Sie sind auf Seite 1von 39

Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik

Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia 2018


• Atelektasis: pengembangan paru yang
tidak sempurna.
• Beberapa faktor resiko: post operasi ,
post trauma, PPOK, tumor/kanker,
fibrotic paru, obesitas/perokok, Bayi
baru lahir – 3 tahun.
• Pengurangan volume bagian paru
memberi densitas tinggi , penarikan
mediastinum ke arah atelektasis,
diafragma tertarik ke atas dan sela iga
menyempit.
BAB II
• Suatu keadaan paru atau
sebagian paru yang mengalami
hambatan berkembang secara
sempurna sehingga aerasi paru
berkurang atau sama sekali
tidak berisi udara.
• Atelektasis pasif,
• Atelektasis kompresif
• Atelektasis adesif
• Atelektasis sikatrikal (rounded)
• Atelektasis post-obstruktif
OBSTRUKTIF NON OBSTRUKTIF
a. Produksi mucus a. Trauma thoraks
b. Corpus Alienum b. Efusi pleura
c. Penyakit primer yang c. Pneumonia d.
mempengaruhi saluran Pneumothorax
nafas besar e. Scarring of lung
d. Tumor pada saluran tissue
nafas besar f. Tumor
e. Blood cot
KLINIS RADIOLOGIS
 sesak (takipneu)  X-Ray thorax
 takikardi  CT Scan
 sianosis. Gejala  Bronchoscopy
lainnya dapat
berhubungan dengan
penyakit yang
mendasari pasien
 Pada anak: agitasi,
anxietas, atau
ketakutan.
Direct sign:
1) Displacement fissura antara paru yang terlibat
2) Struktur bronkovaskular yang ramai

