ANALISIS PRODUK

DOMESTIK REGIONAL
BRUTO (PDRB)

SUMARDI

2014
ANALISIS PERUBAHAN PDRB

ADHB (BERLAKU) ADHK (KONSTAN)

PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN
EKONOMI EKONOMI

INFLASI (PDRB)
 ANALISIS PERUBAHAN PDRB
Maksud Analisis :
Alat analisis yang digunakan untuk
mengetahui gambaran perubahan PDRB
dalam kurun waktu tertentu.

Analisis Perubahan PDRB mengindikasikan

adanya perkembangan PDRB (ADHB) atau
pertumbuhan PDRB (ADHK).
 MENGUKUR PERUBAHAN PDRB
Laju perubahan PDRB dapat dihitung
dengan rumus:
PDRB t PDRB t 1
PDRB t .100%
PDRB t 1

PDRB = Laju perubahan PDRB

t = Tahun tertentu
t-1 = Tahun sebelumnya
PDRB = Prod Domestik Reg Bruto
Alternatif perhitungan perubahan PDRB :

tn
r ( n 1 1).100%
to
atau dengan Compounding factor
tn to(1 r ) n 1
r = Laju perubahan PDRB rata2 setiap tahun
n =Jumlah tahun
tn = Tahun terakhir periode
to = Tahun awal periode
(1+r)n-1= Compounding factor
 ANALISIS PERUBAHAN SEKTORAL
Hasil Analisis :
Perubahan dari tahun ke tahun PDRB ADHK
menjadi indikator Laju Pertumbuhan
Ekonomi Daerah.
Perubahan dari tahun ke tahun PDRB ADHB
dapat diistilahkan perkembangan PDRB,
karena selain kuantitas yang berubah ada
perubahan harga.
Perubahan PDRB dari tahun ke tahun dapat
dibuat rata-rata per tahun.
 CONTOH KASUS: KAB GROBOGAN
PDRB ADHB (Juta Rupiah)

NO LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009

1 PERTANIAN 1,510,375.74 1,740,591.47 1,991,020.86 2,293,535.18 2,528,540.61

2 PERTAMBANGAN dan PENGGALIAN 46,111.09 52,917.85 60,169.26 68,233.43 76,594.25

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 116,922.79 127,247.87 141,295.87 157,012.87 169,733.72

4 LISTRIK, GAS dan AIR BERSIH 44,326.94 70,506.44 78,656.52 86,863.56 97,071.68

5 BANGUNAN 177,621.58 201,613.67 233,267.04 269,872.55 318,828.68

6 PERDAGANGAN, HOTEL dan RESTORAN 640,162.47 731,731.56 844,752.60 956,000.59 1,044,030.25

7 ANGKUTAN dan KOMUNIKASI 120,908.77 143,897.16 158,466.72 175,852.43 197,425.46

8 KEUANGAN, PERSEWAAN, dan JASA PRSH 319,812.46 349,956.33 388,697.25 439,117.68 494,368.52

9 JASA-JASA 561,672.31 601,008.14 661,951.02 738,717.04 838,045.99

PDRB 3,537,914.15 4,019,470.49 4,558,277.14 5,185,205.33 5,764,639.16

 CONTOH KASUS: KAB GROBOGAN
PERUBAHAN SEKTORAL DAN PDRB ADHB (Persen) PERKEMBANGAN

NO LAPANGAN USAHA 2006 2007 2008 2009 Rata-Rata

1 PERTANIAN 15.24 14.39 15.19 10.25 13.77

2 PERTAMBANGAN dan PENGGALIAN 14.76 13.70 13.40 12.25 13.53

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 8.83 11.04 11.12 8.10 9.77

4 LISTRIK, GAS dan AIR BERSIH 59.06 11.56 10.43 11.75 23.20

5 BANGUNAN 13.51 15.70 15.69 18.14 15.76

6 PERDAGANGAN, HOTEL dan RESTORAN 14.30 15.45 13.17 9.21 13.03

7 ANGKUTAN dan KOMUNIKASI 19.01 10.12 10.97 12.27 13.09

8 KEUANGAN, PERSEWAAN, dan JASA PRSH 9.43 11.07 12.97 12.58 11.51

9 JASA-JASA 7.00 10.14 11.60 13.45 10.55

PDRB 13.61 13.40 13.75 11.17 12.99

 CONTOH KASUS: KAB GROBOGAN
PDRB ADHK (Juta Rupiah)

