Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Synchronization Burst :
• Memancarkan SCH
• Berisi nomor frame TDMA
• Membawa Base Station Identification Code (BSIC)
Access Burst :
• Memancarkan RACH arah uplink
• Timing Advance (TA) untuk mengukur jarak antara MS yang dipakai untuk
menentukan Time Delay
GSM Channel
Logical Channel
Control Channel
BCH
(Broadcast 1.FCCH (Frequency Correction Channel), digunakan
Channel) untuk
BCH berfungsi mensinkronisasikan frekuensi yang digunakan MS dan
frekuensi yang dipakai oleh BTS tempat MS berada.
untuk
mengirimkan 2.SCCH (Sinchronization Control Channel), digunakan
dari BSS – untuk
sinkronisasi MS ke timeslot pada saat MS
MS(downlink) mendapatkan frekuensi pembawa.
mengenai
network yang 3.BCCH (Broadcast Control Channel),
digunakan untuk informasi tentang BTS yang
akan diakses digunakan oleh MS, seperti frekuensi hopping,
oleh MS.Kanal frekuensi yang digunakan, informasi neighbour cell,
ini terbagi dan lain–lain.
menjadi tiga,
yaitu :
CCCH (Common 1.PCH (Paging Channel), digunakan MS sebagai isyarat
Control Channel) adanya panggilan.
CCCH digunakan
untuk 2.RACH (Random AccessChannel), digunakan MS
mengirimkan untuk merespon panggilan dari PCH dan meminta
informasi alokasi kanal.
jaringan dari MS
3.AGCH (Access Grant Channel),
ke BTS dan digunakan BSS untuk mengalokasikan kanal bagi MS.
sebaliknya(
uplink –
downlink). Kanal
ini terbagi
menjadi tiga,
yaitu :
1.SDCCH(
DDCH(Dedicated
Stand Alone Dedicated Control Channel),
Control digunakan untuk mengalokasikan TCH seperti pada proses
Channel)DCCH registrasi / autentikasi dan
digunakan untuk digunakan dua arah uplinkdan downlink.
membawa
2.SACCH(Slow Associated Control Channel), digunakan untuk
informasi ant regulasi daya (power control) dari MS, perhitungan jarak MS
ara MS ke BTS ke BTS (Timing Advance) dan digunakan dua arah untuk
dan uplink dan downlink.
Sebaliknya
3.FACCH(Fast Associated Control Channel), digunakan untuk
uplink – mengirimkan sinyal selama proses akan melakukan
downlink.Kanal pembicaraan (call setup), mengirimkan perintah – perintah
ini terbagi handover dari BSC, mengakhiri pembicaraan setelah
hubungan terputus dan digunakan dua arah untuk uplink dan
menjadi t iga
downlink
yaitu : .
GSM Analogy
GSM Analogy
Call setup pada jaringan
GSM
Proses menerima panggilan dari mobile station (MS) ke mobile station (MS), MS ke
public switch telephone network (PSTN) ataupun sambungan langsung dari luar
negeri pada jaringan GSM disebut dengan mobile terminating call (MTC),
sedangkan sebaliknya proses melakukan panggilan keluar disebut mobile originating
call (MOC).
Proses MTC
· MCC (Mobile Country Code) adalah identifikasi suatu negara dengan menggunakan 3 digit. Untuk
Indonesia, digit MCC-nya adalah 510.
· MNC (Mobile Network Code) : adalah 2 digit identifikasi yang digunakan untuk mengidentifikasikan
sebuah mobile network atau PLMN. Kombinasi antara MCC dan MNC akan selalu menghasilkan sebuah
code yang unik di seluruh dunia.
· LAC (Location Area Code) : adalah identifikasi yang digunakan untuk menunujukan kumpulan beberapa
cell. Dalam sebuah PLMN yang sama, tidak boleh digunakan 1 LAC yang sama untuk 2 group cell yang
berbeda.Sebuah LAC dapat digunakan dalam 2 (atau lebih) BSC yang berbeda, asalkan masih dalam 1
MSC yang sama. Informasi lokasi LAC terakhir dimana sebuah MS berada akan disimpan di VLR dan akan
diupdate apabila MS tersebut bergerak dan memasuki area dengan LAC yang berbeda.
· CI (Cell Identity) : adalah identifikasi sebuah cell dalam jaringan seluler. Dalam sebuah PLMN, CI yang
sama dapat digunakan untuk 2 (atau lebih) cell yang berbeda, asalkan dalam LAC yang berbeda.
