Sie sind auf Seite 1von 36

TRANSFER ANTARPERUSAHAAN

“ASET TIDAK LANCAR”

Anggota Kelompok
1. Anggota
Josephine Kelompok
Megan Leta (2015031004) 7. Meliayan Lasinta (2015031051)
1. Josephine Megan Leta
2. Dian Dhevira Yosefine
(2015031004)
(2015031020) 8. Stefanus Frara
8. Stefanus Frara
(2015031067)
(2015031067)
2. Dian Dhevira Yosefine
3. Nia Veronica
(2015031020)
(2015031025) 9. Ulva Khairunnisa
9. Ulva Khairunnisa
(2015031111)
(2015031111)
3. Nia Veronica (2015031025) 10. Syafira (2015031123)
4. Lia Permata Sari (2015031030) 10. Syafira (2015031123)
4. Lia Permata Sari (2015031030) 11. Vania Rizka Khayyira (2015031214)
5. Aperki Azalia (2015031031) 11. Vania Rizka Khayyira (2015031214)
5. Aperki Azalia (2015031031) 12. Khoirrina Andini (2015031245)
6. Annisa Nur Fitriani (2015031032) 12. Khoirrina Andini (2015031245)
6. Annisa Nur Fitriani (2015031032) 13. Maghfirah Aprilija
13. Maghfirah Aprilija
7. Meliyana Lasinta (2015031051)
Entitas konsolidasi adalah agregasi dari sejumlah perusahaan yang berbeda

Eliminasi transfer perushaan.


Semua aspek transfer antara perusahaan harus diemelinasi sehingga
membuatnya menjadi kelihatan seperti perusahaan tunggal

Eliminasi laba dan rugi yang belum direalisasi


Laba yang didapat dari penjualan ke pihak yg berhubungan istimewa
umumnya direalisasi saat penjualan dari perspektif perusahaan penjual, untuk
tujuan konsolidasi laba belum dianggap direalisasi sampai direalisasi,
biasanya melalui pihak ug tidaj ada hubungan istimewa
Penjualan Arus Ke Bawah
Untuk mengilustrasikan penjualan yang terjadi dari induk perusahaan kea nan perusahaan
yaitu penjualan arus ke bawah (downstream sale) dapat digunakan informasi sebagai berikut:
 PT Induk membeli 80% saham PT Anak pada tanggal 31 Desember 2000, pada nilai buku
saham sebesar Rp 240.000.000.
 Pada tanggal 1 Juli 2001, PT Induk menjual tanah ke PT Anak seharga Rp 35.000.000. PT
Induk semula membeli tanah tersebut pada tanggal 1 Januari 2001 seharga Rp 20.000.000. PT
Anak masih memiliki tanah tersebut selama tahun 2001 dan tahun-tahun berikutnya.
 Pada tahun 2001, PT Induk melaporkan laba terpisah sebesar Rp 155.000.000, terdiri atas laba
dari operasi regular sebesar Rp 140.000.000 dan keuntungan penjualan tanah sebesar Rp
15.000.000. PT Induk mengumumkan deviden sebesar Rp 60.000.000. PT Anak melaporkan
laba bersih sebesar Rp 50.000.000 dan mengumumkan deviden sebesar Rp 30.000.000
 PT Induk mencatat investasinya di PT Anak menggunakan metode ekuitas dasar, dimana PT
Induk mencatat bagiannya atas laba bersih dan deviden PT Anak, tetapi tidak menyesuaikan
untuk laba antarperusahaan belum direalisasi.
 Ayat Jurnal Metode Ekuitas Dasar 2001
Kas Rp 24.000.000
Investasi pada saham PT Anak Rp 24.000.000
(mencatat deviden dari PT Anak Rp 30.000.000 x 80%)
Investasi pada saham PT Anak Rp 40.000.000
Pendapatan dari Anak Perusahaan Rp 40.000.000
(mencatat pendapatan metode ekuitas Rp 50.000.000 x 80%)

