Sie sind auf Seite 1von 27

Kelompok 2

Euis Yulia P
Fauzia Nur Azkia
Feny Husni H
Frida Amaliah P
Ghita Fatima Z
Hafizhah Ilmi R
Plak Karang Gigi

Gingivitis Periodontitis
Plak adalah deposit lunak yang melekat erat
pada permukaan gigi, terdiri atas miroorganisme
yang berkembang biak dalam suatu matriks
interseluler jika seseorang melalaikan kebersihan
gigi dan mulutnya. (Megananda, 2009).
Lingkungan fisik

Friksi atau gesekan oleh makanan yang dikunyah

Pengaruh diet
Terdiri dari 2 tahap, yaitu :
Acuired pelicle merupakan deposit selapis tipis dari
protein saliva terdiri dari glikoprotein yang terbentuk
beberapa detik setelah menyikat gigi

Pada awal ploliferasi bakteri yang tumbuh adalah jenis


coccus dan bacillus fakultatif (Neisseria, Nocardia dan
Streptococcus), dari keseluruhan populasi 50% terdiri
dari Streptococcus mutans (Willet, 1991).
Menurut Caranza (1996) plak dapat terbentuk
segera setelah gigi dibersihkan. Plak terbentuk 1jam
setelah gigi dibersihkan dan mencapai maksimum
setelah 30hari
Secara keseluruhan plak terdiri dari air dan
berbagai macam mikroorganisme yang berkembang
biak dalam suhu matrik interseluler yang terdiri dari
polisakarida ekstra seluler dan protein saliva. Plak 80%
terdir dari air dan mikroorganisme yang jumlahnya
kurang lebih 250 juta per mg berat basah
Selain dihasilkan oleh Streptococcus dan
Neisseria, Enterococcus akan tetapi bakteri ini tidak
tahan hidup dalam lingkungan asam dan hanya dapat
hidup sampai pH 6-6,5 sedangkan Streptococcus dapat
tahan sampai pH 4,5 dan Lactobacillus dapat tahan
sampai pH 4. Streptococcus dan Lactobacillus selain
asidogenik juga bersifat asidurik. (Kidd, 1992)
Asam yang paling banyak dihasilkan adalah asam
laktat, selain itu juga asam piruvat, asam asetat, asam
propionat dan asam formiat. Asam yang terbentuk
darihasil metabolisme ini selain dapat merusak gigi,
Faktor lokal yang dapat menyebabkan terjadinya
penyakit periodontal antara lain adalah baktri dalam
plak, kalkulus, material alba dan food debris.
Terjadinya inflamasi pada gingival oleh bakteri di
dalam plak disebabkan karena bakteri tersebut
menghasilkan enzim-enzim yang mampu
menghidrolisa komponen interseluler dari epitel
gingival dan jaringanikat di bawahnya. Enzim-enzim
hidrolitik yang berperan pada proses inflamasi ini
yaitu enzim hialuronidase, lipase, koagulase.
Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk
mencegah dan mengontrol pembentukan dental plak
meliputi : mengatur pola makan, tindakan secara
kimiawi terhadap bakteri dan terhadap polisakarida
ekstraseluler, serta tindakan mekanis berupa
pembersihan rongga bmulut dan gigi dari semua sisa
makanan, bakteri dan hasil-hasil metabolismenya.
(Forrest, 1995)
Karang gigi atau kalkulus merupakan suatu
endapan yang mengalami kalsifikasi yang terbentuk
dan melekat erat pada permukaan gigi dan objek solid
lainya di dalam mulut, misalnya restorasi dan gigi-
geligi tiruan. Kalkulus adalah plak yang terkalsifikasi.
Kalkulus supragingival
kalkulus supragingiva adalah kalkulus yang melekat
pada permukaan mahkota gigi mulai dari puncak
supragingival dan subgingival.

Kalkulus subgingival
kalkulus subgingival adalah kalkulus yang berada di
bawah batas gingival margin, biasanya pada daerah
saku gusi dan tidak dapat terlihat pada waktu
pemeriksaan
Pada plak yang baru terbentuk, konsentrasi
kalsium dan ion fosfornya sangat tinggi. Umumnya
konsentrasi kalsium pada plak sekitar 20 kali lebih
besar daripada saliva, tetapi tidak terlihat adanya
kristal apatit. Selain itu juga terlihat bahwa kristal
hidroksiapatit terbentuk spontan di dalam saliva
Komponen anorganik
Bahan anorganik kalkulus supragingival terdiri atas kalsium fosfat
(Ca3(PO4)2) serta sejumlah ion logam lainya. Komponen anorganik utamanya
adalah kalsium 39%, fosfor 19%, magnesium 0,8%, karbondioksida 1,9% dan
sejumlah kecil logam Na, Zn, Sr, Br, Cu,An, Al, Si, Fe dan F.

Komponen organik
Sekitar 1,9 sampai 9,1% komponen organik adalah karbohidrat yang
terdiri atas galaktosamine dan kadang-kadang arabinase, asam galakturonik
serta glukosamin yang semuanya dijumpai pula didalam glikoprotein saliva
kecuali arabinosa dan rhamnosa.

