Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
RASUL
DITO EMLIAN 12511210
REVANDO FAKHRI A 12511217
WASKITO YUDO P 12511224
Akhlak
Akhlak menurut bahasa yaitu berasal dari bahasa arab ( )اخلقاjamak dari
kata خلقyang berarti tingkah laku, perangai atau tabiat.
Sedangkan menurut istilah akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang
mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan
direnung lagi. Dengan demikian akhlak pada hakikatnya adalah sikap
yang melekat pada diri mausia, sehingga manusia dapat
melakuakannnya tanpa berfikir (spontan).
Menurut Kahar Masyhur akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagais
ikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai
makhluk, kepadaTuhan sebagai khalik.
Sehingga akhlak kepada Allah dapat diartikan Segala sikap atau
perbuatan manusia yang dilakukan tanpa dengan berfikir lagi (spontan)
yang memang seharusnya ada pada diri manusia (sebagai hamba)
kepada Allah SWT.
Manusia sebagai hamba Allah sepantasnya mempunyai akhlak yang
baik kepada Allah. Hanya Allah–lah yang patut disembah. Selama hidup,
apa saja yang diterima dari Allah sungguh tidak dapat dihitung.
Sebagaimana telah Allah firmankan dalam Qur’an surat An-nahl : 18, yang
artinya “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu
tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar- benar
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Seorang muslim yang baik itu
memang diharuskan berakhlak yang baik kepada Allah SWT. Karena kita
sebagai manusia itu diciptakan atas kehendak-Nya, sehingga alangkah
baiknya kita bersikap santun (berakhlak) kepada sang Kholliq sebagai rasa
syukrur kita.
Dasar Hukum
A. Akhlak Kepada Allah SWT
Pertama, karena Allah SWT –lah yang menciptakan manusia. Dia yang menciptakan manusia
dari air yang dikeluarkan dari tulang punggung dan tulang rusuk, hal ini sebagaimana di
firmankan Allah SWT dalam surat At-Thariq ayat 5-7, sebagai berikut :
صنل ل
ب قوالتمقرآَئل ل
(۷) ب ( يقنخخرخج لمنن بقنيلن ال ص۶) ق قفاَنلــيقننظخلر ا ن للننقساَخن لممم خخلل ق
( خخلل ق۵) ق
ق لمنن قمآَقء قدافل ق
Artinya : “(5). Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?, (6). Dia
diciptakan dari air (mani) yang terpancar, (7). Yang terpancar dari tulang sulbi (punggung) dan
tulang dada”.
Kedua, karena Allah SWT –lah yang telah member perlengkapan panca indera, berupa
pendengaran, penglihatan, akal fikiran dan hati sanubari, disamping anggota badan yang
kokoh dan sempurna kepada manusia. Firman Allah SWT dalam syrat An-Nahl ayat 78 :
قوقجقعقل لقخكخم المسنمقع قوانلقنب ق, َقواخ قأخـنقرقجخكنم لمنن بخطخنولن أخممقهاَتلخكنم لق تقنعلقخمنوقن قشنيصئا
,صاَقر قوانلقنفئلقدقة
(۷۸) قلـقعلمخكنم تقنشخكخرنوقن
Artinya : “(78). Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun dan DIa memberikan kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar
kamu bersyukur”.
Ketiga, karena Allah SWT –lah yang menyediakan berbagai bahan dan sarana yang
diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan lainnya. Firman Allah SWT
dalam surat Al-Jasiyah ayat 12-13 :
ن
(۱۲) ن شك ررروو ن م تن و ضل ههه ونل نعنل لك ر ون فن و
م ووا همرههه ونل هت نب وت نغر و فل و ر
ك فهي وهه ب هأ و جرهين ال و رحنر ل هت ن وم ال وب ن و
خنر ل نك ر رس له ال لذ هيو نالل ر
ون
فك لرروو ن
ن قووم م ي نت ن ن
ك هلنيات ل ه ن ذال ه نن هفى ن إه ل, همن و رمي وععا ه ج ه
ض ن ما هفى الور ه ت ون ن
مانوا ه س ن ما هفى ال ل م نخنر ل نك ر و
س ل
ون ن
(۱۳)
Artinya : “(12). Allah -lah yang menundukkan laut untuk mu agar kapal-kapal dapat
berlayar di atasnya dengan perintah-NYa, dan agar kamu bersyukur, (13). Dan Dia
menundukan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya
(sebagai rahmat) dari -Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir.
