Sie sind auf Seite 1von 20

AKHLAK PADA ALLAH DAN

RASUL
DITO EMLIAN 12511210
REVANDO FAKHRI A 12511217
WASKITO YUDO P 12511224
Akhlak
Akhlak menurut bahasa yaitu berasal dari bahasa arab (‫ )اخلقا‬jamak dari
kata‫ خلق‬yang berarti tingkah laku, perangai atau tabiat.
Sedangkan menurut istilah akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang
mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan
direnung lagi. Dengan demikian akhlak pada hakikatnya adalah sikap
yang melekat pada diri mausia, sehingga manusia dapat
melakuakannnya tanpa berfikir (spontan).
Menurut Kahar Masyhur akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagais
ikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai
makhluk, kepadaTuhan sebagai khalik.
Sehingga akhlak kepada Allah dapat diartikan Segala sikap atau
perbuatan manusia yang dilakukan tanpa dengan berfikir lagi (spontan)
yang memang seharusnya ada pada diri manusia (sebagai hamba)
kepada Allah SWT.
Manusia sebagai hamba Allah sepantasnya mempunyai akhlak yang
baik kepada Allah. Hanya Allah–lah yang patut disembah. Selama hidup,
apa saja yang diterima dari Allah sungguh tidak dapat dihitung.
Sebagaimana telah Allah firmankan dalam Qur’an surat An-nahl : 18, yang
artinya “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu
tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar- benar
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Seorang muslim yang baik itu
memang diharuskan berakhlak yang baik kepada Allah SWT. Karena kita
sebagai manusia itu diciptakan atas kehendak-Nya, sehingga alangkah
baiknya kita bersikap santun (berakhlak) kepada sang Kholliq sebagai rasa
syukrur kita.
Dasar Hukum
A. Akhlak Kepada Allah SWT
Pertama, karena Allah SWT –lah yang menciptakan manusia. Dia yang menciptakan manusia
dari air yang dikeluarkan dari tulang punggung dan tulang rusuk, hal ini sebagaimana di
firmankan Allah SWT dalam surat At-Thariq ayat 5-7, sebagai berikut :

‫صنل ل‬
‫ب قوالتمقرآَئل ل‬
(۷) ‫ب‬ ‫( يقنخخرخج لمنن بقنيلن ال ص‬۶) ‫ق‬ ‫قفاَنلــيقننظخلر ا ن للننقساَخن لممم خخلل ق‬
‫( خخلل ق‬۵) ‫ق‬
‫ق لمنن قمآَقء قدافل ق‬

Artinya : “(5). Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?, (6). Dia
diciptakan dari air (mani) yang terpancar, (7). Yang terpancar dari tulang sulbi (punggung) dan
tulang dada”.

Kedua, karena Allah SWT –lah yang telah member perlengkapan panca indera, berupa
pendengaran, penglihatan, akal fikiran dan hati sanubari, disamping anggota badan yang
kokoh dan sempurna kepada manusia. Firman Allah SWT dalam syrat An-Nahl ayat 78 :

‫ قوقجقعقل لقخكخم المسنمقع قوانلقنب ق‬, َ‫قواخ قأخـنقرقجخكنم لمنن بخطخنولن أخممقهاَتلخكنم لق تقنعلقخمنوقن قشنيصئا‬
,‫صاَقر قوانلقنفئلقدقة‬
(۷۸) ‫قلـقعلمخكنم تقنشخكخرنوقن‬
Artinya : “(78). Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun dan DIa memberikan kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar
kamu bersyukur”.
Ketiga, karena Allah SWT –lah yang menyediakan berbagai bahan dan sarana yang
diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan lainnya. Firman Allah SWT
dalam surat Al-Jasiyah ayat 12-13 :
‫ن‬
(۱۲) ‫ن‬ ‫شك ررروو ن‬ ‫م تن و‬ ‫ضل ههه ونل نعنل لك ر و‬‫ن فن و‬
‫م و‬‫وا ه‬‫مرههه ونل هت نب وت نغر و‬ ‫فل و ر‬
‫ك فهي وهه ب هأ و‬ ‫جرهين ال و ر‬‫حنر ل هت ن و‬‫م ال وب ن و‬
‫خنر ل نك ر ر‬‫س ل‬‫ه ال لذ هيو ن‬‫الل ر‬
‫ون‬
‫فك لرروو ن‬
‫ن‬ ‫قووم م ي نت ن ن‬
‫ك هلنيات ل ه ن‬ ‫ذال ه ن‬‫ن هفى ن‬ ‫ إه ل‬, ‫ه‬‫من و ر‬‫مي وععا ه‬ ‫ج ه‬
‫ض ن‬ ‫ما هفى الور ه‬ ‫ت ون ن‬
‫مانوا ه‬ ‫س ن‬ ‫ما هفى ال ل‬ ‫م ن‬‫خنر ل نك ر و‬
‫س ل‬
‫ون ن‬
(۱۳)
Artinya : “(12). Allah -lah yang menundukkan laut untuk mu agar kapal-kapal dapat
berlayar di atasnya dengan perintah-NYa, dan agar kamu bersyukur, (13). Dan Dia
menundukan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya
(sebagai rahmat) dari -Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir.