Indirect sign:
1) Peningkatan opasitas paru yang mengempis.
2) Mediastinum shift ke arah paru yang sakit.
3) Kompensasi hiperinflasi paru yang erdekatan
4) Displacement hilar
5) Elevasi hemidiafragma ipsilateral
Lower Lobe Atelectasis, Thoraks PA Radiography menunjukkan lobus kiri bawah
atelektasis membentuk segitiga retrocardic opacity yang meng aorta decendens dan
hemidiafragma kiri. Fissura mayor displaced inferomedial membentuk sharp interface
sepanjang tepi lobus atalektasis. Lateral thorax menunjukkan opasitas menonjol melewati
lower thoracic spine, posterior dan inferior displacement fissura mayor, dan
perselubungan pada hemidiafragma posterior sinistra
Lower Lobe Atelectasis (Axial CECT) , menunjukkan bronkovaskular yang
ramai, menunjukkan volume loss. Displaced fissura mayor membentuk
sharp interface sepanjang tepi lobus bawah atelektasis.7
Right Middle Lobe Atelectasis (Thoraks PA radiography) menujukkan opasitas pada
lobus tengah paru kanan yang mengaburkan batas jantung kanan. Lateral thoraks
menunjukkan band opacity pada lobus tengah, apex pada hilum dextra.7
Left Upper Lobe Atelectasis Thoraks PA menunjukkan left upper
lobe atelektasis disertai elevasi fissura minor, trakea shift ke arah
yang sakit, dan elevasi hilus dextra. Tampakan ini membentuk S-
Sign of Golden dan merupakan karakteristik upper lobe
atelectasis ec. Central Mass.7
CT scan Cicatrical Atelektasis
Complete Atelectasis
• Atelektasis post operatif: latihan pernapasan
dalam (spirometer insentif). (PEEP) atau
continuous positive airway pressure (CPAP).
• Atelektasis kompresif: obati penyebab tekanan.
• Atelektasis post obstruktif: maka hilangkan
sumbatan atau meringankannya.
• Atelektasis disebabkan oleh kondisi penyakit
paru lainnya: obat-obatan penyakit yg
mendasari/prosedur.
• Hipoksemia
• Pneumonia
• Gagal napas
BAB III
Identitas Pasien
• Nama : Tn.Amiruddin
• Umur : 46 Tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat : Jl.Poros Maros
• Pekerjaan : Pedagang
• Status perkawinan : Menikah
• Agama : Islam
• Masuk RS : 10 Januari 2018
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Sesak nafas
Sesak nafas dialami sejak 1 bulan yang lalu, memberat sejak
2 minggu yang lalu. Sesak dirasakan terus menerus,
terutama ketika beraktitas. Tidak dipengaruhi oleh cuaca.
Batuk (+) Nyeri dada (-) Demam (-) Mual (+) Muntah (+).
Pasien juga mengalami penurunan berat badan. Sejak 1
bulan yang lalu pasien mendapat pengobatan OAT. Riwayat
DM disangkal, riwayat hipertensi disangkal.
Status generalis : SS/GC/CM
Status vitalis:
• T : 110/70 mmHg
• N : 80 x/menit
• P : 28 x/menit
• S : 36,70C
d. Kepala:
• Bentuk bulat
• Ukuran normochepal
• Anemis (-/-) dinilai di kedua mata
• Ikterus (-/-) dinilai di kedua mata
• Sianosis (-) dinilai di kedua mata
• Hematoma (-) dinilai di kepala dan wajah
• Rinore (-), epistaksis (-) dinilai di hidung
• Lidah kotor (-) dinilai di mulut
• Hiperemis (-) dinilai di mata
e. Leher:
• Massa tumor (-)
• Nyeri tekan (-)
• Pembesaran kelenjar getah bening (-)
• Pembesaran Thyroid (-/-)
• Hematom (-)
• Deviasi trakea (-)
• JVS 5+2 cm H20
f. Thorax:
I: Normochest, Simetris (ka=ki), menggunakan otot- otot
bantu pernafasan, hematom (-), luka (-), jejas (-), jaringan
sikatrik (-).
P : Massa tumor (-), nyeri tekan (-), vocal fremitus
(kanan=menurun,kiri=normal), bunyi krepitasi (-).
P : Sonor (ka=kiri), batas paru hepar ICS VI dextra anterior,
bunyi: pekak ke timpani pada batas paru ke hepar.
A : Bunyi pernapasan : Rhonki
Bunyi napas tambahan : (+/+)
g. Jantung:
I : Ictus Cordis tidak tampak
P: Ictus Cordis tidak teraba
P: Pekak relatif
1)Batas Kiri Atas : ICS II Linea Parasternalis Sinistra
2)Batas Apex : ICS VI Linea Midclavicula Sinistra
3)Batas Kanan Atas : ICS II Linea Parasternalis Dextra
4)Batas Kanan Bawah : IS IV Linea Parasternalis Dextra
A: Bunyi Jantung =S1 dan S2 murni regular, tidak ada
bising
h. Abdomen:
I :Datar ikut gerak napas, hematom (-),
luka/jejas (-), jaringan sikatrik (-), bekas
operasi (-)
A : Peristaltik (+) kesan normal
P : Nyeri tekan (-), massa tumor (-), hepar
tidak teraba, lien tidak teraba
P: Tympani, asites (-)
i. Extremitas:
• Atas: akral hangat + / +, edema - / -

• Bawah: akral hangat + / +, edema - /-


Pemeriksaan Penunjang
Chest X-ray AP
• - Konsolidasi homogen pada basal paru
kanan yang menutupi batas kanan
jantung, sinus dan diafragma kanan
setinggi ICS IV anterior kanan.
• - Trachea shift ke kanan.
• - Cor: Bentuk, ukuran, normal
• - Sinus dan diafragma kiri baik
• - Tulang-tulang yang tervisualisasi intak
Hasil Pemeriksaan Pemeriksaan Nilai Normal