Adapun, bila kita bershalawat kepada Nabi hal itu justeru akan membawa
keberuntungan bagi kita sendiri, hal ini disabdakan oleh Rasul Saw:
Barangsiapa bershalawat untukku satu kali, maka dengan shalawatnya itu Allah
akan bershalawat kepadanya sepuluh kali (HR. Ahmad).
Manakala seseorang telah menunjukkan akhlaknya kepada Nabi dengan banyak
mengucapkan shalawat, maka orang tersebut akan dinyatakan oleh Rasul Saw
sebagai orang yang paling utama kepadanya pada hari kiamat, beliau bersabda:
Sesungguhnya orang yang paling utama kepadaku nanti pada hari kiamat adalah
siapa yang paling banyak bershalawat kepadaku (HR. Tirmidzi).
Kelima Menghidupkan Sunnah Rasul, Kepada umatnya Rasulullah
Saw tidak mewariskan harta yang banyak, tapi yang beliau wariskan
adalah Al-Qur’an dan sunnah, karena itu kaum muslimin yang
berakhlak baik kepadanya akan selalu berpegang teguh kepada Al-
Qur’an dan sunnah (hadits) agar tidak sesat, beliau bersabda:
Aku tinggalkan kepadamu dua pusaka, kamu tidak akan tersesat
selamanya bila berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah
dan sunnahku (HR. Hakim).
Ruang Lingkup
Menurut Kahar Masyhur dalam bukunya yang berjudul "Membina Moral dan
Akhlak" bahwa akhlak terhadap Allah, itu antara lain :
Cinta dan ikhlas kepada Allah SWT.
Berbaik sangka kepada Allah SWT.
Rela terhadap kadar dan qada (takdir baik dan buruk) dari Allah SWT.
Bersyukur atas nikmat Allah SWT.
Bertawakal/ berserah diri kepada Allah SWT.
Senantiasa mengingat Allah SWT.
Memikirkan keindahan ciptaan Allah SWT.
Melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah SWT.
Disamping akhlak kepada Allah Swt, sebagai muslim kita juga harus berakhlak
kepada Rasulullah Saw, meskipun beliau sudah wafat dan kita tidak berjumpa
dengannya, namun keimanan kita kepadanya membuat kita harus berakhlak baik
kepadanya, sebagaimana keimanan kita kepada Allah Swt membuat kita harus
berakhlak baik kepada-Nya. Meskipun demikian, akhlak baik kepada Rasul pada
masa sekarang tidak bisa kita wujudkan dalam bentuk lahiriyah atau jasmaniyah
secara langsung sebagaimana para sahabat telah melakukannya.
Urgensi Berakhl;ak Kepada Allah dan
Rosul
A. Akhlak Kepada Allah SWT
Hal pertama yang harus dilakukan seorang muslim dalam beretika kepada Allah
SWT, adalah dengan mentaati segala perintah-perintah –Nya., padahal Allah SWT –
lah yang telah memberikan segala-galanya pada dirinya. Allah SWT berfirman dala
Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 65 Artinya : “Maka demi Tuhanmu, mereka tidak
beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam
perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan
dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya”. Kendati demikian, taat keada Allah SWT merupakan
konsekwensi keimanan seorang muslim kepada Allah SWT. Tanpa adanya ketaatan,
maka ini merupakan salah satu indikasi tidak adanya keimanan. Dalam Sebuah
hadits, Rasulullah SAW juga menguatkan makna ayat diatas dengan bersabda :
“Tidak beriman salah seorang di antara kalian, hingga hawa nafsunya (keinginannya)
mengikuti apa yang telah dating dariku (Al-Qur’an dan Sunnah)”. (HR. Abi Ashim
Al-Syaibani)
Banyak Membaca Al-Qur’an Etika dan akhlak berikutnya yang harus dilakukan
oleh seorang muslim terhadap Allah SWT adalah dengan memperbanyak
membaca dan mentadaburi ayat-ayat, yang merupakan firman-firman –Nya.
