Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Oleh :
Metyana Cahyaningtyas
NIM. 1610029005
Pembimbing :
dr. Annisa Muhyi, Sp.A. M.Biomed
Riwayat Kelahiran :
Lahir di : Bidan
Di tolong oleh : Bidan
Berapa bulan dalam kandungan : 9 bulan
Jenis partus : spontan per vaginam
Riwayat Postnatal :
Pemeliharaan postnatal
Periksa di : Bidan
Ekstremitas
Akral hangat, pucat (-/-), edema (-), capillary refill time <
2 detik, tidak ada pembengkakan sendi atau tulang,
Pembesaran KGB aksiler dan inguinal (-), otot atrofi (-).
Pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan
IVFD D51/2 NS 1200 cc/hari
Inj. Ceftriaxone 2 x 500 mg
Paracetamol syrup 3 x 1 cth
Tanggal Subjektif & Objektif Assesment & Planning
Selasa S : demam hari ke 4, nyeri saat BAK, air kencing berwarna A: Infeksi Saluran Kemih (Sistitis)
kuning pekat
22/08/2017 P:
Melati O : T: 39,2C, N: 120x/i, RR: 28 x/i IVFD D51/2 NS 1200 cc/hari
Kepala/Leher : anemis (-/-), ikterik (-/-), RC (+/+) Inj. Ceftriaxone 2 x 500 mg
Thoraks : Paracetamol syrup 3 x 1 cth
Inspeksi : gerak dada simetris D=S, retraksi (-/-) Diet TKTP3 x 1 porsi
Palpasi : iktus cordis teraba pada ICS V MCLS
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-), S1S2
tunggal reguler, bising (-)
Abdomen
Inspeksi : flat, distended (-)
Palpasi : soefl, nyeri tekan (+) suprapubik, hepatomegali (-)
splenomegali (-)
Perkusi : timpani,
Auskultasi : BU (+) kesan normal
Ekstremitas : akral hangat (+), edema (-), CRT < 2 detik
Hasil UL (22/8/2017)
Bakteri: +
Leukosit : 20-40/lpb
Tanggal Subjektif & Objektif Assesment & Planning
Rabu S : demam hari ke 5, nyeri saat BAK, air kencing masih A: Infeksi Saluran Kemih (Sistitis)
berwarna kuning
23/08/2017 P:
Melati O : T: 38,5C, N: 112 x/i, RR: 28 x/i IVFD D51/2 NS 1200 cc/hari
Kepala/Leher : anemis (-/-), ikterik (-/-), RC (+/+) Inj. Ceftriaxone 2 x 500 mg
Thoraks : dbn Paracetamol 3 x 150 cc IV
Abdomen Diet TKTP3 x 1 porsi
Inspeksi : flat, distended (-)
Palpasi : soefl, nyeri tekan (+) suprapubik, hepatomegali (-)
splenomegali (-)
Perkusi : timpani,
Auskultasi : BU (+) kesan normal
Ekstremitas : dbn
Kamis S : demam (-), nyeri saat BAK berkurang, air kencing warna A: Infeksi Saluran Kemih (Sistitis)
kuning agak jernih
24/08/2017 P:
Melati O : T: 37,2C, N: 104 x/i, RR: 24 x/i IVFD D51/2 NS 1200 cc/hari
Kepala/Leher : anemis (-/-), ikterik (-/-), RC (+/+) Inj. Ceftriaxone 2 x 500 mg
Thoraks : dbn Paracetamol 3 x 150 cc IV (jika demam)
Abdomen Diet TKTP3 x 1 porsi
Inspeksi : flat, distended (-)
Palpasi : soefl, nyeri tekan (-), hepatomegali (-) splenomegali
(-)
Perkusi : timpani,
Auskultasi : BU (+) kesan normal
Ekstremitas : dbn
Tanggal Subjektif & Objektif Assesment & Planning
Jumat S : demam (-), nyeri saat BAK (-), air kencing masih berwarna A: Infeksi Saluran Kemih (Sistitis)
kuning jernih
25/08/2017 P:
Melati O : T: 36,7C, N: 96 x/i, RR: 24 x/i Boleh pulang dengan obat pulang :
Kepala/Leher : anemis (-/-), ikterik (-/-), RC (+/+) Cotrimoxazole syrup 3 x 1 cth
Thoraks : dbn Paracetamol syrup 3 x 1 cth
Abdomen
Inspeksi : flat, distended (-)
Palpasi : soefl, nyeri tekan (-), hepatomegali (-) splenomegali
(-)
Perkusi : timpani,
Auskultasi : BU (+) kesan normal
Ekstremitas : dbn
Tinjauan Pustaka
Definisi
Infeksi Saluran Kemih (urinary tract infection)
adalah bertumbuh dan berkembang biaknya
kuman atau mikroba dalam saluran kemih dalam
jumlah bermakna.
