Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Pembimbing:
Letkol CKM dr. Arief Soffanto, Sp.OG
Pendahuluan
Menstruasi atau haid merupakan suatu kondisi yang dialami oleh
setiap perempuan. Biasanya seorang gadis dikatakan sudah
menginjak remaja bila telah mengalami haidnya yang pertama
(disebut dengan menarche). Datangnya haid ini menandakan
bahwa fungsi tubuh seorang perempuan berjalan dengan baik dan
normal.
Pola haid merupakan suatu siklus menstruasi normal, dengan
menarche sebagai titik awal. Pada umumnya menstruasi akan
berlangsung setiap 28 hari selama lebih kurang 7 hari. Lama
perdarahannya sekitar 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah
yang sedikit-sedikit dan tidak terasa nyeri. Jumlah darah yang
hilang sekitar 30-40 cc. Puncaknya hari ke-2 atau ke-3 dengan
jumlah pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah. (Manuaba, 2008).
-MENSTRUASI-
Definisi Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang
dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala
akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus (Bobak,
2004). Sedangkan menurut Prawirohardjo (2005),
menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik
dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi)
endometrium.
Fisiologi Menstruasi
Fase-Fase Menstruasi
Fase Fase
Ovarium Endometrium
Fase Folikular Fase Menstruasi
Fase Ovulasi Fase Proliferasi
Fase Luteal Fase Sekretorik
Fase Menstruasi (Ovarium)
Fase Folikuler
Pada fase ini, terjadi peningkatan hormon FSH untuk membantu perkembangan dan pematangan folikel.
Dengan berkembangnya folikel, produksi estrogen meningkat dan ini akan memberi efek feedback, yaitu
penekanan produksi hormon FSH.
Selama pembentukan folikel, seiring dengan pembentukan dan penyimpanan bahan oleh oosit primer untuk
digunakan jika dibuahi, terjadi perubahan-perubahan penting di sel-sel yang mengelilingi oosit dalam
persiapan untuk pembebasan sel telur dari ovarium (Sherwood, 2009).
Fase Ovulasi
Pada saat ovulasi, kadar estrogen perlahan-lahan meningkat dan kemudian dengan cepat mencapai puncaknya
dan akan menyebabkan lonjakan LH pada pertengahan siklus. Lonjakan LH ini menyebabkan empat
perubahan besar dalam folikel :
1) Menghentikan sintesis estrogen oleh sel folikel.
2) Memicu kembali meiosis di oosit folikel yang sedang berkembang.
3) Memicu pembentukan prostaglandin kerja lokal yang akan memicu ovulasi dengan mendorong perubahan
vaskular yang menyebabkan pembengkakan cepat folikel dan menginduksi digesti enzimatik dinding folikel
yang akan menyebabkan pecahnya dinding folikel yang menutupi tonjolan folikel.
4) Menyebabkan diferensiasi sel folikel menjadi sel luteal.
Fase Luteal
Setelah memicu pembentukan korpus luteum, LH merangsang sekresi berkelanjutan hormon steroid oleh
struktur ovarium ini. Di bawah pengaruh LH, korpus luteum mengeluarkan progesteron dan estrogen. Kadar
progesteron akan meningkat dan kadar estrogen juga meningkat tetapi tidak sampai mencapai kadar yang
sama ketika fase folikular. Progesteron akan mendominasi fase luteal dan akan menghambat sekresi LH dan
FSH untuk mencegah pematangan folikel baru dan ovulasi selama fase luteal.
Fase Menstruasi Endometrium
Fase Menstruasi
Saat korpus luteum berdegenerasi karena tidak terjadi fertilisasi, kadar progesteron dan estrogen
menurun tajam, merangsang pembebasan prostaglandin yang menyebabkan vasokonstriksi
vaskular endometrium.
Penurunan distribusi oksigen menyebabkan kematian endometrium beserta vaskularnya.
Perdarahan yang terjadi melalui kerusakan vaskular ini membilas jaringan yang mati ke lumen
uterus dan hanya menyisakan sebuah lapisan tipis epitel dan kelenjar yang nantinya menjadi asal
regenerasi endometrium.
