Sie sind auf Seite 1von 71

STRATEGI DAN TAKTIK

MENULIS ARTIKEL
ILMIAH POPULAR DI
MEDIA MASSA
Tukijo
085727540161
paktukijo17@gmail.com
KENALAN
Nama : Tukijo
TTL : Cilacap, 4 Mei 1980
S1 : Pend.Bhs Sastra Jawa _UNNES
Pengalaman kerja: Guru di Al Azhar, Penyiar Pro 4 RRI, Guru SMP 17
SMG
Aktifitas lain : Ketua MGMP B Jawa Kota SMG
: Pengelola Kelas Literasi Guru Jateng
: Humas Sekolah
: Tim Pengembang Kurikulum Diksus Propinsi Jateng
: Tim Pengembang Kurikulum Dinas Pendidikan Kota
Semarang
Prestasi : Duta Rumah Belajar Kemendikbdud_2017
Karya Buku : Buku” Antologi Puisi “Ombak”(2014), Teknik Maos
Geguritan (2015), Gladhen Nyerat : eksposisi (2016), Menulis,
Lentera Mendidik(2017), Antologi Geguritan”Suket :Teki’(2018),
Buku Teks Pelajaran Kurtilas(2015)
Karya Artikl : Puluhan artikel dimuat harian Radar Semarang, Jawa
Pos, Jateng Pos, SM, Solopos, MOP, dll
Aktifitas lain : Trainer Microsoft, Pegiat Literasi Guru Jateng,
Pemakalah dan peserta di beberapa simpposium, seminar, workshop,
lokakarya nasional dan lokal.
E-mail : paktukijo17@gmail.com
TULISAN DI KORAN
1. Logis : segala keterangan yang dipaparkan.
2. Lugas : tulisan langsung menuju persoalan.
3. Harus memiliki dasar dan alasan yang masuk akal dan dapat
diuji kebenarannya.
4. Tuntas : masalah atau tema yang dipilih dipaparkan secara
mendalam dan tidak menggantung.
5. Objektif : keterangan yang disajikan sesuai dengan data dan
fakta yang ada.
6. Cermat : berusaha menghindari berbagai kekeliruan walau
sekecil apapun.
7. Jelas dan padat : keterangan mudah dipahami.
8. Tidak melibatkan emosi yang berlebihan.
9. Menggunakan bahasa baku dan memperhatikan tanda baca.
1) Ditulis berdasarkan pandangan penulisnya (views)
2) Mengandung gagasan aktual
3) Intelektual
4) Orisinalitas
5) Mengungkapkan suatu masalah dan memberikan solusinya
6) Singkat, padat dan tuntas
7) Bahasan sederhana, jelas, hidup, menarik, segar, dan komunikatif
8) Menyangkut kepentingan publik
9) Ditulis dengan atas nama (by line story)