Rutin
Hemoglobin 12,3 12-16 g/dL
Hematokrit 40 38-46 %
Leukosit 9.200 5.000-10.000
Trombosit 211.000 150-400 ribu/mm3
Gula
Gula darah
106 80-125 mg/dL
sewaktu
Kimia Darah
SGPT 34 <31 u/l
Kreatinin 2 0,5-1 mg/dL
Diagnosis
• TB paru aktif lesi luas
• Efusi Pleura
• Atelektasis
Terapi / Penatalaksanaan yang diberikan
» Oksigen 2 liter per menit, nasal kanul
» IVFD RL 20 tpm
» UDCA 250mg/12j/IV
» Furosemide/40 mg/12jam/ IV
» Novalgin 1 amp/8j
» Maxiliv tab 1x1
» Domperidone 1 tab/8 jam/ oral
Monitoring :
• Keadaan umum, kesadaran, tanda vital
• Waspadai terjadinya syok
• Waspadai terjadinya perdarahan
Edukasi :
• Lanjutkan OAT
• Kontrol ke dokter spesialis paru
Prognosis
Quo ad vitam : Dubia
Quo ad sanationem : Dubia
Quo ad functionem : Dubia
BAB IV
Seorang pasien laki-laki usia 46 tahun datang dengan keluhan sesak nafas yang
dialami sejak sebulan lalu dan memberat pada 2 minggu terakhir. Menurut epidemiologi,
gender bukan merupakan faktor resiko kasus atelektasis, tetapi faktor umur terutama < 3
tahun dan > 60 tahun memiliki faktor resiko terjadinya atelektasis. Keluhan sesak nafas telah
dialami kurang lebih sebulan maka dapat diduga penyakit penyebab bersifat kronik. Sesak
dirasakan terus menerus, terutama saat beraktifitas, dan tidak dipengaruhi cuaca. Sehingga
dapat disingkirkan reaksi alergi sebagai etiologi dyspneu pada kasus ini, melainkan cardiac
atau respiratory disease. Keluhan disertai batuk, penurunan berat badan, dan ada riwayat
OAT; maka pasien dapat didiagnosis terinfeksi Tuberkulosis.
Pada pemeriksaan fisis, didapatkan pasien hipotensi (110/70 mmHg) dan takipneu
(28x/menit). Pada thoraks, tampak penggunaan otot-otot bantu nafas gejala dyspneu, vokal
fremitus teraba menurun pada pulmo dextra dan bunyi perkusi pekak pada ICS IX Dextra
curiga adanya cairan pada pulmo dextra, dan terdengar rhonki pada seluruh lapangan paru.
Pada pemeriksaan penunjang X-Ray Thoraks, nampak bercak-bercak disertai garis-
garis fibrosis kedua paru yang meretraksi kedua hilus dan menyebabkan tenting kedua
diafragma yang merupakan gambaran radiologis TB Lama aktif. Serta adanya perselubungan
homogen paracardial kanan yang bersilhouette sign dengan batas kanan bawah jantung dan
shift trachea ke kanan (ipsilateral) yang merupakan tanda adanya kolaps paru/ jaringan paru
akibat post obstruksi mucus et causa infeksi Tuberkulosis. Kesan Foto Xray Thoraks AP: TB
Paru lama aktif disertai atelektasis lobus pulmo dextra dan efusi pleura dextra, sesuai dengan
gejala pada pasien.
1. Price A. Sylvia & Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisologi edisi 6,vol.2.
Jakarta : EGC.
2. National Blood, Heart, and Lung Institute. Atelektasis. Diperbaharui:
Januari 13, 2012. Diakses: Januari 7, 2018. Tersedia:
https://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/atl
3. Rasad, Sjahriar. 2011. Radiologi Diagnostik edisi II. Jakarta: FK UI.
4. MedScape. Lung Anatomy: Overview, Gross Anatomy. Diperbaharui: Juni
29, 2016. Diakses: 7 Januari 2018. Tersedia:
http://emedicine.medscape.com/article/1884995-overview
5. Lauralee Sherwood.2012. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem.Edisi
6.Jakarta.EGC
6. Mayoclinic. Atelektasis. Diperbaharui: Juni 11, 2015. Diakses: Januari 7,
2018.Tersedia: http://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/atelektasis/basics/definition/con-20034847
7. Weissleder.Wittenberg.Harisinghani.Chen. 2011. Primer of Diagnostic
Imaging fifth edition. United States of America. Elsevier Inc.
8. MedScape.Atelektasis Differential Diagnosis. Diakses pada tanggal 8
Januari 2018. Tersedia: http://emedicine.medscape.com/article/296468-
differential

Das könnte Ihnen auch gefallen