Sie sind auf Seite 1von 24

NAMA KELOMPOK V:

AYU NURJANAH
GALANG YOGA
HENI LUTHFIANI
INDAH SUSIANTI ANANDA
MUTIYA FATHI
NUR AMELIA GUSTINE
Kultur Jaringan
Membudidayakan suatu jaringan tanaman
menjadi tanaman kecil yang memiliki sifat
yang sama dengan induknya

Tekhnik dengan cara mengisolasi bagian daun,


mata tunas dan menumbuhkannya didalam
media buatan yang kaya nutrisi.
Prinsip Dasar
Tekhnik dengan cara mengisolasi bagian daun, mata tunas dan
menumbuhkannya didalam media buatan yang kaya nutrisi
didalam wadah tertutup dan tembus cahaya sehingga bagian
tanaman memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi
tanaman lengkap.
Kultur Meristem= menggunakan jaringan
(akar, batang, daun) yang masih muda.
Kultur Anter= menggunakan kepala sari
sebagai eksplan.
Kultur Embrio= menggunakan embrio.
Kultur Protoplas= menggunakan sel jaringan
hidup sebagai eksplan tanpa dinding.
Kultur Kloroplas= menggunakan kloroplas.
Kultur Polen= menggunakan serbuk sari
sebagai eksplannya.
Tipe Jaringan yang Digunakan Sebagai Eksplan
Pada Kultur Jaringan
Pertama adalah jaringan muda yang belum mengalami
diferensiasi dan masih aktif membelah (meristematik)
sehingga memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi.
Jaringan tipe pertama ini biasa ditemukan
pada tunas apikal, tunas aksiler, bagian tepi daun,
ujung akar, maupun kambium batang. Tipe jaringan
yang kedua adalah jaringan parenkima, yaitu jaringan
penyusun tanaman muda yang sudah mengalami
diferensiasi dan menjalankan fungsinya. Contoh
jaringan tersebut adalah jaringan daun yang sudah
berfotosintesis dan jaringan batang atau akar yang
berfungsi sebagai tempat cadangan makanan
Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai
prasyarat untuk mendukung
kehidupan jaringan yang dibiakkan.Hal yang
paling esensial adalah wadah dan media
tumbuh yang steril. Media adalah tempat bagi
jaringan untuk tumbuh dan
mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan
jaringan.Media tumbuh menyediakan berbagai
bahan yang diperlukan jaringan untuk hidup dan
memperbanyak dirinya.
1) Media padat
Media padat pada
umumnya berupa
padatan gel,
seperti agar, dimana
nutrisi dicampurkan
pada agar.
2) Media cair
Media cair adalah nutrisi yang
dilarutkan di air.Media cair
dapat bersifat tenang atau
dalam kondisi selalu
bergerak, tergantung
kebutuhan.
Komposisi media yang
digunakan dalam kultur
jaringan dapat berbeda
komposisinya.Perbedaan
komposisi media dapat
mengakibatkan perbedaan
pertumbuhan dan
perkembangan eksplan yan
g ditumbuhkan secara in
vitro.
1. Media dasar Murhasige dan skoog (1962) yang dapat digunakan
untuK hampir semua jenis kultur, terutama pada tanaman
herbaceous.
2. Media dasar B5 untuk kultur sel kedelai, alfafa, dan legume lain.
3. Media dasar White (1934) yang sangat cocok untuk kultur akar
tanaman
tomat.
4. Media dasar Vacin dan Went yang biasa digunakan untuk kultur
jaringan anggrek.
5. Media dasar Nitsch dan Nitsch yang biasa digunakan dalam kultur
tepung sari (pollen) dan kultur sel.
6. Media dasar schenk dan Hildebrandt (1972) atau media SH yang
cocok untuk kultur jaringan tanaman-tanaman monokotil.
7. Medium khusus tanaman berkayu atau Woody Plant Medium
(WPM)
8. Media N6 untuk serealia terutama padi.
Tujuan kegiatan kultur jaringan adalah
perbanyakan masal tanaman yang biasanya
sangat lambat dengan metoda konvensional
dalam jumlah yang besar dalam waktu yang
singkat, selain itu diperoleh tanaman yang bebas
virus, membantu pemulian tanaman untuk
mempercepat pencapaian tujuan penelitian pada
tanaman yang biasa diperbanyak secara
vegetatif.
Kelebihan
.Mempunyai sifat yang identik dengan induknya
Dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga
tidak terlalu
membutuhkan tempat yang luas
Mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam
waktu singkat
Kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin
Kecepatan tumbuh bibit lebih cepat di bandingkan
dengan perbanyakan
konvensional
Pengadaan bibit tidak tergantung musim
Hemat tempat dan waktu
a. Kultur jaringan Memerlukan biaya besar
karena harus dilakukan di dalam laboratorium
dan menggunakan bahan kimia.
b. Kultur jaringan Memerlukan keahlian khusus.
c. Kultur jaringan Memerlukan aklimatisasi ke
lingkungan eksternal karena tanaman hasil
kultur biasanya berukuran kecil dan bersifat
aseptik serta sudah terbiasa berada di tempat
yang
1.) Pemilihan dan Penyiapan
Tanaman Induk Sumber
Eksplan
Sebelum melakukan kultur
jaringan untuk suatu
tanaman, kegiatan yang
pertama harus dilakukan
adalah memilih bahan induk
yang akan diperbanyak.
Tanaman tersebut harus
jelas jenis, spesies, dan
varietasnya serta harus
sehat dan bebas dari hama
dan penyakit.
2.) Inisiasi Kultur
Tujuan utama dari propagasi
secara in-vitro tahap ini
adalah pembuatan kultur
dari eksplan yang bebas
mikroorganisme serta
inisiasi pertumbuhan baru.
Pada tahap ini
mengusahakan kultur yang
aseptik atau aksenik.
Aseptik berarti bebas dari
mikroorganisme,
sedangkan aksenik berarti
bebas dari mikroorganisme
yang tidak diinginkan.
3.) Multiplikasi atau
Perbanyakan Propagul
Tahap ini bertujuan
untuk menggandakan
propagul atau bahan
tanaman yang
diperbanyak seperti
tunas atau embrio, serta
memeliharanya dalam
keadaan tertentu
sehingga sewaktu-waktu
bisa dilanjutkan untuk
tahap berikutnya.
4.) Pemanjangan Tunas,
Induksi, dan
Perkembangan
Tujuan dari tahap ini
adalah untuk
membentuk akar dan
pucuk tanaman yang
cukup kuat untuk dapat
bertahan hidup sampai
saat dipindahkan dari
lingkungan in-vitro ke
lingkungan luar.
5.) Aklimatisasi plantet
Dalam proses perbanyakan
tanaman secara kultur
jaringan, tahap aklimatisasi
planlet merupakan salah
satu tahap kritis yang
sering menjadi kendala
dalam produksi bibit
secara masal. Pada tahap
ini, planlet atau tunas
mikro dipindahkan ke
lingkungan di luar botol
seperti rumah kaca ,
rumah plastik, atau screen
house (rumah kaca kedap
serangga).
Kultur jaringan Embrio (eksplan)

Jaringan floem

Individu (wortel) Media Jaringan yg ditumbuhkan (PLB)


KULTUR JARINGAN
KULTUR JARINGAN
Perbanyakan klon secara tepat
Kondisi aseptik
Produksi tanaman sepanjang tahun
Pelestarian plasma nutfah
Memperbanyak tanaman yang sulit
diperbanyak secara vegetatif konvensional

Das könnte Ihnen auch gefallen