3 x 1 cth
dirawat di rumah sakit dan diberi pengobatan Paracetamol syrup 3 x 1 cth
parenteral hingga gejala klinik membaik.

Terapi simptomatik
Demam: pemberian paracetamol 10-15mg/kgbb

Terapi Suportif
Terapi cairan yang adekuat
Mengosongkan kandung kemih setiap miksi.
Kesimpulan
ISK merupakan penyakit yang sering
ditemukan pada anak.
Diagnosis dini dan terapi adekuat sangat
penting dilakukan agar penyakit tidak
berlanjut.
Pengobatan ISK bertujuan untuk mencegah
terjadinya parut ginjal.
Keberhasilan penanganan yang efektif ialah
diagnosis dini dan pengobatan antibiotik yang
adekuat, serta tindak lanjut yang terprogram.
Terima kasih
Daftar pustaka
IDAI. (2011). Konsensus Infeksi Saluran Kemih Pada Anak.
Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia Unit Kerja
Koordinasi (UKK) Nefrologi.

Das könnte Ihnen auch gefallen