NO LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009

1 PERTANIAN 1,074,228.94 1,121,448.20 1,161,834.32 1,227,715.40 1,288,180.93

2 PERTAMBANGAN dan PENGGALIAN

36,061.65 38,671.19 40,806.68 42,821.10 45,395.47
3 INDUSTRI PENGOLAHAN
88,705.55 91,130.33 95,160.70 99,067.68 102,486.39
4 LISTRIK, GAS dan AIR BERSIH
36,437.78 37,590.99 39,600.79 41,566.63 43,893.62
5 BANGUNAN
113,126.76 117,737.03 124,844.48 132,549.52 142,604.64
6 PERDAGANGAN, HOTEL dan RESTORAN
460,263.40 483,072.19 510,078.17 536,999.33 561,256.27
7 ANGKUTAN dan KOMUNIKASI
82,909.04 87,362.05 91,623.18 94,923.27 100,209.91
8 KEUANGAN, PERSEWAAN, dan JASA PRSH
237,176.82 245,821.33 260,082.55 273,033.50 287,195.88
9 JASA-JASA
450,373.30 459,633.87 475,669.68 500,117.37 525,870.14
PDRB
2,579,283.24 2,682,467.18 2,799,700.55 2,948,793.80 3,097,093.25
 CONTOH KASUS: KAB GROBOGAN
PERTUMBUHAN SEKTORAL DAN PDRB ADHK (Persen) PERTUMBUHAN

NO LAPANGAN USAHA 2006 2007 2008 2009 Rata-Rata

1 PERTANIAN 4.40 3.60 5.67 4.93 4.65

2 PERTAMBANGAN dan PENGGALIAN 7.24 5.52 4.94 6.01 5.93

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 2.73 4.42 4.11 3.45 3.68

4 LISTRIK, GAS dan AIR BERSIH 3.16 5.35 4.96 5.60 4.77

5 BANGUNAN 4.08 6.04 6.17 7.59 5.97

6 PERDAGANGAN, HOTEL dan RESTORAN 4.96 5.59 5.28 4.52 5.09

7 ANGKUTAN dan KOMUNIKASI 5.37 4.88 3.60 5.57 4.85

8 KEUANGAN, PERSEWAAN, dan JASA PRSH 3.64 5.80 4.98 5.19 4.90

9 JASA-JASA 2.06 3.49 5.14 5.15 3.96

PDRB 4.00 4.37 5.33 5.03 4.68

 ANALISIS INFLASI PDRB
Maksud Analisis :
Alat analisis yang digunakan untuk
mengetahui perkembangan harga (inflasi) baik
sektoral maupun secara keseluruhan
berdasarkan data PDRB.

Analisis Inflasi PDRB dapat dipergunakan

apabila pengukuran inflasi berdasarkan IHK
tidak ada datanya, atau sebagai bahan
perbandingan jika inflasi IHK ada.
 MENGUKUR INFLASI PDRB
Inflasi PDRB secara keseluruhan atau dari
tahun ke tahun:
InflasiPDRB t
PerkembanganPDRBADHB t PertumbuhanPDRBADHK t

Inflasi PDRB = Inflasi berdasar data PDRB

t = Tahun tertentu
Perkembangan/ Pertumbuhan PDRB
adalah nilai perubahan PDRB tahun t dari
tahun t-1.
 ANALISIS INFLASI PDRB
Hasil Analisis :
Nilai inflasi PDRB menunjukkan tingkat
perkembangan perekonomian berdasarkan
nilai PDRB.
Selain inflasi PDRB secara keseluruhan dapat
dilakukan perhitungan inflasi menurut sektor
setiap tahun.
Dapat dihitung inflasi rata-rata selama kurun
waktu tertentu.
 CONTOH KASUS: KAB GROBOGAN
INFLASI PDRB = PERKEMBANGAN PDRB ADHB PERTUMBUHAN PDRB ADHK