 Kertas Kerja Konsolidasi tahun 2001


Pendapatan dari anak perusahaan Rp 40.000.000
Deviden diumumkan Rp 24.000.000
Investasi pada saham PT Anak Rp 16.000.000
(mengeliminasi pendapatan dari anak perusahaan)
Pendapatan untuk kepemilikan Minoritas Rp 10.000.000
Deviden diumumkan Rp 6.000.000
Kepemilikan Minoritas Rp 4.000.000
(mengalokasikan laba ke kepemilikan minoritas (Rp 50 jt x 20% = Rp 10 jt) dan (Rp 30 jt x
20% = Rp 6 jt))
Saham Biasa – PT Anak Rp 200.000.000
Saldo Laba, 1 Januari Rp 100.000.000
Investasi pada saham PT Anak Rp 240.000.000
Kepemilikan Minoritas Rp 60.000.000
(mengeliminasi saldo investasi awal)
Keuntungan penjualan Tanah Rp 15.000.000
Tanah Rp 15.000.000
(mengeliminasi keuntungan belum direalisasi dari penjualan tanah ke arus bawah)
Diilustrasikan dengan contoh yang sama seperti sebelumnya. Dalam kasus ini, PT Anak
mengakui keuntungan penjualan tanah ke PT Induk sebesar Rp15.000.000 selain laba yang
diperoleh dari operasi regulernya sebesar Rp50.000.000, sehingga laba bersih PT Anak
tahun 2001 sebesar Rp65.000.000. Laba terpisah PT Induk sebesar Rp140.000.000 dan
seluruhnya berasal dari operasi normalnya.
Ayat Jurnal Metode Ekuitas Dasar 2001
Kas Rp 24.000.000
Investasi pada saham PT Anak Rp 24.000.000
(mencatat deviden dari PT Anak Rp 30.000.000 x 80%)
Investasi pada saham PT Anak Rp 52.000.000
Pendapatan dari Anak Perusahaan Rp 52.000.000
(mencatat pendapatan metode ekuitas Rp 65.000.000 x 80%)
Kertas Kerja Konsolidasi tahun 2001
E(13) Pendapatan dari anak perusahaan Rp 52.000.000
Deviden diumumkan Rp 24.000.000
Investasi pada saham PT Anak Rp 28.000.000
(mengeliminasi pendapatan dari anak perusahaan)
E(14) Pendapatan untuk kepemilikan Minoritas Rp 10.000.000
Deviden diumumkan Rp 6.000.000
Kepemilikan Minoritas Rp 4.000.000
(mengalokasikan laba ke kepemilikan minoritas ((Rp 65 jt-Rp 15 jt) x 20% = Rp 10 jt) dan (Rp 30 jt x 20%
= Rp 6 jt))
E(15)Saham Biasa – PT Anak Rp 200.000.000
Saldo Laba, 1 Januari Rp 100.000.000
Investasi pada saham PT Anak Rp 240.000.000
Kepemilikan Minoritas Rp 60.000.000
(mengeliminasi saldo investasi awal)

E(16) Keuntungan penjualan Tanah Rp 15.000.000


Tanah Rp 15.000.000
(mengeliminasi keuntungan belum direalisasi dari penjualan tanah arus ke atas)
Frekuensi transfer persediaan antara perusahaan dan bervariasinya keadaan transaksi dapat
menimbulkan beberapa isu implementasi. Berikut beberapa isu tersebut
 Penjualan dari satu anak perusahaan ke anak perusahaan lain

Transfer persediaan sering terjadi antar perusahaan dalam pengendalian atau kepemilikan
bersama.pada saat satu anak perusahaan menjual barang dagangan ke anak perusahaan
lain, ayat jurnal eliminasi sama dengan yang telah disajikan untuk penjualan dari anak
perusahaan ke induk perusahaan.jumlah penuh dari keuntungan antar perusahaan belum
direalisasi dieliminasi, dengan eliminasi keuntungan dialokasikan secara proposional
terhadap hak kepemilikan dari anak perusahaan yang menjual barang dagangan.
 Biaya-biaya Terkait Dengan Transfer
Biaya ini harus diperlakukan dengan cara yang sama dengan saat afiliasi merupakan divisi
operasi dari suatu perusahaan tunggal. Jika biaya tambahan tersebut akan akan dimasukan
dalam biaya perolehan persediaan dari unit persediaan yang ditransfer dari satu lokasi ke
lokasi lain dalam perusahaan yang sama, maka perlakuan tersebut juga berlaku untuk
konsolidasi.