Komponen mikroorganisme
Presentasi organisme filamentous gram positif dan gram negatif lebih
tinggi pada kalkulus daripada daerah lain pada rongga mulut. Mikroorganisme
pada daerah perifer yang predominan adalah bacillus gram negatif dan coccus.
Kebanyakan bakteri yang ada didalam kalkulus ini mati.
Penyakit periodontal merupakan penyakit
yang mengenai jaringan periodontal seperti
gingiva, sementum, ligamen periodontal, serta
tulang alveolar
Gingivitis adalah inflamasi pada gingival tanpa
adanya kerusakan perlekatan epitel dasar sulkus,
sehingga epitel tetap melekat pada permukaan gigi di
tempat aslinya
Gingivitis Marginalis adalah Scorbutic Gingivitis adalah
Peradangan gingiva bagian marginal merupakan gingivitis yang terjadi
yang merupakan stadium awal dari karena defisiensi vitamin C, ditandai
penyakit periodontal (Rosad, 2008). adanya hiperplasi atau ulserasi dan
berwarna merah terang atau merah
menyala.
Gingivitis Pubertas adalah gingivitis
yang sering terjadi pada anak-anak usia Anug (Acute Necrotizing
pubertas, yang ditandai dengan gejala Ulcerative Gingivitis) merupakan
gingiva mengalami perubahan warna satu-satunya gingivitis yang akut,
menjadi merah sampai kebiru-biruan, terjadi sangat mendadak dan cepat
meluas. Biasanya terjadi pada masa
pergantian gigi di mana anak
mempunyai oral hygiene buruk.
Gingivitis Pregnancy adalah gingivitis
Nama lain dari Anug adalah
yang sering terjadi pada ibu hamil Vincents Gingivitis atau Trench
biasanya ditandai dengan gejala gingiva Mouth (Daliemunthe, 2008).
cenderung mudah berdarah,
Faktor etiologi : Plak,
Kalkulus
Debris
Material alba
Stein
Faktor etiologi sistemik
Genetik.
Nutrisional.
Hormonal misalnya : kehamilan dan diabetes.
Hematologi/penyakit darah misalnya : anemia dan leukemia.
Obat-obatan misalnya : dilantin, fenitoin, dan DPH (Mason,
1993).
Periodontitis adalah keradangan yang mengenai
jaringan pendukung gigi, disebabkan oleh mikroorganisme
spesifik dapat menyebabkan kerusakan yang progresif pada
ligamen periodontal, tulang alveolar disertai pembentukan
poket resesi atau keduanya
Gusi memerah atau berdarah saat menyikat gigi atau
menggigit makanan keras (jambu biji, misalnya).
Gusi sering membengkak.
Halitosis atau bau mulut, dan rasa getir terus-menerus
dalam mulut.
Resesi gingiva, sehingga gigi tampak memanjang. (Ini
juga dapat disebabkan karena menyikat gigi terlalu
keras atau menggunakan sikat gigi terlalu kaku).
Lubang dalam di antara gigi dan gusi.
Gigi longgar, pada tahap lanjut (meskipun hal ini
mungkin terjadi karena alasan lain).
Proses utama yang menyebabkan hilangnya
perlekatan dan pembentukan poket :
Plak subgingiva yang meluas ke arah apikal yang
menyebabkan juntional epithelium terpisah dari
permukaan gigi.
Respon jaringan inflamasi epitellium poket berakibat pada
destruksi jaringan ikat gingiva, membran periodontal dan
tulang alveolar.
Proliferasi di apikal dari juntional epithelium menyebabkan
migrasi dari perlekatan epitellium.
Tingkat kerusakan jaringan tidak bersifat konstan, tetapi
episodic, sejumlah tipe penyakit dapat terjadi, mulai dari
kerusakan slowly progresive hingga aktivitas episodic yang
berkembang cepat (Winn dkk, 2006)
Merokok
Perubahan hormon pada anak perempuan / wanita .
Diabetes .
Obat-obatan .
Penyakit. penyakit seperti kanker atau aids dan
perawatan penyakit lain dapat juga mempengaruhi
kesehatan gusi .
Kerentanan genetik .beberapa orang lebih rentan
terhadap penyakit periodontal parah daripada yang
lain.
Scaling dan Root Planing ( perawatan non-bedah )

Bedah gusi (perawatan bedah)


Flossing / membersikan gigi dengan benang khusus.
Menyikat gigi secara teratur, minimal 2x sehari, dan
harus menyertakan sebagian gusi untuk dibersihkan.
sikat khusus untuk membersihkan daerah yang tidak
bisa dijangkau sikat gigi.
Pembersihan profesional oleh dokter gigi minimal 6
bulan sekali.
Jika anda merokok, dokter gigi anda mungkin
menyarankan anda untuk berhenti merokok.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya plak adalah lingkungan
fisik meliputi anatomi dan posisi gigi, anatomi jaringan sekitarnya
dan struktur permukaan gigi, Friksi atau gesekan oleh makanan yang
dikunyah dan pengaruh diet terhadap pembentukan plak.
2. Mekanisme pembentukan plak terdiri dari dua tahap yaitu tahap
pembentukan lapisan acuired pelicle dan tahap poliferasi bakteri.
Sedangkan mekanisme pembentukan kalkulus atau karang gigi
menyebabkan hilangnya perlekatan dan pembentukan poket.
3. Kelainan patologis yang ditimbulkan akibat adanya pembentukan
plak dan karang gigi yaitu gingivitis dan periodontitis.
4. Upaya-upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah
timbulnya penyakit kerusakan gigi yaitu dengan cara : pencegahan
plak dan kontrol terhadap pembentukan pental plak,
scalling,Flossing/membersikan gigi dengan benang khusus,
Pembersihan profesional oleh dokter gigi minimal 6 bulan sekali.
TERIMAKASIH

Das könnte Ihnen auch gefallen