Sie sind auf Seite 1von 76

PRINSIP BEDAH ONKOLOGI

Deteksi Dini Kanker Payudara &


Pemeriksaan Lengkap Kanker
Aditya Purnama
Agnes Stella V.
Tommy Supit
Wahyu Harris P.

Pengampu:
dr. Eka Yudhanto, Sp.B, Sp.B(K)Onk
Pendahuluan

• Pada awalnya, pembedahan merupakan satu-satunya modalitas


terapi kanker yang efektif.
• Perkembangan ilmu kedokteran membuat seorang ahli bedah
perlu bekerja sama dengan disiplin lain  hasil yang terbaik.
Prinsip Bedah Onkologi
• Menggunakan cara multidisplin dalam menangani
pasien onkologi demi mencapai hasil yang optimal.

Ahli bedah onkologi:


NCI: “A Surgeon who has special training in performing biopsies & other
surgical procedures in cancer patients.”

Society of Surgical Oncology Tranning Program:


“A well-qualified surgeon who has obtained additional training &
experience in the multidisciplinary approach to the prevention, diagnosis,
treatment, & rehabilitation of cancer patients, & devotes a major potion of
his/her professional practice to these activities & cancer research”
Terapi Multidisiplin Onkologi

BEDAH

• Perawatan luka
• Menangani efek
samping terapi
ONKOLOGI
SUPORTIF
• Dukungan psikososial RADIASI
• Nutrisi
• Fisioterapi Multidisiplin

• Bisa kuratif
• Neo-adjuvan /
adjuvan
 Mengurangi massa
ONKOLOGI
PALIATIF tumor, rekurensi,
• Meningkatkan MEDIS
(KEMO) meningkatkan survival
kualitas sisa hidup
Peran Ahli Bedah Onkologi
• Hampir semua kasus kanker solid memerlukan terapi
pembedahan  pasien akan konsultasi dengan ahli bedah
onkologi pertama kali.

Peran ahli bedah onkologi Kemampuan yang diperlukan


Menjelaskan hasil biopsi
Mengetahui & memahami
Menentukan diagnosa & staging pengetahuan multidisiplin yang
Komunikasi dengan disiplin lain mutakhir mengenai kanker.
Menjelaskan rencana terapi &
prognosis Menjadi pemimpin tim onkologi
Membuat keputusan terapi, follow- Menjalin hubungan yang panjang
up, & pemantauan rekurensi dengan pasien
Prinsip Bedah Onkologi
• Screening dan diagnosis
• Asesmen pasien
• Staging kanker
• Penentuan penanganan (konferensi multidisipin)
• Bedah onkologi
• Rehabilitasi
• Follow-up
• Penelitian
Screening
• Bertujuan untuk menemukan lesi kanker awal, sehingga
memungkinkan untuk mencapai kesembuhan.
• Perlu disesuaikan terhadap target populasi yang beresiko
(screening kanker gaster di Jepang)

Payudara (mammografi)  biopsi


Saluran cerna (kolonoskopi, occult blood test)  poplipektomi,
kolektomi segmental
Serviks (PAP smear)  kolposkopi
Lidah (pemeriksaan oral)  eksisi luas
Diagnosis
• Diagnosis patologi perlu ditegakkan sebelum memulai terapi,
diagnosis MIKROSKOPIS hampir selalu diperlukan.
• Dilakukan dengan: aspirasi jarum halus (FNAC), core biopsi
atau eksisi biopsi.

