Sie sind auf Seite 1von 62

Hubungan antara Suhu dan

Salinitas, Massa Air dan Sirkulasi


Thermohalin

4
HUBUNGAN
SUHU DAN SALINITAS
Parameter-parameter yang selalu diukur
dalam penelitian Oseanografi ialah :
• suhu
• salinitas
• kandungan O2
• kandungan zat hara(nutrient):
fosfat,nitrat
Dari data Distribusi Salinitas
pengamatan dan Suhu terhadap
lapangan kedalaman

Tidak bisa digunakan untuk


menentukan karakteristik suatu
perairan
Karakteristik suatu perairan ditentukan
dengan memplot data suhu dan salinitas
terhadap kedalaman.

Hubungan suhu dan


salinitas terhadap DIAGRAM
kedalaman. T-S
Diagram T-S suatu perairan
merupakan sidik jari dari
perairan tersebut; diagram T-S
adalah unik untuk tiap
perairan.
“Sidik Jari”
DIAGRAM T-S
suatu perairan

Contoh Diagram T-S suatu perairan


[Sumber : http://www.ocean.washington.edu/people/faculty/susanh/423/Graphics/TS.generic.gif]
Diagram T-S di Perairan
Atlantik
Nilai T dan S hanya
bervariasi di lapisan
permukaan , di lapisan
dalam nilai T dan S relatif
tidak berubah dengan waktu.
KEGUNAAN DIAGRAM T-S
• Dapat digunakan untuk mengecek apakah
data suhu dan salinitas yang didapatkan dari
lapangan dapat dipercaya atau tidak.

 data suhu dan



salinitas dari data
Kurva Smooth
T 0C 
lapangan

 baik

S 0/00

data suhu dan


salinitas dari data
 



Kurva Tidak Smooth
T 0C

lapangan

  salah atau tidak baik

  

S 0/00
•Dapat digunakan untuk mengidentifikasi massa
air dan menentukan proses pencampuran.
-0.5C - 0C ; 34.6 – 34.7 o/oo
Suhu Rendah
AABW Terbentuk di Weddell Sea,
akibat pendinginan dan
pembentukan es
karakteristik

2C - 4C ; 34.9 – 35 o/oo


Salinitas Tinggi
NADW
Terbentuk di Greenland dan
laut Norwegia

3C - 4C ; 34.2 – 34.3 o/oo

AAIW Salinitas Rendah


Terbentuk di daerah
konvergensi Antartika
• Di Weddell Sea air
dengan densitas
yang besar di
permukaan turun
menyusuri paparan
benua dan lereng
benua Antartika
dan menyusuri
dasar laut
membentuk AABW.
• AABW bergerak
secara perlahan
menuju equator. Di
Antartic
covergence (50o-
60o S) AAIW
bergerak turun
kelapisan dalam.
• Dari Green land
NADW bergerak
kearah selatan.
• NADW mengalir
diantara AAIW dan
[Sumber : http://www.eng.warwick.ac.uk/staff/gpk/Teaching-
undergrad/es427/rice.glacier.edu-oceans/] AABW.
Diagram T-S di Lautan Atlantik pada Lintang 9 S
kedalaman 150 – 5000 m
[sumber : http://www.ocean.washington.edu/people/faculty/susanh/423/Materials4.html]
Di kedalaman 1400 - 3800 m
terdapat kenaikan harga salinitas
dan penurunan suhu.
Salinitas
Kisaran (range) suhu dan
Tinggi
NADW
salinitas pada kedalaman ini
dekat dengan kisaran suhu dan
salinitas NADW.
Pada kedalaman 800 m kita melihat
adanya salinitas yang rendah
(salinitas minimum). Kisaran suhu
dan salinitas dekat dengan kisaran Salinitas AAIW
suhu dan salinitas AAIW. Rendah
Pada kedalaman ini terjadi
pencampuran antara AAIW dengan
massa air di laut Atlantik Selatan di
lintang 9° S

Di kedalaman 5000 m terdapat Suhu


kontribusi AABW yang ditandai
Rendah
AABW
dengan suhu yang mendekati
0° C.
• Dapat digunakan untuk melihat
kestabilan kolom air.

Kurva T-S memotong


Stabil kurva t kearah bawah
(kearah per-tambahan t).