NO LAPANGAN USAHA 2006 2007 2008 2009 Rata-Rata

1 PERTANIAN 10.85 10.79 9.52 5.32 9.12

2 PERTAMBANGAN dan PENGGALIAN 7.53 8.18 8.47 6.24 7.60

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 6.10 6.62 7.02 4.65 6.10

4 LISTRIK, GAS dan AIR BERSIH 55.90 6.21 5.47 6.15 18.43

5 BANGUNAN 9.43 9.66 9.52 10.55 9.79

6 PERDAGANGAN, HOTEL dan RESTORAN 9.35 9.86 7.89 4.69 7.95

7 ANGKUTAN dan KOMUNIKASI 13.64 5.25 7.37 6.70 8.24

8 KEUANGAN, PERSEWAAN, dan JASA PRSH 5.78 5.27 7.99 7.40 6.61

9 JASA-JASA 4.95 6.65 6.46 8.30 6.59

PDRB 9.61 9.03 8.43 6.15 8.30

ANALISIS KONTRIBUSI SEKTORAL PDRB

KELOMPOK
SEKTORAL
SEKTOR

SUMBANGAN / KONTRIBUSI
PERAN SEKTOR KLPSEKTOR

STRUKTUR EKONOMI
 ANALISIS KONTRIBUSI SEKTORAL
Maksud Analisis :
Alat analisis yang digunakan untuk
mengetahui gambaran kontribusi/ peran/
sumbangan masing-masing sektor terhadap
total PDRB.

Analisis Kontribusi Sektoral PDRB

mengindikasikan sektor-sektor dominan
yang membentuk PDRB, dan sektor-sektor
yang kurang berperan dalam PDRB.
 MENGUKUR KONTRIBUSI SEKTOR
Sumbangan/Peran/Kontribusi sektor PDRB
dapat dihitung dengan rumus:
Sektori PDRB t
%Sektori t .100%
PDRB t

%Sektorit = Kontribusi Sektor i thn ke t

i = Sektor-sektor i PDRB
t = Tahun tertentu
PDRB = Prod Domestik Reg Bruto
 ANALISIS KONTRIBUSI SEKTORAL
Hasil Analisis :
Dominasi sektoral tertentu menunjukkan
bahwa core competance (unggulan) daerah
itu adalah sektora dominan dimaksud.
Dominasi sektoral juga menunjukkan
karakteristik suatu wilayah.
Perubahan dominasi sektoral PDRB dari
waktu ke waktu dapat mengalami
peningkatan atau penurunan, sesuai
karakteristik sektornya.
 CONTOH KASUS: KAB GROBOGAN
PDRB ADHB (Juta Rupiah)

NO LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009

1 PERTANIAN 1,510,375.74 1,740,591.47 1,991,020.86 2,293,535.18 2,528,540.61

2 PERTAMBANGAN dan PENGGALIAN 46,111.09 52,917.85 60,169.26 68,233.43 76,594.25

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 116,922.79 127,247.87 141,295.87 157,012.87 169,733.72

4 LISTRIK, GAS dan AIR BERSIH 44,326.94 70,506.44 78,656.52 86,863.56 97,071.68

5 BANGUNAN 177,621.58 201,613.67 233,267.04 269,872.55 318,828.68

6 PERDAGANGAN, HOTEL dan RESTORAN 640,162.47 731,731.56 844,752.60 956,000.59 1,044,030.25

7 ANGKUTAN dan KOMUNIKASI 120,908.77 143,897.16 158,466.72 175,852.43 197,425.46

8 KEUANGAN, PERSEWAAN, dan JASA PRSH 319,812.46 349,956.33 388,697.25 439,117.68 494,368.52

9 JASA-JASA 561,672.31 601,008.14 661,951.02 738,717.04 838,045.99

PDRB 3,537,914.15 4,019,470.49 4,558,277.14 5,185,205.33 5,764,639.16

 KONTRIBUSI SEKTOR PDRB ADHB (%)

2005 2009

JASA-JASA JASA-JASA
15.88% 14.54%

PERTANIAN
KEUANGAN, PERTANIAN
42.69% PERSEWAAN,
KEUANGAN, 43.86%
PERSEWAAN, dan dan JASA
JASA PRSH PRSH
9.04% 8.58%
ANGKUTAN
dan
ANGKUTAN dan KOMUNIKASI
KOMUNIKASI 3.42%
3.42%

PERDAGANGA
PERDAGANGAN, N, HOTEL dan
HOTEL dan RESTORAN
RESTORAN PERTAMB & 18.11%
18.09% PENGGALIAN PERTAMB &
1.30% PENGGALIAN
BANGUNAN BANGUNAN 1.30%
5.02% LISTRIK, GAS dan INDUSTRI 5.53% LISTRIK, GAS
dan AIR INDUSTRI
AIR BERSIH PENGOLAHAN
BERSIH PENGOLAHAN
1.25% 3.30% 2.94%
1.68%
 CONTOH KASUS: KAB GROBOGAN
KONTRIBUSI SEKTORAL PDRB ADHB (Persen)