Mengutip Tjahjono Widarmanto dalam Pengantar Jurnalistik Panduan Awal


Penulis dan Jurnalis.
 Tema dalam suatu artikel masing-masing orang bisa sama,
namun dengan sudut pandang serta pengungkapan yang
berbeda antara penulis yang satu dengan penulis lainnya,
artikel tersebut akan tetap berbeda dengan satu sama lain.
 Masing-masing penulis memiliki pemahaman, sudut pandang,
pengetahuan serta pengalaman yang berbeda-beda, maka
artikel yang dibuat pun berbeda.
 Artikel harus mengandung gagasan baru, karena setiap
pembaca menyukai sesuatu yang mengandung kebaruan
(novelty).
 Meskipun gagasan serupa telah ada, namun jika penulis dapat
menyajikannya dengan cara baru dan isi yang baru, artikel
tersebut tetap menarik untuk dibaca.
 Penulisan artikel bersifat intelektual. Baik penulis maupun
pembaca dalam memahami artikel memerlukan pemikiran
(cognitive).
 Penulis artikel harus memiliki kemampuan berpikir kritis,
logis, cermat, bervisi akademis, sistematis dan analitis. Dengan
didukung referensi yang relevan, aktual dan representatif.
 Tulisan yang bersifat intelektual tidak terlepas dari referensi-
referensi yang relevan dari pokok bahasan yang diungkapkan.
 Referensi tersebut bisa berupa buku, media massa, hasil
seminar dan lainnya.
 Artikel merupakan buah pikiran seseorang yang orisinal alias
asli. Di dunia ini tidak ada pemikiran yang sama persis antara
seseorang dengan orang lain. Karya asli bukan plagiat.
 Dalam dunia jurnalistik, plagiat merupakan dosa besar yang
sulit terampuni.
 Segi teknis, tulisan artikel yang kita kirimkan adalah tulisan asli
bukan fotokopi
 Masyarakat tertantang untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat.
Misalnya memberikan solusi mengatasi kemiskinan.
 Tulisan artikel tidak bertele-tele sehingga alur pemikirannya
mudah dipahami oleh pembaca.
 Tuntas artinya artikel disajikan dengan menyampaikan pokok
persoalan disertai dengan penyelesaiannya atau solusinya
secara utuh.
 Gunakan bahasa jurnalistik yang sederhana, jelas, hidup,
menarik, populer, komunikatif, dan jelas sehingga tidak
membingungkan pembaca.
 Hidup artinya bahasa yang digunakan bahasa aktif.
 Menarik artinya bahasa yang digunakan dapat membuat
pembaca tertantang untuk menelusuri kata demi kata, kalimat
demi kalimat, paragraf demi paragraf.
 Segar artinya bahasa yang digunakan bisa menggugah dan
memikat pembaca.
 Komunikatif artinya pembaca tidak asing dengan kata-kata
yang disampaikan.
 Artikel mengandung pokok bahasan yang menyangkut
kepentingan publik. Misalnya tentang pendidikan, ekonomi,
politik, sosial, budaya, hukum dan lain sebagainya.
 Jangan
 Nama seorang penulis harus dicantumkan, karena artikel
merupakan karya individual, seperti halnya karya puisi,
cerpen, cerbung dan karya-karya individual lainnya.
 Artikel opini biasanya nama penulisnya dicantumkan di bawah
judul.
 Artikel di luar kategori opini seperti artikel praktis, nama
penulisnya biasanya dicantumkan dengan cara disimpan pada
bagian akhir dari tulisan artikel tersebut.
 Judul (head). Judul identitas terpenting dari artikel. Judul
adalah kepala.
 Nama penulis (by name)
 Pendahulu (intro). Kalimat pembuka pada awal penulisan
artikel.
 Isi (Contens). Isi pesan yang kita sampaikan kepada pembaca.
 Penutup (Closing)
Judul/Head

Nama Penulis

Pendahulu (intro)

Isi (content)

