Sie sind auf Seite 1von 24

Kelompok 3 :

Nilam Anggi Ashari (010115A072)


RA Fatimah Farah (010115A097)
Sapta Vondi M (010115A111)
Sinta Widyawati (010115A119)
Surya Purwaningtyas (010115A125)
Yani Budiharti (010115A137)
PSIK B Semester IV
Obat adalah semua zat baik dari alam (hewan
maupun tumbuhan) atau kimiawi yang dalam
takaran (dosis) yang tepat atau layak dapat
menyembuhkan, meringankan atau mencegah
penyakit atau gejala-gejalanya.
Untuk menghilangkan rasa nyeri yang
dialami klien.
Obat topikal pada kulit memiliki efek yang
lokal
Efek samping yang terjadi minimal
Menyembuhkan penyakit yang diderita oleh
klien
Adapun Cara pemberian obat didasarkan pada
bentuk obat, efek yang diinginkan baik fisik maupun
mental. Diantaranya :

a. Oral : Pemberian obat melalui mulut merupakan


cara paling mudah dan paling sering digunakan.
Obat yang digunakan biasanya memiliki onset yang
lama dan efek yang lama.
b. Parenteral : Pemberian obat melalui perenteral
merupakan pemberian obat melalui jaringan
tubuh.pemberian obat parenteral, merupakan pilihan
jika pemberian obat dari mulut merupakan ktrak
indikasi.
c. Topical : Obat diberikan pada kulit atau mukosa.
Obat-obat yang diberikan biasanya memiliki efek
lokal, obat dapat di oleskan pada areah yang
diobati atau medicated baths. Efek sistematik dapat
timbul jika kulit klien tipis.
d. Inhalasi : Jalan nafas memberikan tempat yang luas
untuk absorrsi obat, obat diinhalasi melalui mulut
atau pun hidung.
* Tepat obat
Sebelum mempersiapkan obat ke tempatnya petugas medis harus
memperhatikan kebenaran obat sebanyak tiga kali, yakni : ketika
memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat
diprogramkan, dan saat mengembalikan obat ke tempat
penyimpanan.
* Tepat dosis
Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat, maka
penentuan dosis harus diperhatikan dengan menggunakan alat
standar seperti obat cair harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit
atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet, dan lain-lain.
Dengan demikian, penghitungan dosis benar untuk diberikan ke
pasien.
* Tepat pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang
diprogramkan.hal ini dilakukan dengan mengidentifikasikan
identitas kebenaran obat, yaitu mencocokkan nama, nomor
registrasi, alamat, dan program pengobatan pada pasien.
* Tepat jalur pemberian
Kesalahan rute pada pemberian dapat menimbulkan efek sistenik
yang fatal pada pasien .untuk itu, cara pemberiannya adalah dengan
melihat cara pemberian/ jalur obat pada lebel yang dada sebelum
memberikannya ke pasien.
* Tepat waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang
diprogramkan karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat
menimbulkan efek terapi dari obat.
Dosis obat merupakan faktor penting, karena
baik kekurangan atau kelebihan dosis akan
menghasilkan efek yang tidak diinginkan,
bahkan sering membahayakan.
*Dosis Maksimum ( DM ) adalah dosis / takaran maksimum /
terbanyak yang dapat diberikan (berefek terapi) tanpa
menimbulkan bahaya.
*Dosis lazim ( DL ) adalah dosis yang tercantum dalam literatur
merupakan dosis yang lazimnya dapat menyembuhkan.
*Dosis toksik adalah takaran obat dalam keadaan biasa yang
dapat menyebabkan keracunan pada penderita.
*Dosis Letalis adalah takaran obat yang dalam keadaan biasa
dapat menyebabkan kematian pada penderita, dosis letalis
terdiri dari : - LD 50 : takaran yang menyebabkan
kematian pada 50% hewan percobaan.
- LD 100 : takaran yang menyebabkan
kematian pada 100% hewan percobaan.
*Umur
*Berat badan
*Jenis kelamin
*Status patologis
*Toleransi terhadap
*Cara penggunaan
*Macam-macam faktor obat
*Waktu penggunaan obat
*Sifat bentuk sediaan psikologis dan fisiologis.
Ada beberapa jenis tanda yang terdapat dalam
kemasan obat. Penandaan itu menunjukkan
golongan obat, yang terkait dengan berbagai
ketentuan yang mengaturnya.
Penggolongan tersebut terdapat dalam
Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993
tentang Wajib Daftar Obat Jadi seperti dilansir
Rabu (2/6/2010).
Obat bebas merupakan obat yang tingkat
keamanannya sudah terbukti tidak
membahayakan.
Obat ini diberikan tanda atau logo lingkaran
hitam mengelilingi lingkaran berwarna hijau.
Obat ini dapat dibeli tanpa resep dari dokter dan
dapat dijual di apotek maupun toko obat,
misalnya Antasida DOEN, Parasetamol, Calcium
Lactate, dll.
Dalam istilah lain untuk obat bebas adalah obat
Over The Counter (OTC).
Obat bebas terbatas ialah obat keras yang dapat
diberikan dalam jumlah terbatas, baik dosis maupun
jumlah unit sediaannya. Misalnya tablet diberikan
dalam jumlah 4 tablet
Obat bebas dalam jumlah tertentu masih bisa dibeli
di apotek, tanpa resep dokter. Obat ini diberikan
bersama dengan peringatan obat tertulis. Peringatan
obat tertulis tersebut dituliskan dalam bentuk tulisan
putih dengan latar belakang hitam yang berisi :
*P.NO.1 Awas obat keras : Bacalah aturan pakai !

