Sie sind auf Seite 1von 72

Oleh :

Atik Badiah, S.Pd, S.Kp, M.Kes


USUS BESAR
http://digestive.niddk.nih.gov/ddi
seases/pubs/hirschsprungs_ez/in
Mobilization of Rectum
Initial trans-
abdominal biopsy
with frozen section
is important in
determining what
surgical option is
best for each
patient
Biopsy can be
performed through
umbilicus easily
Dideskripsikan
Hirsprung
Tidak terdapat
ganglion
parasimfatis di
kolon
Sehingga otot polos
tidak memepunyai
tonus yang cukup,
dan kolon melebar
Penyakit Hirschsprung (Megakolon Kongenital)
suatu kelainan kongenital yang ditandai
dengan penyumbatan pada usus besar yang
terjadi akibat pergerakan usus yang tidak
adekuat karena sebagian dari usus besar tidak
memiliki sel sel saraf ganglion yang
mengendalikan kontraksi ototnya
Terakumulasinya feses dan dilatasi kolon yang
masif
Dalam keadaan normal, bahan makanan yang
dicerna bisa berjalan di sepanjang usus karena
adanya kontraksi ritmis dari otot-otot yang
melapisi usus (kontraksi ritmis ini disebut
gerakan peristaltik)
Kontraksi otot-otot tersebut dirangsang oleh
sekumpulan saraf yang disebut ganglion, yang
terletak dibawah lapisan otot
Pada penyakit Hirschsprung, ganglion ini tidak
ada, biasanya hanya sepanjang beberapa
sentimeter
Segmen usus yang tidak memiliki gerakan
peristaltik tidak dapat mendorong bahan-bahan
yang dicerna dan terjadi penyumbatan
Penyakit ini kadang disertai dengan kelainan
bawaan lainnya, misalnya Sindroma Down
Istilah congenital aganglionic Mega Colon
menggambarkan adanya kerusakan primer
dengan tidak adanya sel ganglion pada dinding
sub mukosa kolon distal
Segmen aganglionic hampir selalu ada dalam
rectum dan bagian proksimal pada usus besar
keabnormalan atau tidak adanya gerakan tenaga
pendorong (peristaltik)
Tidak adanya evakuasi usus spontan serta
spinkter rectum tidak dapat berelaksasi sehingga
mencegah keluarnya feses secara normal yang
menyebabkan adanya akumulasi pada usus dan
distensi pada saluran cerna bagian proksimal
sampai pada bagian yang rusak pada megacolon
Semua ganglion pada intramural plexus
dalam usus berguna untuk kontrol kontraksi
dan relaksasi peristaltik secara normal
Isi usus mendorong ke segmen aganglionik
dan feses terkumpul didaerah tersebut,
menyebabkan terdilatasinya bagian usus yang
proksimal terhadap daerah itu karena terjadi
obstruksi dan menyebabkan dibagian colon
tersebut melebar
1) Pada bayi yang baru lahir :
Segera setelah lahir, bayi tidak dapat
mengeluarkan mekonium (tinja pertama pada
bayi baru lahir)
Tidak dapat buang air besar dalam waktu 24-
48 jam setelah lahir
Perut menggembung
Muntah
Diare encer
Berat badan tidak bertambah, mungkin terjadi
retardasi pertumbuhan
Malabsorbsi
2) Pada anak :
Failure to thrive (gagal tumbuh)
Nafsu makan tidak ada (anoreksia)
Rektum yang kosong melalui perabaan jari
tangan
Kolon yang teraba
Hipoalbuminemia
Kasus yang lebih ringan mungkin baru akan
terdiagnosis di kemudian hari
Pada anak yang lebih besar, gejalanya adalah
sembelit menahun, perut menggembung dan
gangguan pertumbuhan
Enterokolitis nekrotikans
Pneumatosia usus
Abses perikolon
Perforasi
Septicemia
1) Pemeriksaan fisik :