Penutup (closed)
 Teknik penulisan artikel pada dasarnya sama dengan penulisan berita
yang mengandung konsep 5 W + 1 H. Namun karena artikel bersifat
pandang (views), unsur-unsur yang terkandung merupakan pandangan dari
penulisnya sendiri.
 Harus ada 6 unsur 5 W + 1 H
1. What/Apa yang terjadi.
2. Who/Siapa yang terlibat dalam kejadian itu.
3. Where/Dimana kejadiannya.
4. When/Kapan terjadinya.
5. Why/Kenapa hal itu terjadi.
6. How/Bagaimana proses kejadiannya.
 Membuat judul artikel sama dengan membuat judul berita.
 Menarik kalau provokatif, singkat, padat, relevan, fungsional
dan representatif.
 Menggambarkan isi, singkat, padat, menarik, serta
menggunakan kalimat aktif.
 Judul artikel untuk media massa umumnya berkisar 3-6 kata.
Judul artikel kolom lebih pendek hanya 1-4 kata.
 Merupakan paragraf pertama, sebaiknya ditulis dengan
kalimat yang semenarik mungkin. Sehingga dapat
membangkitkan minat baca pembaca.
 Paragraf pertama merupakan pintu gerbang bagi pembaca
untuk memasuki kalimat berikutnya hingga akhir.
 Intro menarik jika mulai dari alinea pertama, pembaca sudah
digiring untuk mengetahui isi artikel yang ditulis.
 Ditulis dengan kalimat ringkas, jelas, resmi, sederhana dan
menarik. Kedudukan intro sangat strategis tidak lebih dari 3
paragraf.
 Intro menarik jika sesuai topik yang diajukan dan sesuai
dengan psikologis yang dihadapi khalayak pembaca.
 Atraktif (Membangkitkan perhatian dan minat khalayak)
 Introduktif (Mengantarkan pembaca pada pokok persoalan
yang kita sampaikan. Isi pokok bahasan telah dibatasi ruang
lingkupnya secara spesifik)
 Korelatif (Kalimat atau paragraf pertama dapat membuka jalan
bagi kalimat berikutnya)
 Kredibilitas (Bobot kualitas penulis atau kredibilitas penulis
tampak pada penulisan intro yang dibuatnya. Bisa
menunjukkan tingkat pengetahuan, kemampuan, pengalaman
serta keahlian penulisnya)
 Langsung menyebut pokok persoalan.

 Mendeskripsikan latar belakang.

 Menghubungkan dengan peristiwa mutakhir atau kejadian yang


sedang terjadi dan menjadi pusat perhatian masyarakat luas.
 Menghubungan dengan suatu peristiwa yang sedang diperingati.

 Menghubungkan dengan tempat penulis ketika melakukan


aktivitasnya.
 Menghubungkan dengan suasana emosi (mood) yang pernah
melingkupi khalayak.
 Menghubungkan dengan peristiwa bersejarah yang pernah
terjadi di masa lalu.
 Menghubungkan dengan kepentingan vital strategis khalayak.
 Memberikan pujian kepada khalayak atas prestasi yang pernah
dicapainya.
 Memulai dengan persyaratan yang dapat mengejutkan.
 Dengan mengajukan pertanyaan yang provokatif atau rentetan
pertanyaan.
 Menyatakan kutipan.
 Menceritakan pengalaman pribadi.
 Mengisahkan kisah faktual, rekaan dan hipotesis.
 Menyatakan teori atau prinsip-prinsip yang diakui kebenarannya.
 Dengan anekdot atau humor. Intro dengan anekdot terbilang sulit
dibuat, hanya orang yang memiliki kecerdasan luar biasa yang
bisa membuat intro semacam ini.
 Menjelaskan ke sidang pembaca tentang latar belakang serta
problematika tulisan yang akan disampaikan ke pembaca.
 Umumnya ditulis 5-8 halaman kuarto berspasi ganda. Di Jateng
Pos sekitar 3000 karakter -5000. Di media lain, rata-rata 5000
karakter. Jurnal ilmiah biasanya lebih panjang 10-20 halaman
kuarto berspasi ganda.
 Kesatuan (unity) yang mencakup 3 unsur yaitu sifat, isi dan
tujuan. Maksudnya tidak terpotong-potong atau terpecah
pecah baik sifatnya, isinya maupun tujuannya.
 Pertautan (cohenrence). Pesan yang diuraikan mengalir lancar
dan saling bertautan dari kalimat yang satu ke kalimat yang
lain, dari paragraf satu ke paragraf lainnya. Makanya
dibutuhkan kata seperti : oleh karena itu, dengan demikian,
sebagai contoh, akibatnya, langkah berikutnya, akan tetapi,
lantas, singkat kata, dll.
 Titik Berat (emphasis). Yakni memberikan tekanan pada bagian
tertentu yang dianggap penting bagi penulis agar
mendapatkan perhatian dari pembaca. Sehingga pembaca
dapat menemukan kesimpulan pendapat utama dari
keseluruhan isi uraian artikel.
Enam Ketentuan Urutan pesan :
1. Deduktif.
Maksudnya artikel dimulai dengan kesimpulan umum baru
kemudian disusul penjelasan, rincian, latar belakang,
argumentasi dan bukti-bukti.