Seseorang yang mencintai sesuatu, tentulah ia akan banyak dan sering
menyebutnya. Demikian juga dengan mukmin yang mecintai Allah SWT, tentulah
ia akan selalu menyebut-nyebut asma –Nya dan juga senantiasa akan membaca
firman-firman –Nya. Apalagi manakala kita mengetahui keutamaan membaca Al-
Qur’an yang demikian besarnya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW
mengatakan kepada kita :“Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya Al-Qur’an itu
dapat memberikan syafa’at di hari kiamat kepada para pembacanya”. (HR. Muslim)
Adapun bagi mereka yang belum bisa atau belum lancar dalam membacanya,
maka hendaknya ia senantiasa mempelajarinya hingga dapat membacanya dengan
baik. Kalaupun seseorang harus terbata-bata dalam membaca Al-Qur’an tersebut,
maka Allah SWT –pun akan memberikan pahala dua kali lipat bagi dirinya. Dalam
hadits lain Rasulullah SAW bersabda : “Orang (mu’min) yang membaca Al-Qur’an
dan ia lancar dalam membacanya, maka ia akan bersama malaikat yang mulia lagi
suci. Adapun orang mu’min yang membaca Al-Qur’an sedang ia terbata-bata
membacanya, lagi berat (dalam mengucapkan huruf-hurufnya), ia akan
mendapatkan pahala dua kali lipat”. (HR. Bukhori Muslim).
B. Akhlak Kepada Rasulullah SAW
Macam Akhlak Kepada Rasulullah SAW
Menghidupkan Sunnah Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda yang
menerangkan bahwa, kita sebagai umat muslim diperintahkan untuk menghidupkan
sunah-sunah yang telah beliau wariskan. “Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah
dari sunnah-sunnahku, kemudian diamalkan oleh manusia, maka dia akan mendapatkan
(pahala) seperti pahala orang-orang yang mengamalkannya, dengan tidak mengurangi
pahala mereka sedikit pun.” (HR Ibnu Majah)Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh
Imam Tirmidzi : “Barang siapa menghidupkan salah satu sunnahku yang telah
dimatikan, sesudahku (sesudah aku meninggal dunia), maka bagi orang tersebut pahala
seperti pahala orang yang mengamalkannya, tanpa dikurangi sedikit pun dari pahala
mereka.” (HR. At-Tirmidzi).
Taat . “Hai orang-orang yg beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan ulil amri
di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka
kembalikanlah hal itu kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.”
Allah SWT menyeru hamba-hamba-Nya yg beriman dengan seruan “Hai orang-orang
yg beriman” sebagai suatu pemuliaan bagi mereka karena merekalah yg siap menerima
perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Dengan seruan iman merekapun
menjadi semakin siap menyambut tiap seruan Allah SWT. Kewajiban taat kepada Allah
dan kepada Rasul-Nya adalah dengan melaksanakan perintah-perintah -Nya serta
larangan-larangan -Nya.Kaum muslimin harus taat kepada Ulil Amri apabila dalam
memerintah mereka menyeru kepada yg ma’ruf dan mencegah yg munkar.
Ziarah Kata ziarah berasal dari bahasa arab yaitu ziaroh, yang berarti masuk atau
mengunjungi. Yaitu kunjungan yang dilakukan oleh orang islam ketempat
tertentu yang dianggap memiliki nilai-nilai sejarah. Namun sering kali kata
ziarah disebut oleh kebanyakan orang adalah berkunjung ke makam dan dan
mendoakannya sambil mengingat akan diri sendiri dan mengambil pelajaran
tentang kematian.