Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
KELOMPOK 1
11.PERSAMAAN
3.DEFENISI & 6.GARIS GARIS
TEOREMA 14.DAYA
ALIRAN FLUIDA ARUS
BERNOULI
4.ALIRAN 13.GARIS
5.ALIRAN 12.GARIS
MANTAP DAN DERAJAT
MERATA ENERGI
TAK MANTAP HYDRAULIK
DESKRIPSI
1.Mahasiswa
dapat mengetahui
jenis jenis aliran
fluida
2.Menggunakan
teorema bernouli
untuk
menghitung
energi pada
fluida
DEFENISI & ALIRAN FLUIDA
Fluida dapat didefenisikan sebagai suatu
zat yang terus menerus berubah bentuk
apabila mengalami tegangan geser .Fluida
tidak mampu menahan tegangan
geser,tanpa berubah bentuk.
contoh: cairan,gas.
Ditinjau dari jenis aliran fluida,dapat diklasifikasikanmenjadi:
1.Aliran laminar
Dikatakan laminar jika lapisan fluida bergerak dengan kecepatan yang
sama dan dengan lintasan partikel yang tidak memotong atau
menyilang, atau dapat dikatakan bahwa aliran laminar di tandai
dengan tidak adanya ketidak beraturan atau fluktuasi di dalam aliran
fluida.
2.Aliran turbulen
Dikatakan turbulen, jika gerakan fluida tidak lagi tenang dan tunak
(berlapis atau laminar) melainkan menjadi bergolak dan bergejolak
(bergolak atau turbulen). Pada aliran turbulen partikel fluida tidak
membuat fluktuasi tertentu dan tidak memperlihatkan pola gerakan
yang dapat diamati. Aliran turbulen hampir dapat dijumpai pada
praktek hidrolika.
ALIRAN MANTAP & TAK MANTAP
1.Aliran mantap
Aliran disebut steady (tenang) apabila aliran semua
tempat disepanjang lintasan aliran tidak berubah
menurut waktu
2.Aliran tak mantap
Sedangkan aliran Uniform dapat diartikan sebagai
suatu keadaan aliran yang tidak berubah diseluruh
ruang.
ALIRAN MERATA & TAK MERATA
A L I R A N M E R ATA
TERJADI BILA A L I R A N T I D A K M E R ATA ,
BESAR DAN ARAH
T E R J A D I B I L A K E C E PATA N ,
K E C A PATA N T I DA K B E R U B A H KEDALAMAN, TEKANAN
DARI TITIK KE TITIK DALAM
FLUIDA, DV/DS=0. ALIRAN BERUBAH DARI TITIK KE
FLUIDA DIBAWAH TEKANAN TITIK DALAM ALIRAN, DV/DS
DA LAM S UATU PIPA B ESAR
DA N B ERG ARIS T EN G AH T ETAP 0
A DA LA H A L I R A N M E R ATA .
Pada gambar di atas tampak bahwa ketinggian pipa, baik bagian pipa
yang penampangnya besar maupun bagian pipa yang penampangnya
kecil, hampir sama sehingga diangap ketinggian alias h sama. Jika
diterapkan pada kasus ini, maka persamaan Bernoulli berubah menjadi :
b. Tabung Pitot
Tabung Pitot adalah alat ukur yang kita gunakan untuk mengukur kelajuan
gas / udara.
Lubang pada titik 1 sejajar dengan aliran udara. Posisi kedua lubang ini
dibuat cukup jauh dari ujung tabung pitot, sehingga laju dan tekanan udara
di luar lubang sama seperti laju dan tekanan udara yang mengalir bebas.
Dalam hal ini, v1 = laju aliran udara yang mengalir bebas (ini yang akan kita
ukur), dan tekanan pada kaki kiri manometer (pipa bagian kiri) = tekanan
udara yang mengalir bebas (P1).
Lubang yang menuju ke kaki kanan
manometer, tegak lurus dengan aliran udara.
Karenanya, laju aliran udara yang lewat di
lubang ini (bagian tengah) berkurang dan
udara berhenti ketika tiba di titik 2. Dalam hal
ini, v2 = 0. Tekanan pada kaki kanan
manometer sama dengan tekanan udara di
titik 2 (P2).
Ketinggian titik 1 dan titik 2 hampir sama (perbedaannya tidak
terlalu besar) sehingga bisa diabaikan. Ingat ya, tabung pitot juga
dirancang menggunakan prinsip efek venturi. Mirip seperti si
venturi meter, bedanya si tabung petot ini dipakai untuk mengukur
laju gas alias udara. Karenanya, kita tetap menggunakan
persamaan efek venturi. Sekarang kita oprek persamaannya :
GARIS ENERGI
BAGAIMANA BISA KITA 1.HGL (HYDRAULIC
MENGETAHUI SATU TITIK GRADE LINE)
DENGAN TITIK LAINNYA
(PIPA) TERJADI 2. DAN EGL (ENERGY
KEHILANGAN ENERGI DAN GRADE LINE).
TEKANAN???
Persamaan Boyle :
P1 x V1 = P2 x V2 ; dimana P = Tekanan
V = Volume
PERSAMAAN KONTINUITAS
Penyelesaian :
Persamaan Kontinuitas :
- Pada Bejana 1 :
Q1 = Q2 A1 x V1 = A2 x V2
Tekanan 1 (P1) =
Contoh :
Dua buah bejana yang berhubungan, F1 = 200 N
Gaya pada bejana 1 (F1) = 1000
N. A1 = ; d1 = 10 Cm2 = 10 x 10-2 m2
Diameter bejana 1 (d1) = 10 Cm2 = 0,1 m