FNAC:
• Sesuai untuk massa/ limfadenopati regio leher. Biopsi insisi
dapat mengganggu pengangkatan KGB yang menyeluruh.
Biopsi eksisi:
• Sesuai bila massa bisa diambil secara menyeluruh tanpa
menyebabkan morbiditas yang signifikan
Diagnosis: Biopsi
Tanggung jawab ahli bedah dalam biopsi:
• Memilih cara dan lokasi biopsi yang tepat.
• Memastikan jaringan yang diambil adekuat
• Orientasi spesimen yang diambil
• Memastikan integritas jaringan
• Pastikan jaringan diterima oleh ahli patologi dalam
waktu dan cara yang tepat.
• Menentukan prognosis awal
• Komunikasikan hasil pada pasien, keluarga, dan tim
onkologi
Asesmen pasien
• Terapi kanker biasanya akan membebankan pasien
secara fisik dan psikologis.
• Asesmen pasien perlu dilakukan untuk memastikan
apakah pasien dalam melalui program terapi kanker.
Staging kanker
• Mendasari pemilihan terapi yang tepat.
Staging klinis  dari PF dan radiologi (CT/PET-
scan)
Staging patologis  hasil biopsi
• Umumnya menggunakan sistem TNM: besar tumor,
penyebaran ke KGB dan metastasis.
• Bila staging kanker sudah ditentukan:
– Estimasi prognosis
– Membantu pemilihan terapi adjuvant
– Evaluasi hasil terapi neoadjuvant
– Menentukan apakah perlu pemeriksaan lanjut
Pemilihan Terapi

Prognosis
Pilihan
Staging &
pasien &
diagnosis
keluarga

Nilai
Konferensi Kemampuan
asesmen
Onkologi fasilitas
awal

Down-staging, pembedahan,
neoadjuvant, paliatif, dsb.
Bedah Onkologi

KURATIF PALIATIF

• Kanker stadium awal: dengan • Kanker stadium lanjut


atau tanpa terapi lain • Untuk menangani gejala yang
• Lokasi dan ukuran tumor diakibatkan tumor dengan cara
memperbolehkan reseksi eksisi atau bypass.
menyeluruh – Mengurangi nyeri, melewati
• Adanya konfirmasi patologi sumbatan, menghentikan
perdarahan, dsb.
• Pasien harus lebih baik setelah
tindakan
Lingkup Bedah Onkologi
Reseksi lokal luas
Reseksi radikal dengan reseksi en-bloc KGB
Reseksi supra-radikal
Rekonstruksi post reseksi
Metastasektomi
Operasi sitoreduktif
Operasi akses vaskular (untuk kemoterapi)
Operasi penanganan komplikasi (striktur, fistula, kanker
sekunder)
Bedah Onkologi: Batas Eksisi
Tidak ada ketentuan universal, tergantung tipe tumor. Namun
secara umum batas 2-5 cm bebas tumor digunakan.

• Sarkoma: reseksi seluruh grup otot dan kompertemen fasia,


karena tumor menyebar di bidang aponeurotic
• Melanoma: kedalaman lebih penting dari lebar eksisi.
• Esofagus: reseksi mayoritas esofagus perlu dilakukan karena
sel tumor menyebar ke kranial dan kaudal di bidang submukosa
• Rektum: eksisi lapisan mesorektal karena tumor menyebar ke
jaringan perirektal.
Bedah Onkologi: Pengangkatan KGB
Pengangkatan KGB dilakukan untuk:
- Staging
- Kontrol lokal
- Menghambat kaskade metastasis

• Perlu disesuaikan pada setiap kasus (keputusan ahli


bedah).
• Berhubung pengangkatan KGB profilaksis
meningkatkan morbiditas.
Bedah Onkologi: Metastasektomi
Dilakukan bila:
• Tumor primer dapat dikontrol
• Metastasis tunggal atau terlokalisir (resektabel)
• Ada bukti (evidence-based) bila akan menguntungkan
pasien (colorektal, sarkoma, neuro-endokrin)
• Memperlambat pertumbuhan tumor
Bedah Onkologi: Prinsip Halsted
• Gentle handling of tissue
• Meticulous hemostatsis
• Preservation of blood supply
• Strict aseptic technique
• Minumum tension on tissues
• Accurate tissue apposition
• Obliteration of deadspace
Rehabilitasi
• Diperlukan pasien yang setelah menjalani operasi
reseksi mayor.
• Bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Tumor kepala & leher  terapi bicara


