Sie sind auf Seite 1von 30

ASUHAN SAYANG IBU

DAN POSISI MENERAN


YANG BAIK

NURMI, S. SiT

Next
PENGERTIAN

Asuhan sayang ibu adalah


asuhan yang menghargai
budaya, kepercayaan dan
keinginan sang ibu.
Salah satu prinsip dasar asuhan
sayang ibu adalah
mengikutsertakan suami atau
keluarga selama proses persalinan
atau kelahiran bayi

Next
Prinsip-prinsip umum asuhan
sayang ibu selama persalinan :
1.Memberikan dukungan
emosional
2.Membantu pengaturan posisi ibu
3.Memberikan cairan dan nutrisi
4.Keleluasaan untuk menggunakan
kamar mandi secara teratur
5.Pencegahan infeksi
6.KIE proses persalinan
Next
Asuhan sayang ibu selama
proses persalinan :
1.Panggil ibu sesuai namanya,
2.Jelaskan semua
asuhan/perawatan sebelum
memulai asuhan tersebut
3.Anjurkan ibu untuk bertanya dan
membicarakan rasa takut atau
kwatir
Next
4.Jelaskan proses persalinan
kepada ibu dan keluarganya
5.Dengarkan dan tanggapi
pertanyaan-pertanyaan ibu
6.Berikan dukungan dan tentramkan
perasaan ibu beserta anggota
keluarga
7.Anjurkan ibu untuk ditemani suami
atau keluarga yang lain selama
prose persalinan Next
8. Ajarkan suami/keluarga mengenai
cara-cara bagaimana mereka
memperhatikan dan mendukung
ibu selama proses persalinan
9. Lakukan praktek-praktek
pencegahan infeksi yang baik
10. Hargai privasi ibu
11. Anjurkan ibu mencoba berbagai
posisi selama proses persalinan
Next
12.Anjurkan ibu untuk minum dan
makan
13.Perbolehkan praktek-praktek
tradisional yang tidak merugikan
kesehatan ibu
14.Hindari tindakan yang mungkin
membahayakan seperti episiotomi,
pencukuran dan klisma
15.Persiapkan persalinan dan
kelahiran bayi Next
16. Membantu pemberian ASI dalam
1 jam pertama setelah kelahiran
17. Siapkan rencana rujukan
18. Persiapkan persalinan dan
kelahiran bayi dan bahan
perlengkapan dan obat-obatan
yang diperlukan
Next
Posisi-posisi ibu saat mengedan :
1.Posisi berdiri
2.Posisi duduk/setengah duduk
3.Posisi berbaring miring pada sisi
kiri/menungging
4.Posisi jongkok

INGAT Posisi terlentang selama persalinan kala II


tidak dianjurkan Next
Posisi-posisi ibu saat mengedan :
1. Posisi berdiri & jongkok
a. Memudahkan penurunan
kepala janin
b. Memperluas panggul
c. Memperkuat dorongan
meneran
Kekurangan:
perluasan jalan lahir (laserasi)

Next
Posisi berbaring miring pada sisi
kiri
Keuntungan:
a. Dapat mengurangi
penekanan pada vena cava
inferior sehingga dapat
mengurangi kemungkinan
terjadinya hipoksia
b. Dapat memberi suasana
relaks
c. Mencegah terjadinya
laserasi/robekan jalan lahir. Next
Posisi-posisi ibu saat mengedan :
1.Posisi menungging/merangkak
Posisi merangkak sangat cocok
untuk persalinan dengan rasa
sakit pada punggung,
mempermudah janin dalam
melakukan rotasi serta
perengangan pada perineum
berkurang.
Next
Posisi terlentang dpat menyebabkan:
1. Hipotensi dapat beresiko
terjadinya syok dan
berkurangnya suplay oksigen
dalam sirkulasi uteroplasenta
sehingga dapat menyebabkan
hipoksia bagi janin
2. Rasa nyeri yang bertambah
3. Kemajuan persalinan bertambah
lama
4. Ibu mengalami gangguan untuk
Next
bernafas.
5. Buang air kecil terganggu
6. Mobilisasi ibu kurang bebas
7. Ibu kurang bebas
8. Resiko laserasi jalan lahir
bertambah
9. Dapat mengakibatkan kerusakan
pada syaraf kaki dan punggung.
Next
TANDA GEJALA KALA II

1. Adanya dorongan mengejan

2. Penekanan pada perineum

3. Vulva membuka

4. Anus membuka
Next
MANUVER TANGAN dan
LANGKAH-LANGKAH dalam
MELAHIRKAN JANIN
1. Tujuan manufer tangan adalah untuk:
a. Mengusahakan proses kelahiran
janin yang aman
b. Mengurangi resiko trauma
persalinan
c. Mengupayakan seminal mungkin
ibu mengalami trauma persalinan
d. Memberikan rasa aman dan
kepercayaan penolong.
MELAHIRKAN KEPALA
1. Tidak memanipulasi atau tidak
melakukan tindakan apapun pada
perineum sampai kepala nampak di
vulva.
2. Menahan perineum untuk menghindari
laserasi perineum pada saat diameter
kepala janin sudah tampak 5-6 cm
divulva
3. Menahan belakang kepala untuk
menahan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala.
MELAHIRKAN KEPALA
A. Setelah kepala lahir menunggu
beberapa saat untuk memberi
kesempatan janin agar dapat terjadi
putar paksi luar.