Kurva T-S memotong


Tidak kurva t kearah atas
Stabil (kearah pengurangan t)

Kurva T-S sejajar dengan


Netral
kurva t
Netral

Stabil

Penggunaan diagram T-S pada penentuan kestabilan


kolom air
• Dapat digunakan untuk melacak gerakan massa
air dengan cara membandingkan beberapa
diagram T-S dari suatu perairan.

Contoh:
Mengidentifikasi
pergerakan massa air laut
Tengah (hangat dan asin)
yang masuk ke perairan
Atlantik Utara bagian
timur(dingin dan lebih
ringan)

[Sumber : http://www.eng.warwick.ac.uk/staff/gpk/Teaching-
undergrad/es427/rice.glacier.edu-oceans/]
Massa air laut Tengah lebih
berat daripada massa air
lautan Atlantik Utara bagian
timur sehingga turun
memasuki laut Atlantik
melalui selat Giblartar
sampai ke kedalaman 1500
m dimana densitasnya sama
dengan densitas air lautan
Atlantik Utara bagian timur.

Di kedalaman 1500 m ini


massa air laut Tengah
menyebar ke bagian interior
lautan Atlantik.
Gerakan massa air laut Tengah memasuki
lautan Atlantik Utara bagian timur.
[Sumber : http://www.eng.warwick.ac.uk/staff/gpk/Teaching-
undergrad/es427/rice.glacier.edu-oceans/]
Melacak adanya gerakan massa air laut Tengah
memasuki perairan Atlantik Utara bagian timur.

Merekonstruksi gerakan massa air laut Tengah


memasuki lautan Atlantik utara dengan cara
membandingkan dua diagram T-S yang diambil dari
dua lokasi yang berbeda dilautan Atlantik
pengaruh massa air laut
Kenaikan harga Tengah yang bercampur
dengan massa air
salinitas
Atlantik di kedua
stasiun
pada kedalaman 1200 m di Stasiun 1 dan kedalaman
1300 m stasiun 2 tampak adanya kenaikan harga
salinitas yang menunjukkan ciri massa air Laut Tengah
Massa Air dan Proses
Percampuran
Ada dua istilah yang perlu diperhatikan yakni :
 Water type (tipe air) : mempunyai satu harga T
dan satu harga S, misalnya air Laut Tengah.
 Water Mass (masa air) : mempunyai range
Salinitas dan Suhu tertentu.

Didalam diagram T-S water type merupakan suatu titik


sementara water mass merupakan porsi (bagian) dari
kurva T – S yang mempunyai range suhu dan salinitas
tertentu. Pencampuran dari 2 atau lebih water type
membentuk massa air (water mass).
MASSA AIR

Pembagian Massa menurut posisi(kedalaman)nya di laut :


 Surface water (massa air permukaan), sampai kedalaman
200 m.
 Central water (massa air sentral), sampai ke dasar
(batas bawah) thermocline; bervariasi terhadap lintang.
 Intermediate water (massa air pertengahan), sampai ke
kedalaman sekitar 1500 m.
 Deep water (massa air lapisan dalam), di bawah
Intermediate water tetapi tidak sampai ke dasar, sampai
ke kedalaman 4000 m.
 Bottom water (massa air dasar), air yang berada di dasar
laut
Pemanasan
Pendinginan
Karakteristik
Pembentukan Es Permukaan Laut
Massa Air
Penguapan
Pengenceran

• Massa Air Paling Berat dan Paling Dalam


Terbentuk oleh proses pendinginan dan pembentukan es di
daerah kutub.
• Massa air dekat permukaan, lebih hangat dan kurang asin.
Terbentuk di daerah dimana presipitasi melebihi evaporasi
(P>E).
• Massa air di kedalaman intermediate, densitasnya
pertengahan
• Massa air yang dingin yang berada di bawah termoklin, variasi
suhu dan salinitasnya lebih kecil dibandingkan massa air
permukaan.
PROSES PERCAMPURAN MASSA AIR

Diagram Percampuran dua Massa Air

Diagram Percampuran tiga Massa Air


Contoh percampuran dua massa air

Massa Air I Suhu Tinggi


Salinitas Rendah
0 – 100 m

Suhu Rendah Massa Air II


Salinitas Tinggi
Terdapat bidang
100 – 300 m antara yang tajam
antara 2 massa air

