Sie sind auf Seite 1von 64

MATERI INTI - 11

PELATIHAN DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA


Pernahkah sejawat mendapatkan rekan
dengan luka tusuk jarum suntik?

Apakah ada kasus flu burung di daerah ini?

Pernahkah sejawat terlintas bahwa kejadian


tersebut berhubungan dengan pekerjaan?
Menurut sejawat apa pajanannya?

PAJANAN biologi - A.S. 2


Tujuan Umum :
Mampu mendiagnosis penyakit akibat
pajanan biologi di tempat kerja, termasuk
penyakit infeksi akibat kerja dan melakukan
rujukan yang tepat

PAJANAN biologi - A.S. 3


Tujuan Khusus :
Mengidentifikasi sumber potensi bahaya
biologi di tempat kerja
Menjelaskan sektor pekerjaan yang berisiko
Menjelaskan berbagai penyakit yang umum
terjadi akibat pajanan biologi di tempat kerja
Melakukan diagnosis PAK
Menjelaskan upaya pencegahan

PAJANAN biologi - A.S. 4


Pengertian pajanan biologi di tempat kerja
dan lingkungan kerja
Kelompok pekerja berisiko tinggi
Jenis penyakit akibat pajanan biologi
Penyakit akibat pajanan biologi
Pekerja sektor pertanian
Pekerja sektor kesehatan
Pekerja remote
Diagnosis Penyakit Akibat Pajanan biologi
Tatalaksana Peny. Akibat Pajanan biologi

PAJANAN biologi - A.S. 5


Pajanan biologi di tempat kerja sering tidak
dapat dihindari

Harus dapat dibedakan: penyakit akibat


pajanan biologi di tempat kerja atau yang
biasa terjadi pada masyarakat luas

Diperlukan upaya pencegahan dan


pengendalian

PAJANAN biologi - A.S. 6


Pajanan biologi adalah bahan biologi yang
ada di sekitar manusia, dalam bentuk
mikroorganisme (virus, bakteri, jamur,
parasit), tumbuhan (debu organik), binatang.

PAJANAN biologi - A.S. 7


PAJANAN BIOLOGI AKIBAT KERJA:
Pajanan yang dialami akibat bekerja langsung
dengan bahan biologi atau merupakan hasil
langsung dari proses kerja yang dilakukan pekerja

PAJANAN BIOLOGI LINGKUNGAN KERJA:


Pajanan yang dialami akibat tercemarnya
lingkungan kerja, dan merupakan akibat tidak
langsung akibat proses kerja, seperti higiene dan
pemeliharaan tempat kerja yang kurang baik

PAJANAN biologi - A.S. 8


PAJANAN BIOLOGI ALAMIAH/BUKAN AKIBAT
KERJA:
Pajanan biologi yang secara alamiah berada di
wilayah lingkungan tempat kerja, yang banyak
menyebabkan gangguan kesehata pada masyarakat
di tempat tersebut, seperti malaria, demam
berdarah

PAJANAN biologi - A.S. 9


Tidak ada nilai ambang batas untuk pajanan
biologi
Pada pajanan paling rendah pun, bila
mikroorganismenya sangat virulen atau daya
tahan seseorang rendah dapat menimbulkan
infeksi atau reaksi allergi

PAJANAN biologi - A.S. 10


Dekomposisi mikrobiotik
(pembusukan)
Lingkungan Kerja
Individu atau ternak terinfeksi
Benda terkontaminasi

PAJANAN biologi - A.S. 11


SEKTOR PEKERJAAN
Pertanian Perkebunan, Perternakan,
Kehutanan, Perikanan

Pengolahan makanan, Penyimpanan produk,


Produk Pertanian
Penyamakan kulit
Pengolahan kayu

Kesehatan Perawatan pasien: medis, dental


Laboratorium, Farmasi

Pemeliharaan Pembersihan sistem ventilasi, karpet


Penanganan Limbah

PAJANAN biologi - A.S. 12


Penyakit Infeksi
Infestasi Binatang/parasit
Penyakit alergi
Keracunan bahan toksin dari gigitan binatang