Fase Proliferasi
Ketika darah haid berhenti, endometrium mulai memperbaiki diri dan berproliferasi di bawah
pengaruh estrogen dari folikel-folikel yang baru berkembang. Estrogen memacu proliferasi sel
epitel, kelenjar, dan vaskular endometrium. Fase ini berlangsung dari akhir menstruasi hingga
ovulasi, kadar puncak estrogen memicu lonjakan LH yang menjadi penyebab ovulasi.
Fase Sekretorik
Setelah ovulasi, terbentuk korpus luteum baru yang mengeluarkan sejumlah besar progesteron
dan estrogen. Progesteron mengubah endometrium menjadi kaya vaskular dan glikogen yang
mana dipersiapkan untuk implantasi.
Faktor yang Mempengaruhi
Status gizi
Obat-
Stress
Obatan
Menstruasi
Kelainan
Olahraga
Genetik
Penyakit
Sistem Merokok
Reproduksi
-GANGGUAN
SIKLUS MENSTRUASI-
Definisi Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi adalah menstruasi yang berulang setiap bulan yang
merupakan suatuproses kompleks yang mencakup reproduktif dan
endokrin yang berangkai secara kompleks dan saling mempengaruhi
(Sherwood, 2009). Suzannec (2001), mendeskripsikan siklus menstruasi
adalah proses kompleks yang mencakup reproduktif dan endokrin.
Menurut Bobak (2004), Siklus menstruasi merupakan rangkaian
peristiwa yang secara kompleks saling mempengaruhi dan terjadi secara
simultan.
Panjang siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya menstruasi
yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Hari mulainya perdarahan
dinamakan hari pertama siklus (Prawirohardjo, 2005).
Panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai siklus
menstruasi klasik adalah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas biasanya
berlangsung selama kurang lebih 7 hari. Lama perdarahan sekitar 3-5 hari
dengan jumlah darah yang hilang sekitar 30-40 cc (Bobak, 2005).
Gangguan Lama Menstruasi
Polimenore atau Epinore
Pada polimenore siklus menstruasi lebih pendek dari biasanya yaitu terjadi dengan interval
kurang dari 21 hari (Jones, 2002). Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari biasa.
Polimenore dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan
ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal. Sebab lain adalah kongesti ovarium karena
peradangan, endometriosis, dan sebagainya (Simanjuntak, 2009).
Oligomenoe
Siklus menstruasi lebih panjang dari normal yaitu lebih dari 35 hari (Jones, 2002).
Perdarahan pada oligomenore biasanya berkurang. Pada kebanyakan kasus oligomenore
kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus menstruasi biasanya
ovulatoar dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasanya (Simanjuntak, 2009).
Amenore
Amenore adalah keadaan tidak adanya menstruasi sedikitnya tiga bulan berturut-turut.
Amenore primer terjadi apabila seorang wanita berumur 18 tahun ke atas tidak pernah
mendapatkan menstruasi, sedangkan pada amenore sekunder penderita pernah mendapatkan
menstruasi tetapi kemudian tidak dapat lagi (Simanjuntak, 2009).
Gangguan Jumlah Darah Menstruasi
Hipomenore
Perdarahan haid yang lebih pendek dan atau kurang dari biasa dengan discharge
menstruasi sedikit atau ringan (Jones, 2002). Hipomenore disebabkan oleh karena
kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun
gangguan hormonal. Adanya hipomenore tidak mengganggu fertilitas (Simanjuntak,
2009).
Hipermenore/Menoragia
Perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari normal (lebih dari 8
hari). Sebab kelainan ini terletak pada kondisi dalam uterus, misalnya adanya mioma
uteri dengan permukaan endometrium lebih luas dari biasa dan dengan kontraktilitas
yang terganggu, polip endometrium, gangguan pelepasan endometrium pada waktu haid,
dan sebagainya. Pada gangguan pelepasan endometrium biasanya terdapat juga gangguan
dalam pertumbuhan endometrium yang diikuti dengan pelepasannya pada waktu haid
(Simanjuntak, 2009). Menoragia mungkin terjadi disertai dengan suatu kondisi organik
uterus, atau mungkin terjadi tanpa ada kelainan yang nyata pada uterus. Hal ini disebut
perdarahan uterus disfungsional, dengan kata lain disebabkan oleh perubahan endokrin
atau pengaturan endometrium lokal pada menstruasi (Jones, 2002).