NO LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009

1 PERTANIAN 42.69 43.30 43.68 44.23 43.86

2 PERTAMBANGAN dan PENGGALIAN 1.30 1.32 1.32 1.32 1.33

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 3.30 3.17 3.10 3.03 2.94

4 LISTRIK, GAS dan AIR BERSIH 1.25 1.75 1.73 1.68 1.68

5 BANGUNAN 5.02 5.02 5.12 5.20 5.53

6 PERDAGANGAN, HOTEL dan RESTORAN 18.09 18.20 18.53 18.44 18.11

7 ANGKUTAN dan KOMUNIKASI 3.42 3.58 3.48 3.39 3.42

8 KEUANGAN, PERSEWAAN, dan JASA PRSH 9.04 8.71 8.53 8.47 8.58

9 JASA-JASA 15.88 14.95 14.52 14.25 14.54

PDRB 100 100 100 100 100

 CONTOH KASUS: KAB GROBOGAN
PDRB ADHK (Juta Rupiah)

NO LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009

1 PERTANIAN 1,074,228.94 1,121,448.20 1,161,834.32 1,227,715.40 1,288,180.93

2 PERTAMBANGAN dan PENGGALIAN

36,061.65 38,671.19 40,806.68 42,821.10 45,395.47
3 INDUSTRI PENGOLAHAN
88,705.55 91,130.33 95,160.70 99,067.68 102,486.39
4 LISTRIK, GAS dan AIR BERSIH
36,437.78 37,590.99 39,600.79 41,566.63 43,893.62
5 BANGUNAN
113,126.76 117,737.03 124,844.48 132,549.52 142,604.64
6 PERDAGANGAN, HOTEL dan RESTORAN
460,263.40 483,072.19 510,078.17 536,999.33 561,256.27
7 ANGKUTAN dan KOMUNIKASI
82,909.04 87,362.05 91,623.18 94,923.27 100,209.91
8 KEUANGAN, PERSEWAAN, dan JASA PRSH
237,176.82 245,821.33 260,082.55 273,033.50 287,195.88
9 JASA-JASA
450,373.30 459,633.87 475,669.68 500,117.37 525,870.14
PDRB
2,579,283.24 2,682,467.18 2,799,700.55 2,948,793.80 3,097,093.25
 KONTRIBUSI SEKTOR PDRB ADHK (%)

2005 2009

JASA-JASA JASA-JASA
17.46% 16.98%
PERTANIAN PERTANIAN
41.65% 41.59%
KEUANGAN, KEUANGAN,
PERSEWAAN, PERSEWAAN,
dan JASA dan JASA
PRSH PRSH
9.20% 9.27%
ANGKUTAN ANGKUTAN
dan dan
KOMUNIKASI KOMUNIKASI
3.21% 3.24%

PERDAGANGA PERDAGANGA
N, HOTEL dan PERTAMB & N, HOTEL dan
RESTORAN RESTORAN PERTAMB &
PENGGALIAN
17.84% 18.12% PENGGALIAN
1.30%
BANGUNAN 1.30%
LISTRIK, GAS BANGUNAN
4.39% INDUSTRI LISTRIK, GAS
dan AIR 4.60% INDUSTRI
PENGOLAHAN dan AIR
BERSIH PENGOLAHAN
3.44% BERSIH
1.41% 3.31%
1.42%
 CONTOH KASUS: KAB GROBOGAN
KONTRIBUSI SEKTORAL PDRB ADHK (Persen)

NO LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009

1 PERTANIAN 41.65 41.81 41.50 41.63 41.59

2 PERTAMBANGAN dan PENGGALIAN 1.40 1.44 1.46 1.45 1.47

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 3.44 3.40 3.40 3.36 3.31

4 LISTRIK, GAS dan AIR BERSIH 1.41 1.40 1.41 1.41 1.42

5 BANGUNAN 4.39 4.39 4.46 4.50 4.60

6 PERDAGANGAN, HOTEL dan RESTORAN 17.84 18.01 18.22 18.21 18.12

7 ANGKUTAN dan KOMUNIKASI 3.21 3.26 3.27 3.22 3.24

8 KEUANGAN, PERSEWAAN, dan JASA PRSH 9.20 9.16 9.29 9.26 9.27

9 JASA-JASA 17.46 17.13 16.99 16.96 16.98

PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI
Maksud Analisis :
Alat analisis yang digunakan untuk
mengetahui gambaran struktur
perekonomian suatu daerah berdasarkan
kelompok Sektor. (A, M, S)