Keempat, Allah SWT –lah yang memuliakan manusia dengan diberikannya


kemampuan daratan dan lautan. Firman Allah SWT dalam surat Al-Israa’ ayat 70 :
‫ن‬
‫مو‬
‫م ل‬
‫ثثثب ورم ه‬ ‫م ع نل ن‬
‫ىثث هك ن‬ ‫ضل ونناهر و‬ ‫نثثلاط لي يب نا ه‬
‫تونفن ل‬ ‫من‬
‫م ه‬ ‫ثثل واب ن و‬
‫حره وننر نزقونناهر و‬ ‫ثثل واب نير ون‬ ‫مل ونناهر و‬
‫م ثثىفه‬ ‫ح ن‬
‫م ون ن‬
‫يأ د ن ن‬
‫مننا ثثثبن نه و‬
‫رثث و‬ ‫ون ل ن ن‬
‫قد وثث لك ن‬
( ٧٠) ‫ضي ول ع‬ ‫ف ه‬ ‫خل ن و‬
‫قننا ثثثت ن و‬ ‫ن‬
Artinya : “(70). Dan sungguh, Kami telah muliakan anak-anak cucu Adam dan Kami
angkut mereka di darat dan di laut dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik
dan Kami lebihkan mereka di ats banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan
kelebihan yang sempurna”.
B. Akhlak Kepada Rasul
 Pertama Ridha Dalam Beriman Kepada Rasul, Iman kepada Rasul
Saw merupakan salah satu bagian dari rukun iman. Keimanan akan
terasa menjadi nikmat dan lezat manakala kita memiliki rasa ridha
dalam keimanan sehingga membuktikan konsekuensi iman
merupakan sesuatu yang menjadi kebutuhan. Karenanya
membuktikan keimanan dengan amal yang shaleh merupakan bukan
suatu beban yang memberatkan, begitulah memang bila sudah ridha.
Ridha dalam beriman kepada Rasul inilah sesuatu yang harus kita
nyatakan sebagaimana hadits Nabi Saw:
Aku ridha kepada Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan
Muhammad sebagai Nabi dan Rasul (HR. Bukhari, Muslim, Abu
Daud, Tirmidzi, Nasa’I dan Ibnu Majah).
 Keedua Mencintai dan Memuliakan Rasul, keharusan yang harus kita
tunjukkan dalam akhlak yang baik kepada Rasul adalah mencintai
beliau setelah kecintaan kita kepada Allah Swt. Penegasan bahwa
urutan kecintaan kepada Rasul setelah kecintaan kepada Allah
disebutkan dalam firman Allah :
Artinya : Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-
saudara, isteri-isteri, keluarga, harta kekayaan yang kamu
usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan
rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu
cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dasn (dari) berjihad di jalan-
Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.
Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik
(QS At-Taubah : 24).
 Ketiga Mengikuti dan Mentaati Rasul, Mengikuti dan mentaati Rasul
merupakan sesuatu yang bersifat mutlak bagi orang-orang yang
beriman. Karena itu, hal ini menjadi salah satu bagian penting dari
akhlak kepada Rasul, bahkan Allah Swt akan menempatkan orang
yang mentaati Allah dan Rasul ke dalam derajat yang tinggi dan
mulia, hal ini terdapat dalam firman Allah yang artinya:
Artinya :Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul, mereka
itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi
nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, orang-orang yang benar, orang-
orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah
teman yang sebaik-baiknya (QS An-Nisaa:69).
Keempat Mengucapkan Shawalat dan Salam Kepada Rasul, Secara harfiyah,
shalawat berasal dari kata ash shalah yang berarti do’a, istighfar dan rahmah.
Kalau Allah bershalawat kepada Nabi, itu berarti Allah memberi ampunan dan
rahmat kepada Nabi, inilah salah satu makna dari firman Allah:
Artinya:Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai
orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan Ucapkanlah
salam penghormatan kepadanya (QS Al-Ahzab : 56).