Tulisan argumentatif biasanya kesimpulan dimasukkan ke


dalam intro atau paragraf pertama dan penjelasan atau
uraian pada paragraf berikutnya.
2. Induktif.

Merupakan kebalikan dari deduktif. Artikel dimulai dari


rincian, hal-hal yang khusus, latar belakang, alasan-alasan,
penjelasan, argumentasi, bukti-bukti serta contoh-contoh,
kemudian ditarik kesimpulan.

Kesimpulan diperoleh melalui serangkaian tahapan, seperti


latar belakang, rincian penjelasan, alasan argumentatif, serta
bukti pendukung lainnya.
3. Kronologis.
Pesan dalam artikel disampaikan dengan berdasarkan urutan
yang runtut. Misalnya urutan waktu dari detik, menit, jam, hari,
minggu, bulan, tahun dan seterusnya. Bisa juga urutan
peringkat kesatu, kedua, ketiga, keempat dan lainnya.
4. Logis.
Pesan disampaikan sesuai akal dan logika. Misalnya dari
sebab baru akibat. Dari balita, remaja, dewasa hingga tua.
5. Spasial
Pesan disampaikan dengan urutan ruang dan waktu. Misalnya,
ruang depan, ruang tengah, baru ruang belakang. Matahari
terbit di waktu pagi dan terbenam di sore hari.

6. Topikal
Disusun berdasarkan urutan topik atau pokok bahasan yang
sesuai. Misal topik kebakaran hutan, disajikan mulai dari
penyebab kebakaran, keberadaan hutan, akibat kebakaran
hutan, dan penanggulangannya. Diuraikan topik demi topik.
1. Artikel Eksposisi/Menjelaskan dan memberikan pengertian
(biasa disebut artikel saja)
2. Artikel Informatif/Tuntunan
3. Artikel Pariwisata
4. Artikel Inspirational/Penuh inspirasi
5. Pengalaman Pribadi
6. Profil dan Interview atau Wawancara
7. Feature atau Ficer
JANGAN MERASA TAK BISA MENULIS-1
 Tulisan diketik dengan font 12, spasi 1,5, jenis font bisa time new
roman atau arial dengan 3000an karakter tanpa spasi.
 Minta koreksi dan penilaian dari kawan atau seseorang yang
memahami standar penulisan.
 Kirimkan artikel ke media massa.
 Jika artikel tak dimuat, minta alasan/komentar dari Editor Opini.
 Simpan artikel yang SUDAH dimuat atau yang BELUM dimuat di
media massa, sebagai khazanah pemikiran pribadi.
JANGAN MERASA TAK BISA MENULIS-2
 Jangan putus asa jika kiriman tulisan tak dimuat, terus kirimkan
tulisan hingga 25 kali sekalipun belum dimuat.
 Pelajari kebutuhan dan tema yang diinginkan media massa.
 Rajin membaca artikel/opini di media cetak (koran, majalah,
buletin, tabloid)
 Peka terhadap keadaan sekitar atau berita yang aktual
 Rajin membaca referensi/buku
 Konsisten dalam menulis
 Memahami karakteristik media yang dituju.
1. Blog, Tingkatkan Literasi Berkelanjutan
Oleh. Tukijo
2. iSpring Mudahkan Menulis Soal Interaktif
Oleh. Tukijo
3. Model Jigsaw, Tingkatkan Belajar Geguritan
Oleh. Tukijo
BAHAN YANG BISA DITULIS ARTIKEL -
1
1. Hasil Penelitian
Contoh:
 Sulap Biji Rambutan Jadi Kecap