Analisis Struktur Ekonomi membagi struktur

ekonomi daerah berdasarkan Kelompok
sektor Primer (Agriculture), Sekunder
(Manufacture), dan Tersier (Service).
 SEKTOR KELOMPOK SEKTOR
KLP SEKTOR Sektor Pertanian
PRIMER Sektor Pertambangan
(AGRICULTURE)

KLP SEKTOR Sektor Industri

SEKUNDER Sektor Listrik, Gas, AM
(MANUFACTURE) Sektor Bangunan

Sektor Perdag, Hotel & Restoran

KLP SEKTOR Sektor Angkutan & Komunikasi
TERSIER Sektor Keuangan dll.
(SERVICE) Sektor Jasa-jasa
 MENGUKUR KONTRIBUSI KLP SEKTOR

Kontribusi Kelompok Sektor PDRB dapat

dihitung dengan rumus:

KlpSektori PDRB
%KlpSektori .100%
PDRB

%KlpSektori = Kontribusi Kelompok Sektor

i = Kelompok sektor i
PDRB = Prod Domestik Reg Bruto
 ANALISIS STRUKTUR EKONOMI
Hasil Analisis :
Suatu daerah memiliki corak perekonomian
Agaris jika PDRB-nya didominasi Kelompok
Sektor Primer.
Suatu daerah memiliki corak perekonomian
Industri jika PDRB-nya didominasi Kelompok
Sektor Sekunder.
Suatu daerah memiliki corak perekonomian
Jasa jika PDRB-nya didominasi Kelompok
Sektor Tersier.
 ANALISIS STRUKTUR EKONOMI
Hasil Analisis :
Suatu daerah mengalami pergeseran struktur
ekonomi jika dalam kurun waktu tertentu
terjadi perubahan dominasi kelompok sektor:
Dari A M
Dari A S
Dari M S.
Kalau tidak terjadi perubahan dominasi
kelompok sektor berarti tidak terjadi
pergeseran tetapi hanya terjadi penguatan
atau pelemahan struktur ekonomi.
 CONTOH KASUS: KAB GROBOGAN
STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN GROBOGAN (ADHB)
NO LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009

1 AGRICULTURE (PRIMER) 43.99 44.62 45.00 45.55 45.19

2 MANUFACTURE (SEKUNDER) 9.58 9.94 9.94 9.91 10.16

3 SERVICE (TERSIER) 46.43 45.44 45.06 44.54 44.65

Dominasi kelompok sektor Kabupaten Grobogan dari tahun 2005 2007 ada
pada kelompok sektor Tersier (Service), namun pada 2 tahun kemudian
2008 2009 terjadi pergeseran struktur menjadi perekonomian Agraris
(Primer).
Primer (A) Tersier (S)

46.43
45.06 45.55
45.44 45.19

45.00 44.54 44.65

44.62
43.99

2005 2006 2007 2008 2009

 CONTOH KASUS: KAB GROBOGAN
STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN GROBOGAN (ADHK)
NO LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009

1 AGRICULTURE (PRIMER) 43.05 43.25 42.96 43.09 43.06

2 MANUFACTURE (SEKUNDER) 9.24 9.19 9.27 9.26 9.33

3 SERVICE (TERSIER) 47.72 47.56 47.77 47.65 47.61

Dominasi kelompok sektor Kabupaten Grobogan dari tahun 2005 2009 ada
pada kelompok sektor Tersier (Service).

Primer (A) Tersier (S)

47.72 47.56 47.77 47.65 47.61

43.05 43.25 42.96 43.09 43.06

2005 2006 2007 2008 2009

ANALISIS STATUS KINERJA SEKTORAL PDRB

PERTUMBUHAN KONTRIBUSI

GROWTH RATIO SHARE RATIO

STATUS KINERJA
ANALISIS STATUS KINERJA SEKTORAL PDRB

Maksud Analisis :
Alat analisis yang digunakan untuk menilai
status kinerja masing-masing sektor PDRB.