Adapun, bila kita bershalawat kepada Nabi hal itu justeru akan membawa
keberuntungan bagi kita sendiri, hal ini disabdakan oleh Rasul Saw:
Barangsiapa bershalawat untukku satu kali, maka dengan shalawatnya itu Allah
akan bershalawat kepadanya sepuluh kali (HR. Ahmad).
Manakala seseorang telah menunjukkan akhlaknya kepada Nabi dengan banyak
mengucapkan shalawat, maka orang tersebut akan dinyatakan oleh Rasul Saw
sebagai orang yang paling utama kepadanya pada hari kiamat, beliau bersabda:
Sesungguhnya orang yang paling utama kepadaku nanti pada hari kiamat adalah
siapa yang paling banyak bershalawat kepadaku (HR. Tirmidzi).
 Kelima Menghidupkan Sunnah Rasul, Kepada umatnya Rasulullah
Saw tidak mewariskan harta yang banyak, tapi yang beliau wariskan
adalah Al-Qur’an dan sunnah, karena itu kaum muslimin yang
berakhlak baik kepadanya akan selalu berpegang teguh kepada Al-
Qur’an dan sunnah (hadits) agar tidak sesat, beliau bersabda:
Aku tinggalkan kepadamu dua pusaka, kamu tidak akan tersesat
selamanya bila berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah
dan sunnahku (HR. Hakim).
Ruang Lingkup
Menurut Kahar Masyhur dalam bukunya yang berjudul "Membina Moral dan
Akhlak" bahwa akhlak terhadap Allah, itu antara lain :
Cinta dan ikhlas kepada Allah SWT.
Berbaik sangka kepada Allah SWT.
Rela terhadap kadar dan qada (takdir baik dan buruk) dari Allah SWT.
Bersyukur atas nikmat Allah SWT.
Bertawakal/ berserah diri kepada Allah SWT.
Senantiasa mengingat Allah SWT.
Memikirkan keindahan ciptaan Allah SWT.
Melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah SWT.
Disamping akhlak kepada Allah Swt, sebagai muslim kita juga harus berakhlak
kepada Rasulullah Saw, meskipun beliau sudah wafat dan kita tidak berjumpa
dengannya, namun keimanan kita kepadanya membuat kita harus berakhlak baik
kepadanya, sebagaimana keimanan kita kepada Allah Swt membuat kita harus
berakhlak baik kepada-Nya. Meskipun demikian, akhlak baik kepada Rasul pada
masa sekarang tidak bisa kita wujudkan dalam bentuk lahiriyah atau jasmaniyah
secara langsung sebagaimana para sahabat telah melakukannya.
Urgensi Berakhl;ak Kepada Allah dan
Rosul
A. Akhlak Kepada Allah SWT
Hal pertama yang harus dilakukan seorang muslim dalam beretika kepada Allah
SWT, adalah dengan mentaati segala perintah-perintah –Nya., padahal Allah SWT –
lah yang telah memberikan segala-galanya pada dirinya. Allah SWT berfirman dala
Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 65 Artinya : “Maka demi Tuhanmu, mereka tidak
beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam
perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan
dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya”. Kendati demikian, taat keada Allah SWT merupakan
