Sie sind auf Seite 1von 28

ILMTD

Infeksi Menular Lewat Transfusi


Darah

Nining Sri Wuryaningsih


STIKES GUNA BANGSA
Transfusi
Transfusi Darah adalah pemindahan darah atau
suatu komponen darah dari seseorang (donor)
kepada orang lain (resipien).
Transfusi darah merupakan suatu tindakan
medis yang bertujuan mengganti kehilangan
darah pasien akibat kecelakaan, operasi
pembedahan atau oleh karena suatu penyakit.
Darah yang tersimpan di dalam kantong darah
dimasukan ke dalam tubuh yang dapat berupa
darah lengkap atau komponen darah
Tujuan transfusi
1. Memelihara dan mempertahankan kesehatan donor.
2. Memelihara keadaan biologis darah atau komponen
agar tetap bermanfaat.
3. Memelihara dan mempertahankan volume darah
yang normal pada peredaran darah (stabilitas
peredaran darah).
4. Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia
darah.
5. Meningkatkan oksigenasi jaringan.
6. Memperbaiki fungsi Hemostatis.
7. Tindakan terapi kasus tertentu
Meski fungsinya sangat banyak dan kadang
sangat dibutuhkan sekali , tapi banyak faktor
harus diperhatikan, mengingat transfusi
semacam transplantasi/ memindahkan sesuatu
yang viable perlu ke hati2an reaksi
silang
Meski sudahdilakukan reaksisilang dan juga
prinsip sterilitas sangat diperhatikan tapi masih
bisa terjadi reaksi tranfusi
REAKSI TRANSFUSI

PENGERTIAN

suatu reaksi penolakan / sampingan


yang disebabkan tindakan transfusi
darah yang pada hakekatnya adalah
suatu tindakan transplantasi jaringan
(dalam bentuk cair)
Klasifikasi Reaksi transfusi menurut WHO

Reaksi transfusi akut; terjadi segera atau dalam 24


jam post transfusi
Berdasarkan gejala kliniknya reaksi transfusi akut
dibagi atas 3kategori
1. Reaksi ringan gejala muncul beberapa menit setelah
diberikan berupa;urtikaria, rash, gatal akibat
dikeluarkannya histamin secara lokal akibat
hypersensitivitas terhadap protein yang terdapat
dalam plasma donor
2. Reaksi sedang:gejala klinik muncul dalam waktu 30 -
60 menit post transfusi antara lain; rigors, flushing,
urtikaria
Penderita akan merasa gelisah dan mengeluh sakit
kepala, gatal, ber debar2 dan sesak nafas
Terjadi pada 1-2% penderita yang mendapat transfusi
trombosit, terutama secara reguler. Dapat disebabkan
karena lekosit yang ada dalam komponen yang
disimpan melepaskan sitokin, atau reaksi antara
lekosit donor dengan antibodi dalam plasma resipien
yang mengakibatkan terbentuknya pirogen
3. Reaksi tranfusi lambat ; dibedakan atas 2
kategori
1. ILMTD penyakit infeksi yang dapat
ditularkan melalui transfusi; bisa karena
virus, protozoa maupun bakteri
2. Reaksi lain; misalnya Delayed hemolytic
transfusion reaction, post transfusion
purpura, graft-versus-host disease dan
hemokromatosis
IMLTD
Infeksi yang ditularkan lewat transfusi darah
Ada beberapa penyebab,namun yang banyak dikaji
adalah hepatitis virus, karena dapat berjalan tanpa
gejala dan dapat bersifat kronik; hepatitis B, hepatitis
C, dan Epstein Bar virus,serta cytomegalovirus
Parasit : Malaria, Chagas disease, Syphilis,
Babesiosis, Creutzfeldt-Jakob Disease
Bakteri, bisa Gram(+) maupun Gram (-) sebagai
penyebab, antara lain pseudomonas, Yersinia,
Serratia, bakteri saprofit pada kulit. Bakteri yang
paling sering dijumpai pd transfusi trombosit;
Staphilokokus, streptokokus, Klebsiela dan Serratia
HEPATITIS
Hepatitis
Infeksi hepatitis merupakan penyebab IMLTD
paling banyak dan secara klinis penting karena
dapat berjalan tanpa gejala dan dapat menjadi
kronis terutama hepatitis B. 25 - 30% IMLTD
disebabkan karena hepatitis B
Hepatitis lainnya, hepatitis C, hepatitis non A-
non B,cytomegalovirus( CMV) dan Epstein-
Bar Virus ( EBV)
1. HEPATITIS VIRUS
Penularan virus hepatitis merupakan salah satu
bahaya/ resiko besar pada transfusi darah.
Diperkirakan 5-10 % resipien transfusi darah
menunjukkan kenaikan kadar enzim
transaminase, yang merupakan bukti infeksi
virus hepatitis.
Sekitar 90% kejadian hepatitis pasca transfusi
disebabkan oleh virus hepatitis non A non B.
Hepatitis virus sangat infeksious dan angka
kejadiannya paling tinggi
Perkiraan resiko penularan hepatitis B sekitar 1 dari
200.000 dan hepatitis C > besar 1: 10.000
Dengan ditemukannya marker penunjang diagnose
angka kejadian hepatitis B dan C menurun drastis
Resiko yang membahayakan bila donor adalah
pengidap hepatitis tapi dalam stadiumWindow
period maka kemungkinan penularan tidak bisa
dicegah
Resiko tertular hepatitis juga terjadi bila baik
eritrosit, trombosit, plasma maupun cryopresipitat
berasal dari carier hepatitis
2. AIDS (Acquired Immune Deficiency syndrome)