Gangguan Berhubungan Menstruasi
Pre-Menstrual Syndrome (PMS)
Keluhan terdiri dari gangguan emosional berupa emosional berupa
iritabilitas, gelisah, insomnia, nyeri kepala, perut kembung, mual,
pembesaran dan rasa nyeri pada mammae, dsb. Sedang pada kasus yang
berat terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan konsentrasi, dan
peningkatan gejala-gejala tersebut di atas (Manuaba, 2002).
Dismenorea
Dismenorea adalah nyeri atau rasa sakit yang menyertai menstruasi sehingga
dapat menimbulkan gangguan pekerjaan sehari-hari. Nyeri sering
bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas
marah, dll. Keluhan ini biasanya baru timbul 2 atau 3 tahun sesudah
menarche. Umumnya hanya terjadi pada siklus haid yang disertai pelepasan
sel telur.
Penyebab Gangguan Menstruasi
Mioma uteri, adenomiosis
Polip endometrium
Hiperplasia endometrium
Keadaan
Adenokarsinoma endometrium, sarkoma
Infeksi pada serviks, endometrium, dan uterus
Patologi Panggul
Kanker serviks, polip
Trauma
Adenomiosis difus, mioma uteri, hipertrofi miometrium
Endometriosis
Malformasi arteri vena pada uterus
1) Estrogen
2) Progrestin
2) Antifibrinolisis
Amenorea
Amenorea Primer
Amenorea Patologis
Amenorea Sekunder
AMENOREA
AMENOREA AMENOREA
FISIOLOGIK PATOLOGIK
Prapubertas
Masa kehamilan
Masa laktasi Gangguan organik pusat
Sesudah menopause Gangguan kejiwaan
Gangguan poros
hipotalamus-hipofisis
Gangguan hipofisis
Gangguan gonad
Gangguan glandula
suprarenalis
Gangguan glandula tiroidea
Gangguan pankreaS
Gangguan uterus, vagina
Penyakit penyakit umum
Amenorea
Primer :
Jika seorang wanita berumur 18 tahun ke atas tidak pernah
mendapat haid
Lebih berat dan lebih sulit diketahui, disebabkan kelainan
kongenital atau genetik
Sekunder :
Jika seorang wanita pernah haid, tetapi kemudian tidak dapat
lagi.
Lebih menunjuk kepada sebab sebab yang timbul dalam
kehidupan wanita seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme,
tumor dan penyakit infeksi
Lingkungan
SSP
Kompartemen IV
Median
eminence
GnRh
Kompartemen II Ovarium
Kompartemen I Uterus
HAID
Kompartemen I
Gangguan pada uterus dan patensi (outflow tract)
Kompartemen II
Gangguan pada ovarium
Kompartemen III
Gangguan pada hipofisis
Kompartemen IV
Gangguan pada hipotalamus/susunan saraf pusat
Gangguan Pada Kompartemen I
Sindroma Asherman
Kerusakan endometrium akibat tindakan kuret berlebihan terlalu
dalam sehingga terjadi perlekatan intrauteri obliterasi
lengkap/partial (pada rongga uterus, OUI dan kanalis servikalis)
Tidak terdapat hematometra karena endometrium tidak sensitif terhadap
stimulus
Tata laksana: lepaskan perlekatan (histerokopi, kateter pediatric
folley), memacu pertumbuhan endometrium dan mengembalikan
siklus haid (estrogen 2,5 mg dan progestin 10 mg)
Endometritis tuberkulosa
Timbul sekunder pada penderita salphingitis tuberkulosa
Pemeriksaan: biopsi endometrium (tuberkel)
tatalaksana: terapi spesifik tuberkulosa