*P.NO.2 Awas obat keras : Hanya untuk dikumur,


jangan ditelan !
*P.NO.3 Awas obat keras : Hanya bagian luar
dalam !

*P.NO.4 Awas obat keras : Hanya untuk dibakar !


*P.NO.5 Awas obat keras : Tidak boleh ditelan!

*P.NO.6 Awas obat keras : Obat wasir, jangan


ditelan !
Obat keras adalah obat yg termasuk dalam daftar
obat yg hanya boleh disertakan oleh apoteker
atau dokter.
Apoteker hanya menyerahkan obat keras tsb
hanya berdasarkan permintaan (resep) dari
dokter. Dan dokter hanya menyerahkan obat
tsb, jika obat tsb diperoleh dari apotek.
Pengecualian diberlakukan menurut
Permenkes, beberapa kelompok obat keras yg
dapat diserahkan oleh Apoteker tanpa resep
dokter misalnya obat untuk kontrasepsi oral
berupa hormon, obat saluran cerna seperti
papaverin dan diazepam, obat saluran nafas
seperti aminofilin dan salbutamol dll.
Obat keras yg memerlukan penawaran khusus,
termasuk dlm kelompok obat psikotropika.
Gol Obat Narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semisintetis, yg dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, kehilangan rasa,rangsangan semangat ,
halusinasi, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri,dapat menimbulkan ketergantungan .
Peredaran produk jadi obat narkotika dikemas
dalam wadah kemasan yg diberi bulatan berwarna
hitam mengelilingi palang merah dengan dasar
putih.
*Obat Narkotika bersifat adiksi & penggunaannya
diawasi dengan sangat ketat, sehingga obat golongan
narkotika hanya dapat diperoleh di Apotek dengan
menggunakan resep dokter yang asli (bukan coppy
resep). Bebeerapa contoh dari obat
narkotik diantaranya: Morfin, Heroin, Coca,
Codein, Methadone, Cannabis/ marijuana/ganja.
*Dalam bidang kedokteran, obat-obat narkotika biasa
digunakan sebagai anestesi/obat bius dan
analgetika/obat penghilang rasa sakit.
*Perbedaan Genetik
Susunan genetik memepengaruhi
biotransformasi obat. Pola metabolik dalam
keluarga seringkali sama Alergi
*Variabel Fisiologi
Jenis Kelamin
Umur
Status gizi protein dan enzim
*Kondisi Lingkungan
Stres dan emosi hormonal
Suhu
Kondisi Ruangan,dll
*Faktor Psikologis persepsi
*Diet
TERIMA KASIH

Das könnte Ihnen auch gefallen