Sarkoma (post amputasi)  fisioterapi & penggunaan
prostesis
Tumor saluran cerna  terapi nutrisi
Follow-up
Dilakukan dengan tujuan utama:
1. Mendeteksi dan menangani rekurensi.
2. Mendukung pasien secara psikososial.
Penelitian
Ahli bedah onkologi dapat berperan dalam
pengembangan ilmu onkologi dengan cara:

1. Provisi bank jaringan


Program pengumpulan jaringan tumor mendunia dan
sangat berharga dalam penelitian onkologi

2. Bergabung dalam uji klinis (clinicalTrials.gov)


DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA
PENCEGAHAN SEKUNDER: DETEKSI DINI

• Pengidentifikasian kanker payudara sedini mungkin meningkatkan


harapan untuk sembuh

• Pengobatan sedini mungkin dapat dilakukan bila penyakit


terditeksi seawal mungkin  sehingga deteksi dini sangat
penting

• Metode deteksi dini


• SADARI (periksa Payudara Sendiri)
• Pemeriksaan Klinis Payudara (Clinical Breast
Examination/CBE)
• Pemeriksaan Mammografi
• Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
• MRI (Magnetic Resonance Imaging)

23
• SADARI
• Dilakukan sebulan sekali hari ke 7-10 menstruasi
• Dilakukan mulai usia 20 tahun

• Pemeriksaan klinis (CBE)


• Dilakukan pad usia 20-40 tahun
• Dilakukan setiap tahun sekali
• Bila dilakukan oleh tenaga profesional

24
Kuadran atas dalam

Kuadran bawah dalam


• Berdirilah di depan cermin dalam keadaan pakaian yang terbuka dari pinggang ke atas dan
pastikan pencahayaan ruangan baik.
• Perhatikan payudara Anda, sebab kebanyakan wanita tak memiliki ukuran payudara yang
sama, biasanya payudara kanan lebih besar atau lebih kecil.
• Setelah itu taruh lengan di samping tubuh, perhatikan bentuk, ukuran, dan apakah ada
perubahan seperti permukaan dan warna kulit, serta bentuk puting payudara.
• Kemudian letakkan tanganmu pada pinggang dan tekan kuat-kuat, sambil perhatikan payudara
Anda dari kiri ke kanan juga sebaliknya.
• Selanjutnya, membungkuklah di depan cermin, hingga payudara Anda terjulur ke bawah.
Perhatikan dan raba untuk mengetahui apakah ada perubahan tertentu pada payudara.
• Tautkan tanganmu di belakang kepala untuk kemudian tekan ke dalam. Periksalah kedua
payudara Anda, termasuk di bagian bawah.
• Tekan secara perlahan area puting payudara dengan menggunakan jari telunjuk dan jempol.
Cermati kembali, apakah ada sekresi, seperti darah yang keluar dari puting Anda.
PEMERIKSAAN KLINIS PAYUDARA OLEH
TENAGA KESEHATAN /CBE

1. INSPEKSI (DILIHAT – DIAMATI)

2. PALPASI (PERABAAN)
PEMERIKSAAN LANJUTAN

MAMMOGRAFI
Mamografi

• Pada usia 35-39 tahun : 1 kali sebagai basal mamogram


Pada wanita diatas 40-49 tahun : setiap 2 tahun
Pada wanita diatas 50-60 tahun : setiap 1 tahun
• Pada perempuan bergejala maupun tidak
• Lebih efisien tapi lebih mahal
• Tidak boleh dilakukan terlalu sering, karena ada
bahaya radiasi  meningkatkan resiko karsinoma
payudara
• Spesifisitas tes 90%
• Tidak dianjurkan sebagai skrining untuk populasi
umum, oleh karena adanya bahaya radiasi (10-15 tahun
kemudian)
• Dianjurkan bila ada indikasi saja
29
• Dengan mammografi dapat ditemukan benjolan yang kecil sekalipun, termasuk tanda berupa
mikrokalsifikasi tidak khas untuk kanker.