konsekwensi keimanan seorang muslim kepada Allah SWT. Tanpa adanya ketaatan,
maka ini merupakan salah satu indikasi tidak adanya keimanan. Dalam Sebuah
hadits, Rasulullah SAW juga menguatkan makna ayat diatas dengan bersabda :
“Tidak beriman salah seorang di antara kalian, hingga hawa nafsunya (keinginannya)
mengikuti apa yang telah dating dariku (Al-Qur’an dan Sunnah)”. (HR. Abi Ashim
Al-Syaibani)
Banyak Membaca Al-Qur’an Etika dan akhlak berikutnya yang harus dilakukan
oleh seorang muslim terhadap Allah SWT adalah dengan memperbanyak
membaca dan mentadaburi ayat-ayat, yang merupakan firman-firman –Nya.
Seseorang yang mencintai sesuatu, tentulah ia akan banyak dan sering
menyebutnya. Demikian juga dengan mukmin yang mecintai Allah SWT, tentulah
ia akan selalu menyebut-nyebut asma –Nya dan juga senantiasa akan membaca
firman-firman –Nya. Apalagi manakala kita mengetahui keutamaan membaca Al-
Qur’an yang demikian besarnya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW
mengatakan kepada kita :“Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya Al-Qur’an itu
dapat memberikan syafa’at di hari kiamat kepada para pembacanya”. (HR. Muslim)
Adapun bagi mereka yang belum bisa atau belum lancar dalam membacanya,
maka hendaknya ia senantiasa mempelajarinya hingga dapat membacanya dengan
baik. Kalaupun seseorang harus terbata-bata dalam membaca Al-Qur’an tersebut,
maka Allah SWT –pun akan memberikan pahala dua kali lipat bagi dirinya. Dalam
hadits lain Rasulullah SAW bersabda : “Orang (mu’min) yang membaca Al-Qur’an
dan ia lancar dalam membacanya, maka ia akan bersama malaikat yang mulia lagi
suci. Adapun orang mu’min yang membaca Al-Qur’an sedang ia terbata-bata
membacanya, lagi berat (dalam mengucapkan huruf-hurufnya), ia akan
mendapatkan pahala dua kali lipat”. (HR. Bukhori Muslim).
B. Akhlak Kepada Rasulullah SAW
Macam Akhlak Kepada Rasulullah SAW
Menghidupkan Sunnah Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda yang
menerangkan bahwa, kita sebagai umat muslim diperintahkan untuk menghidupkan
sunah-sunah yang telah beliau wariskan. “Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah
dari sunnah-sunnahku, kemudian diamalkan oleh manusia, maka dia akan mendapatkan
(pahala) seperti pahala orang-orang yang mengamalkannya, dengan tidak mengurangi
pahala mereka sedikit pun.” (HR Ibnu Majah)Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh
Imam Tirmidzi : “Barang siapa menghidupkan salah satu sunnahku yang telah
dimatikan, sesudahku (sesudah aku meninggal dunia), maka bagi orang tersebut pahala
seperti pahala orang yang mengamalkannya, tanpa dikurangi sedikit pun dari pahala
mereka.” (HR. At-Tirmidzi).