Kondisi sebelum percampuran


Kondisi Setelah
Percampuran

Kurva TS menjadi
Bidang antara
garis lurus
menjadi ‘smooth’
Percampuran Tiga Massa Air

Massa Air I 200 – 600 m


Massa Air II 600 – 1000 m Temperatur sama
Salinitas Beda
Massa Air III 1000 – 1400 m

Tahap 1, sebelum percampuran

Massa Air I : temperatur tinggi,salinitas tinggi Terdapat bidang


Massa Air II : temperatur rendah, salinitas rendah antara yang tajam
Massa Air III : temperatur rendah, salinitas tinggi antara 3 massa air
Tahap 2, awal percampuran

CORE WATER
1. Bidang antara yang tajam di antara massa air menjadi
daerah transisi, batas-batas yang tajam menjadi
smooth.
2. Air dengan karakteristik antara 400 – 800 m dan antara
800 – 1200 m tampak di dalam diagram T – S.
3. Lapisan air pertengahan dengan salinitasnya yang
rendah tampak jelas kelihatan
4. Titik yang tajam di diagram TS adalah ‘CORE WATER’
Tahap 3, setelah percampuran

Sudut tajam mulai


berkurang

Ciri-ciri core water dari lapisan pertengahan masih


terlihat walaupun sudah tererosi karena proses
percampuran.
Dari diagram T S kita bisa melihat besarnya
pencampuran yang terjadi dan menentukan porsi
atau prosentase dari massa air yang bercampur.

Massa Air I (T1,S1)


Massa Air II (T2,S2)
T(0C) Massa Air Baru (TR,SR)
R = massa air dengan T=TR dan S=SR
T1 I
yang terbentuk akibat percampuran
a type air I dan type air II

massa air I b
TR R

b massa air II a
II
T2 Prosentase Massa Air I

S2 SR S1 S(0/00)
Contoh: Massa air I mempunyai suhu T =
5°C, salinitas 35.5 0/00 bercampur dengan
massa air II dengan T = 2 0C dan S = 34,5
0/00. Massa air yang terbentuk oleh
pencampuran mempunyai T = 3 0C dan S =
34,85 0/00. Berapa porsi dari massa air I
dan massa air II yang membentuk massa air
baru (R) tersebut di atas?
Dari gambar
terlihat massa air
II memiliki
kontribusi lebih
besar dalam
pembentukan
massa air R dari
massa air I

Besar kontribusi dari massa air yang terlibat dalam


pencampuran tergantung pada jarak titik R terhadap
titik yang mewakili massa air I atau massa air II.
Plot massa air I, II dalam massa air R hasil percampuran massa air
I dan II di dalam diagram diperlihatkan pada gambar

Porsi massa I / Porsi massa II = b/a


Pengukuran segmen a dan segmen b dari gambar memberikan
nilai 1 : 2

b 32  34,85  34,5  1


  atau 
a 53  35,5  34,85  2

1
Porsi massa air I =  100%  33.3%
1 2
Porsi massa air II = atau 100% - 33,3% = 66,7%
Kasus Percampuran Tiga Massa Air

Panjang segmen a, b, c, d dan e


ditentukan menggunakan mistar.
Kasus Percampuran Tiga Massa Air
• Dalam kasus percampuran tiga massa/type air, massa air
hasil percampuran (R) di dalam diagram T – S terletak di
dalam segitiga yang dibentuk oleh penyatuan titik-titik
yang mewakili massa air I, II dan III.

• Jika suhu dan salinitas massa air R (TR, SR) diketahui


dari pengukuran, secara grafis kita dapat menentukan
berapa persen kontribusi massa air I, II dan III dalam
membentuk R
Perbandingan Porsi Massa Air I,II,III

b d f
I : II : III  : :
ab cd e f
Contoh:
Kita ingin mengetahui kontribusi massa air
North Atlantic Deep Water (NADW), massa
air Antartic Intermediate Water (AAIW) dan
massa air di kedalaman 400 dalam
membentuk massa air di kedalaman 800 m.
b

[sumber : http://www.ocean.washington.edu/people/faculty/susanh/423/Materials4.html]
Dari gambar, menggunakan mistar diperoleh :

b 17
 100%   100%  55%
ab 14  17
Jadi prosentase AAIW dalam membentuk massa air di
kedalaman 800 m adalah 55%.