• Bila secara klinis dicurigai ada tumor dan pada mamografi tidak ditemukan apa-apa,
pemeriksaan harus dilanjutkan dengan biopsi sebab sering karsinoma tidak tampak pada
mammogram.
• Sebaliknya, bila mamografi (+) dan secara klinis tidak teraba tumor, pemeriksaan harus
dilanjutkan juga dengan biopsi di tempat yang ditunjukkan oleh foto tersebut.

• Mammografi pada masa pramenopause umumnya tidak bermanfaat karena gambaran Ca di


antara jaringan kelenjar kurang tampak
Ultrasonografi
• Jika pada pemeriksaan klinis ditemukan benjolan serta untuk
melengkapi mamografi, maka dilakukan pemeriksaan USG
• Dapat untuk menentukan ukuran lesi dan membedakan adanya massa
kistik atau solid.
• USG hanya memberikan angka ketepatan diagnostik sebesar 75-78%.
• USG sangat tergantung pengalaman operator
MRI
• Terutama untuk wanita dengan familial cancer, antara lain dengan BRCA1 dan BRCA2
gene mutation.
• Dilakukan :
1. Pasien usia muda, karena gambaran mamografi kurang jelas pada wanita muda
2. Untuk mendeteksi rekurensi pasca BCT ( Breast Conserving Therapy )
3. Mendeteksi dini pada pasien yang pada pemeriksaan lainnya kurang
jelas/menggunakan implan payudara.
PEMERIKSAAN LENGKAP KANKER
Kanker Payudara
KLASIFIKASI (WHO)
– Non invasive carsinoma
• Non invasive ductal carsinoma
• Labular carsinoma in situ
– Invasive carcinoma
• Invasive ductal carcinoma
• Papillabular carsinoma
• Salid-tubular carsinoma
• Scirrhous carsinoma
• Special types
• Mucinous carcinoma
• Medullary carcinoma
• Invasive labular carcinoma
• Adenold cystic carcinoma
• Squamous cell carcinoma
• Spindel cell carcinoma
• Apocrine carcinoma
• Carcinoma with cartilaginous and or osseous metoplasia
• Tubular carcinoma
• Secretory carcinoma
• Others
• Paget’s disease
FAKTOR RISIKO
• Usia lanjut
Demografi • Warna kulit putih

