Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
BENDA TAJAM
BENDA TUMPUL
PERUBAHAN SUHU
ZAT KIMIA
LEDAKAN
SENGATAN LISTRIK
GIGITAN HEWAN/MANUSIA
C. JENIS-JENIS LUKA
1. Luka insisi (Incised wounds),
karena teriris benda tajam.
Misal: luka pada pembedahan
2. Luka memar (Contusion Wound),
akibat benturan benda keras cedera
pada jaringan lunak, perdarahan dan
bengkak.
3. Luka lecet (Abraded Wound),
akibat kulit bergesekan dengan benda
padat / kasar merobek lapisan luar
kulit ( epidermis )
4. Luka tusuk (Punctured Wound),
terjadi akibat adanya benda tajam atau
pisau, yang masuk kedalam kulit dengan
diameter yang kecil.
5. Luka gores (Lacerated Wound),
terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh
kaca atau oleh kawat.
6. Luka tembus (Penetrating Wound),
misalnya luka tembak, yang menembus
organ tubuh,biasanya luka masuk
diameternya kecil tetapi pada bagian
keluar biasanya lukanya akan melebar.
7. Luka Bakar (Combustio)
Luka Tusuk
LUKA TEMBAK / LUKA TEMBUS
Luka masuk
Luka keluar
Electrical burn
Avulsi
excoriasi
D. PEMBAGIAN LUKA
1. MENURUT TINGKAT
KONTAMINASI LUKA
1. Clean Wounds (Luka bersih),
Luka yg tidak terinfeksi
Kemungkinan infeksi luka sekitar 1% - 5%.
2. Clean-contamined Wounds (Luka
bersih terkontaminasi),
luka pembedahan pada saluran respirasi,
pencernaan, genital atau perkemihan.
Kemungkinan infeksi luka : 3% - 11%.
3. Contamined Wounds (Luka
terkontaminasi),
termasuk luka terbuka, luka akibat kecelakaan
Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%.
4. Dirty or Infected Wounds (Luka kotor
atau infeksi),
yaitu terdapat infeksi dan produk infeksi pada luka.
2. BERDASARKAN LUAS DAN
KEDALAMAN LUKA
Stadium I :
Luka Superfisial (Non-Blanching Erithema) :
luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
Stadium II :
Luka Partial Thickness :
hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan
bagian atas dermis.
Stadium III :
Luka Full Thickness :
kerusakan seluruh lapisan kulit, subkutan dan fasia ,
tidak mengenai otot.
Stadium IV :
Luka Full Thickness :
stadium III + kerusakan otot, tendon dan tulang.
3. MENURUT WAKTU
PENYEMBUHAN
1. Luka akut :
yaitu luka dengan masa penyembuhan
sesuai dengan konsep penyembuhan yang
telah disepakati.
luka yang proses penyembuhannya
menghasilkan restorasi anatomis dan
fungsional.
2. Luka kronis :
yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam
proses penyembuhan, dapat karena faktor
eksogen dan endogen.
luka yang dalam proses penyembuhannya
gagal mengembalikan anatomis dan
fungsional.
CONTOH :
Luka akut / Baru:
- Luka pembedahan / operasi
- Luka tembus ( pisau, luka tembak )
- Avulsi ( mis. : finger tip amputaion )
- Crush injury / Shearing injury
- Luka Bakar
- Laserasi
- Luka Gigitan(anjing,kucing,manusia)
Luka kronik :
- Ulkus venosus
- Lymphedema
PDGF, IGF-1
- 2 hari sampai 3 minggu TGF
- Granulasi
Fibroblassintesis kolagen
Mengisi defek dan terbentuk kapiler baru
- Kontraksi
Tarikan tepi luka yang akan mengurangi
defek
- epitelialisasi
Migrasi epitel dari tepi luka
28
FASE REMODELING
Terjadi proses pematangan :
Penyerapan jaringan yg berlebih
Pengerutan
remodeling
Berlangsung ber-bulan2.
Fase berkahir bila semua tanda radang sudah
hilang.
Selama proses ini PARUT yg
pucat,tipis,lemas dan mudah digerakkan
Tampak pengerutan maksimal dari luka
Pada akhir fase, kekuatan regangan 80% dari N
( kira2 3 -6 bulan setelah penyembuhan.