Analisis Status Kinerja Sektoral membagi

status kinerja sektora PDRB berdasarkan
rasio pertumbuhan dan rasio kontribusi.
Status kinerja sektor itu meliputi status:
prima, terbelakang, berkembang dan
potensial.
MENGUKUR STATUS KINERJA SEKTORAL
Rumus Posisi masing-masing Sektor PDRB :
Xi Xi
>1 <1

Rata RataX rata rataX

Xi
>1 Prima Berkembang
Xtotal

Xi
Xtotal
< 1 Potensial Terbelakang

Catatan:
Xi : Nilai Sektor PDRB (misal Sektor Pertanian)
X : Total PDRB.
: Pertumbuhan (Xi=[(Xit-Xit-1)/Xit-1] x 100%
 ANALISIS STATUS KINERJA SEKTORAL PDRB

Hasil Analisis :
Suatu sektor memiliki status kinerja Prima jika
memiliki rasio pertumbuhan dan rasio kontribusi
masing-masing bernilai 1.
Suatu sektor memiliki status kinerja Terbelakang
jika memiliki rasio pertumbuhan dan rasio kontribusi
masing-masing bernilai < 1.
Suatu sektor memiliki status kinerja Berkembang
jika memiliki rasio pertumbuhan 1, namun memiliki
rasio kontribusi < 1.
Suatu sektor memiliki status kinerja Potensial jika
memiliki rasio pertumbuhan < 1, namun memiliki
rasio kontribusi 1.
 CONTOH KASUS: KAB GROBOGAN
RASIO KONTRIBUSI