• Mutasi genetik
Genetik
dan • Riwayat kanker pada keluarga dan pasien
Familial

• Usia menarche, menopause, kehamilan pertama


Reproduksi
dan • Hormon eksogen
Hormonal

• Asupan lemak jenuh, alcohol, merokok


Gaya hidup • Berat badan

• Radiasi
Lingkungan • DDT, kadmium
KLASIFIKASI STADIUM TNM
T N M
Tx : Tumor primer tidak dapat Nx : tidak bisa dinilai Mx : tidak dapat dinilai
dinilai N0 : tidak ada metastasis M0 : tidak ada metastasis jauh
T0 : tidak terdapat tumor N1 : KGB aksila Iipsilateral M1 : metastasis jauh
primer mobil
Tis : Karsinoma in situ N2 : KGB aksila ipsilateral
T1 : ≤ 2cm terfiksir/ mamaria interna
T2 : 2-5 cm ipsilateral
T3 : > 5cm’ N3 : KGB infraklavikular
T4 : ekstensi dinding dada atau ipsilateral dengan/tanpa KGB
kulit aksila atau KGB mamaria
interna ipsilateral klinis dan
aksila atau KGB supraklavikula
ipsilateral dengan atau tanpa
m. interna atau aksila
STADIUM
Stadium 0 : Tis N0 M0
Stadium 1 : T1 N0 M0
Stadium IIA : T0 N1 M0
T1 N1 M0
Stadium IIB : T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stadium IIIA : T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Stadium IIIB : T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0
Stadium IIIC : Tiap T N3 M0
Stadium IV : TiapT Tiap N M1
ANAMNESIS
• Keluhan di payudara atau ketiak
benjolan, kecepatan tumbuh, nyeri, nipple discharge,
retraksi, krusta, kelainan kulit, perubahan warna kulit,
edema lengan
• Keluhan di tempat lain :
nyeri tulang, batuk, sesak, nyeri kepala
• Faktor resiko :
usia penderita, usia melahirkan, menyusui, mens, obat
hormon, keluarga, operasi, radiasi, obesitas
• Nyeri :
 Berubah dengan daur menstruasi  penyebab
fisiologi/ fibrokistik
 Tidak tergantung daur menstruasi  tumor atau
infeksi
PEMERIKSAAN FISIK
• Status Generalis
• Status Lokalis (Inspeksi dan Palpasi):
1. Payudara kanan dan kiri
2. Masa tumor : lokasi, ukuran, konsistensi,
permukaan, bentuk dan batas, jumlah, terfiksir atau
tidak
3. Kulit : kemerahan (infeksi), dimpling, edema, peau d
orange, ulserasi, bercak, venektasi
PEMERIKSAAN FISIK
4. Nipple : tertarik, erosi, krusta, discharge (warna),
eksema (Paget)
5. Kelenjar getah bening : KGB aksila, infraklavikula,
supraklavikula
6. Pemeriksaan pada daerah yang dicurigai metastasis :
lokasi organ (paru, tulang, hepar, otak)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Radiodiagnostik
1. Diharuskan
a.USG payudara dan mamografi untuk tumor < 3cm
b.Foto thoraks
c. USG abdomen
2. Optional
a. Bone scan / bone survey
b. CT Scan / MRI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Biopsi
Dilakukan pada lesi yang curiga ganas secara klinis dan
radiologic (triple diagnostic). Jenis :
Fine needle aspiration, core needle, surgical
• Pemeriksaan Histopatologi (gold Standard)
 Potong beku
 Sediaan : biopsy eksisional atau insisional, specimen
mastektomi, KGB
 Pemeriksaan IHK : ER, PR, HER-2, p53
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Laboratorium
Tumor marker  CEA, CA 15-3, dan CA 27.29
ER, PR, HER 2
PEMERIKSAAN LENGKAP KANKER
Kanker Tiroid
Pendahuluan
• Tumor / kanker tiroid merupakan neoplasma system
endokrin yang terbanyak dijumpai. Berdasarkan dari
“Pathological Based Registration”di Indonesia kanker
tiroid merupakan kanker dengan insidensi tertinggi
urutan ke sembilan
KLASIFIKASI HISTOPATOLOGI
Klasifikasi Karsinoma Tiroid menurut WHO

• Tumor epitel maligna • Tumor non-epitel maligna


– Karsinoma folikulare – Fibrosarkoma
– Karsinoma papilare – Lain-lain
– Campuran karsinoma folikulkare- • Tumor maligna lainnya
papilare – Sarkoma
– Karsinoma anaplastik – Limfoma maligna
(undifferentiated) – Haemangiothelioma maligna
– Karsinoma sel skuamosa – Teratoma maligna

– Karsinoma tiroid medulare


Tumor sekunder dan unclassified tumors

• Rosal J. membedakan tumor tiroid atas adenoma


folikulare, karsinoma papilare, karsinoma folikulare,
“hurthle cell tumors”, “clear cell tumors”, tumor sel
skuamos, tumor musinus, karsinoma medulare,
karsinoma berdiferensiasi buruk dan “undifferentiated
carcinoma”
• Untuk menyederhanakan penatalaksanaan Mc Kenzie
membedakan kankertiroid atas 4 tipe yaitu karsinoma
papilare, karsinoma folikulare, karsinoma medulare
dan karsinoma anaplastik.
Klasifikasi Klinik TNM Edisi 6 – 2002
T-Tumor Primer
Tx Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 Tidak didapat tumor primer
T1 Tumor dengan ukuran terbesar 2 cm atau kurang masih terbatas pada tiroid

T2 Tumor dengan ukuran terbesar lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih dari 4 cm masih
terbatas pada tiroid

