0 Bewertungen0% fanden dieses Dokument nützlich (0 Abstimmungen)
52 Ansichten20 Seiten
Dokumen tersebut membahas tentang hifema, yaitu masuknya darah ke dalam bilik mata depan biasanya setelah trauma mata. Dibahas anatomi mata, definisi, etiologi, gejala, komplikasi, klasifikasi, penatalaksanaan, dan prognosis hifema.
Dokumen tersebut membahas tentang hifema, yaitu masuknya darah ke dalam bilik mata depan biasanya setelah trauma mata. Dibahas anatomi mata, definisi, etiologi, gejala, komplikasi, klasifikasi, penatalaksanaan, dan prognosis hifema.
Dokumen tersebut membahas tentang hifema, yaitu masuknya darah ke dalam bilik mata depan biasanya setelah trauma mata. Dibahas anatomi mata, definisi, etiologi, gejala, komplikasi, klasifikasi, penatalaksanaan, dan prognosis hifema.
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Hifema adalah masuknya darah ke dalam bilik mata depan (COA) biasanya setelah trauma mata. Merupakan (self-limiting disease) dan jarang menyebabkan kebutaan permanen Dapat bersifat traumatik, iatrogenik, dan spontan Hifema mempunyai beberapa komplikasi seperti glaukoma, corneal blood staining, atau atrofi optik
Nyeri pada mata, disertai dengan epifora dan
blefarospasme. Penglihatan pasien kabur dan akan sangat menurun. Terdapat penumpukan darah yang terlihat dengan mata telanjang bila jumlahnya cukup banyak merupakan gejala klinik hifema.
Prognosis tergantung pada banyaknya darah yang
tertimbun pada bilik mata depan dan tidak adanya komplikasi. A. ANATOMI 3 lapisan jaringan (tunik) bola mata
Lapisan luar fibrosa
Lapisan tengah vaskular (uvea)
Lapisan dalam neural (retina)
Vaskularisasi bola mata B. DEFINISI & ETIOLOGI HIFEMA Hifema merupakan keadaan dimana terdapat darah didalam bilik mata depan, yaitu daerah di antara kornea dan iris, yang dapat terjadi akibat trauma tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar dan bercampur dengan humor aqueus (cairan mata) yang jernih. • Berdasarkan penyebabnya, hifema terbagi menjadi yakni: 1. Hifema traumatik 2. Hifema iatrogenik 3. Hifema spontan (Neovaskularisasi, Neoplasma, Hematologi, Penggunaan obat-obatan) C. Gejala dan Tanda - Penurunan tajam penglihatan - Sakit kepala - Fotofobia - Adanya darah - Peningkatan TIO Klasifikasi Hifema
Keberadaan darah di Kamera Okuli
Grade Anterior (COA) 1 Kurang dari 1/3 2 1/3 sampai ½ 3 Lebih dari ½ 4 Total (Penuh) a.k.a blackball / 8-ball hyphema Komplikasi Hifema : • Peningkatan tekanan intraokular secara akut, yakni suatu glaukoma traumatik • Atrofi optik, terutama akibat glaukoma traumatik • Perdarahan ulang atau perdarahan sekunder • Sinekia posterior • Sinekia anterior, terutama pada kondisi hifema yang lebih dari 9 hari • Corneal blood staining, yakni adanya deposisi dari hemoglobin dan hemosiderin pada stroma kornea akibat keberadaan darah hifema total yang umumnya disertai dengan peningkatan tekanan intraokular. Corneal blood staining dapat menghilang, namun memerlukan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun lamanya. • Glaukoma kronik D. Penatalaksanaan Prinsip penatalaksanaanya sebagai berikut: • Menghentikan perdarahan • Mencegah terjadinya perdarahan sekunder • Mengeliminasi darah dari COA dengan mempercepat absorbsi • Mengontrol glaukoma sekunder dan menghindari komplikasi yang lain • Berusaha mengobati kelainan yang menyertai hifema Perawatan dengan cara konservatif : 1.Tirah baring( Bed res total) 2.Bebat mata 3. Memberikan sedasi/penenang 4. Pemantauan berkala (setiap hari) tentang tajam penglihatan, tekanan intraokular, serta regresi hifema.
Wallace Rule of Nines
Perawatan Operatif Tindakan operatif dilakukan jika ditemukan adanya indikasi • Corneal blood staining • Riwayat sickle cell trait, dengan tekanan intraokular di atas 24 mmHg lebih dari 24 jam • Hifema dengan derajat lebih dari 50% COA selama 9 hari atau lebih. • Hifema total, dengan tekanan intraokular lebih dari 50 mmHg selama 4 hari atau lebih meskipun sudah mendapatkan terapi medik secara maksimal • Hifema total atau hifema dengan derajat >75% COA, dengan tekanan intraokular lebih dari 25 mmHg selama lebih dari 6 hari meskipun sudah mendapatkan terapi medik secara maksimal. Prognosis Prognosis pada kasus hifema ditentukan berdasarkan pulihnya tajam penglihatan pasien.
Dalam menentukan kasus hifema perlu
dipertimbangkan: • Kerusakan struktur mata lain • Perdarahan sekunder • Komplikasi lain: glaukoma, corneal blood staining, serta atrofi optik • Secara umum, hifema grade I memiliki kemungkinan 80% untuk mencapai tajam penglihatan minimal 6/12. Hifema yang lebih tinggi, yakni grade II memiliki kemungkinan 60%, sedangkan pada hifema total kemungkinan tajam penglihatan minimal 6/12 relatif rendah, yakni sekitar 35%. BAB III PENUTUP KESIMPULAN Hifema traumatik adalah masuknya darah ke dalam bilik mata depan (COA) biasanya setelah trauma mata. Merupakan (self-limiting disease) dan jarang menyebabkan kebutaan permanen jika tidak terdapat kerusakan terkait lainnya pada kornea, lensa, dan saraf optik.Apabila dilakukan diagnosis dan penanganan yang dini dan tepat maka akan menghasilkan prognosis yang lebih baik. Pada umumnya pasien mengeluhkan penurunan tajam penglihatan, sakit kepala, fotofobia, serta menjelaskan riwayat trauma atau percideraan pada mata. Prognosis pada kasus hifema ditentukan berdasarkan pulihnya tajam penglihatan pasien. Fungsi penglihatan harus merupakan goal dalam penatalaksanaan pasien dengan hifema.