Inspeksi klien lemah, perut buncit, tampak


gerakan peristaltik usus dan kurus
Aulkustasi peristaltik lemah dan jarang
Palpasi perut lunak sampai tegang
Perkusi timpani
2) Pemeriksaan penunjang

@ Radiologi
Foto polos abdomen memperlihatkan
obstruksi pada bagian distal dan dilatasi kolon
proksimal
Foto barium enema memberikan gambaran
yang sama disertai dengan adanya daerah
transisi diantara segmen yang sempit pada
bagian distal dengan segmen yang dilatasi pada
bagian yang proksimal
@ Laboratorium
Tidak ditemukan adanya sesuatu yang
khas kecuali jika terjadi komplikasi,
misal : enterokolitis atau sepsis

@ Biopsi
Biopsi rektum untuk melihat ganglion
pleksus submukosa meisner, apakah
terdapat ganglion atau tidak.
Pada penyakit hirschprung ganglion ini
tidak ditemukan
1) Pembedahan

Pembedahan pada penyakit hirscprung dilakukan


dalam dua tahap.
Mula-mula dilakukan kolostomi loop atau double
barrel sehingga tonus dan ukuran usus yang dilatasi
dan hipertrofi dapat kembali normal (memerlukan
waktu kira-kira 3 sampai 4 bulan)
Bila umur bayi itu antara 6-12 bulan (atau bila
beratnya antara 9 dan 10 Kg), satu dari tiga prosedur
berikut dilakukan dengan cara memotong usus
aganglionik dan menganastomosiskan usus yang
berganglion ke rectum dengan jarak 1 cm dari anus
Prosedur Duhamel umumnya dilakukan terhadap
bayi yang berusia kurang dari 1 tahun
Prosedur ini terdiri atas penarikan kolon normal ke
arah bawah dan menganastomosiskannya di
belakang anus aganglionik, menciptakan dinding
ganda yang terdiri dari selubung aganglionik dan
bagian posterior kolon normal yang ditarik tersebut
Pada prosedur Swenson, bagian kolon yang
aganglionik itu dibuang
Kemudian dilakukan anastomosis end-to-end pada
kolon bergangliondengan saluran anal yang dilatasi
Sfinterotomi dilakukan pada bagian posterior
Prosedur Soave dilakukan pada anak-anak
yang lebih besar dan merupakan prosedur
yang paling banyak dilakukan untuk
mengobati penyakit hirsrprung
Dinding otot dari segmen rektum dibiarkan
tetap utuh
Kolon yang bersaraf normal ditarik sampai ke
anus, tempat dilakukannya anastomosis
antara kolon normal dan jaringan otot
rektosigmoid yang tersisa
2) Konservatif

Pada neonatus dengan obstruksi usus


dilakukan terapi konservatif melalui
pemasangan sonde lambung serta pipa rectal
untuk mengeluarkan mekonium dan udara
3) Tindakan bedah sementara

Kolostomi dikerjakan pada pasien neonatus,


pasien anak dan dewasa yang terlambat
didiagnosis dan pasien dengan enterokolitis
berat dan keadaan umum memburuk
Kolostomi dibuat di kolon berganglion normal
yang paling distal
4) Terapi farmakologi