ISK simptomatik adalah ISK yang disertai gejala
dan tanda klinik.
Infeksi pada
parenkim ginjal
(Pielonefritis)
ISK simptomatik
Infeksi saluran
kemih bawah
(Sistitis)
Epidemiologi
ISKmerupakan penyakit yang relatif sering
pada anak.
Prevalensi ISK pada neonatus berkisar
0,1%-1%, meningkat menjadi 14% pada
neonatus dengan demam.
Risiko ISK pada anak sebelum pubertas,
anak perempuan : 3-5%
anak laki-laki : 1-2%
Etiologi
Kuman penyebab tersering pada ISK
serangan pertama adalah Escherichia coli
(60-80%)
Kuman lain penyebab ISK antara lain :
Proteus mirabilis, Klebsiella pneumoniae,
Klebsiella oksitoka, Proteus vulgaris,
Pseudomonas
Klasifikasi
Berdasarkan gejala :
ISK asimptomatik
ISK simptomatik
Berdasarkan lokasi :
ISK atas
ISK bawah
Berdasarkan kelainan :
ISK simpleks
ISK kompleks
ISK atipik
ISK berulang
Patogenesis
Manifestasi klinis
Gejala klinik ISK pada anak sangat bervariasi, ditentukan
oleh intensitas reaksi peradangan, letak infeksi (ISK atas
dan ISK bawah), dan umur pasien.
Sebagian ISK pada anak merupakan ISK asimtomatik,
umumnya ditemukan pada anak umur sekolah, terutama
anak perempuan dan biasanya ditemukan pada uji tapis
(screening programs)
Pada neonatus Pada bayi sampai Pada umur lebih Pada anak besar
umur 1 tahun tinggi yaitu
sampai 4 tahun
Demam, Demam yang Demam yang Demam
hipotermia tinggi dapat tinggi hingga
Muntah disertai kejang menyebabkan gejala klinik lokal
Diare Muntah kejang saluran kemih
Anoreksia Diare Muntah berupa :
ikterus atau nafsu makan Diare Polakisuria
kolestatis berkurang dapat timbul Disuria
tidak mau minum Cengeng dehidrasi Urgency
Oliguria Kolik Frequency
Iritabel penurunan berat Ngompol
distensi abdomen badan keluhan sakit
Apatis Ikterus perut, sakit
Kadang-kadang distensi abdomen pinggang, atau
gejala klinik hanya gagal tumbuh pireksia lebih
berupa apatis dan Pada palpasi ginjal jarang ditemukan
warna kulit anak merasa
keabu-abuan kesakitan
(grayish color)
Pada pielonefritis Pada sistitis
demam tinggi disertai menggigil, demam jarang melebihi 380C
Gejala saluran cerna seperti mual, nyeri pada perut bagian bawah
muntah, diare gangguan berkemih berupa
Tekanan darah pada umumnya frequensi, disuria, urgendi rasa
masih normal diskomfort suprapubik, urgensi,
dapat ditemukan nyeri pinggang kesulitan berkemih, retensio urin,
Gejala neurologis dapat berupa dan enuresis
iritabel dan kejang
Diagnosis
Diagnosis ISK ditegakkan berdasarkan:
anamnesis.
pemeriksaan fisik.
pemeriksaan laboratorium (darah lengkap, urinalisis)
biakan urin.
Rekomendasi dari American Academy of Pediatrics (AAP) :
Pada bayi umur <2 bulan, setiap demam harus dipikirkan
kemungkinan ISK dan perlu dilakukan biakan urin.
Pada anak umur 2 bulan - 2 tahun dengan demam yang tidak
diketahui penyebabnya, kemungkinan ISK harus dipikirkan dan
perlu dilakukan biakan urin.
Terapi Suportif
Terapi cairan yang adekuat
Mengosongkan kandung kemih setiap miksi.
Terapi Preventif
Laki-laki : sirkumsisi
Perempuan : perineal hygene
Deteksi dan tata laksana kelainan
anatomi dan fungsional
Pemeriksaan fisik
sinekia vagina pada anak perempuan
fimosis, hipospadia, epispadia pada anak laki-laki.