Fase Remodelling
- 3 minggu sampai 2 tahun
- Kolagen akan meningkatkan tensil
strength luka
- Akhir proses terbentuk parut
- 80% kekuatan jaringan semula
E.2. GANGGUAN
PENYEMBUHAN LUKA
1. ENDOGEN :
Koagulopati.
Gangguan sistem imune
Penyakit lanjut
Hipoksia lokal
Gizi
Usia lanjut.
2. EKSOGEN :
Pasca radiasi.
Obat-obatan :
sitostatika
kotikosteroid
Pengaruh setempat :
Infeksi
Benda asing
Jaringan nekrosis, sequester.
F. PENANGANAN LUKA
Prinsip Dasar:
1.Cleansing / Pencucian :
a. Penilaian luka
b. Preparasi bed
luka/debridemant
2. Closure / Penutupan
3. Dressing / Pembalutan
1. PENCUCIAN LUKA
PERSIAPAN :
a. Pakai APD ( alat pelindung diri )
b. Lakukan tindakan aseptik:
- Mencuci tangan
- Pakai sarung tangan steril
c. Peralatan:
- set operasi minor.
- sikat yang lunak.
- larutan saline yang banyak.
CUCI TANGAN
PAKAI SARUNG TANGAN
MELEPAS SARUNG TANGAN
A. PENILAIAN LUKA
KULIT SEKITAR LUKA
Penilaian warna, kelembaban,
Fleksibilitas
BED LUKA
Penilaian
Jaringan
UKURAN
nekrotik / non
DAN vital Jaringan
DALAM Granulasi,
LUKA fibrin, eksudat
Kolonisasi
bakteri
TEPI LUKA
Penilaian Tepi luka dan
2. PRIMER TERTUNDA
( TERTIER )
3. SEKUNDER
1. PRIMER
INDIKASI:
a. luka bersih
b. luka kurang dari 6 jam.
c. dapat dijahit tanpa menimbulkan
ketegangan.
d. luka pada kepala,wajah,leher, --
dengan lamanya luka sampai 24 jam.
JAHITAN PRIMER
KONTRA INDIKASI :
a. luka > 6 jam
b. luka kotor.
c. crush injury, luka tembak,luka gigitan.
d. degloving injury.
e. pada pasien dengan syok berat.
f. fraktur terbuka.
g. luka pada pasien yang akan dirujuk
dalam perjalanan jauh.
A. Jahitan
mattress
vertical,
terbaik untuk
eversi.
B & C.
penempatan
jahitan yang
baik. Jika x <
y kulit akan
eversi.
D&E:
tepi kulit
dieversi agar
tusukan
jaringan baik.
F&G:
tidak boleh
dilakukan,
jahitan terlalu
superfisial
dan tepi kulit
inversi.
HAL-HAL PENTING PADA JAHIT PRIMER
Sebelum menutup luka pastikan perdarahan
dikontrol dengan baik.
Jika perlu hasil kosmetik subcuticuler.
Jika tidak perlu kosmetik, lakukan jahitan
terputus yang dalam.
Luka dalam atau lemak rapuh, lakukan
jahitan mattrass vertikal.
Jahitan jangan terlalu kencang, atau terlalu
dekat, sehingga eksudat dapat keluar
diantara jahitan.
Jangan ada ruang mati ( dead-space ).
Perawatan pasca operasi :
TINDAKAN :
Lakukan irigasi dengan larutan saline,
Eksisi jaringan nekrotik,
Bersihkan tepi luka jika perlu dipotong.
Gunakan pembalut tekan, kalau perlu
dipasang spalk pada ekstremitas.
Kontrol perdarahan, hematoma dapat merusak
penyembuhan.
Jika terdapat tanda-tanda infeksi, biarkan luka
terbuka,untuk dilakukan penjahitan sekunder,
atau skin graft.
Jika gap dari luka > 6 8 cm, perlu dilakukan
graft.
Perawatan pasca operasi/tindakan :
SKIN GRAFT :
FLAP
Penutupan Luka
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
PENYEMBUHAN LUKA
1. Usia
Semakin tua kemampuan penyembuhan menurun.