PAJANAN biologi - A.S. 13


YANG UMUM TERJADI

PAJANAN biologi - A.S. 14


Sektor pertanian = sektor
kegiatan ekonomi terbesar
melibatkan 63% populasi negara
berkembang
Di Indonesia + 50% pekerja:
sektor pertanian , kehutanan dan
perikanan
Proses kerja: dari teknologi tinggi
sampai tradisional

PAJANAN biologi - A.S. 16


50% gangguan kesehatan pada pekerja sektor
pertanian disebabkan oleh:
Infeksi
Infestasi organisme biologik

Sekitar 20% pekerja sektor pertanian


menderita penyakit alergi akibat pajanan
pekerjaanya

PAJANAN biologi - A.S. 17


Finlandia: 40-50 persen kematian
pada petani karena penyakit saluran
nafas debu alergenik signifikan
Pekerja Kapuk di Sri Langka: Bronkhitis
khronik & demam
Petani cabe, paprika, tomat dsb:
Penyakit alergi saluran pernafasan

PAJANAN biologi - A.S. 18


Penyakit Kulit

Penyakit Saluran Pernafasan

Zoonoses dan penyakit parasit

PAJANAN biologi - A.S. 19


PENYAKIT PAJANAN

Grain Itch Tungau

Dermatitis Kontak Allergika Berbagai tanaman

Photo Contact Dermatitis Fuorocumarin

Green Tobacco Sickness Tembakau

Cedera gigitan binatang Berbagai binatang

PAJANAN biologi - A.S. 20


PENYAKIT PAJANAN
ASMA Debu padi2an, binatang, tanaman

INFLAMASI MEMBRANA MUKOSA Endotoksin, Mikotoksin

HIPERSENSITIVITY PNEUMONITIS Spora jamur, actinomycetes

BAGASOSSIS Tebu berjamur

FARMERs LUNG Pupuk, padi-padian berjamur

TUBERKULOSIS M. tuberkulosis

PAJANAN biologi - A.S. 21


Penyakit Akibat Kerja pertama
menurut ILO (1917)
Transmisi: udara, kontak,
makanan
Antraks disebabkan: Bacillus
anthracis.
Indonesia endemis antraks
KLB/thn
2003: 4 kali KLB,
34 kasus dengan 2 kematian (CFR
5,88%)
2004: KLB di Bogor
2005 di Makassar.

PAJANAN biologi - A.S. 22


Transmisi melalui udara
dari unggas ke manusia

Pneumonia Berat dan progressif

PAJANAN biologi - A.S. 23


Health Care
Worker*
Housewife/ Maid 1, 1%
17, 17%
Child (< 14)
30, 28%
Non-poultry Farmer
3, 3%

Non-farm
Occupation**
23, 23% Full-time Student
( ? 14)
16, 16%
Food Handler
2, 2%

Shuttlecock Poultry Handler***


Feather Selector 7, 7%
1, 1% Wet Market Worker
2, 2%

Poultry-related occupations PAJANAN biologi - A.S. 24


Di banyak negara industri, penerapan
program K3 telah dilakukan sejak akhir
abad 18, kecuali di sektor kesehatan,
karena:
Akreditasi fokus pada kualitas pelayanan pasien.
Pengawas kurang menguasai aspek K3.
Pekerja lebih banyak perempuan aman
Fokus pada kuratif bukan preventif
Tidak aktif di Serikat pekerja
Perhatian kurang dari pemerintah

PAJANAN biologi - A.S. 26


Pelayanan kesehatan merupakan industri
yang labor intensive
Jenis Pekerja :
Profesi kesehatan
Tenaga teknis
Laboratorium
Farmasi
Administratif
Rumah Tangga
Kebersihan dll.
Pajanan biologi pajanan utama

PAJANAN biologi - A.S. 27


Infeksi nosokomial dan infeksi akibat
pekerjaan, saat ini merupakan masalah yang
penting diseluruh dunia dan risiko terus
meningkat (Alvarado, 2000)
Paling menimbulkan kekhawatiran adalah:
Hepatitis B
Hepatitis C
HIV/AIDS
TB
SARS

PAJANAN biologi - A.S. 28


PAJANAN biologi - A.S. 29
Risiko penularan HIV setelah luka tusuk
jarum suntik yang terkontaminasi HIV

4: 1000

PAJANAN biologi - A.S. 30


Risiko penularan HBV setelah luka tusuk
jarum suntik yang terkontaminasi HBV

27 - 37: 100

PAJANAN biologi - A.S. 31


Setidaknya 10-8 ml (.00000001 ml) darah
yang yang mengandung HBV dapat
menularkan virus berbahaya ini ke tubuh
manusia yang rentan.