Pencitraan
USG (ultrasonografi)
MSU (miksio-sistouretrografi)
PIV (pielografi inravena)
skintigrafi DMSA (dimercapto succinic acid),
CT-scan
MRI (magnetic resonance imaging)
Deteksi dan mencegah infeksi berulang
Perbaikan status gizi
Edukasi tentang hygiene dan pola hidup
sehat
Menghilangkan atau mengatasi faktor
risiko
Asupan cairan yang tinggi dan miksi yang
teratur bermanfaat mencegah ISK
berulang
Indikasi rawat inap
ISK pada neonatus,
pielonefritis akut
ISK dengan komplikasi seperti gagal ginjal, hipertensi,
ISK disertai sepsis atau syok,
ISK dengan gejala klinik yang berat seperti rasa sakit
yang hebat, toksik, kesulitan asupan oral, muntah dan
dehidrasi.
ISK dengan kelainan urologi yang kompleks,
ISK dengan organisme resisten terhadap antibiotik
oral,
terdapat masalah psikologis seperti orang tua yang
tidak mampu merawat anak.
Komplikasi
gagal ginjal akut
bakteremia
sepsis dan meningitis
Komplikasi ISK jangka panjang : parut ginjal,
hipertensi, gagal ginjal.
Pembahasan
Anamnesis
Teori Fakta
Pada anak > 4 tahun Pasien dibawa orang tuanya ke Poli Anak
Demam RS AWS dengan keluhan nyeri BAK sejak
3 hari sebelum masuk rumah sakit.
Pasien mengeluh nyeri dan menangis saat
gejala klinik lokal saluran kemih
BAK sambil memegangi perutnya. Ibu
berupa pasien mengatakan bahwa air kencing
Polakisuria berwarna kuning pekat dan keluar
Disuria sedikit sedikit namun sering. Saat ingin
Urgency kencing, pasien tidak bisa menahannya,
Frequency sehingga terkencing di celana, padahal
Ngompol biasanya anak dapat menahan kencing.
keluhan sakit perut, sakit pinggang, Sebelum keluhan nyeri BAK, ibu pasien
mengatakan anaknya demam sejak 4
atau pireksia lebih jarang
hari sebelum masuk rumah sakit. Demam
ditemukan turun setelah diberi Paracetamol, namun
kembali demam setelah beberapa jam
kemudian. Keluhan lain berupa batuk (-),
pilek (-), muntah (-), BAB dalam batas
normal.
Pemeriksaan Fisik
Teori Fakta
Pemeriksaan tanda vital KU: sakit sedang
Kesadaran : CM, GCS E4V5M6
pengukuran antropometrik, Tanda Vital
pemeriksaan massa dalam TD : 90/60 x/menit
Nadi : 120 mmHg
abdomen, kandung kemih, muara RR : 28 x/menit
uretra, Suhu (axila) : 39,2o C
pemeriksaan neurologik Antropometri
Berat Badan : 15 kg
ekstremitas bawah, tulang belakang Tinggi Badan : 101 cm
untuk melihat ada tidaknya spina Status Gizi : Gizi baik
bifida, perlu dilakukan pada pasien
Abdomen
ISK. Inspeksi : flat, distended (-)
Genitalia eksterna diperiksa untuk Palpasi : soefl, nyeri tekan (+) suprapubik,
massa (-), splenomegali (-), hepatomegaly (-), asites(-)
melihat kelainan fimosis, hipospadia, Perkusi : timpani
epispadia pada laki-laki atau sinekia Auskultasi : bising usus (+) kesan normal
vagina pada perempuan
Ekstremitas
Akral hangat, pucat (-/-), edema (-), capillary refill
time < 2 detik, tidak ada pembengkakan sendi atau
tulang, Pembesaran KGB aksiler dan inguinal (-), otot
atrofi (-).
Urinalisis : Leukosituria
Biakan urin
Terapi simptomatik
Demam: pemberian paracetamol 10-15mg/kgbb
Terapi Suportif
Terapi cairan yang adekuat
Mengosongkan kandung kemih setiap miksi.
Kesimpulan
ISK merupakan penyakit yang sering
ditemukan pada anak.
Diagnosis dini dan terapi adekuat sangat
penting dilakukan agar penyakit tidak
berlanjut.
Pengobatan ISK bertujuan untuk mencegah
terjadinya parut ginjal.
Keberhasilan penanganan yang efektif ialah
diagnosis dini dan pengobatan antibiotik yang
adekuat, serta tindak lanjut yang terprogram.
Terima kasih
Daftar pustaka
IDAI. (2011). Konsensus Infeksi Saluran Kemih Pada Anak.
Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia Unit Kerja
Koordinasi (UKK) Nefrologi.