Sindroma sweyer
Disebut juga disgenesis gonad XY
Gambaran klinis: permpuan amenorea dengan kariotipe 46XY,
kadar testosteron normal, tidan terdapat perkembangan seksual
karena tidak terdapat hormon estrogen
Tatalaksana: pengangkatan streakgonad
Gangguan Pada Kompartemen III
Adenoma Hipofisis Sekresi Prolaktin
Tumor hipofisis yang paling sering didapatkan
Gambaran klinis: amenorea, kadar prolaktin tinggi, galaktorea,
Etiologi: kadar estrogen rendah, faktor heterogenesitas hormon
peptida prolaktin yang berada di sirkulasi
Tatalaksana: bedah radiasi, bromokriptine
Empty Sella Sindrome
Kelainan kongenital: tidak lengkapnya diafragma sella ekstensi
ruang subarakhnoid kedalam fossa hipofisis
Gambaran klinis: galaktore, peningkatan prolaktin
Tatalaksana: pengobatan hormon, induksi ovulasi
Sindroma sheehan
Perdarahan post partum berat spasme dan trombosis arteriol2 di
pars anterior hipofisis nekrosis produksi hormon terganggu
Sindrom sheehan: amenore, hilangnya laktasi, libido turun, atrofi
alat genital kadang bisa perbaikan
Peny. Simmonds: Sindrom Sheehan + kurus, rambut ketiak/pubis
hilang, hipotermi, hipotensi
Gangguan Pada Kompartemen IV
Amenorea hipothalamus
Defisiensi sekresi pulsatil GnRH gangguan pengeluaran gonadotropin
gangguan pematangan folikel dan ovulasi
Etiologi: lesi di hipofisis dan gangguan psikis
Evaluasi Prolaktin/MRI
tesprogestin
Perdarahan
TSH meningkat Perdarahan (-)
(+)
MRI
Kegagalan
ovarium
Amenore
hipotalamus
-Perdarahan Uterus
Disfungsional-
(PUD)
DEFINISI
Pemeriksaan fisik
Tdk ada
Hematologik Abnormal
Normal
Normal
PERBAIKI KU HORMONAL
HENTIKAN ANTI PROSTAGLANDIN
PERDARAHAN ANTI FIBRINOLITIK
ATUR SIKLUS/HAMIL OPERATIF
PERTIMBANGKAN UMUR,
FERTILITAS, BERAT, JENIS
DAN LAMANYA
PERDARAHAN
Estrogen
Bermanfaat dalam
menghadapi kasus
perdarahan akut
Mekanisme penghen-tian
darah masih belum jelas
Dapat diberikan estrogen
konyugasi parenteral
Progestin
Pemberian siklik
Data Cochrane : pemberian progestin siklik pada fase luteal kurang efektif
dalam menurunkan jumlah perdarahan pada kasus PUD ovulatoir
Pemberian progestin siklik lebih memuaskan pada PUD anovulatoir
karena ada defek progesteron
1 2 3 4 5
10 9 8 7
Inhibitor Siklooksigenase
Prostaglandin yang dominan pada fase luteal lanjut adalah
PGF 2a (vasokonstriktor) dan PGE2, PGI2 (vasodilator)
Pada kasus menoragia : terdapat peningkatan PGI2 dan
PGE2
Pemberian NSAID akan mencegah pembentukan
prostaglandin (menghambat siklooksigenase)
NSAID
Enzim siklooksigenase
Agen Antifibrinolitik
Mekanisme Fibrinolisis
Pada kasus menoragia terdapat
peningkatan aktivitas
Plasmin FDP
plasminogen aktivator (PA)
sehingga terdapat peningkatan
aktivitas fibrinolitik yang akan
mengganggu reaksi hemostasis
Plasminogen lokal
Fibrin
Asam traneksamat akan
PAI berfungsi sebagai Plasminogen
Activator Inhibitor (PAI)
PA
OPERATIF
KURETASE
HISTEREKTOMI
ABLASI ENDOMETRIUM
-TERIMA KASIH-