Sie sind auf Seite 1von 28

PENILAIAN PREVALENSI PENYAKIT

PERIODONTAL DAN KEBUTUHAN PERAWATAN :


PENELITIAN YANG DILAKUKAN DIRUMAH
SAKIT

Nama : Ditha Tri Armianty. H


Nim : J111 10 282
Sumber : Journal of Indian Periodontology:2015;2(1)
Penguji: DR.drg.Andi Mardiana Adam,MS
PENDAHULUAN
Rehabilitasi dari defek maksilofasial dapat tercapai
dengan penggunaan obturator prostetik
Setelah reseksi pembedahan maksilla, retensi dan
stabilitas dari obturator bedah terganggu dan
membutuhkan protesa sementara yang lebih
retentif dan ditingkatkan untuk mengembalikan
fungsi dan estetik.

Penggunaan magnet dapat membantu retensi


obturator maksila sementara pada kerusakan
oro-fasial
TUJUAN PENELITIAN
Untuk menentukan prevalensi penyakit periodontal

dan kebutuhan perawatan (TN/ Treatment Needs) pada

populasi dirumah saki.


METODE PENELITIAN

 JENIS PENELITIAN
Observasional Analitik, dengan desain penelitian cross
sectional
 LOKASI PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Dental OPF, Sir Sunderlal hospital,
Insitiute of medical scineces, Banaras Hindu University,
Varanasi India
KRITERIA SAMPEL

Kriteria Inklusi
-- Berusia 15 – 74 Tahun laki-laki & perempuan.
-- Tidak ada terapi periodontal dalam 6 bulan terakhir.
-- Pasien yang sehat secara sistemik.
-Kriteria Eksklusi
-- Penyakit oral akut
-- Terapi antibiotik selama 1 bulan penelitian.
--
PROSEDUR PENELITIAN
1. Data termaksuk usia, jenis kelamin, riwayat medis,
riwayat penyakit periodontal dan riwayat terapi
antimikroba diperoleh sebelum penelitian.
Indikasi penggunaan obturator:

 sebagai kerangka di mana jaringan dapat dibentuk oleh


ahli bedah;
 sebagai prostesa sementara selama periode koreksi bedah;
 untuk mengembalikan penampilan estetik pasien dengan
cepat untuk berhubungan sosial;
 Ketika penutupan primer bedah dikontra-diindikasikan;
 Ketika usia pasien kontraindikasi dilakukan pembedahan;
 Ketika ukuran dan perluasan dari kelainan kontraindikasi
untuk pembedahan;
 Ketika kondisi avaskular lokal jaringan kontraindikasi
pembedahan;
 Ketika pasien rentan terhadap munculnya lesi asli yang
menghasilkan kelainan;
Fungsi obturator:

 Untuk tujuan makan


 Dapat digunakan untuk menjaga luka atau cacat
daerah bersih, dan dapat meningkatkan
penyembuhan trauma atau defek pasca-bedah;
 Dapat membantu untuk membentuk kembali dan
merekonstruksi kontur palatum dan/atau pallatum
lunak.
 Membantu pengucapan.
 Di daerah yang mementingkan estetika, obturator
dapat digunakan untuk memperbaiki kontur bibir
dan pipi.
 Memperbaiki fungsi deglutisi dan pengunyahan
 Mengurangi aliran eksudat ke mulut
Jenis obturator:

1. Obturator bedah
dibuat dari model cetakan pre-operatif dan
dipasangkan pada saat reseksi maxilla di ruang
operasi
Manfaat obturator bedah:
 Obturator bedah mengurangi kontaminasi oral
pada luka selama periode setelah pembedahan dan
mengurangi insiden infeksi lokal.
 Obturator membuat pasien berbicara lebih efektif
dengan menghasilkan kontur palatal yang normal
dengan menutupi daerah kerusakan.
2. Obturator sementara
Obturator sementara dibuat dari model cetakan
setelah pembedahan yang memiliki palatum palsu dan
ridge palsu dan umumnya tidak mempunyai gigi

Alasan untuk membuat obturator baru:


 Pertama, periode tambahan dengan bahan lapisan
sementara meningkatkan dorongan dan berat
obturator dan bahan sementara ini dapat menjadi
kasar dan tidak bersih.
 Kedua, jika gigi terlibat dalam reseksi, penambahan
gigi tiruan anterior pada obturator dapat memberi
manfaat psikologis pada pasien.
 Ketiga, jika retensi dan stabilitas tidak adekuat.
3. Obturator definitif
6 bulan setelah operasi pertimbangan dapat
diberikan untuk membuat protesa obturator
definitif,
Obturator definitif tidak diindikasikan hingga
daerah pembedahan sembuh dan dimensi stabil dan
pasien siap secara fisik dan emosional untuk
perawatan restoratif yang diperlukan.
Retensi obturator:

Obturator bola berongga (hollow bulb obturator)