2. Skripsi dan Thesis


Contoh:
 Pengaruh Menjamurnya Kamera HP dengan Maraknya Kasus Asusila

3. Pengalaman Mengajar
Contoh:
 Mengasah Keterampilan Berbicara Siswa SMP
BAHAN YANG BISA DITULIS ARTIKEL -
2
4. Ulasan/Tinjauan Ilmiah
Contoh:

 Memaksimalkan Try Out UN Bahasa Inggris (

 UKBI Jembatan Menuju Guru

 Optimalisasi Guru BK di Sekolah Mendongkrak Nilai UN Bahasa


Indonesia SMP
PERLU DILAMPIRKAN SAAT MENGIRIM
ARTIKEL KE REDAKSI
 Tulis nama lengkap dan gelarnya
 Tulis nama instansi/lembaga tempat
bekerja dan alamat rumah
 Tulis nomor telepon yang bisa dihubungi
 Lampirkan foto close up yang senyum,
jangan foto KTP
 Lampirkan kartu identitas diri (KTP/SIM)
 Tulis nomor rekening bank (untuk media
cetak yang menyediakan honor)
MEDIA YANG PUNYA RUBRIK KHUSUS GURU

 jatengpos@yahoo.com
 Nama rubrik : Opini Guru
 Kumandhanging Jawa

 JAWA POS RADAR SEMARANG


Nama Rubrik : UNTUKMU GURUKU (Minggu)
Alamat Email : editor@radarsemarang.com

 WAWASAN
Nama Rubrik : GURU MENULIS (Tiap Hari)
Alamat Email : wawasangurumenulis@gmail.com
MEDIA YANG PUNYA RUBRIK KHUSUS GURU

 TRIBUN JATENG
Nama Rubrik : Forum Guru (Tiap Selasa)
Alamat Email :
opini.tribun.jateng@gmail.com
MEDIA DENGAN RUBRIK UMUM

 JAWA POS
Nama Rubrik : OPINI
Alamat Email : opini_jp@jawapos.co.id

 SUARA MERDEKA
Nama Rubrik : WACANA NASIONAL
Alamat Email :
wacana.nasional@gmail.com
Alinea Pertama : Dengan lead deduktif (Pola penuangannya
Menghubungkan dengan peristiwa mutakhir atau kejadian yang sedang
terjadi dan menjadi pusat perhatian masyarakat luas).

PERKEMBANGAN politik yang didramatisir melalui hiruk-pikuk sosial


media tidak bisa dinafikan mempengaruhi pola berpikir dan cara
pandang siswa terhadap rasa nasionalisme dan nilai-nilai persatuan
bangsa. Ekses kegaduhan dan perseteruan elite dalam kehidupan
berbangsa melalui kontestasi pemilihan kepala daerah akan terus
berlangsung di tahun 2018 mendatang hingga puncaknya Pileg dan
Pilpres 2019.

Debat kandidat, kampanye program, dan sosialisasi visi-misi dalam


pesta demokrasi tersebut terbukti telah menimbulkan friksi tajam dan
saling tuding antarpihak sebagai anti Pancasila, anti kebhinekaan, anti
NKRI, kelompok radikal, aliran garis keras, pengikut fanatik buta,
intoleran, dan sederet panjang predikat horor lainnya.
 Memaparkan masalah
 Memberikan solusi alternatif
 Kesimpulan bahwa mendongeng itu penting dan memiliki efek
positif.
 Memaparkan masalah. (Alinea 1-3)
 Menegaskan akar permasalahan dan data-data bahwa
pendidikan bisa menyembuhkan kemiskinan. (Alinea 4-8)
 Kesimpulan yang dikuatkan pendapat pakar bahwa pendidikan
menyembuhkan kemiskinan dengan daya dukung kebijakan
negara. (Alinea 9-10)
CONTOH ARTIKEL
OPINI GURU
Untukmu GURU ku
CONTOH FOTO DIRI
HINDARI YANG INI!
Terima Kasih

Das könnte Ihnen auch gefallen