NO LAPANGAN USAHA 2006 2007 2008 2009 Rata-Rata

1 PERTANIAN 3.90 3.93 3.98 3.95 3.94

2 PERTAMBANGAN dan PENGGALIAN 0.12 0.12 0.12 0.12 0.12

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 0.28 0.28 0.27 0.26 0.28

4 LISTRIK, GAS dan AIR BERSIH 0.16 0.16 0.15 0.15 0.15

5 BANGUNAN 0.45 0.46 0.47 0.50 0.47

6 PERDAGANGAN, HOTEL dan RESTORAN 1.64 1.67 1.66 1.63 1.65

7 ANGKUTAN dan KOMUNIKASI 0.32 0.31 0.31 0.31 0.31

8 KEUANGAN, PERSEWAAN, dan JASA PRSH 0.78 0.77 0.76 0.77 0.77

9 JASA-JASA 1.35 1.31 1.28 1.31 1.31

 CONTOH KASUS: KAB GROBOGAN
RASIO PERTUMBUHAN

NO LAPANGAN USAHA 2006 2007 2008 2009 Rata-Rata

1 PERTANIAN 1.12 1.07 1.10 0.92 1.05

2 PERTAMBANGAN dan PENGGALIAN 1.08 1.02 0.97 1.10 1.04

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 0.65 0.82 0.81 0.73 0.75

4 LISTRIK, GAS dan AIR BERSIH 4.34 0.86 0.76 1.05 1.75

5 BANGUNAN 0.99 1.17 1.14 1.62 1.23

6 PERDAGANGAN, HOTEL dan RESTORAN 1.05 1.15 0.96 0.82 1.00

7 ANGKUTAN dan KOMUNIKASI 1.40 0.76 0.80 1.10 1.01

8 KEUANGAN, PERSEWAAN, dan JASA PRSH 0.69 0.83 0.94 1.13 0.90

9 JASA-JASA 0.51 0.76 0.84 1.20 0.83

 CONTOH KASUS: KAB GROBOGAN
STATUS KINERJA SEKTORAL

NO LAPANGAN USAHA 2006 2007 2008 2009 Rata-Rata

1 PERTANIAN PRIMA PRIMA PRIMA POTENSIAL PRIMA

2 PERTAMBANGAN dan PENGGALIAN BERKEMBANG BERKEMBANG TERBELAKANG BERKEMBANG BERKEMBANG

3 INDUSTRI PENGOLAHAN TERBELAKANG TERBELAKANG TERBELAKANG TERBELAKANG TERBELAKANG

4 LISTRIK, GAS dan AIR BERSIH BERKEMBANG TERBELAKANG TERBELAKANG BERKEMBANG BERKEMBANG

5 BANGUNAN TERBELAKANG BERKEMBANG BERKEMBANG BERKEMBANG BERKEMBANG

6 PERDAGANGAN, HOTEL dan RESTORAN PRIMA PRIMA POTENSIAL POTENSIAL PRIMA

7 ANGKUTAN dan KOMUNIKASI BERKEMBANG TERBELAKANG TERBELAKANG BERKEMBANG BERKEMBANG

8 KEUANGAN, PERSEWAAN, dan JASA PRSH TERBELAKANG TERBELAKANG TERBELAKANG BERKEMBANG TERBELAKANG

9 JASA-JASA TERBELAKANG TERBELAKANG TERBELAKANG BERKEMBANG TERBELAKANG

 ANALISIS TIPOLOGI KLASSEN

PERTUMBUHAN PDRB / KAPITA

PERTUMBUHAN PDRB/KAPITA
ACUAN ACUAN

STATUS WILAYAH
 ANALISIS TIPOLOGI KLASSEN
Maksud Analisis Klassen Typology :
Alat analisis yang digunakan untuk
mengetahui gambaran tentang pola dan
struktur pertumbuhan ekonomi masing-
masing daerah.

Tipologi Klassen membagi daerah

berdasarkan dua indikator utama, yaitu
pertumbuhan ekonomi daerah dan
pendapatan per kapita daerah.
 PETA TIPOLOGI KLASSEN

Berkembang Cepat maju dan

Cepat cepat tumbuh
%Growth

Maju
Tertekan
Relatif
Tertinggal

PDRB/Kapita
 HASIL ANALISIS
Hasil analisis ini adalah:
diperoleh empat karateristik pola dan struktur
pertumbuhan ekonomi yang berbeda, yaitu:
daerah cepat-maju dan cepat-tumbuh (high
growth and high income),
daerah maju tapi tertekan (high income but
low growth),
daerah berkembang cepat (high growth but
low income), dan
daerah relatif tertinggal (low growth and low
income)
 Penjelasan Kategori Daerah:
(1) daerah cepat-maju dan cepat-tumbuh,
daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan
ekonomi dan pendapatan per kapita yang
lebih tinggi dibanding rata-rata daerah
Provinsi;

(2)daerah maju tapi tertekan, daerah yang

memiliki pendapatan per kapita lebih
tinggi, tetapi tingkat pertumbuhan
ekonominya lebih rendah dibanding rata-
rata Provinsi;
 Penjelasan Kategori Daerah:

(3) daerah berkembang cepat, daerah yang

memiliki tingkat pertumbuhan tinggi, tetapi
tingkat pendapatan per kapita lebih
rendah dibanding rata-rata Provinsi;

(4) daerah relatif tertinggal adalah daerah

yang memiliki tingkat pertumbuhan
ekonomi dan pendapat per kapita yang
lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi.
 Penjelasan Kategori Daerah:

Dikatakan tinggi apabila indikator di suatu

kabupaten/kota lebih tinggi dibandingkan
rata-rata seluruh kabupaten/kota di Provinsi
dan

Digolongkan rendah apabila indikator di

suatu kabupaten/kota lebih rendah
dibandingkan rata-rata seluruh
kabupaten/kota di Provinsi.
 Penjelasan Kategori Daerah:

Dikatakan tinggi apabila indikator di suatu

kabupaten/kota lebih tinggi dibandingkan
rata-rata seluruh kabupaten/kota di Provinsi
dan

Digolongkan rendah apabila indikator di

suatu kabupaten/kota lebih rendah
dibandingkan rata-rata seluruh
kabupaten/kota di Provinsi.
ANALISIS TIPOLOGI KLASSEN JATIM
 CONTOH KASUS KABUPATEN BLITAR

KAB UPATEN BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

TAHUN
LPE (%) PDRB/KAPITA LPE (%) PDRB/KAPITA

2009 5,18 9,41 Juta Rp 5,01 18,35 Juta Rp.

2010 6,08 10,45 Juta Rp 6,67 20,70 Juta Rp.

Pada tahun 2009, Kabupaten Blitar termasuk high growth

but low income.
Pada tahun 2010, Kabupaten Blitar termasuk low growth
and low income.
Berarti tahun 2010 Kabupaten Blitar merosot
kedudukannya menjadi kondisi paling buruk dari Tipologi
Klassen.
 PERGESERAN STATUS
KAB BLITAR
2009

Berkembang Cepat maju dan

Cepat cepat tumbuh
%Growth

KAB BLITAR Maju Tertekan

2010

Relatif
Tertinggal

PDRB/Kapita
 TIPOLOGI KLASSEN KESEJAHTERAAN

Kurang Maju dan Maju tapi Kurang

Kurang sejahtera sejahtera
%Kemiskina
n

Cepat Maju dan

cepat sejahtera

Kurang Maju
tapi sejahtera

PDRB/Kapi
ta
ANALISIS LOCATION QUOTIENT(LQ)

SEKTOR - PDRB TENAGA KERJA

DAERAH ANALISIS DAERAH ANALISIS

SEKTOR PDRB TENAGA KERJA

DAERAH ACUAN DAERAH ACUAN

RASIO (LQ)
ANALISIS LOCATION QUOTIENT
Maksud Analisis :
Alat analisis yang digunakan untuk
mengidentifikasi sektor-sektor PDRB
apakah termasuk sektor basis atau non
basis.