Source: Bond et al 1982.

PAJANAN biologi - A.S. 32


Risiko penularan HCV setelah luka tusuk
jarum suntik yang mengandung HCV

3 - 10 : 100
Seluruh dunia
40 juta orang menderita HIV/AIDS pada saat
ini
Jumlah kasus setempat
Tahukah anda?

Source: UNAIDS/WHO December 2001

PAJANAN biologi - A.S. 34


Prevalensi HIV pada donor darah
di Indonesia: 1992 - 2001
0.016

0.014
Per 1000 HIV-positive

0.012

0.010

0.008

0.006

0.004

0.002

0.000
1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000
1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001

Source: National AIDS Programme, Indonesia


July 2002

PAJANAN biologi - A.S. 35


PAJANAN biologi - A.S. 36
Setiap tahun, terjadi 800,000 kasus luka
tusuk jarum suntik bekas pada petugas
kesehatan di Amerika Serikat

Di banyak negara berkembang, risiko perlukaan


karena jarum suntikan dan pajanan terhadap
darah dan cairan tubuh jauh lebih tinggi (Phipps,
dkk, 2002).

PAJANAN biologi - A.S. 37


Luka yang dalam (hingga otot) (p < 0,0001)
Darah terlihat pada alat penyebab luka (p < 0,0015)
Alat penyebab luka berasal dari vena atau arteri
pasien sumber (misal kateter CVP atau heparin lock)
(p = 0,0028)
Pasien sumber meninggal dalam waktu 60 hari sejak
paparan (p = 0,0011)
Petugas kesehatan tidak meminum zidovudine (p <
0,0026) (profilaksis diperkirakan memberikan 80%
perlindungan)

Sumber: CDC Case control study 2003

PAJANAN biologi - A.S. 38


Dari 35 juta petugas kesehatan diseluruh
dunia, sekitar 3 juta mengalami pajanan
patogen darah melalui cedera kulit setiap
tahun
2 juta terpajan virus Hepatitis B
0,9 juta terpajan virus Hepatitis C
170,000 terpajan virus HIV AIDS.
Cedera tersebut dapat mengakibatkan 15,000
kasus infeksi Hepatitis C, 70,000 kasus
Hepatitis B dan 1000 kasus HIV.
>90% infeksi terjadi di negara berkembang.

PAJANAN biologi - A.S. 39


PAJANAN biologi - A.S. 40
Pekerja didaerah remote atau terpencil, pada
umumnya adalah pekerja yang membuka
lahan baru atau berhubungan dengan
sumber-sumber alam.
Di Indonesia pekerja seperti ini sangat rentan
untuk terkena penyakit malaria.

PAJANAN biologi - A.S. 41


Wilayah di Indonesia yang penularan malaria
tertinggi adalah: Papua dan NTT, sedangkan
yang prevalensi lebih rendah adalah wilayah
Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi

PAJANAN biologi - A.S. 42


PAJANAN biologi - A.S. 43
Mengupayakan kompensasi bagi pekerja
Keppres 23/1993: PAK no 3, 5, 26, 29

Meningkatkan pencegahan dan pengendalian


di tempat kerja

PAJANAN biologi - A.S. 44


Alur Menegakkan Diagnosis Penyakit Akibat Kerja:

DIAGNOSIS KLINIS:
Berdasarkan anamnesis, pem fisik dan pem. Penunjang

PAJANAN YANG DIALAMI:


Daftar Pajanan yang mungkin berpengaruh

HUBUNGAN ANTARA PAJANAN & PENYAKIT:


Apakah pajanan sesuai dengan penyakit yang dialami

JUMLAH PAJANAN CUKUP:


Karena tidak ada NAB, penilaian cukup/tidak cukup tidak dapat dilakukan
Apakah masa inkubasi/serokonversi cukup

PERANAN FAKTOR INDIVIDU:


Umur, jenis kelamin, status gizi, riwayat penyakit dahulu

FAKTOR LAIN DILUAR PEKERJAAN:


Daerah endemis, penyakit di lingkungan tempat tinggal

PENYAKIT AKIBAT KERJA BUKAN PENYAKIT


PAJANAN biologi - A.S.AKIBAT KERJA 45
PAJANAN biologi - A.S. 46
Baik untuk pekerja di sektor pertanian,
kesehatan maupun sektor lainnya, prinsip
pencegahan penyakit akibat pajanan faktor
biologik sebetulnya sama:
penerapan higiene perorangan
cara kerja yang aman
pemakaian alat pelindung diri yang sesuai
proteksi yang spesifik (imunisasi atau profilaksis).

