Sie sind auf Seite 1von 9

ASURANSI SYARIAH

Disusun Oleh:
FAUZIAH
NURMERAM
INAYATI
SYAHREL
ISKANDAR A A
INTEN DANIKA
Asuransi Syariah

BAB I PENDAHULUAN
Asuransi syariah telah banyak berkembang di indonesia karena
muslim di indonesia merupakan penduduk yang terbesar yang
berartinya pasar yang sangat potensial dalam dunia
bisnis.Asuransi Syariah adalah sebuah sistem dimana para
peserta meng-infaq-kan/menghibahkan sebagian atau seluruh
kontribusi yang akan digunakan untuk membayar klaim, jika
terjadi musibah yang dialami oleh sebagian peserta. Peranan
perusahaan disini hanya sebatas pengelolaan
operasional asuransi dan investasi dari dana-dana/kontribusi
yang diterima/dilimpahkan kepada perusahaan.
BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ASURANSI SYARIAH


Menurut Dewan Syariah Nasional, definisi ASURANSI SYARIAH (Tamin, Takaful atau
Tadhamun) adalah usaha untuk saling melindungi dan tolong menolong diantara
sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru yang
memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad
(perikatan) yang sesuai dengan syariah.
Asuransi Syariah adalah sebuah sistem dimana para peserta meng-infaq-
kan/menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan untuk
membayar klaim, jika terjadi musibah yang dialami oleh sebagian peserta.
leh karena itu dapat dikatakan bahwa Asuransi taawun prinsip dasarnya adalah dasar
syariat yang saling toleran terhadap sesama manusia untuk menjalin kebersamaan
dalam meringankan bencana yang dialami peserta. Prinsip ini sesuai dengan firman
Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 2, yang artinya :
Dan saling tolong menolonglah dalam kebaikan dan ketaqwaan dan jangan saling tolong
menolong dalam dosa dan permusuhan
B. PERBEDAAN ASURANSI
SYARIAH DAN KONVENSIONAL

Ada beberapa perbedaan mendasar antara asuransi syariah dengan asuransi


konvensional.
Perbedaan tersebut adalah:
Asuransi syariah memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) dari MUI yang bertugas
mengawasi produk yang dipasarkan dan pengelolaan investasi dananya. Dewan
Pengawas Syariah ini tidak ditemukan dalam asuransi konvensional.
Akad yang dilaksanakan pada asuransi syariah berdasarkan tolong menolong.
Sedangkan asuransi konvensional berdasarkan jual beli
Investasi dana pada asuransi syariah berdasarkan Wakallah bil Ujrah dan terbebas
dari Riba. Sedangkan pada asuransi konvensional memakai bunga (riba) sebagai
bagian penempatan investasinya
Kepemilikan dana pada asuransi syariah merupakan hak peserta.
Perusahaan hanya sebagai pemegang amanah untuk mengelolanya. Pada
asuransi konvensional, dana yang terkumpul dari nasabah (premi) menjadi
milik perusahaan. Sehingga, perusahaan bebas menentukan alokasi
investasinya.
Pembayaran klaim pada asuransi syariah diambil dari dana tabarru (dana
kebajikan) seluruh peserta yang sejak awal telah diikhlaskan bahwa ada
penyisihan dana yang akan dipakai sebagai dana tolong menolong di antara
peserta bila terjadi musibah. Sedangkan pada asuransi konvensional
pembayaran klaim diambilkan dari rekening dana perusahaan.
Pembagian keuntungan pada asuransi syariah dibagi antara perusahaan
dengan peserta sesuai prinsip bagi hasil dengan proporsi yang telah
ditentukan. Sedangkan pada asuransi konvensional seluruh keuntungan
menjadi hak milik perusahaan.
CIRI-CIRI ASURANSI SYARIAH

1. Akad asuransi syariah adalah bersifat tabarru, sehingga


tidak mengenal premi melainkan infaq atau sumbangan.
Dan sumbangan yang diberikan tidak boleh ditarik
kembali.
2. Akad asuransi ini bukan akad mulzim (perjanjian yang
wajib dilaksanakan) bagi kedua belah pihak.
3. Akad asuransi syariah bersih dari gharar dan riba. Sebab
perusahaan asuransi diharamkan berinvestasi dengan
cara konvensional yang ribawi. Hanya boleh
menggunakan sistem syariah, yaitu bagi hasil.
4. Asuransi syariah bernuansa kekeluargaan yang kental.
Dan dari segi keuntungan duniawi maupun ukhrawi, asuransi
syariah memiliki keunggulan. Antara lain:

Prinsip akad asuransi syariah adalah takafuli (tolong-


menolong). Di mana nasabah yang satu menolong
nasabah yang lain yang tengah mengalami kesulitan.
Dana yang terkumpul dari nasabah perusahaan
asuransi syariah (premi) diinvestasikan berdasarkan
syariah dengan sistem bagi hasil (mudharabah).
Premi yang terkumpul diperlakukan tetap sebagai
dana milik nasabah. Perusahaan hanya sebagai
pemegang amanah untuk mengelolanya.
Bila ada peserta yang terkena musibah, untuk pembayaran
klaim nasabah dana diambilkan dari rekening tabarru (dana
sosial) seluruh peserta yang sudah diikhlaskan untuk
keperluan tolong-menolong.
Adanya Dewan Pengawas Syariah dalam perusahaan
asuransi syariah yang merupakan suatu keharusan. Dewan
ini berperan dalam mengawasi manajemen, produk serta
kebijakan investasi supaya senantiasa sejalan dengan
syariat Islam. Adapun dalam asuransi konvensional, maka
hal itu tidak mendapat perhatian.
BAB III PENUTUP
A. SIMPULAN

Berdasarkan uraian bahasan ASURANSI SYARIAH dapat disimpulkan


bahwa :
1. Asuransi Syariah yang boleh di lakukan adalah pegadain yang
berdasar pada ketentuan syariah.
2. Asuransi konvensional mengandung unsur riba.

B. SARAN
Bertolak dari pembahasan ASURANSI SYARIAH penyusun
memberikan saran sebagai berikut :
1. Asuransi syariah hendaknya harus memenuhi syarat dan rukun agar
tidak melanggar syariat islam.
2. Bagi pembaca penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang
bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini.

Das könnte Ihnen auch gefallen