Radio Parameters GSM
1.RxLev Sub (dBm)
Merupakan indikator kuat sinyal (signal strength), dalam
satuan dBm.
Range nilai mulai dari -10 s.d -120 dBm
2. RxQual Sub
Merupakan indikator kualitas (Quality) dari sinyal RF yang
diterima oleh MS. Range nilainya adalah 0 s.d 7. Bisa
juga dinyatakan dalam prosentase, tapi tidak populer
digunakan
5. TA (Timing Advance)
Dalam praktek di lapangan nilai dari TA dapat digunakan
untuk memperkirakan jarak antara MS dan BTS. Apabila
TA bernilai 0 = 550 meter.
• Kanal Logic : digunakan sebagai interface antara RLC dan layer MAC
yang berisi tipe-tipe informasi yang akan di kirimkan.
• Kanal Transport : digunakan sebagai interface antara MAC dan layer
Physical yang berisikan bagaimana data dikirimkan melalui radio
interface WCDMA.
• Kanal Fisik: sinyal yang di transmisikan melalui kanal radio untuk arah
uplink dan downlink.
Struktur Kanal Logika
Dedicated Channel
Dedicated Channel terjadi apabila hubungan antara MS dengan BS telah
terbangun baik uplink maupun downlink. Kanal ini terdiri dari:
• Traffic Channel (TCH) • Dedicated Control Channel
(DCCH)
TCH berisi data user yang
akan ditransmisikan pada DCCH ini membawa
interface radio, yang berupa informasi kontrol yang akan
suara, data dan video, dengan dipertukarkan antara BS dengan
kecepatan bervariasi antara 0- MS. Kanal ini berisi kontrol
144kbps. hubungan, kontrol mobility dan
kontrol link dengan bit rate 0 – 9,6
Kbps.
Common Control Channel
• Broadcast Channel (BCH) • Acces Grant Channel (AGCH)
Berisi informasi MS Kanal AGCH dikodekan oleh MS
disekitarnya. selama pendudukan akses secara
• Paging Channel (PCH) random dan berfungsi sebagai kontrol
daya lingkar tertutup terhadap MS.
PCH memberitahukan akan Perintah kontrol daya dikirim melalui
datangnya panggilan, yang diikuti AGCH oleh BS.
dengan penetapan kanal trafik.
System Control Channel
• Pilot Channel (PICH) • Synchronization Channel (SCH)
PICH berfungsi untuk memisahkan SCH berfungsi untuk mensikronkan PICH.
kanal fisik broadcast pada tiap kanal RF SCH dikirim pada kanal fisik yang terpisah
dan laju chip dalam sel radio. PICH dengn menggunakan kode spreading PN
ditentukan oleh code spreading PN pendek yang diperoleh dari PICH yang
pendek (kode Gold dengan panjang 1023) bersangkutan.
dan unik untuk setiap BS. Kode PN pendek • Random Acces Channel (RACH)
ini ditransmisikan secara periodik tanpa
RACH adalah satu-satunya kanal
modulasi data informasi, sehingga mudah
kontrol yang digunakan pada kanal uplink
untuk pendeteksian pilot, sinkronisasi dan
yang digunakan MS untuk inisialisasi akses
estimasi kanal pada MS.
ke sistem. Untuk akses random, MS
mengirim sinyal diikuti kontrol daya
lingkar tertutup selama pengiriman sinyal
RACH.
Parameter Kualitas Jaringan & Layanan
Kualitas Jaringan Kualitas Layanan
RSCP (Receive Signal Code Power) CSSR (Call Setup Success Ratio)
Ec/No (Energy Carrier per Noise) CCSR (Call Completion Success Ratio)
Throughput DCR (Drop Call Ratio)
Call event BCR (Blocked Call Ratio)
Tx power Handover Success Ratio
Kualitas Layanan
• Call Setup Success Ratio (CSSR)
Standarisasi prosentase tingkat keberhasilan panggilan oleh
ketersediaan kanal suara yang sudah dialokasikan untuk
mengetahui kesuksesan panggilan tersebut, maka ditandai dengan
tone saat terkoneksi dengan ponsel lawan bicara. Standard CSSR
ditentukan dalam Peraturan Menteri Kominfo Nomor :
12/Per/M.Kominfo/04/ 2008 bahwa prosentase CSSR harus ≥ 90% .
