Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Dokter Pembimbing :
dr. Lydia Theresia Purba, Sp. Rad
Pemahaman modern tentang hubungan antara sel punca kanker yang termutasi dengan lokasi asalnya dan
interaksinya dengan lingkungan jaringan telah meningkatkan arti penting dari anatomi pertumbuhan/
perkembangan di dalam penilaian diagnostik tumor fosa posterior pada anak-anak
Tujuan dari review ini adalah untuk menunjukkan bagaimana pencitraan MR dapat meningkatkan kualitas
pengidentifikasian tumor pada batang otak dan pada area sekitar ventrikula keempat pada anak-anak, baik dengan
menggunakan data hasil pencitraan struktural maupun dengan penilaian topografis yang dipandu oleh anatomi
pertumbuhan/ perkembangan
PENCITRAAN STRUKTURAL
Pencitraan konvensional mencakup sekuens T1, T2, dan FLAIR. Berdasarkan pada fakta bahwa waktu relaksasi T1 dan
T2 adalah tergantung pada lingkungan molekular proton, keduanya diketahui dapat membedakan jaringan dari
komposisi kimia nya yang berbeda-beda: substansi abu-abu dan substansi putih, nuklei abu-abu yang berbeda, dll
Tumor secara jelas akan terlihat memiliki struktur yang berbeda dari jaringan normal
Kompartemen air yang berbeda-beda dapat juga dibedakan air total (T1, T2) dan air yang hanya terikat pada
molekulmakro (FLAIR). Selain itu, pencitraan difusi dapat mengeksplorasi air ekstraselular. Karena sekuens T1, T2,
dan FLAIR dapat mendemonstrasikan kontras antara jaringan yang berbeda-beda dan antara parenkhima dan CSF,
maka sekuens ini diketahui dapat memberikan gambar anatomi yang jelas
PENCITRAAN STRUKTURAL
Koefisien difusi rata-rata/ pencitraan tertimbang difusi (DWI-ADC/ diffussion-weighted imaging/ average diffusion
coefficient) diketahui dapat mengevaluasi derajat kebebasan gerakan molekul-molekul air di ruang ekstrasel
(difusivitas-ADC)
Dengan difusivitas maksimum pada CSF, difusivitias pada jaringan diketahui dapat mencerminkan densitas/
kepadatan selular, edema intraselular ataupun edema ekstraselular, dll
Hal ini merupakan parameter struktural yang paling signifikan ketika meng-assessment tumor otak: tinggi pada
glioma (gelap pada DWI, terang pada gambar ADC), rendah pada tumor dengan selularitas tinggi, dan rasio nuklir-
sitoplasmik yang tinggi (terang pada DWI, gelap pada gambar ADC)
PENCITRAAN STRUKTURAL
DWI-ADC juga memungkinkan untuk pembedaan yang jelas antara glioma di satu sisi dan meduloblastoma atau
ependimoma di sisi lain, namun tidaklah jelas antara meduloblastoma dan ependimoma akibat tumpang tindih
metrik-metrik difusivitas yang signifikan
Pencitraan tensor difusi (DTI/ diffusion tensor imaging) diketahui dapat memberikan kuantifikasi tiga dimensi
difusivitas
PENAJAMAN/ PENYANGATAN DENGAN KONTRAS
Jaringan otak yang normal diketahui sedikit vaskularisasi (volume darah hanya 4% dari jaringan otak) dan BBB
(sawar-darah-otak/ blood-brain-barrier) normal diketahui dapat mencegah molekul-molekul non-fisiologis untuk
tidak memasukinya
Penajaman/ penyangatan dengan kontras dapat merefleksikan dasar vaskular yang membesar (contohnya:
hemangioblastoma) atau BBB yang bocor (contohnya: astrositoma pilositik), atau keduanya (contohnya:
glioblastoma multiforma)
Pencitraan perfusi diketahui dapat mengevaluasi perfusi darah di dalam tumor itu sendiri (tinggi pada tumor yang
bersifat ganas/ malignan, dan rendah pada tumor jinak non-vaskular)
PENCITRAAN ANATOMIK
Potongan sagital garis tengah menunjukkan tutup tegmental otak tengah yang membentuk dasar ventrikular ketiga
dibelakang tubuh mamila dan sapuan halus akueduktus Sylvian dan pelat kuadrigeminal, indentasi dalam fosa
interpendukular, dan batas yang tampak oblik antara otak tengah dan pons
