KRITISI JURNAL

Peritonitis in Rwanda: Epidemiology and risk

factors for morbidity and mortality
 HELLO! Kelompok 4/ reguler 2
◉Niecho Iswahyu Oktavia 155070200111020
◉Vitara Daru Rahmi 155070200111022
◉Tim Murni 155070201111002
◉Venny Gracelia Soplanit 155070201111004
◉Alissa Puspita Surahman 155070201111006
◉Feny Isnandiyah Rizky 155070207111016
Identifikasi Jurnal
1
 IDENTITAS JURNAL
◉ Judul : Peritonitis in Rwanda: Epidemiology and risk factors
formorbidity and mortality
◉ Topik Jurnal: perkembangan distribusi penyebaran atau
penentu peritonitis serta menyebutkan faktor resiko dari
morbiditas dan mortalitas di Rwanda, Afrika Timur.
◉ Penulis : Leonard Ndayizeye, MD, Christian Ngarambe, MD,
Blair Smart, MPH, Robert Riviello, MD, MPH, Jean Paul
Majyambere, MD, Jennifer Rickard, MD, MPH Tahun Terbit :
2015
◉ Tahun terbit: desember 2016
 LATAR BELAKANG JURNAL

Peritonitis memiliki berbagai macam etiologi, termasuk komplikasi

obstruksi usus, radang usus buntu, serta perforasi tipus. Bergantung pada
presentasi klinis dan etiologi yang mendasari penyakit peritonitis,
terdapat tingkat morbiditas dan mortalitas yang relatif tinggi.
Dengan populasi 11,34 juta, Rwanda adalah negara berpenduduk
paling padat di Afrika. Sistem kesehatan masyarakat di Rwanda
berjenjang, sebuah sistem di mana pasien datang ke puskesmas sebelum
dirujuk ke rumah sakit kabupaten, lalu ke rumah sakit rujukan.
Maka oleh itu latar belakang jurnal ini adalah mendeskripsikan
epidemiologi peritonitis pada rujukan rumah sakit di Rwanda dan
mengidentifikasi faktor risiko yang terkait dengan morbiditas dan
mortalitas pada populasi pasien.
 TUJUAN PENULISAN JURNAL

Penelitian jurnal bertujuan untuk mengetahui

penyebab umum dari epidemiologi dan faktor resiko yang
ada di rumah sakit rujukan tersier Rwanda, Afrika Timur
dapat mengidentifikasi area untuk perbaikan dalam
manajemen klinis.
 METODE JURNAL

◉ Metode
Analisis multivariat regresif
Anggota tim bedah mengumpulkan data dari pasien, tindakan
operasi dan cacatan lingkungan. Data dikumpulkan berdasarkan
demografi, presentasi klinis, hasil laboratorium, radiografi,
temuan operasi dan komplikasi di rumah sakit. Data diolah dalam
Excel-based preadsheet (Microsoft, Redmond, WA).
◉ Populasi dan Sampel
Pasien yang dirawat di Centre Hospitalier Universitaire Kigali
(CHUK) dengan manifestasi klinis peritonitis yang menjalani
operasi dalam kurun waktu 6 bulan (November 2016-Mei 2015)
sebanyak 281 pasien
Hasil Jurnal
2
 HASIL JURNAL
Selama periode 6 bulan, 281
pasien menjalani operasi
peritonitis di CHUK. Satu pasien
tidak memiliki data yang tercatat
dalam diagnosis atau operasi dan
dikeluarkan dari kumpulan data,
sehingga 280 pasien termasuk
dalam analisis akhir. Sebanyak
216 orang (77%) pasien dewasa
dengan mayoritas (N = 190, 68%)
pria.
 HASIL JURNAL

Diagnosis umum untuk pria

termasuk obstruksi usus (N = 77,
41%) dan trauma (N = 35, 18%).
Bagi wanita, diagnosis yang
umum termasuk obstruksi usus (N
= 31, 34%) dan apendisitis (N = 26,
29%). Diagnosis umum pada
pasien anak-anak adalah
obstruksi usus (N = 32, 50%) dan
apendisitis (N = 11, 17%).
 Hasil jurnal