• Call Completion Success Ratio (CCSR)
Prosentase tingkat keberhasilan panggilan sampai berakhir
tanpa terjadi drop call. biasanya dari operator ditentukan nilai
standarnya agar mencapai > 98%.
• Dropped Call Ratio (DCR)
Dropped Call Ratio adalah prosentase banyaknya panggilan yang
jatuh atau putus setelah kanal pembicaraan digunakan. Dropped call
dapat disebabkan beberapa hal, antara lain:
oRugi-rugi frekuensi radio
oCo-Channel interferensi dan Adjacent interferensi
oKegagalan proses handover
Standard DCR ditentukan dalam Peraturan Menteri Kominfo
Nomor : 12/ Per/M.Kominfo/04/ 2008 bahwa prosentase DCR harus ≤
5%.
• Blocked Call Ratio (BCR)
Prosentase kepadatan panggilan yang disebabkan karena
keterbatasan kanal
• Handover Success Ratio
Prosentase tingkat keberhasilan proses perpindahan sel pada
MS selama melakukan percakapan secara mobile tanpa terjadi
pemutusan hubungan.
Kualitas Jaringan
• RSCP (Receive Signal Code Power)
Tingkat kekuatan sinyal di jaringan 3G yang diterima ponsel.
Standard RSCP biasanya ditampilkan dalam bentuk warna dan angka
dengan satuan dBm. Setiap operator memiliki standard warna yang
berbeda.
• Ec/No (Energy Carrier per Noise)
Kualitas data atau suara di jaringan operator 3G/UMTS, nilai
Ec/no sama dengan SNR atau Perbandingan (rasio) antara kekuatan
sinyal (signal strength) dengan kekuatan derau (noise level).
• Throughput
Jumlah bit yang diterima dengan sukses perdetik melalui
sebuah sistem atau media komunikasi (kemampuan sebenarnya
suatu jaringan dalam melakukan pengiriman data)
• Call event
Suatu rangkaian peristiwa yang terjadi saat panggilan berlangsung
• Tx power
Daya maksimum yang dipancarkan oleh node B dengan satuan dB
Radio Parameter
• CPICH RSCP
• CPICH EcNo
• SQI
• UTRA Carrier RSSI
• SIR
• Target SIR
• Tx Tower
• RCC State
• CPICH RSCP (Received Signal Code Power)
CPICH RSCP merupakan tingkatan sinyal pada jaringan 3G
UMTS dengan satuan dBm yang nilai dan fungsinya sama dengan Rx
Level pada system 2G GSM.
• CPICH Ec/No
Ec/No merupakan rasio rata-rata daya sinyal pilot dengan total
interference. Ec/No menunjukkan level daya minimum (threshold)
dimana UE masih bisa melakukan suatu panggilan. Sistem WCDMA
memiliki standar untuk nilai Ec/No minimum sebesar -13 dBm agar
UE masih bisa melakukan panggilan. Namun Ec/No rata-rata terbaik
adalah -6 dBm.Untuk range yang digunakan adalah:
• Tx Power
Tx Power merupakan besarnya daya yang dikirim oleh UE ke
Node B. Kenaikan daya pada UE akan menyebabkan interferensi
terhadap user lain. Standar minimum nilaiTx power yang dimiliki
oleh system WCDMA adalah –23 dBm (200 mW).
• SQI
SQI dapat diartikan sebagai indikator kualitas suara dalam
keadaan menelpon. Nilai SQI berkisar antara -20 hingga 30. Semakin
besar nilai SQI maka semakin baik pula kualitas suara.
• UTRA Carrier RSSI
Received Signal Strenght Indicator (RSSI), adalah parameter
yang menunjkkan daya terima dari seluruh sinyal pada band
frekuensi kanal yang diukur. Level sinyal yang diterima di penerima
(MS) dan nilainya harus lebih besar dari sensitivitas perangkat
penerima (RSSI ≥ Rth).