Taat . “Hai orang-orang yg beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan ulil amri
di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka
kembalikanlah hal itu kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.”
Allah SWT menyeru hamba-hamba-Nya yg beriman dengan seruan “Hai orang-orang
yg beriman” sebagai suatu pemuliaan bagi mereka karena merekalah yg siap menerima
perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Dengan seruan iman merekapun
menjadi semakin siap menyambut tiap seruan Allah SWT. Kewajiban taat kepada Allah
dan kepada Rasul-Nya adalah dengan melaksanakan perintah-perintah -Nya serta
larangan-larangan -Nya.Kaum muslimin harus taat kepada Ulil Amri apabila dalam
memerintah mereka menyeru kepada yg ma’ruf dan mencegah yg munkar.
Ziarah Kata ziarah berasal dari bahasa arab yaitu ziaroh, yang berarti masuk atau
mengunjungi. Yaitu kunjungan yang dilakukan oleh orang islam ketempat
tertentu yang dianggap memiliki nilai-nilai sejarah. Namun sering kali kata
ziarah disebut oleh kebanyakan orang adalah berkunjung ke makam dan dan
mendoakannya sambil mengingat akan diri sendiri dan mengambil pelajaran
tentang kematian.

Mencintai Keluarga Nabi SAW , Rasulullah SAW bersabda, “Wahai manusia


sesungguhnya aku tinggalkan dua perkara yang besar untuk kalian, yang pertama
adalah Kitabullah (Al-Quran) dan yang kedua adalah Ithrati (Keturunan)
Ahlulbaitku. Barangsiapa yang berpegang teguh kepada keduanya, maka tidak
akan tersesat selamanya hingga bertemu denganku di telaga al-Haudh.” (HR.
Muslim dalam Kitabnya Sahih juz. 2, Tirmidzi, Ahmad, Thabrani dan
dishahihkan oleh Nashiruddin Al-Albany dalam kitabnya Silsilah Al-Hadits Al-
Shahihah). Marilah kita letakkan segala bentuk fanatisme yang ada di pundak
kita selama ini. Tidak dipungkiri lagi bahwa keluarga Nabi SAW yang terkenal
dengan sebutan Ahlulbait adalah manusia-manusia yang mempunyai kelebihan
dan keutamaan-keutamaan yang tidak dimiliki oleh manusia lainnya setelah
Rasulullah SAW.
Kaifiyah
A. Akhlak Terhadap Allah SWT
Allah SWT telah mengutus Rasul-Nya, Muhammad SAW, untuk mengajarkan akhlak yang
mulia kepada manusia. Berakhlak yang baik kepada Allah SWT merupakan perkara yang
paling penting sebelum seorang hamba itu berakhlak kepada yang selain-Nya. Di antara
akhlak-akhlak yang harus dimiliki seorang hamba ketika bermu’amalah (berhubungan)
dengan Rabbnya antara lain adalah.
1. Ikhlas ketika beribadah kepada Allah SWT dan menjauhi kesyirikan
Allah SWT adalah Dzat yang menciptakan, yang mengatur, dan yang memiliki alam semesta
ini. Dia tidak butuh terhadap sesuatu apa pun. Dia jugalah yang memberi rizki dan segala
macam kenikmatan kepada makhluk-Nya. Maka sudah seharusnya bagi seorang hamba untuk
beribadah hanya kepada Allah SWT dan tidak mencampurinya dengan kesyirikian sedikit
pun. Itulah hak Allah SWT yang paling besar yang harus ditunaikan oleh hamba-hamba-Nya,
sebagaimana dalam hadits Rasulullah SAW: Yang Artinya
Dari shahabat Mu’adz bin Jabal ia berkata: “Suatu hari aku dibonceng nabi di atas keledai,
beliau berkata kepadaku: “Wahai Mu’adz! Tahukah kamu apa hak Allah atas hamba-Nya dan
apa hak hamba atas Allah?” Aku pun berkata: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Maka
beliau pun berkata: “Hak Allah atas hamba-Nya adalah agar mereka beribadah hanya kepada
Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Sedangkan hak hamba atas Allah
adalah Dia tidak akan mengadzab orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu
apapun.” (Muttafaqun ‘Alaihi).
2.Bersyukur kepada Allah SWT dan bersabar karena-Nya
Allah SWT dengan ilmu-Nya telah menetapkan bagi hamba-hamba-Nya segala
ketentuan yang penuh dengan hikmah dan keadilan yang sempurna. Tidaklah Allah
SWT menetapkan sesuatu, kecuali ada hikmah yang baik di balik itu semua. Itulah sifat
seorang mu'min sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW dalam haditsnya yang
artinya: Dari shahabat Abu Yahya Shuhaib bin Sinan berkata: “Rasulullah SAW
bersabda: “Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin, karena seluruh perkaranya
baik. Dan tidak akan terjadi hal tersebut kecuali bagi orang beriman yang jika dia
mendapatkan kesenangan dia bersyukur, maka hal itu baik baginya, dan jika dia
ditimpa musibah dia bersabar maka hal itu pun baik bagi dia.“ (HR. Muslim)