2. Infeksi
Menghambat proses penyembuhan luka
Menyebabkan kerusakan pada jaringan sel
penunjang, akan menambah luasnya luka.
3. Hipovolemia
Kurangnya volume darah vasokonstriksi oksigen
dan nutrisi berkurang untuk penyembuhan luka.
4. Hematoma
Hematoma (bekuan darah) pada luka, secara
bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam
sirkulasi.
Bila terdapat bekuan yang besar perlu waktu untuk
dapat diabsorbsi tubuh menghambat proses
penyembuhan luka.
5. Benda asing
Seperti pasir atau mikroorganisme abses.
Abses timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit
cairan nanah (Pus).
6. Iskemia
Terdapat penurunan suplai darah pada bagian tubuh akibat :
Balutan luka terlalu ketat.
Obstruksi pada pembuluh darah.
7. Diabetes
Peningkatan gula darah nutrisi tdk dapat masuk ke dalam sel
penurunan protein-kalori tubuh.
8. Pengobatan
Steroid : menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh
terhadap cedera
Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan
Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk
bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika
diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan
efektif akibat koagulasi intravaskular.
KOMPLIKASI LUKA
a. Hematoma (Hemorrhage)
Perawat harus tahu lokasi insisi, sehingga dapat
diketahui adanya perdarahan dalam 24 jam pertama
pasca pembedahan.
b. Infeksi (Wounds Sepsis)
Biasanya muncul dalam 36 48 jam
Jenis infeksi a.l :
Cellulitis -- infeksi pada jaringan
Abses
Lymphangitis, infeksi lanjutan dari selulitis atau abses
ke sistem limphatik (dapat diatasi dengan istirahat dan
antibiotik ).
c. Dehiscence dan Eviscerasi
Dehiscence : terbukanya luka bedah
Eviscerasi: keluarnya isi dari suatu rongga dari
dalam luka
d. Keloid
3. DRESSING / PEMBALUTAN
( NURSING MANAGEMENT )
Tujuan :
1. memberikan lingkungan optimal
untuk penyembuhan luka
2. absorbsi drainase
3. imobilisasi luka
4. mencegah epitel baru dari cedera
mekanis
5. mencegah kontaminasi bakteri
6. meningkatkan hemostasis dengan
menekan dressing
7. memberikan rasa nyaman mental dan
fisik pada pasien
TIPE PEMBALUT LUKA
Hydroactive Gel
PEMBALUT LUKA YANG
MENJAGA KELEMBABAN
Hydrocolloid
PEMBALUT LUKA YANG
MENYERAP CAIRAN
PEMBALUT LUKA YANG MENYERAP BAU
CarboFlex
LUKA BAKAR
PERAWATAN LUKA
Kontra indikasi :
LB luas pada lingkungan yang dingin,dengan
kekurangan panas yang adekuat.
Cara :
Pasien pakai jas steril
Tempat tidur bersih
LB akan dikeringkan oleh udara.
Perlu diberikan AB topikal
Pada anak dapat dengan ayunan yang ditutup
kain steril.
Suhu kamar hangat dan lembab ( 400C 40% -
ideal)
Biarkan LB yang kering tetap kering
Krusta terlepas secara alami
Bersihkan bagian yang basah saja
2. Metoda tertutup
1. gunakan tehnik tanpa menyentuh( gunakan
pinset atau sarung tangan steril )
2. perlu pembalut yang banyak.
3. sulit menilai adanya infeksi dengan cepat
4. lebih banyak menggunakan antiseptik / AB
lokal
5. pembalut dibuka apabila :
Ada eksudat pada pembalut
Berbau
Pembengkakan
Nyeri
Demam
6. Kerugiannya :
Sering tidak dibalut dengan baik(
pembalut tipis )
Membiarkan eksudat merembes
Tidak membalut dengan baik pada
bagian tepi luka
Sulit mengevaluasi adanya infeksi
Hanya cocok untuk LB kecil
Penilaian Pasien
Diagnosis Luka
Penutupan luka
Luka sembuh
Falanga V, 2001
KEPUSTAKAAN.