T3 Tumor dengan ukuran terbesar lebih dari 4 cm masih terbatas pada tiroid atau
tumor ukuran berapa saja dengan ekstensi ekstra tiroid yang minimal (misalnya ke
otot sternotiroid atau jaringan lunak peritiroid)

T4a Tumor telah berkestensi keluar kapsul tiroid dan menginvasi ke tempat berikut :
jaringan lunak subkutan, laring, trachea, esophagus, n. laringeus recurren

T4b Tumor menginvasi fasia prevertebrata, pembuluh mediastinal atau arteri karotis
• T4a* (karsinoma anaplastik) Tumor (ukuran berapa saja) masih terbatas pada
tiroid
• T4b* (karsinoma anaplastik) Tumor (ukuran berapa saja) berekstensi keluar
kapsul tiroid

Catatan :
• Tumor multifokal dari semua tipe histologi harus diberi tanda (m) (ukuran
terbesar menentukan klasifikasi), contoh : T2(m)
• Semua karsinoma tiroid anaplastik/undifferentiated termasuk T4
• Karsinoma anaplastik Intratiroid – resektabel secara bedah
• Karsinoma anaplastik ekstra tiroid – irreektabel secara bedah
Lanjutan
 N : Kelenjar Getah Bening Regional
 Nx : Kelenjar getah bening tidak dapat dinilai
 N0 : Tidak didapat metastasis ke kelenjar getah bening
 N1 : Terdapat metastasis ke kelenjar getah bening
 N1a : Metastasis pada kelenjar getah bening cervicallevel VI (pretrakheal dan
paratrakheal, termasuk prelaringeal dan delphian)
 N1b : Metastasis pada kelenjar getah bening cervical unilateral, bilateral atau
kontralateral atau ke kelenjar getah bening mediastinal atas/superior

M : Metastasis jauh
 Mx : Metastasis jauh tidak dapat dinilai
 M0 : Tidak terdapat metastasis jauh
 M1 : Terdapat Metastasis jauh
Terdapat empat tipe histopatologi mayor:

• Papillary carcinoma (termasuk dengan fokus


folikular)
• Follicular carcinoma (termasuk yang disebut
dengan Hurthle cell carcinoma)
• Medullary carcinoma
• Anaplastic/undifferentiated carcinoma
Karsinoma Tiroid Papilare atau Folikulare Umur
< 5 Tahun

Stadium I Tiap T Tiap N M0


Stadium II Tiap T Tiap N M1
Papilare atau Folikulare umur ≥ 5 Tahun
danMedulare
Stadium I T1 N0 M0

Stadium II T2 N0 M0

Stadium III T2 N0 M0

T1,T2,T3 N1a M0

Stadium IVA T1,T2,T3 N1b M0

T4a N0,N1 M0

Stadium IVB T4b Tiap N M0

Stadium IVC Tiap T Tiap N M1


Anaplastik/Undifferentiated (Semua kasus
stadium IV)

Stadium IVA T4a Tiap N M0

Stadium IVB T4b Tiap N M0

Stadium IVC Tiap T Tiap N M1


PROSEDUR DIAGNOSTIK

– Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

• Pengaruh Usia dan Jenis Kelamin


• Risiko malignansi : apabila nodul tiroid terdapat pada usia dibawah 20 tahun, dan
diatas 50 tahun jenis kelamin laki-laki mempunyai risiko malignansi lebih tinggiPengaruh
radiasi didaerah leher dan kepala
• Radiasi pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan malignansi pada tiroid kurang
lebih 33 – 37%
• Kecepatan tumbuh tumor
1. Nodul jinak membersar tidak terlalu cepat
2. Nodul ganas membesar dengan cepat
3. Nodul anaplastik membesar sangat cepat
4. Kista dapat membesar dengan cepat
Anamnesis

Riwayat gangguan mekanik di daerah leher


eluhan gangguan menelan, perasaan sesak,
perubahan suara dan nyeri dapat terjadi akibat
desakan dan atau infiltrasi tumor
Riwayat penyakit serupa pada famili/keluarga
Bila ada, harus curiga kemungkinan adanya
malignansi tiroid tipe medulare
Secara klinis, nodul tiroid dicurigai ganas apabila :