 Yang Terendah Biaya Perolehan Atau Pasar


Suatu anak perusahaan dapat menurunkan nilai persediaan yang dibeli dari afiliasi
menggunakan aturan yang terendah antara biaya perolehan atau pasar (lower-of-cost-or-
market) jika nilai pasarlebih rendah dari harga transfer antar perusahaan. Situasi tersebut
dapat di ilustrasikan dengan mengasumsikan bahwa induk perusahaan membeli persediaan
senilai Rp20.000.000 dan menjualnya keanak perusahaan seharga Rp35.000.000 anak
perusahaan masih memiliki persediaan tersebut dalam persediaan akhir tahundan
menetapkan bahwa nilai pasar (nilai penggantian) adalah sebesar Rp25.000.000 pada saat
tersebut.
Anak perusahaan menurunkan nilai persediaan dari Rp35.000.000 menjadi nilai pasar yang
lebih rendah sebesar Rp25.000.000 pada akhir tahun dan mencatat ayat jurnal berikut :
Kerugian dari penurunan nilai persediaan 10.000.000
Persediaan 10.000.000
Penurunan nilai persediaan ke nilai pasar
Ayat jurnal tersebut merevaluasi persediaan menjadi Rp25.000.000 di pembukuan anak
perusahaan, tetapi penilaian yang tepat dari sudut pandang konsolidasi adalah
berdasarkan biaya perolehan awal persediaan induk perusahaan sebesar Rp 20.000.000 oleh
karena itu, ayat jurnal eliminasi berikut diperlukan dalam kertas kerja konsolidasi.
Penjualan 35.000.000
Harga pokok penjualan 20.000.000
Persediaan 5.000000
Kerugian dari penurunan nilai persediaan 10.000.000
Mengeliminasi penjualan persediaan antar perusahaan
Kerugiaan persediaan yang dicatat oleh anak perusahaan harus dieliminasi karena
penilaian persediaan sebesar Rp20.000.000 untuk tujuan konsolidasi lebih rendah dari nilai
pasar persediaan sebesar Rp25.000.000
 Penjualan Dalam Pembelian Sebelum Afiliasi
Perusahaan yang telah menjual persediaan dari satu perusahaan ke perusahaan lain di
kemudian hari bergabung bersama dalam penggabungan usaha. Perlakuan konsolidasi
untuk keuntungan dari transfer persediaan yang terjadi sebelum penggabungan usaha
tergantung apakah perusahaan tersebut pada saat melakukan transaksi independen dan
transaksi penjualan merupakan hasil dari transaksi yang wajar (arm’s-length bargaining)
pengaruh dari transaksi yang bukan hasil transaksi wajar harus dieliminasi. Tetapi
penggabungan dua perusahaan tidak selalu berarti transaksi sebelumnya di antara
mereka bukan transaksi yang wajar. Hal yang mendasari terjadinya transaksi seperti
harga dan kuantitas persediaan yang ditransfer harus harus ditelaah. Jika tidak ada
bukti yang menunjukan sebaliknya, perusahaan yang bergabung bersama dalam
penggabungan usaha dipandang merupakan perusahaan yang terpisah dan independen
sebelum bergabung. Oleh karena itu jika penjualan sebelumnya merupakan hasil dari
transaksi yang wajar, maka transaksi tersebut dianggap merupakan transaksi antara
pihak yang tidak berhubungan istimewa. Akibatnya tidak ada ayat jurnal eliminasi atau
penyesuaian yang diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi setelah
penggabungan usaha walaupun afiliasi masih memiliki persediaan tersebut.
Metode Ekuitas Disesuaikan Penuh
Suatu perusahaan yang memilih untuk mencatat invetasinya menggunakan metode ekuitas
disesuaikan penuh untuk mencatat bagian proposional dari laba dan dividen anak perusahaan.
Bagian investor dari laba antarperusahaan dari transaksi antarperusahaan dihilangkan dari
laba induk perusahaan pada periode penjualan antarperusahaan dengan mengurangi akun
investasi dan laba yang diakui dari investee.
Sebagai contoh :
PT Anak menjual peralatan ke PT Induk seharga Rp. 7.000.000 pada tanggal 31 Desember 20X1
dan melaporkan total laba bersih sebesar Rp 50.700.000 untuk tahun 20X1, termasuk
keuntungan dari penjualan peralatan sebesar Rp 700.000. PT Anak semula membeli peralatan
tersebut seharga Rp 9.000.000 tiga tahun sebelum terjadinya penjualan antarperusahaan. Kedua
perusahaan menggunakan penyusutan garis lurus.
PT Anak mencatat penyusutan peralatan tahun 20X1 dan keuntungan dari penjualan
peralatan ke PT Induk pada tanggal 31 Desember 20X1 dengan ayat jurnal berikut :
(53) Beban Penyusutan 900.000
Akumulasi Penyusutan 900.000
Mencatat beban penyusutan tahun 20X1 atas peralatan yang dijual
(54) Kas 7.000.000
Akumulasi Penyusutan 2.700.000
Peralatan 9.000.000
Keuntungan dari Penjualan Peralatan 700.000
Mencatat penjualan peralatan
PT Induk mencatat pembelian peralatan dari PT Anak dengan ayat jurnal berikut :
(55) Peralatan 7.000.000
Kas 7.000.000
Mencatat pembelian peralatan
PT Induk mengakui 80% bagiannya atas laba dan dividen PT Anak untuk tahun 20X1 dengan
cara yang sama dengan metode ekuitas dasar.