Penularan retrovirus HIV telah diketahui dapat terjadi


melalui transfusi darah, yaitu dengan rasio 1:670.000, meski
telah diupayakan penyaringan donor yang baik dan ketat.
Virus yang bertanggung jawab untuk penyakit ini, HIV-1,
ditularkan melalui transfusi darah.
Pada dasarnya ditandai respon imun penderita yang rendah
Semua darah dites untuk mengetahui adanya anti-HIV-1
dan - 2 antibodi .
Dengan adanya FDA yang menguji asam nukleat
memperkecil waktu kurang dari satu minggu dan
menurunkan resiko dari penularan HIV melalui tranfusi
1:1.900.000 tranfusi
3. Infeksi CMV
Infeksi CMV hampii selalu tanpa gejala, pada dewasa dan anak-
anak, tetapi dapat bermanifestasi sebagai sindrom mirip
mononukleosis
Pada bayi dan pasien imunosupresi ,CMV menyebabkan oesofagitis,
kolitis, hepatitis,pneumonitis, kario retinitis dan meningo
encephalitis
Penularan intra uterin atau perinatal lewat ASI, dahak, saliva, cairan
vagina dan lewat transfusi atau transplantasi cangkokan yang
terinfeksi
Meski 95% bayi2 yang terinfeksi secara kongenital tidak
menunjukkan gejala, CMV dapat menyebabkan penyakit Inklusi
sitomegalik(CID/ Cytomegalic Inclusion Disease) khususnya yang
terifeksi maternal inisial
Manifestasi CID; anemia hemolitik, ikterus, hepatosplenomegali,
pneumonitis, tuli, karioretinitis dan kerusakan otak
Penularan CMV terutama berbahaya bagi neonatus
yang lahir premature atau pasien dengan
imunodefisiensi.
Biasanya virus ini menetap di leukosit donor, hingga
penyingkiran leukosit merupakan cara efektif
mencegah atau mengurangi kemungkinan infeksi
virus ini.
Transfusi sel darah merah rendah leukosit merupakan
hal terbaik mencegah CMV
CMV merupakan mikroorganisme patogen oportunis
yang paling sering ditemukan pada penyakit AIDS
Cytomegalovirus (CMV) dan Epstein-Barr Virus umumnya
menyebabkan penyakit sistemik ringan atau asimptomatik.
Yang kurang menguntungkan, pada beberapa individu
menjadi pembawa infeksi asimptomatik; lekosit dalam darah
dari donor dapat menularkan virus.
Pasien immunosupresi dan Immunocompromise ( misalnya,
bayi prematur dan penerima transplantasi organ ) peka
terhadap infeksi CMV berat setelah tranfusi.
Idealnya, . pasien- pasien menerima hanya CMV negative.
Bagaimanapun, studi terbaru menunjukkan bahwa resiko
transmisi CMV dari transfusi dari darah yang leukositnya
berkurang sama dengan tes darah yang CMV negative.
Oleh karena itu, pemberian darah dengan leukosit yang
dikurangi secara klinis cocok diberikan pada pasien seperti itu
4 .MALARIA
Menjangkiti 300 juta penduduk di seluruh dunia
menyebabkan kematian 1 juta orang setiap tahunnya
Plasmodium falcifarum penyakit malaria
yang berat
Plasmodium ovale, vivax dan malariae penyakit
malaria yang ringan
Semua spesies ditularkan nyamuk anopheles
Merupakan penyakit yang endemis di negara tropis
termasuk Indonesia
Di Indonesia yang dominan mal tropika/falcifarum
dan malaria tertiana benigna/ vivax
Penyebaran Malaria di Indonesia
Siklus hidup plasmodium
Sporosit yg disuntikan nyamuk betina hepatosit
dgn terikat pd reseptor trombopondin dan properdin
Parasit memperbanyak diri hepatosit ruptur
merozoit >30000 , juga hipnozoit eksaserbasi
Merozoit menempel permukaan eritrosit trofozoit
membelah diri Skizon merozoit baru
eritrosit lisis lepas terjadi siklus infeksi erit
berikutnya
Sebagian parasit berkembang biak menjadi bentuk
seksual( gametosit) masuk tubuh nyamuk
CHAGAS DISEASE