Analisis LQ melibatkan data PDRB

sektoral atau Tenaga Kerja sektoral
daerah analisis (mis: Kab) dan daerah
acuan (mis : prov/ nasional).
 ANALISIS LOCATION QUOTIENT

vi li
vt lt
LQ i atau LQ i
Vi Li
Vt Lt
vi ( li ) adalah jumlah PDRB (tenaga kerja) sektor i
pada daerah j,
vt ( lt ) adalah total PDRB (tenaga kerja) pada
daerah j,
Vi ( Li ) adalah jumlah PDRB (tenaga kerja) sektor i
pada tingkat provinsi (wilayah yang lebih atas),
Vt ( Lt ) adalah total PDRB (tenaga kerja) pada
tingkat nasional (wilayah yang lebih atas)
53
 ANALISIS LOCATION QUOTIENT

Ketentuan yang digunakan :

1. LQ 1, sektor tersebut merupakan sektor basis bagi wilayahnya. Sektor
tersebut selain memenuhi permintaan dari wilayah juga memenuhi
permintaan dari luar wilayah (mengekspor).
2. LQ < 1, sektor tersebut merupakan sektor nonbasis bagi wilayahnya.
Sektor tersebut hanya dapat melayani permintaan dari dalam wilayah
saja.

Perhitungan LQ menggunakan tenaga kerja kurang

berfluktuatif dan tidak peka terhadap
kemajuan ekonomi karena tenaga kerja biasanya berubah
dalam waktu yang cukup lama
(diskontinu). Berbeda bila menggunakan pendapatan
(PDRB), lebih dinamis dan
menggambarakan kondisi perekonomian yang riil. Selain itu
kita dapat mengukur LQ yang menyertakan tingkat inflasi
54
 CONTOH KASUS : LQ QUOTIENT
CONTOH PDRB DAN PDB (DATA FIKTIF)
Jawa Barat Indonesia
Sektor Pertanian
1998 2003 1998 2003
Tanaman Bahan Makanan 10,176.54 32,498.78 8,356,178.94 11,569,565.68
Tanaman Perkebunan 846.53 6,897.69 132,058.06 752,013.26
Peternakan dan Hasil-hasilnya 2,238.75 17,905.12 125,369.78 535,368.80
Kehutanan 12,813.09 61,357.23 1,627,262.05 2,608,296.52
Perikanan 2,558.55 4,592.70 483,961.32 810,224.80
Sektor Lainnya 353,631.91 1,737,846.43 57,377,841.23 155,430,729.52
Total 382,265.36 1,861,097.95 68,102,671.36 171,706,198.58

CONTOH PERHITUNGAN LQ JAWA BARAT (DATA FIKTIF)

Share Jawa Barat Share Indonesia LQ Jawa Barat
Sektor Pertanian
1998 2003 1998 2003 1998 2003
Tanaman Bahan Makanan 0.0266 0.0175 0.1227 0.0674 0.2170 nonbasis 0.2592 nonbasis
Tanaman Perkebunan 0.0022 0.0037 0.0019 0.0044 1.1420 basis 0.8462 nonbasis
Peternakan dan Hasil-hasilnya 0.0059 0.0096 0.0018 0.0031 3.1813 basis 3.0856 basis
Kehutanan 0.0335 0.0330 0.0239 0.0152 1.4028 basis 2.1703 basis
Perikanan 0.0067 0.0025 0.0071 0.0047 0.9419 nonbasis 0.5230 nonbasis
Pertanian 0.0749 0.0662 0.1575 0.0948 0.4756 nonbasis 0.6987 nonbasis

Si = Yi / Yt dimana Si adalah share sektor i, Yi adalah PDB atau PDRB sektor i , dan Yt
adalah PDB atau PDRB total suatu wilayah

Mudahnya, LQi itu sama dengan share sektor i di Jawa Barat (suatu wilayah)
55
dibagi dengan share sektor i di Indonesia (wilayah di atasnya)