(56) Kas 24.000.000


Investasi pada Saham PT Anak 24.000.000
Mencatat dividen dari PT Anak ( 30.000.000 x 0,80 )

(57) Investasi pada Saham PT Anak 40.560.000


Pendapatan dari Anak Perusahaan 40.560.000
Mencatat pendapatan metode ekuitas ( 50.700.000 x 0,80 )
Pada tahun 20x2, PT Induk mencatat bagiannya atas laba PT anak sebesar Rp75.900.000 dan
dividen sebesar Rp40.000.000 dengan ayat jurnal berikut.
(63) Kas 32.000.000
Investasi pada Saham PT Anak 32.000.000
Mencatat dividen dari PT Anak : (Rp40.000.000 x 0,80)

(64) Investasi pada Saham PT Anak 60.720.000


Pendapatan dari Anak Perusahaan 60.720.000
Mencatat pendapatan metode ekuitas : (Rp75.900.000 x 0,80)
PT Induk mencatat satu tambahan ayat jurnal dalam metode ekuitas disesuaikan penuh
untuk meningkatkan laba atas realisasi sebagian dari keuntungan antarperusahaan belum
direalisasi.
(65) Investasi pada Saham PT Anak 80.000
Pendapatan dari Anak Perusahaan 80.000
Mengakui bagian keuntungan dari penjualan peralatan : (Rp700.000 / 7 tahun) x 0,80

31 Desember 20X2, Kertas Kerja Konsolidasi Metode Ekuitas Disesuaikan Penuh,


Periode Berikutnya setelah Penjualan Antarperusahaan; Penjualan Peralatan Arus ke
Atas
E(66) Pendapatan dari Anak Perusahaan 60.800.000
Dividen Diumumkan 32.000.000
Investasi pada Saham PT Anak 28.800.000
Mengeliminasi pendapatan dari anak perusahaan : Rp 60.800.000 = (Rp 75.900.000 + Rp
100.000) x 0,80

E(67) Pendapatan untuk Kepemilikan Minoritas 15.200.000


Dividen Diumumkan 8.000.000
Kepemilikan Minoritas 7.200.000
Mengalokasikan laba ke kepemilikan minoritas : Rp 15.200.000 = (Rp 75.900.000 + Rp
100.000) x 0,20
E(68) Saham Biasa – PT Anak 200.000.000
Saldo Laba, 1 Januari 120.700.000
Investasi pada Saham PT Anak 256.560.000
Kepemilikan Minoritas 64.140.000
Mengeliminasi pendapatan saldo investasi awal :
Rp256.560.000 = (Rp200.000.000 + Rp120.700.000) x 0,80
Rp64.140.000 = (Rp200.000 + Rp120.700.000) x 0,20

E(69) Bangunan dan Peralatan 2.000.000


Investasi pada Saham PT Anak 560.000
Kepemilikan Minoritas 140.000
Akumulasi Penyusutan 2.700.000
Mengeliminasi keuntungan belum direalisasi dari penjualan peralatan arus ke atas

E(70) Akumulasi Penyusutan 100.000


Beban Penyusutan 100.000
Mengeliminasi selisih lebih penyusutan
Apabila menggunakan metode biaya untuk akuntansi investasi pada anak perusahaan,
induk perusahaan mencatat dividen yang diterima dari anak perusahaan selama periode
berjalanan sebagai pendapatan. Dalam metode biaya, tidak ada jurnal yang dibuat untuk
mencatat bagian induk perusahaan atas laba anak perusahaan yang tidak
didistribusikan, amortisasi diferensial, atau menghilangkan laba antarperusahaan belum
direalisasi.
Kertas Kerja Konsolidasi – 20X1
Kertas Kerja di Figur 6-11 digunakan untuk menyusun laporan keuangan
konsolidasitahun 20X1, setelah adanya penjualan peralatan arus ke atas dari PT.Anak ke
PT.Induk. Ayat jurnal eliminasi berikut terdapat dalam kertas kerja dengan
mengasumsikan PT.Induk menggunakan metode biayauntuk akuntansi investasinya.
E (71) Pendapatan Dividen 24.000.000
Dividen Diumumkan 24.000.000
Mengeliminasi pendapatan dividen dari anak perusahaan :
Rp. 30.000.000 x 0,80

E(72) Pendapatan untuk Kepemilikan Minoritas 10.000.000


Dividen Diumumkan 6.000.000
Kepemilikan Minoritas 4.000.000
Mengalokasikan laba ke kepemilikan minoritas :
Rp. 10.000.000 = (Rp. 50.700.000 – Rp.700.000) x 0,20