• SIR (Signal to Interference Ratio)
Digunakan untuk mengestimasi kondisi kanal dan selanjutnya
sebagai informasi feedback pada closed-loop power control berbasis
SIR (Signal to Interference Ratio) untuk menentukan besar update
daya pancar MS (Mobile Station)
• RRC State
Radio Resouce Control (RRC) adalah sebuah protokol yang dimilikin
oleh UMTS WCDMA, merupakan sebuah protocol stack dan handles
control plane signalling dari Layer 3 antara UE dan UMTS Terrestrial
Radio Access Netrowk (UTRAN)
Call Flow
2.3) Location Update: Radio Signalling Bearer Establish Pr ocedure:
RRC: Connection Request Message
Node
UE RNC MSC
Type: RRC B
Random Access Detection
Channels: RRC Connection Request
[1]
CCCH / RACH
(PRACH )
Main IE’s:
›› Initial UE ID
›› Establishment Cause
››
Initial UE capability
2.4) Location Update: Radio Signalling Bearer Establish Pr ocedure:
Procedure Overview
RL Set-up Request and RL Set-up Response Messages
Node
Type: NBAP UE RNC MSC
B
Purpose:
Random Access Detection
RNC tells Node B to
RRC Connection Request
configure a Radio
Bearer. (PRACH ) RL Setup Request
[1]
Main IE’s: RL Setup Response
[2]
RL Setup Req
›
›
Cell ID,
›
›
TFS / TFCS
›
›
Frequency
›
›
UL Scrambling Code
›
›
DL Channelisation Code
›
›
Power Control Info
›
›
RL Setup Response
›
›
Transport
ortLayer
LayerAdd
Add
›
›
Sig. Link termination n
›
›
DL Channelisation Code
›
›
DCH BindinggIDID
Kelebihan & Kelemahan
Kelebihan Kelemahan
• Kualitas suara yang lebih bagus • Memerlukan Kontrol Daya
• Keamanan yang terjamin “Ideal”
• Kecepatan data mencapai 2 • Belum mencukupinya kecepatan
Mbps transfer data dalam melayani
layanan multimedia yang
• support beberapa koneksi memerlukan kecepatan yang
secara simultan mumpuni
WCDMA Frequency (UARFCN)
UARFCN singkatan dari Universal Absolute Radio Frequency Channel
Number. Terdapat frekuensi carrier pada uplink dan downlink
ditentukan oleh UARFCN. UARFCN adalah nomor kanal yang mewakili
carrier UMTS sebesar 5 MHz. Nomor kanal UARFCN dihitung sesuai
dengan frekuensi yang digunakan dikalikan 5.
Contoh:
Band I
• FDL_Low
UARFCN DL = 5*(2112.4 – 0) = 10562
• FDL_High
UARFCN DL = 5*(2167.6 – 0) = 10838
UARFCN in the uplink = 5* (Uplink Frequency- FUL_Offset)
Contoh: Band 2
UARFCN in the uplink = 5* (1852.5 – 1850.1)= 12
LTE
Sejarah Singkat
4G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa inggris : fourth-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu
kepada standar generasi keempat dari teknologi telepon seluler. 4G merupakan pengembangan dari teknologi 3G dan 2G. Sistem 4G
menyediakan jaringan pita lebar ultra untuk berbagai perlengkapan elektronik, contohnya telpon pintar dan laptop menggunakan
modem USB. Terdapat dua kandidat standar untuk 4G yang dikomersilkan di dunia yaitu standar WiMAX (Korea Selatan sejak 2006) dan
standar Long Term Evolution (LTE) (Swedia sejak 2009).
Di Indonesia, WiMAX pertama kali diluncurkan oleh PT. FirstMedia dengan merek dagang Sitra WiMAX sejak Juni 2010.
Kemudian teknologi LTE pertama kali diluncurkan oleh PT. Internux dengan merek dagang Bolt Super 4G LTE sejak 14 November 2013.
LTE Indonesia, baru ada di tahun 2014. Itu pun juga belum meluas. Terlepas dari itu, kita patut bangga karena di balik teknologi 4G LTE,
penemunya orang Indonesia tepatnya daerah kediri, dia adalah Dr. Eng. Khoirul Anwar, penemu sekaligus pemilik paten teknologi 4G
berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing).
Spesifikasi LTE :
Frequency = 1800-2300Hz
Uplink = 75 Mbps
Downlink = 300 Mbps
BW = 5-20 Mhz.
Lebar Kanal = 200 Khz.