3.Banyak bertaubat kepada Allah SWT


Seorang muslim yang baik adalah yang selalu melihat dan mengkoreksi dirinya. Ketika
dia melihat dirinya telah berbuat kesalahan atau dosa maka dia pun dengan segera
bertaubat dan meminta ampun kepada Allah SWT. Begitulah perintah Nabi Muhammad
SAW kepada umatnya sebagaimana dalam hadits: Yang Artinya :
Dari shahabat Al Aghor bin Yasar Al Muzani ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda:
“Wahai kaum muslimin! bertaubatlah kalian kepada Allah dan minta ampunlah
kepada-Nya. Karena sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah dan minta ampun
kepada-Nya seratus kali dalam sehari.” (HR. Muslim).
B. Akhlak Terhadap Rasulullah Muhammad SAW
1. Mencintainya
Di antara bukti kasih sayang Allah SWT terhadap hamba-Nya adalah diutusnya Rasulullah
Muhammad SAW kepada manusia untuk memberikan petunjuk dan hidayah kepada mereka ke
jalan yang diridhai Allah SWT. Dari shahabat Anas bin Malik ia berkata: “Rasulullah
Muhammad SAW bersabda: “Tidak sempurna keimanan salah seorang dari kalian sampai dia
menjadikan aku lebih dia cintai daripada kecintaannya terhadap anaknya, orang tuanya dan
seluruh manusia.” (Muttafaqun ‘Alaihi) Kecintaan terhadap Rasulullah Muhammad SAW
dapat dilakukan dengan membela sunnahnya, yaitu mempelajari, mengamalkan kemudian
mendakwahkannya kepada manusia.
2.Mentaati perintahnya dan menjauhi semua larangannya.
Mentaati Rasulullah Muhammad SAW dan meninggalkan semua perkara yang
menyelisihi ajaran Rasulullah Muhammad SAW adalah jalan untuk mendapatkan
hidayah dan wujud kecintaan serta ketaatan terhadap Allah SWT. Rasulullah Muhammad
SAW menjanjikan Al jannah kepada umatnya yang mau mentaatinya sebagaimana dalam
hadits: yang artinya
Dari shahabat Abu Hurairah ia berkata: “Rasulullah Muhammad SAW bersabda: “Seluruh
umatku akan masuk jannah kecuali orang yang enggan.” Dikatakan kepada Rasulullah
Muhammad SAW :siapakah orang yang enggan tersebut wahai Rasulullah Muhammad SAW”
Rasulullah Muhammad SAW menjawab: ”Barangsiapa yang mentaatiku akan masuk jannah
dan barangsiapa yang bermaksiat kepadaku berarti dia telah enggan.” (HR. Al Bukhari)
3. Bershalawat kepada Rasulullah Muhammad SAW
Beliau memerintahkan kepada umatnya untuk banyak
bershalawat kepadanya dan hal itu merupakan salah satu
bentuk ibadah kepada Allah ?. Nabi ? bersabda: yang artinya
"Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, Allah
akan bershalawat kepadanya sepuluh kali." (HR.
Muslim)Bahkan Rasulullah Muhammad SAW mensifati
orang-orang yang enggan bershalawat ketika mendengar nama
beliau disebutkan dengan sebutan orang-orang yang bakhil
(kikir) sebagaimana dalam hadits: yang artinya Dari shahabat
Al Husain bin ‘Ali, ia berkata: "Bersabda Rasulullah
Muhammad SAW: “Orang yang bakhil adalah orang yang
disebutkan namaku di sisinya namun dia tidak bershalawat
kepadaku.” (HR. At Tirmidzi dan Ahmad)
Daftar Pustaka
http://andriwirana.blogspot.co.id/
http://hisbulah.blogspot.co.id/2011/03/akhlak-seorang-mu
slim-kepada-allah-swt.html
http://www.pusatmakalah.com/p/a.html
(
https://miftassyumaisah.wordpress.com/akhlak-2/akhlak-k
epada-allah-swt-dan-nabi-saw/
)
(
http://keindahanmuslim.blogspot.co.id/2015/05/akhlak-t
erhadap-rasulullah-muhammad-saw.html
)
(
http://keindahanmuslim.blogspot.co.id/2015/05/akhlak-te

Das könnte Ihnen auch gefallen