E(73) Saham Biasa – PT Anak 200.000.000


Saldo Laba, 1 Januari 100.000.000
Investasi pada Saham PT Anak 240.000.000
Kepemilikan Minoritas 60.000.000
Mengeliminasi saldo investasi pada tanggal akuisisi

E(74) Bangunan dan Peralatan 2.000.000


Keuntungan dari Penjualan Peralatan 700.000
Akumulasi Penyusutan 2.700.000
Mengeliminasi keuntungan belum di realisasi dari penjualan peralatan
E(75) Pendapatan Dividen 32.000.000
Dividen Diumumkan 32.000.000
Mengeliminasi pendapatan dividen dari anak perusahaan :
Rp. 40.000.000 x 0,80

E(76) Pendapatan untuk Kepemilikan Minoritas 15.200.000


Dividen Diumumkan 8.000.000
Kepemilikan Minoritas 7.200.000
Mengalokasikan laba ke kepemilikan minoritas :
Rp. 15.200.000 = (Rp. 75.900.000 + Rp. 100.000) x 0,20

E(77) Saham Biasa – PT Anak 200.000.000


Saldo Laba, 1 Januari 100.000.000
Investasi pada Saham PT Anak 240.000.000
Kepemilikan Minoritas 60.000.000
Mengeliminasi saldo investasi pada tanggal akuisisi

E(78) Saldo Laba, 1 Januari 4.140.000


Kepemilikan Minoritas 4.140.000
Mengalokasikan laba anak perusahaan tidak di distribusikan
periode sebelumnya ke kepemilikan minoritas :
(Rp. 120.700.000 – Rp. 100.000) x 0,20
E(79) Bangunan dan Peralatan 2.000.000
Saldo Laba, 1 Januari 560.000
Kepemiikan Minoritas 140.000
Akumulasi Penyusutan 2.700.000
Mengeliminasi keuntungan belum di realisasi dari penjualan peralatan.

Akumulasi Penyusutan
E(80) Beban Penyusutan 100.000
Mengeliminasi selisih lebih penyusutan 100.000
Ayat jurnal E(75) mengeliminasi bagian PT Induk atas dividen PT Anak. Ayat jurnal E(76)
mengalokasikan laba ke kepemilikan minoritas dengan cara seperti biasa, dengan
memerhatikan adanya bagian proporsinal dari keuntungan antarperusahaan sebesar Rp.
100.000 yang direalisasiselama tahun 20X2. Ayat jurnal eliminasi umumnya tidak berubah
dalam metode biaya, karena nilai tercatat investasi tidak berubah. Oleh karena itu, ayat
jurnal E(77) sama dengan ayat jurnal eeliminasi di tahun 20X1. Akan tetapi, tambahan ayat
jurnal , E(78), diperlukan untuk mengalokasikan bagian proporsinal dari laba PT Anak
tidak di distribusikan periode sebelumnya sejak tanggal penggabungan usaha ke
kepemilikan minoritas [(Rp. 50.700.000 – Rp. 30.000.000) x 0,20]. Bagian saldo laba awal
Konsolidasi sebagai saldo saldo laba awal konsolidasi.
Ayat jurnal E(79) dan E(80) mengeliminasi pengaruh transferantar perusahaan dan sama
dengan konsolidasi menggunakan metode ekuitas dasar.
Contoh1 :
31 Desember 20X2, Kertas Kerja Konsolidasi Metode Biaya, Periode Berikutnya setelah
Penjualan Antarperusahaan; Penjualan Peralatan Arus ke Atas
Ayat jurnal eliminasi :
(71) Mengeliminasi pendapatan dividen dari anakperusahaan
(72) Mengalokasikan laba kepemilikan minoritas.
(73) Mengeliminasi saldo investasipada tanggal akuisisi
(74) Mengeliminasi keuntungan belum direalisasikan dari penjualan peralatan arus ke atas.
Ayat jurnal eliminasi :
(75) Mengeliminasi pendapatan dividen dari anak perusahaan
(76) Mengalokasikan laba kepemilikan minoritas.
(77) Mengeliminasi saldo investasi pada tanggal akuisisi
(78) Mengalokasikan laba anak perusahaan yang tidak didistribusikan periode sebelumnya
kepemilikan minoritas.
(79) Mengeliminasi keuntungan belum direalisasikan dari penjualan peralatan arus keatas.
(80) Mengeliminasi selisih lebih penyusutan

Das könnte Ihnen auch gefallen