• Usia dibawah 20 tahun atau diatas 50 tahun


• Riwayat radiasi daerah leher sewaktu kanak-kanak
• Disfagia, sesak nafas, perubahan suara
• Nodul soliter, pertumbuhan cepat, konsistensi keras
• Ada pembesaran kelenjar getah bening leher
• Ada tanda-tanda metastasis jauh
Pemeriksaan Fisik
1. Pada tumor primer dapat berupa suatu nodul soliter atau
multiple dengan konsistensi bervariasi dari kistik sampai dangan
keras bergantung kepada jenis patologi anatomi (PA)nya
2. Perlu diketahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening
regional
3. Disamping ini perlu dicari ada tidaknya benjolan pada kalvaria,
tulang belakang, klavikula, sternum dll, serta tempat metastasis
jauh lainnya yaitu di paru-paru, hati, ginjal dan otak
Pemeriksaan laboratorium

• Human Thyroglobulin, suatu penanda tumor (Tumor


Marker) untuk keganasan tiroid, yang berdiferensiasi
baik, terutama untuk follow up
• Pemeriksaan kadar FT4 dan TSHS untuk menilai fungsi
tiroid
• Kadar calcitonin hanya untuk pasien yang dicurigai
karsinoma medulera
Pemeriksaan Radiologis

1. Dilakukan pemeriksaan foto paru posteroanterior, untuk


menilai ada tidaknya metastasis. Foto polos leher antero-
posterior dan lateral dengan metode “soft tissue technique”
dengan posisi leher hiperekstensi, bila tumornya besar. Untuk
melihat ada tidaknya mikrokalsifikasi

2. Esofagogram dilakukan bila secara klinis terdapat tanda-


tanda adanya infiltrasike esofagus

3. Pembuatan foto tulang dilakukan bila ada tanda-tanda


metastasis ke tulang yang bersangkutan
USG
• Diperlukan untuk mendeteksi nodul yang kecil atau
nodul di posterior yang secara klinis belum dapat
dipalpasi. Disamping itu dapat dipakai untuk
membedakan nodul yang padat dan kistik serta
dapat dimanfaatkan untuk penuntun dalam tindakan
biopsi aspirasi jarum halus
Pemeriksaan sidik tiroid

• Bila nodul menangkap yodium lebih sedikit dari


jaringan tiroid yang normal disebut nodul dingin (cold
nodule), bila sama afinitasnya maka disebut nodul
hangat (warm nodule) danbila afinitasnya lebih maka
disebut nodul panas (hot nodule).

• Karsinoma tiroid sebagian besar adalah nodul dingin.


Sekitar 10 – 17% struma dengan nodul dingin
ternyata adalah suatu keganasan
Biopsi Aspirasi Jarum Halus (BAJAH)
• Keberhasilan dan ketepatan pemeriksaan bajah tergantung dari 2
hal yaitu : faktor kemampuan pengambilan sampel dan faktor
ketepatan interpretasi oleh seorang sitolog sehingga angka
akurasinya sangat bervariasi.

• Ketepatan pemeriksaan sitologi untuk kanker tiroid anaplastik,


medulare dan papilare hamper mendekati 100% tetapi untuk jenis
folikulare hampir tidak dapat dipakai karena gambaran sitologi
untuk adenomatous goiter, adenoma folikuler dan adeno karsinoma
folikuler adalah sama, tergantung dari gambaran invasike kapsul
dan vaskular yang hanya dapat dilihat dari gambaran histopatologi.
Histopatologi
1. Merupakan pemeriksaan diagnostik utama jaringan
diperiksa setelah dilakukan tindakan lobektomi atau
isthmolobektomi
2. Untuk kasus inoperable, jaringan yang diperiksa
diambil dari tindakan biopsi insisi
Referensi
TERIMA KASIH

Das könnte Ihnen auch gefallen