Transfer Data rate = 9.6kbps - 14.4 kbps
Modulasi = QPSK dan QAM
Metode Akses = OFDMA pada downlink – SC-FDMA
Metode Duplex = FDD dan TDD
Arsitektur Jaringan
Arsitektur Jaringan LTE terdiri dari perangkat-perangkat yang saling mendukung, dari 3 subsistem yang
terkoneksi dan berinteraksi antar sistem dengan user melalui network interface, 3 subsistem tersebut yaitu :
1. UE (User Equipment)
2. E-UTRAN (Evolved UMTS Terrestrial Radio Access Network)
3. EPC (Evolved Packet Care)
Penjelasan Singkat :
• UE (User Equipment) • E-UTRAN (Evolved UMTS Terrestrial Radio Access Network)
dengan UE untuk LTE identik dengan yang digunakan oleh berfungsi menangani komunikasi radio antara ponsel dan epc. E-UTRAN hanya
UMTS dan GSM yang sebenarnya adalah sebuah Mobile memiliki satu komponen yaitu BTS evolved (eNodeB atau eNB).
Equipment (ME) atau peralatan mobile. Peralatan Mobile
terdiri dari 3 modul penting, diantaranya Ponsel LTE berkomunikasi hanya dengan satu BTS dan satu sel pada satu waktu.
Berikut adalah dua fungsi utama yang didukung oleh eNB:
1. Mobile Termination (MT), yang menangani semua
fungsi komunikasi; • eBN mengirim dan menerima transmisi radio untuk semua ponsel menggunakan
analog dan fungsi pemrosesan sinyal digital dari antarmuka udara LTE.
2. Terminal Equipment (TE), yang mengakhiri aliran data;
• eNB mengontrol operasi tingkat rendah dari semua ponselnya, dengan
3. Universal Integrated Circuit Card (UICC), atau dikenal mengirimkan sinyal pesan seperti perintah handover.
juga sebagai kartu SIM. Ini menjalankan aplikasi yang
dikenal sebagai Universal Subscriber Identity Module
(USIM) yang berfungsi untuk menyimpan data
pengguna tertentu yang berisi informasi tentang
nomor pengguna ponsel, identitas jaringan rumah,
kunci keamanan dan lain-lain.
• EPC (Evolved Packet Core)
Berikut adalah penjelasan singkat dari masing-masing komponen yang ditampilkan dalam arsitektur di atas:
1. Komponen Home Subscriber Server (HSS) telah diteruskan dari UMTS dan GSM dan merupakan database pusat yang berisi informasi tentang
semua pelanggan operator jaringan.
2. Packet Data Network (PDN) Gateway (P-GW) berkomunikasi dengan dunia luar seperti jaringan paket data PDN, menggunakan antarmuka SGI.
3. Serving Gateway (S-GW) bertindak sebagai router, dan meneruskan data antara BTS dan PDN gateway.
4. Mobility Management Entity (MME) mengontrol operasi tingkat tinggi ponsel dengan cara memberikan pesan dan Home Subscriber Server (HSS).
5. Policy Control and Charging Rules Function (PCRF) adalah komponen yang tidak ditampilkan dalam diagram di atas tetapi bertanggung jawab
untuk melakukan kontrol atas proses tertentu, serta menyediakan kebijakan pengaturan dan aliran keputusan untuk pembiayaan/charging.
Interface Jaringan LTE
Air Interface
Pada LTE, metodologi akses yang digunakan adalah OFDMA pada downlink dan SC-FDMA pada uplink. Pemilihan
OFDMA pada LTE dirasa mampu mengakomodir kebutuhan layanan. namun penggunaan OFDMA pada sisi uplnk
belum optimal, salah satu faktornya adalah tingginya nilai PAPR (Peak Avarage Power Ratio). PAPR adalah tingkat
perbandingan rata-rata dengan daya puncak. Untuk mengatasi PAPR pada OFDMA dapat disiasati dengan
diberlakukannya pengaturan titik kompresi tinggi pada power amplifiernya. Cara tersebut mengatur sedemikian
rupa power yang dipancarkan pada beberapa titik yang menjadi nilai power tertinggi. Hal ini tidak begitu
bermasalah untuk komunikasi downlink sebab alokasi daya yang digunakan bisa tak terbatas karena supply oleh
jaringan listrik. Berbeda pada komunikasi uplink yang disupply daya hanya melalui baterai. Dengan kapasitas
baterai yang terbatas waktu dan daya maka hal tersebut sangat bermasalah untuk mengirimkan informasi. Untuk
mengatasi itu pada komunikasi uplink LTE menggunakan SC-FDMA.