 Pertimbangan umum untuk memilih desain hollow
bulb obturator :
 Tidak diperlukan dengan kerusakan palatal sentralis
dengan ukuran kecil dimana memiliki ridge yang
sehat.
 Tidak diperlukan pada obturator sementara, imidiat,
dan pembedahan
 Harus disertai rongga untuk membantu resonansi
pengucapan, untuk mengurangi berat, dan
memberikan esetetik terhadap wajah dan bertindak
sebagai landasan dengan kombinasi protesa
ekstraoral.
Magnet
Magnet adalah cara efisien untuk memberikan
retensi memadai dan stabilitas pada sectional
prosthesis tersebut karena ukuran padat kecil dan
kekuatan daya tarik yang kuat
Jenis magnet yang biasa digunakan dalam
obturator adalah :
 Kobalt palatinum
 Neodium iron baron
 Kobalt samarium
LAPORAN KASUS
Seorang pasien berusia 52
tahun dirujuk ke Bagian
Prostodontik untuk pembuatan
obturator bedah setelah hemi-
maksilektomi akibat neuroblastoma
olfaktorius. Pasien juga mengalami
fistula naso-kutan
Pemeriksaan ekstraoral,
pasien menunjukkan wajah yang
asimetris pada sebelah kanan
dengan kehilangan dukungan bibir
dan halitosis parah
Gambar 1: Tampak frontal pra-operatif.
Pasien memiliki
fistula naso-kutan
dengan ukuran
diameter 2.5 cm pada
bagian lateral akar
hidung dan bagian
inferior batas orbital
inferior [Gambar 2a].
Tidak terdapat batas
superior karena
kerusakan palatal
berhubungan langsung
dengan kerusakan
wajah [Gambar 2b].
 Pasien datang dengan gigi molar tiga kanan
hingga gigi insisivus lateral kiri maksila yang
telah diekstraksi.
 Pasien juga menunjukkan atrisi dan abrasi gigi
yang parah secara keseluruhan disertai
hipersensitif dentin
 Pasien juga menunjukkan periodontitis generalis
dan resesi gingiva dengan kebersihan mulut yang
buruk
Rencana perawatan dibagi menjadi tiga tahap:

 Tahap I meliputi tahap pra-prostetik, di mana


obturator bedah tetap digunakan selama 1 minggu
(3 bulan);
 Tahap II meliputi pembuatan protesa intra oral dan
ekstra oral (6-10 bulan);
 Tahap III melibatkan bedah plastik rekonstruksitf
atau pemasangan protesa tetap bergantung pada
respon dan kesehatan medis umum pasien secara
keseluruhan
 pencetakan kedua rahang dilakukan dengan
hidrokoloid ireversibel
 sendok cetak fisiologis terbuat dari resin akrilik
oto-polimerisasi
 Cetakan akhir dilakukan pada palatum yang
masih ada dan pada bagian yang rusak
 Setelah dilakukan block-out pada cetakan utama,
cetakan kemudian di-mounting pada artikulator
semi-adjustable menggunakan face-bow transfer
dan pencatatan relasi sentrik
 Setelah evaluasi percobaan gigi, bagian palatal
obturator diproses menggunakan resin akrilik
heat-curing yang disatukan dengan solderan
klamer retentif kawat stainless steel
 Untuk membuat bagian bulb obturator, blocked-out wax
dibersihkan dan di-wax menggunakan base-plate wax
merah muda dengan ketebalan 6 mm pada cetakan
utama dan diproses menggunakan resin akrilik heat-
curing
 Bagian bulbal obturator yang akan diproses kemudian
disatukan dengan bagian palatal dan dilapisi
menggunakan resin akrilik oto-polimerisasi berwarna
merah muda
 Letak magnet dievaluasi dari kerusakan ekstra oral pada
protesa intra oral dan magnet Co5-Sm disc-shaped
attractive dengan ketebalan 3 mm dan diameter 2.5 cm
disertai magnetizable metal ferromagnetic keeper
dilekatkan menggunakan resin akrilik oto-polimerisasi
 Protesa yang telah selesai kemudian dievaluasi secara
intra oral kemudian disesuaikan dan dikilapkan
(a) Protesa ekstra oral yang telah selesai disertai
perlekatan magnet. (b) Obturator maksila sementara
yang telah selesai (permukaan intaglio) disertai
perlekatan magnet dengan solderan klamer retentif
stainless steel.
(a) Tampilan ekstra oral. Tanda panah
menunjukkan protesa yang telah
terpasang. (b) Tampilan intra oral,
protesa telah terpasang.
Protesa ekstra oral dan intra oral
yang telah terpasang (tampak depan)
PEMBAHASAN

Laporan ini menjelaskan


penatalaksanaan klinis dan laboratorium
pada pasien dengan kerusakan maksila
Aramany Klas IV menggunakan obturator
sementara dengan retensi magnet (closed-
field) dan protesa ekstra oral
Kerusakan Aramany Klas IV
menimbulkan masalah desain unilateral
linear di mana daya ungkit tidak bisa
digunakan pada derajat yang efektif dan
protesa dengan masalah retensi
Penggunaan magnet memiliki
keuntungan self-seating, retensi yang
tetap, protesa berukuran kecil dengan
gaya atraktif kuat, menghilangkan gaya
fungsional lateral, dan magnet diletakkan
di dalam protesa, dan mengurangi berat
protesa
Robinson melaporkan penggunaan
stabilizer magnet yang disatukan pada
bar silikon yang kemudian dipendam di
atas zygoma untuk membantu retensi
gigitiruan penuh bagi pasien hemi-
maksilektomi.
Nadeau menggunakan magnet untuk
meningkatkan retensi obturator
permanen dan protesa wajah
SIMPULAN
 Setelah reseksi pembedahan dari maksila, digunakan
obturator prostetik. Retensi dan stabilitas dari obturator
bedah dapat terganggu dan membutuhkan protesa yang
lebih retentif. Retensi magnetik dapat digunakan untuk
pasien maksilektomi yang dapat menghilangkan gaya
lateral.

 Defek maksilla merupakan masalah psikis karena bentuk


penampilan yang mengganggu esthetik sehingga diharapkan
seorang dokter secara hati-hati untuk mengaplikasikan
keahlian dan pengalaman pada semua tahap dan menjaga
pasien dibawah tinjauan yang teratur
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Das könnte Ihnen auch gefallen