Pada kasus stabil, penggunaan laksatif


sebagian besar dan juga modifikasi diet dan
wujud feses adalah efektif.
Obat kortikosteroid dan obat anti-inflamatori
digunakan dalam megakolon toksik-tidak
memadatkan dan tidak menekan feses
menggunakan tuba
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama
Umur
Jenis kelamin
b. Identitas penanggung jawab
Nama
Umur
Jenis kelamin
Alamat
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Klien tidak dapat buang air besar selama 3
hari
b. Riwayat kesehatan sekarang
keluhan perut membesar
Tidak dapat BAB selama 3 hari
Anoreksia
Kembung
Suhu tubuh > 37,5 C
c. Riwayat kesehatan dahulu
Klien sering mengalami konstipasi
sebelumnya
d. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien tidak terdapat anggota
keluarga yang memiliki penyakit seperti klien
e. Riwayat alergi
Alergi makanan/obat
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran kualitatif compos mentis, apatis,
delirium. somnolent, soporus, comatus
Tanda-tanda vital Tekanan Darah, Suhu,
Respirasi, Nadi
b. Sistem pernafasan
Frekuensi pernafasan, Nafas klien teratur/tdk, klien
bernafas melalui hidung/mulut, ada nafas cuping
hidung/tidak, bunyi nafas klien bersih/tidak, ada
sekret/tidak
c. Sistem penglihatan
Konjungtiva anemis/tidak, sklera ikterik/tidak, pupil
normal/dilatasi/miosis/pin point, bola mata klien
simetris/tidak
d. Sistem pendengaran
Telinga bersih/tidak
Ada cerumen/tidak
e. Sistem pengecap
Warna bibir, lembab/kering, simetris/tidak, rasa
pengecap?
f. Dada
Pada saat dikaji dada klien simetris/tidak
g. Sistem kardiovaskuler
Pada saat diauskultasi bunyi jantung klien
teratur/tidak
h. Abdomen / sistem pencernaan
Pada saat diinspeksi bentuk abdomen klien
buncit/tidak, ketika dipalpasi terasa
tegang/tidak
i. Sistem perkemihan
Ada gangguan sistem urinari/tidak.
Warna urine klien kuning jernih/keruh
j. Genetalia
Terdapat tanda peradangan/tidak, ada
pembengkakan/tidak, rectum yang terbuka/tidak
k. Integumen
Kulit klien lembab/kering, turgor kulit
baik/tidak, ada eritema/tidak, ada edema/tidak
l. Ekstremitas
Ekstremitas atas dan bawah kanan dan kiri
4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Foto abdomen : usus-usus melebar, terdapat
obstruksi
b. X-ray
1. Konstipasi berhubungan dengan obstruksi
ketidakmampuan kolon mengevakuasi feces
2. Perubahan nutrisi kurang dan kebutuhan
tubuh berhubungan dengan saluran
pencernaan mual dan muntah
3. Resiko kurangnya volume cairan
berhubungan dengan intake yang kurang
4. Kurangnya pengetahuan tentang proses
penyakit dan pengobatanya
a. Berikan bantuan enema dengan cairan
Fisiologis NaCl 0,9 %
b. Observasi tanda vital dan bising usus setiap 2
jam sekali
c. Observasi pengeluaran feces per rektal
bentuk, konsistensi, jumlah
d. Observasi intake yang mempengaruhi pola
dan konsistensi feses
e. Anjurkan untuk menjalankan diet yang telah
dianjurkan
a. Berikan asupan nutrisi yang cukup sesuai
dengan diet yang dianjurkan
b. Ukur berat badan anak tiap hari
c. Gunakan rute alternatif pemberian nutrisi
(seperti NGT dan parenteral ) untuk
mengantisipasi pasien yang sudah mulai
merasa mual dan muntah
a. Berikan asupan cairan yang adekuat pada
pasien
b. Pantau tanda tanda cairan tubuh yang
tercukupi, turgor, intake output balance
cairan
c. Observasi adanya peningkatan mual dan
muntah antisipasi defisit cairan tubuh dengan
segera
a. Beri kesempatan pada keluarga untuk
menanyakan hal hal yang ingin diketahui
sehubungan dengan penyakit yang dialami
pasien
b. Kaji pengetahuan keluarga tentang megakolon
c. Kaji latar belakang keluarga
d. Jelaskan tentang proses penyakit, diet,
perawatan serta obat obatan pada keluarga
pasien
e. Jelaskan semua prosedur yang akan
dilaksanakan dan manfaatnya bagi pasien

Das könnte Ihnen auch gefallen