Dengan cara yang sama diperoleh prosentase NADW di


kedalaman 800 m sebesar 25%, sementara prosentase
massa air di kedalaman 400 m adalah 20%. Disini kita
lihat AAIW yang mempunyai ciri salinitas yang rendah
mempunyai kontribusi terbesar dalam pembentukan
massa air dikedalaman 800 m
Percampuran di Daerah Konvergensi

Daerah
Konvergensi daerah pertemuan dua atau lebih arus.
Percampuran di Daerah Konvergensi

• σt berubah secara
teratur
• Pencampuran terjadi di
Lateral sepanjang permukaan σt
• membutuhkan energi
yang kecil

[Pickard and Phil, 1963]

Type Percampuran

• σt berubah secara acak


• Pencampuran bukan
Vertikal terjadi di sepanjang
permukaan σt
• membutuhkan energi
yang besar

[Pickard and Phil, 1963]


CABALLING

Dua massa air dengan densitas yang sama tetapi suhu dan
salinitasnya berbeda yang becampur di daerah konvegensi
membentuk massa air baru dengan densitas yang lebih berat dan
kemudian tenggelam (sink) Massa air A dan B
mempunyai densitas yang
sama (terletak pada
kurva σt yang sama)
tetapi temperatur dan
salinitasnya berbeda.
Setelah bercampur
terbentuk massa air C
yang densitasnya lebih
berat dan turun (sinking)
ke lapisan dalam
North Atlantic
Intermediate water dan
Antartic Intermediate
water terbentuk oleh
caballing
Massa Air Laut-laut Utara
dan Laut-laut Selatan
LAUT ANTARTIKA
Distribusi suhu di daerah kutub selatan ke arah ekuator, dapat
diamati bahwa di daerah sekitar lintang 500 atau 600
S(antarctic convergence) dan 350 - 400 S(sub-tropical
convergence) terjadi kenaikan suhu permukaan yang nyata

daerah konvergensi di mana terjadi sinking water

Diagram T-S di Antartika


LAUT ANTARTIKA

Sirkulasi arus bawah permukaan di


laut Antartika terbanyak oleh ‘Sinking
Water’ dari daerah :
1.Weddell Sea dekat benua Antartika.
2.Konvergensi Sub Antartika.
3.Konvergensi Antartika.

[Sumber : http://www.eng.warwick.ac.uk/staff/gpk/Teaching-
undergrad/es427/rice.glacier.edu-oceans/]

Pergerakan arus di Antartika


[Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Antartic_Bottom_Water]
Pembentukan Deepwater Antartik
 Deepwater Antartik
terbentuk saat
pembentukan es yang Antarctic Deepwater Formation
membuatnya asin dan
berat.
 Air yang asin dan berat
ini turun kelapisan
dalam dan bercampur
NADW membentuk
massa air yang super
berat, yang kemudian
bergerak mengelilingi
kutub selatan sebagai
arus Circumpolar.
LAUT – LAUT SELATAN

Atlantik Selatan

Diagram T-S di Atlantik bagian Selatan Sirkulasi di Samudera Atlantik


[Sumber : http://www.eng.warwick.ac.uk/staff/gpk/Teaching-
undergrad/es427/rice.glacier.edu-oceans/]
LAUT – LAUT SELATAN

Pasifik Selatan

Diagram T-S di Pasifik bagian Selatan Sirkulasi di Samudera Pasifik


[Sumber : http://www.eng.warwick.ac.uk/staff/gpk/Teaching-
undergrad/es427/rice.glacier.edu-oceans/]
LAUT – LAUT SELATAN

Hindia

Diagram T-S di laut Hindia sirkulasi di laut Hindia


[Sumber : http://www.eng.warwick.ac.uk/staff/gpk/Teaching-
undergrad/es427/rice.glacier.edu-oceans/]
LAUT – LAUT UTARA

Deep dan Bottom Water Atlantik Utara terbentuk di dua


daerah yaitu :
1.Barat daya Basin Labrador
2.Lepas Pantai Greenland bagian Tenggara.