5. Mengkaji ada tidaknya lilitan tali pusat


MELAHIRKAN BAHU JANIN
1. Setelah kepala mengadakan putaran
paksi luar secara spontan penolong
meletakkan kedua tangan pada
kedua parietal anterior dan posterior.
2. Lakukan gerakan tekanan kearah
bawah/tarikan kebawah untuk
melahirkan bahu depan dan gerakan
tekanan keatas untuk melahirkan
bahu belakang.
MELAHIRKAN SELURUH
TUBUH JANIN
1. Saat bahu posterior lahir, geser tangan
bawah kearah perineum, sanggah
kepala janin dengan meletakkan
tangan penolong pada bahu. Bila janin
punggung kiri maka ibu jari penolong
didada janin dan keempat jari lainnya
dipunggung janin. Bila janin punggung
kanan maka ibu jari penolong pada
punggung janin sedangkan keempat
jari yang lain pada dada janin.
MELAHIRKAN SELURUH
TUBUH JANIN
2. Tangan dibawah menopang samping
lateral janin, didekat simpisis pubis

3. Secara simultan, tangan atas


menelusuri dan memengang bahu,
siku dan tangan.

4. Telusuri sampai kaki, selipkan jari


telunjuk tangan atas dikedua kaki.
MELAHIRKAN SELURUH
TUBUH JANIN
5. Pegang janin dengan kedua tangan
penolong menghadap kepenolong, nilai
janin:
a. Menangis kuat dan atau bernafas
tanpa kesulitan
b. Bayi bergerak aktif
6. Letakkan janin diatas handuk diatas
perut ibu dengan posisi kepala sedikit
lebih rendah
7. Keringkan, rangsang taktil, janin ditutup
MEMOTONG TALI PUSAT
1. Pasang klem tali pusat pertama dengan
jarak 3 cm dari dinding perut ibu. Tekan
tali pusat dengan 2 jari, urut kearah ibu,
pasang klem tali pusat kedua dengan
jarak 2 cm dari klem pertama. Pegang
kedua klem dengan tangn kiri dan
jadikan tangan kiri penolong sebagai
alas untuk melindungi perut janin.
MEMOTONG TALI PUSAT
2. Pakai gunting tali pusat DTT, potong tali
pusat diantara kedua klem

3. Ganti kain kering, selimuti bayi seluruh


tubuh hingga kepala.

4. Lakukan IMD atau bila terjadi asfiksia


lakukan penanganan asfiksia dengan
resusitasi.
PEMANTAUAN KALA II
1. Pemeriksaan nadi ibu setiap 30 Menit,
meliputi frekwensi, irama, intensitas.
2. Frekwensi dan lama kontraksi setiap 30
menit
3. Warna ketuban
4. Djj tiap selesai meneran/mengejan
antara 5-10 menit
5. Penurunan kepala tiap 30 menit.
6. Adakah presentase majemuk
7. Apakah terjadi putaran paksi luar
8. Adakah kembar tidak terdeteksi
PEMANTAUAN KALA II
1. Pemeriksaan nadi ibu setiap 30 Menit,
meliputi frekwensi, irama, intensitas.
2. Frekwensi dan lama kontraksi setiap 30
menit
3. Warna ketuban
4. Djj tiap selesai meneran/mengejan
antara 5-10 menit
5. Penurunan kepala tiap 30 menit.
6. Adakah presentase majemuk
7. Apakah terjadi putaran paksi luar
8. Adakah kembar tidak terdeteksi
MANAJEMEN NYERI
Menurut Penny Simpkin,2005 cara
mengurangi nyeri:
a. Kehadiran yg terus menerus, sentuhan,
penghiburan dan dororngan dari orang
yang mendampingi
b. Pergantian posisi sesuai keinginan ibu
c. Massase pada pinggang
d. Penekanan pada lutut dalam poisis ibu
duduk oleh pendamping persalinan
e. Kompres bergantian panas atau dingin.
MANAJEMEN NYERI
f. Pemberian keleluasaan kepada ibu
selama persalinan untuk mengeluarkan
suara/berteriak/menangis.
g. Visialisasi atau menganjurkan ibu untuk
membayangkan proses persalinan akan
berjalan dengan mudah dan pemusatan
perhatian
h. Pemutaran musik. Musik yang tenang
membuat ibu relaks dalam menjalani
persalinan.

Das könnte Ihnen auch gefallen