Terjadi di Amerika Selatan dan disebabkan olehTrypanosoma
Cruzi ( suatu protozoa intra sel)
Trypanosoma cruzi ditularkan antar binatang; (anjing-kucing-
rodensia) dan manusia lewat serangga kissing bugs(
triatomids) yang meneruskan parasit ke dalam fecesnya waktu
menggigit
Penyakit Chagas yang akut dapat ringan atau berat (
parasitemia tinggi, demam, atau pelebaran jantung yang
progresif dan gagal jantung.)
20% penderita, Chagas kronis timbul bbrp tahun kemudian:
Inflamasi miokard kardiomyopathi dan aritmia
Kerusakan flexus mesenterikus pelebaran kolon dan
oesophagus
Babesiosis
Babesia microti merupakann protozoa mirip malaria
Ditularkan dari mencit berkaki - putih kepada
manusia oleh sengkenit atau kadang2 ditularkan lewat
transfusi darah
Babesia menyebabkan demam dan melalui
parasitisasi eritrosit, menimbulkan anemia hemolitik
yang berat terutama pada orang2 yang keadan
umumnya buruk atau yang menjalani splenektomi
Syphilis
Disebabkan oleh treponema pallidum
Ditularkan secara seksual atau transplasental
Syphilis primer; terjadi sekitar 3 minggu setelah kontak
seksual orang yang terinfeksi
Siphilis sekunder:terjadi 2hingga10 minggu kemudian pada
75% penderita yang tidak diobati dgn penyebaran spirochaeta
kekulit( lesi makulopapuler, bersisik atau pustuler dan erosi
superficial pada jaringan mukocutaneus)
Lesi superficial , tdk terasa nyeri, spirochaeta infektious (+)
Limfadenopathy, demam ringan, malaise dan penurunan BB
sering terjadi
Lesi mukokutaneus memperlihatkan infiltrasi sel plasma dan
endarteritis obilterans
Syphilis tertier terjadi pada 1/3 penderita yang tidak
diobati
S cardiovaskuler, (. 80 % dari syphilis tertier)
meliputi aortitis dilatasi radix dan arcus aorta &
aneurisma dan insufisiensi katup aorta
Neuro syphilis dapat bersifat asimptomatik; meningo
vaskuler, tabes dorsalis dan penyakit yang
menyeluruh pada parenkim otak, atau simptomatik
(kelainan cairan otak; pleiositosis, kadar protein
kadar glukose )
Syphilis congenital biasanya terjadi pada ibu hamil
dengan syphilis primer atau sekunder
Creutzfeldt-Jakobs Disease
(CJD)
Suatu bentuk infeksi pada sistem syaraf yang sangat
progresive dan fatal
Disebabkan oleh agen infeksi yang disebutprion
Angka kejadian CJD pada kasus2 yang mengalami
transplantasi organ yang berasal dari hormon
pertumbuhan manusia yang terinfeksi CJD (
hipophise, cornea, duramater)
CJD resikonya sangat fatal yg pernah menerima
donor tsb diatas dan juga klg dgn riwayat keluarga
CJD dilarang jadi donor
CJD akibat transfusi darah belum pernah dilaporkan
INFEKSI BAKTERI
Kontaminasi bakteri jarang terjadi, angka kejadian yang
sesungguhnya belum pernah dilaporkan atau mungkin tidak
diperhitungkan
Pernah dilaporkan angka kejadian bakterial sepsis akibat
transfusi 1 per 6.000.000 kasus
Resiko terjadi lebih banyak pada transfusi akibat trombosit,
meningkat sangat menonjol menjadi 1per 1.000 konsentrat
trombosit
Penyebabnya; kantong darah, kulit yang kurang steril waktu
membersihkan, infeksi bakteriil yg asimtomatik meski
skreening dan tehnik pelaksanaan sdh ditingkatkan angka
kejadian belum menurun secara nyata
KESIMPULAN
Transfusi adalah pemindahan darah dari
donor ke resipien
Kegunaan sangat banyak, tetapi diperlukan
skreening donor yang ketat mengingat
terjadinya reaksi transfusi yang sangat
merugikan
Reaksi transfusi salah satunya berupa
IMLTD yang bisa disebakan oleh virus,
protozoa maupun bakteri

Das könnte Ihnen auch gefallen