Pasca operasi, 186 (73%) pasien

dipulangkan ke rumah, 9 (4%)
dipulangkan dengan rencana akan
difollow up secara reguler di klinik lokal,
dan 10 (4%) dipindahkan ke rumah sakit
distrik. Kematian di rumah sakit terjadi
sebanyak 17% dan sekitar antara 4-41%
terjadi dengan akibat berbagai macam
penyeban peritonitis. Tingkat kematian
tertinggi terlihat pada pasien dengan
diagnosis penyakit empedu (33%), tumor
(33%), penyakit ulkus peptik (26%), dan
perforasi tipus (25%). Tiga puluh enam
(13%) pasien menjalani operasi reoperasi
yang tidak direncanakan, yang juga
diakibatkan oleh berbagai macam
penyebab dari peritonitis.
 Hasil jurnal
Karakteristik survivor dan
nonsurvivor
Faktor-faktor yang terkait dengan
mortalitas di rumah sakit pada
analisis univariat meliputi: usia, jenis
kelamin, rujukan di luar Kigali, lama
gejala, peritonitis umum, hipotensi,
hipoksia, jumlah WBC abnormal,
anemia, trombositopenia, SIRS, skor
ASA, adanya anestesi, durasi
operasi, radang usus buntu, trauma,
diagnosa lain, aspirasi volume pus,
jumlah irigasi, penggunaan
vasopressor, penerimaan ICU,
operasi ulang yang tidak
direncanakan, dan lama tinggal di
rumah sakit.
(lanjutan) HASIL JURNAL
 HASIL JURNAL

Pada analisis multivariat, faktor yang

terkait dengan peningkatan
kemungkinan kematian di rumah sakit
termasuk reoperasi yang tidak
direncanakan (rasio odds yang
disesuaikan [aOR] 34,12, interval
kepercayaan 95% [95% CI]: 2,50-
464,92), penggunaan vasopressor
(aOR 24,91, 95% CI : 1,65-376,0),
jumlah WBC abnormal (aOR 12,6,
95% CI: 1,39-1,114,8), penerimaan
ICU (aOR 9.06, 95% CI: 1.09-75.55),
dan skor ASA ≥ 3 (aOR 7,80, CI 95%:
1,07 -57.07). Lama tinggal di rumah
sakit> 7 hari dikaitkan dengan
penurunan angka kematian di rumah
sakit (aOR 0,04, 95% CI: 0,01-0,31)
 HASIL JURNAL

Karakteristik pasien yang membutuhkan

reoperasi yang tidak direncanakan
Faktor-faktor yang terkait dengan reoperasi
yang tidak direncanakan pada analisis
univariat mencakup durasi gejala, hipoksia,
anemia, trombositopenia, skor ASA,
kehadiran ahli bedah konsultan pada
operasi, durasi operasi, perforasi tipus,
penggunaan vasopressor, penerimaan ICU,
dan kematian di rumah sakit. Pada analisis
multivariat, faktor yang terkait dengan
peningkatan kemungkinan operasi ulang
yang tidak direncanakan mencakup
perforasi tipus dan hipoksia saat masuk.
Diskusi dari Jurnal 3
 DISKUSI DARI JURNAL
Sejumlah pasien kritis karena obstruksi Peritonitis di Rwanda menunjukkan morbiditas
usus merupakan penyebab terbanyak pada dan mortalitas tinggi. Meminimalkan penundaan
pasien peritonitis, selalu terjadi perawatan pada pasien peritonitis sangat penting,
penundaan perawatan klinis padahal hal karena banyak pasien dengan obstruksi usus
tersebut berisiko terjadi komplikasi. Dalam datang dengan sudah terjadi peritonitis.
penelitian ini disebutkan bahwa obstruksi Pemahaman yang lebih baik tentang perawatan
usus dan apendisitis merupakan penyebab dan penanganan pasien sebelum kedatangan di
umum terjadinya peritonitis. Penelitian rumah sakit rujukan diperlukan untuk
lain yang dilakukan di negara berkembang mengidentifikasi peningkatan di pusat kesehatan
dan menengah (LMICs) bahwa perforasi dan rumah sakit kabupaten
tipus merupakan penyebab umum
terjadinya peritonitis, termasuk penelitian
sebelumnya pada rumah sakit yang sama
ini. Adanya variasi penyebab peritonitis
terjadi karena adanya banyak faktor
seperti musim yang beda, pola rujukan dan
manajemen di rumah sakit kabupaten.
Aplikasi Jurnal
4
 APLIKASI PENELITIAN JURNAL
DI SISTEM KESEHATAN DI INDONESIA

Dengan adanya jurnal ini diharapkan para mahasiswa/perawat di

Indonesia dapat melakukan dan menerapkan metode yang digunakan
dalam penelitian. Seperti yang kita ketahui bahwa prevalensi
peritonitis di Indonesia termasuk cukup tinggi maka perlu untuk
mengetahui apa saja faktor penyebab yang paling banyak
menyebabkan peritonitis dan berguna untuk mengetahui penanganan
yang harus dilakukan secara cepat dan tepat. Maka sebab itu, program
yang ada dalam jurnal ini sangat direkomendasikan untuk diterapkan
di Indonesia.
 “
Care for one,
That is Love
Care for hundreds
That is Nurse
THANKS!
Any questions?