daerah “Konvergensi”
LAUT – LAUT UTARA

Atlantik Utara

Diagram T-S di Atlantik bagian Utara Sirkulasi di Samudera Atlantik


[Sumber : http://www.eng.warwick.ac.uk/staff/gpk/Teaching-
undergrad/es427/rice.glacier.edu-oceans/]
North Atlantic Deep
Water (NADW)
 Air asin dari Laut Tengah
mengalir kelapisan dalam
dibawah Gulf Stream.
 Air dari laut Arctic
bercampur dengan air Gulf
Stream yang asin.
 Hasilnya terbentuk
deepwater yang
tenggelam(sinks) dan
mengalir kearah selatan.
LAUT – LAUT UTARA

Pasifik Utara

Diagram T-S di Pasifik bagian Utara Sirkulasi di Samudera Pasifik


[Sumber : http://www.eng.warwick.ac.uk/staff/gpk/Teaching-
undergrad/es427/rice.glacier.edu-oceans/]
LAUT – LAUT UTARA

Terbentuk di subtropical
NPCW convergence 30 -40 N;150 -
160W

Massa Air Utama Terbentuk di daerah konvergen,


Pasifik Utara NPIW pertemuan arus Oyashio dan
Kuroshio 40 N; 160 E

Terbentuk di Laut Okhostk, utara


PSAW/NP
Jepang 55 N
D&BW
Sirkulasi Lapisan Dalam
Sirkulasi Thermohaline
DEEP SEA CIRCULATION

[Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Antartic_Bottom_Water]

Deep dan bottom water terbentuk melalui sinking dan penyebaran dari air dengan densitas
tinggi yang berasal dari lapisan permukaan perairan Sub–Arctic dan perairan Antartika dari
lautan Pasifik dan Atlantik. Massa air ini dimodifikasi oleh massa air dengan salinitas tinggi
yang mengalir dari Laut Tengah ke Lautan Atlantik Utara dan dari laut Merah memasuki
Lautan Hindia
DEEP SEA CIRCULATION

Sirkulasi Arus Bawah Permukaan Laut Atlantik

[Yvon-Lewis,2005]
pola umum dari sirkulasi arus lapisan dalam dari lautan Atlantik yang
menunjukkan aliran ke arah selatan dari North Atlantic Deep dan Bottom water,
disertai aliran ke arah utara dari Antartic Intermediate dan Bottom water.
Water masses in the Atlantic
Gerakan Massa Air
 Ratusan tahun diperlukan oleh massa air untuk
melengkapi siklusnya atau bercampur sehingga
kehilangan identitasnya.
 Antartic Bottom Water di Pasifik
mempertahankan karakteristiknya selama 1600
tahun
 Residence time kebanyakan Deep water 200-300
tahun untuk naik kepermukaan
Thermohaline Circulation Patterns

A model of thermohaine circulation caused by heating in lower


latitudes and cooling in higher latitudes.
© 2002 Brooks/Cole, a division of Thomson Learning, Inc.
SIRKULASI THERMOHALINE

sirkulasi yang timbul


akibat perbedaan
densitas air laut
(dalam arah vertikal)

Gerakan massa air akibat


perbedaan densitas dalam arah
vertikal disebut sirkulasi
thermohaline.
[Sumber : http://www.geology.um.maine.edu/ges121/lectures/18-ocean-circ/]

• Secara umum sirkulasi thermohaline terbentuk akibat proses


penambahan dan pengurangan densitas air laut.
• Sejumlah besar air yang berat (densitas besar) akibat proses pendinginan
yang turun/tenggelam ke lapisan dalam harus diimbangi oleh air yang naik
dengan jumlah yang sama di tempat yang lain.
SIRKULASI THERMOHALINE
Di laut pertambahan densitas dapat
terjadi akibat:
• Pendinginan
• Penguapan
• Konduksi panas ke atmosfer
• Pertambahan salinitas akibat
penguapan atau pembentukan es Terbatas
di permukaan
Pengurangan densitas dapat
disebabkan oleh:
• Pemanasan
• Pengurangan densitas akibat
penambahan air tawar melalui
presipitasi, run off atau pencairan
es.
Sirkulasi Thermohaline Global
“Global Conveyor Belt”

[Sumber : http://science.hq.nasa.gov/oceans/system/climate.html]

Secara global sirkulasi thermohaline dapat dinyatakan sebagai


“conveyor belt” yang menggambarkan gerakan arus dingin
dan asin di lapisan dalam dan air yang hangat di permukaan.
Diperlukan sekitar 1000 thn untuk melengkapi satu siklus yg
lengkap
Wallace Broecker
Rising and Sinking

Das könnte Ihnen auch gefallen