Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Glomerulonephritis 46.39 %
Hypertension 8.46 %
B. Kidney transplatation
Hyperkalemia :
1. Calcium gluconate 10% 10ml IV
2. Regular insulin 10 units with dextrose 50% 50ml IV
3. Albuterol (salbutamol) 0.5-1 mg IV over 15 min or 10-
20 mg inhaled
4. Sodium polysterone sulfonate 30-60 g with sorbitol or
calcium resonium 30 g p.o or p.r
5. Sodium bicarbonate 4.2 % 100 ml (7.5 % 50 ml) i.v
over 5 min if pH < 7.2
6. Diallysis: preferably hemodialysis
Pulmonary edema :
1. Sit the patient up
2. Oxygen by face mask/continuous positive
airways pressure/ventilator
3. Furosemide (frusemide) 100-300 mg i.v.
4. Nitroglycerin 10-200 g/min i.v.
5. Morphine 5 mg i.v. if respiratory drive not
depressed
6. Remove fluid by venesection, hemofiltration, or
peritoneal dialysis
Metabolic acidosis:
1. Sodium bicarbonate 4.2% 100 ml (7.5% 50 ml)
i.v. if sodium load can be tolerated
2. Hemofilter if the patient is hemodynamically
unstable
3. Hemodialyze for 2 h against bicarbonate
dialysate
4. Monitor calcium as pH is corrected
Hypertensive encephalopathy:
1. Protect the airway
2. Check fundi, reflexes, and coma score
3. Phenytoin 300 mg p.o. for conscius patient or
valproic acid (sodium valproate) 10 mg/kg i.v.
for comatose patient*
4. Gradual reduction in blood pressure, i.v.
labetalol or nitroprusside
Uremic encephalopathy:
1. Protect the airway
2. Options: chosen to avoid disequilibration
a. Consider peritoneal dialysis as first option
b. Hemodialysis 2h daily;: blood flow at-150 ml/min
c. Hemofiltration over 24 h
d. Peritoneal dialysis
3. valproic acid 10 mg/kg i.v. if risk of seizure
high*
Pericarditis :
1. Daily dialysis --- 2h
2. Low heparin/no heparin dialysis
3. Switch to or start peritoneal dialysis as soon as
possible
Pericardial tamponade:
1. Needle drainage before dialysis to avoid
hypotension
2. Leave drain in situ during low/no heparin
dialysis
3. Switch to or start peritoneal dialysis as soon as
possible
Hyperkalemia
Severe metabolic ascidosis
Cardiovascular complication
severe hypertension
congestive heart failure
percarditis
Hematologic Complication
anemia
coagulopathy
Neurologic Complication
Mineral metabolism complication
Endocrine and metabolism complication
Hemodialisis adalah sebuah terapi medis. Kata ini
berasal dari kata haemo yang berarti darah dan dilisis
sendiri merupakan proses pemurnian suatu sistem
koloid dari partikel-partikel bermuatan yang menempel
pada permukaan Pada proses digunakan selaput
Semipermeabel. Proses pemisahan ini didasarkan pada
perbedaan laju transport partikel.
Prinsip dialisis digunakan dalam alat cuci darah bagi
penderita gagal ginjal, di mana fungsi ginjal digantikan
oleh dialisator.
Hemodialisis merupakan salah satu dari Terapi
Pengganti Ginjal, yang digunakan pada penderita
dengan penurunan fungsi ginjal,
Hemodialisisberfungsi membuang produk-produk
sisa metabolisme seperti potassium dan urea dari
darah dengan menggunakan mesin dialiser. Mesin
ini mampu berfungsi sebagai ginjal menggantikan
ginjal penderita yang sudah rusak kerena
penyakitnya, dengan menggunakan mesin itu
selama 24 jam perminggu, penderita dapat
memperpanjang hidupnya sampai batas waktu yang
tidak tertentu.
Prinsip dari Hemodialisis adalah dengan
menerapkan proses osmotis dan ultrafiltrasi pada
ginjal buatan, dalam membuang sisa-sisa
metabolisme tubuh
Pada hemodialisis, darah dipompa keluar dari
tubuh lalu masuk kedalam mesin dialiser ( yang
berfungsi sebagai ginjal buatan ) untuk dibersihkan
dari zat-zat racun melalui proses difusi dan
ultrafiltrasi oleh cairan khusus untuk dialisis
(dialisat)
Tekanan di dalam ruang dialisat lebih rendah
dibandingkan dengan tekanan di dalam darah, sehingga
cairan, limbah metabolik dan zat-zat racun di dalam
darah disaring melalui selaput dan masuk ke dalam
dialisat. Proses hemodialisis melibatkan difusi solute
(zat terlarut) melalui suatu membrane semipermeable.
Molekul zat terlarut (sisa metabolisme) dari
kompartemen darah akan berpindah kedalam
kompartemen dialisat setiap saat bila molekul zat
terlarut dapat melewati membran semipermiabel
demikian juga sebaliknya. Setelah dibersihkan, darah
dialirkan kembali ke dalam tubuh.
Mesin hemodialisis (HD) terdiri dari pompa darah, sistem pengaturan
larutan dialisat, dan sistem monitor. Pompa darah berfungsi untuk
mengalirkan darah dari tempat tusukan vaskuler ke alat dializer.
Dializer adalah tempat dimana proses HD berlangsung sehingga
terjadi pertukaran zat-zat dan cairan dalam darah dan dialisat.
Sedangkan tusukan vaskuler merupakan tempat keluarnya darah dari
tubuh penderita menuju dializer dan selanjutnya kembali lagi
ketubuh penderita. Kecepatan dapat di atur biasanya diantara 300-
400 ml/menit.
Lokasi pompa darah biasanya terletak antara monitor tekanan arteri
dan monitor larutan dialisat. Larutan dialisat harus dipanaskan
antara 34-39 C sebelum dialirkan kepada dializer. Suhu larutan
dialisat yang terlalu rendah ataupun melebihi suhu tubuh dapat
menimbulkan komplikasi.
Sistem monitoring setiap mesin HD sangat penting untuk menjamin
efektifitas proses dialisis dan keselamatan.
1. Guyton and Hall. Fisiologi Kedokteran.2003
2. Comprehensive clinical nephrology: Expert
consult. By: Jurgen Floege
3. Chronic Kidney Disease. Clinical Practice
Recommendations for Primary Care Physicians
and Healthcare Providers. 6th edition. Available
on https:
//www.asn-
online.org/education/training/fellows/HFHS_CK
D_V6.pdf