PAJANAN biologi - A.S. 47


Penyuluhan dan edukasi mengenai bahaya
potensial di tempat kerja dengan gangguan
kesehatan yang mungkin timbul
Penyuluhan dan edukasi higiene perorangan
dengan penyediaan fasilitasnya (mis. cuci tangan,
mandi)
Pelatihan cara kerja yang aman beserta
pemakaian alat pelindung diri yang sesuai,
dengan standard precaution (kewaspadaan baku)
Surveilans medik terhadap penyakit yang
mungkin timbul
Penanggulangan di tempat kerja: pengendalian
vektor dll.

PAJANAN biologi - A.S. 48


1. Diberlakukan bagi SETIAP orang
2. Cuci Tangan
3. Penggunaan Sarung Tangan
4. Penggunaan pembatas Fisik
5. Penggunaan Antiseptik
6. Budaya Aman
7. Pembuangan sampah/limbah
8. Pemrosesan alat

PAJANAN biologi - A.S. 49


Setiap orang berpotensi menularkan penyakit,
meskipun belum menunjukkan gejala
Standard precaution harus diberlakukan bagi
setiap individu
Kewaspadaan yang dilakukan berdasarkan
cara transmisi
Sebagian besar infeksi terjadi melalui kontak
dengan cairan tubuh yang mengandung
mikroorganisme berbahaya dari pasien yang
terinfeksi

PAJANAN biologi - A.S. 50


Prinsip :
- Dengan air mengalir
dan sabun
-7 langkah cuci tangan
Alternatif:
Larutan Alkohol Glicerin
(2 cc glicerin dalam 100 cc
alkohol 60 90%)

PAJANAN biologi - A.S. 51


Alat pelindung
pribadi
Sarung tangan
Masker/pelindung
mata/muka
Apron/Celemek
Alas/penutup kaki

PAJANAN biologi - A.S. 52


PAJANAN biologi - A.S. 53
Mengelola jarum dan benda
tajam lainnya

PAJANAN biologi - A.S. 54


PAJANAN biologi - A.S. 55
Pembuangan jarum suntik dan benda tajam

PAJANAN biologi - A.S. 56


Immunisasi untuk
orang dewasa
Hepatitis A Tetanus, diphtheria
Hepatitis B Cacar air
Influenza Campak, Gondok,
Pneumococcus Rubella (Campak
Jerman)

Sumber: CDC (Centers for Disease Control and Prevention-


Atlanta) Juni 1997.

PAJANAN biologi - A.S. 57


Dekontaminasi

Pencucian

Desinfektan
Sterilisasi
tingkat tinggi

PAJANAN biologi - A.S. 58


Dukungan pihak
berwenang rumah
sakit
Umpan balik positif
dari penyelia

PAJANAN biologi - A.S. 59


Upaya dan Budaya
yang patut dicontoh
dalam mendukung
pencegahan infeksi

PAJANAN biologi - A.S. 60


PAJANAN biologi - A.S. 61
Pencegahan :
Primer : kenali pajanan
Sekunder : standard precaution
Early diagnosis & Prompt Treatment
Pemeriksaan kesehatan berkala
Pengobatan kuratif segera
Disability limitation
Rehabilitation
Return to work

PAJANAN biologi - A.S. 62


Pentingnya informasi pekerjaan pasien
Perhatian khusus : pekerja pertanian dan
peternakan, pekerja kesehatan
Hubungan antara keluhan dengan aktifitas
pekerjaan
7 langkah diagnosis okupasi
Pajanan tempat kerja atau populasi umum?
Tatalaksana paripurna

PAJANAN biologi - A.S. 63


Sekian dan Terima kasih

PAJANAN biologi - A.S. 64

Das könnte Ihnen auch gefallen