Potongan kaudal, menunjukkan pons yang berbentuk seperti baji akan tampak jelas menonjol, dengan bagian
ventral yang bulat (dengan nuklei pontin) yang sangat terdemarkasi dari pontis tegmentum posterior (dengan
nuklei syaraf kranial dan formasi retikular); hal ini terbatas secara kaudal oleh indentasi sulkus pontomedua dan
oleh batas pontomedula oblik dibagian atas
PENCITRAAN ANATOMIK
Prosi kranial “terbuka” medula sesuai dengan paruh bawah ventrikel keempat
Potongan yang lebih lateral menunjukkan tiga pedunkel serebral secara optimal
Potongan koronal menunjukkan seluruh luas batang otak dari talami ke korda, tiga pedunkel serebral, dan belahan
serebral
Potongan aksial menjangkau seluruh neuraksis dari otak tengah atas ke korda atas
Potongan melalui pons rostral diketahui melintang/ memotong interfase otak tengah –pons oblik, yang dimana hal
ini menunjukkan pons secara anterior dan tegmentum otak tengah secara posterior, dan juga pedunkel serebral
superior
DEFINISI
Tumor intrakranial adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas (maligna), membentuk
massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Tumor pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor primer maupun metastase
ANATOMI OTAK
ANATOMI OTAK
Penyebab tumor pada fossa posterior hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupun telah banyak
penyelidikan yang dilakukan
Faktor resiko :
Herediter
Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)
Radiasi
Virus
Substansi-substansi Karsinogenik
KLASIFIKASI
Tumor fossa posterior umumnya dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu tumor primitif neuroectodermal
(PNETs) dan tumor glial
Sakit kepala
Kejang
Papil edema
Mual
Muntah
GAMBARAN NORMAL OTAK (MRI)
GAMBARAN NORMAL OTAK (MRI)
GAMBARAN NORMAL OTAK (MRI)
TUMOR PONTIN
Pons merupakan lokasi yang paling umum dimana tumor batang otak
dapat tumbuh
Tumor pontin hampir seluruhnya bersifat malignan
Pons ventral, DIPG. Masa heterogen yang bersifat ekstensi yang terpusa
pada pons dengan komponen-komponen eksofitik anterior yang
mengelilingi arteri basilar (a-b), dengan tidak adanya pembatasan difusi
(c) dan dengan vena pontin yang jelas (d)
TUMOR PONTIN
Tumor yang berasal dari batang otak dorsal (tegmentum) dan bersifat
tetap
Tumor umumnya tampak homogen, namun ketika tumor berukuran
sangat besar, maka pusatnya akan tampak seperti nekrotik
LGG tegmental. Masa dorsal yang berukuran besar muncul dari medulari
dan tegmentum pontin dan meluas kedalam lumen ventrikular keempat,
dengan sedikit infiltrasi batang otak (a: sagital,T1; b Flair aksial)
TUMOR MEDULAR ANTERIOR
Ependimoma, sub tipe reses lateral. Masa muncul pada sisterna sudut CP,
dan mendistorsi batang otak (a), pada kasus ini, tumor ini tetap
ekstraventrikular (b). Tumor ini secara ekstensif membungkus vertebral
didekatnya dan ruas arteri basilar.
Ependimoma sub tipe langit-langit. Tumor tumbuh dan berkembang
kedalam velum medulari lingula/ superior (a-b), dan dengan demikian
dapat sulit dibedakan dengan meduloblastoma
ASTROSITOMA PILOSITIK SEREBELAR
Pencitraan MR (MRI) dikenal sebagai alat terbaik untuk menilai (meng-assessment) struktur tumor fossa
posterior, dan temuan-temuan hasil pemeriksaan MRI umumnya berkaitan dengan patologi. Diluar hal ini, spesifisitas
tumor dapat diidentifikasi dengan penanda-penanda molekular khusus yang berkaitan dengan riwayat perkembangan
wilayah otak dimana otak mengalami perkembangan. Pendekatan utuh akan diagnosis dengan demikian haruslah
mengintegrasikan anatomi perkembangan batang otak dan serebelum, karena tumor dengan histologi yang tampak
serupa (yang mana memiliki asal lokasi yang berbeda-beda) dapat memiliki perilaku biologi yang sangat berbeda.