Metode Duplex
1. FDD
FDD sendiri merupakan kependekan dari Frequency Division Duplexing. FDD ini mempunyai cara pengantaran data dengan
menggunakan dua buah channel yang berbeda antara transmit dan receive. Teknologi ini juga memiliki beberapa keunggulan
seperti lebih jarang terkena gangguan interferensi dan resepsi penerimaan yang baik. Cara kerja FDD sendiri diklasifikasikan
sebagai sistem full duplex. Ini berarti bahwa baik upload maupun download selalu tersedia. Karena FDD menggunakan dua
saluran yang berbeda untuk mengunduh dan mengunggah data. Teknologi FDD sendiri berjalan pada dua frekuensi yang
berbeda, yakni pada spektrum 800MHz (GSM) dan 1800MHz (DCS). Menggunaakn teknologi ini memiliki kelebihan pada
keseimbangan antara upload dan download, karena masing-masing berjalan pada frekuensi yang berbeda dan lebih jarang
terkena gangguan interferensi dan resepsi penerimaan yang baik.
2. TDD
TDD kependekan dari Time Division Duplexing, teknologi TDD sendiri diklasifikasikan sebagai sistem setengah duplex dan
berada pada frekuensi 2.300MHz yang memiliki karakteristik sangat cepat ketika memberi akses unduh (download). Namun
untuk kecepatan akses unggah (upload) cenderung lemah atau lambat. Hal ini disebabkan karena proses mengirim dan
menerima data terjadi pada frekuensi yang sama, tetapi masing-masing hanya berlangsung sepersekian detik, bergantian
antara keduanya. Teknologi TDD sendiri sangat cocok untuk data yang dikirimkan secara asimetris, misalnya untuk browsing
internet, video surveillance atau broadcast. TDD dapat mengalokasikan lebih banyak waktu untuk bagian yang membutuhkan
lebih banyak bandwidth, sehingga menyeimbangkan beban data.
LTEChannel
3. Attach Request : Setelah menerima pesan RRC Connection Setup Completedari UE, eNodeB akan menuruskan
pesan Attach Request ke MME. Yang mana Attach Request berisi GUTI yang valid dan TAI. Apabila tidak ada GUTI,
UE harus menyertakan IMSI dalam pesan Attach Request.
4. Identity Prosedur : pada proses ini MME mengirim Identity Request ke UE. Identit Request hanya diperlukan jika
Attach Request berisi GUTI/TAI terakhir dan TAI bukan local untuk MME. Setelah itu UE akan merespon dengan
mengirimkan Identity Response termasuk Mobile Identity yang diatur ke IMSI.
5. Autentication/Security : Otentikasi dilakukan apabila tidak ada konteks UE pada jaringan saat instalasi awal.
MME akan mengirikan Autentication Information Request ke HSS dan menerima Autentication Information
Answer yang digunakan untuk mengirimkan Autentication Request ke UE. UE kemudian mengirimkan
Autentication Request ke MME.
6. Update Location Request : MME mengirim Update Location Request termasuk IMSI ke HSS. Kemudian HSS
merespon dengan mengirim Update Location Answer.
7. Create Session Request : MME mengirimkan Create Session Request ke SGW dan diikuti dengan konfirmasi
8. Initial Context Setup Request/ Attach Accept : Attach Accept dikirim sebagai NAS PDU dalam Initial Context
Setup dari MME ke eNodeB. Attach Accept berisi GUtI baru jika Attach Request berisi IMSI atau GUTI asing.
9. Setelah itu dilakukan Security Prosedure dan UE Copability Exchange
10. RRC Connecytion Re-Configuration : eNode mengirim RRC Connection Re-Configuration termasuk EPS Radio
Bearer Identity ke UE. Selain itu juga mengirim Attach Accept message ke UE.
11. Initial Context Setup Response : eNodeB mengirimkan pesan Uplink Information Transfer. Pesan inii
mencakup pesan Attach Complete dan mengirimkannya ke MME.
12. Attach Complete : eNodeB mengenkapsulasi pesan Attach Complete dan mengirimkannya ke MME.
13. Modify Bearer Message : menerima Context Setup Response dan Attach Complete, the MME mengirimkan
Modify Bearer Request ke SGW. SGW mengirim respond an muai mengirim paket DL.
Drive Test LTE Parameter
1. RSSI ( Received Signal Strength Indicator ) 2. RSRP ( Reference Signal Received Power )
merupakan power sinyal yang diterima user dalam rentang merupakan sinyal LTE power yang diterima oleh user dalam
frekuensi tertentu termasuk noise dan interferensi (disebut frekuensi tertentu. semakin jauh jarak antara site dan user,
juga wideband power). maka semakin kecil pula RSRP yang diterima oleh user.