Sie sind auf Seite 1von 19

BIMBINGAN OSCE

PEMERIKSAAN FISIK
HIPPOCRATES PALEMBANG
PENDAHULUAN
• Satu komponen lain dalam aspek penilaian adalah pemeriksaan fisik.
• Perlu diperhatikan, instruksi yang sering tercantum dalam soal adalah
“lakukan pemeriksaan fisik yang relevan”.
• Pertanyaannya, apa yang dimaksud relevan? Relevan artinya sesuai
dengan apa diagnosis banding yang Anda fikirkan selama melakukan
anamnesis.
• Jika masih ada beberapa diagnosis banding dan (seterusnya) dapat
disingkirkan dengan pemeriksaan fisik, lakukan.
• Tapi jika Anda merasa pemeriksaan fisik yang Anda perlukan tidak
menambah nilai diagnosis (artinya, dengan melakukan pemeriksaan
tersebut hasil yang Anda peroleh tidak bermakna dalam menyingkirkan
diagnosis), artinya pemeriksaan fisik tersebut “kurang relevan”
HAL YANG TIDAK BOLEH
DILUPAKAN
• CUCI TANGAN
• KEADAAN dan TANDA VITAL
…walaupun dalam setting ruang ujian ruang ujian poliklinik biasa. Karena
normalnya ruangan ujian bentuknya seperti poliklinik, pasti ada alat pengukur
tanda vital (tensimeter, thermometer, jam dinding).
Sempatkan waktu untuk melakukan pemeriksaan tanda vital. Setidaknya
kalungkan manset tensimeter ke lengan pasien simulasi, dan ambil
thermometer. Pada umumnya dengan melakukan ini penguji langsung
memberikan hasil tanda vital tanpa Anda harus memeriksa tanda vital
dengan sebenarnya.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum:
• tampak sakit ringan/ sedang/ berat, kesan gizi …, BB/ TB/ IMT…
Tanda vital :
• TD, suhu, nadi, pernafasan
Kepala dan leher:
• Kepala
• Wajah
• Kelenjar getah bening
• Kelenjar tiroid: inspeksi, palpasi, auskultasi
• Tekanan vena jugularis (JVP)
PEMERIKSAAN FISIK
Mata
• Inspeksi supersilia (alis mata), silia (bulu mata), palpebral superior dan
inferior, konjungtive tarsal dan bulbi, kornea, iris, lensa mata
• Pupil, baik ukuran maupun respons terhadap cahaya langsung dan tidak
langsung
• Funduskopi (oftalmoskopi direk)
• Tajam pengelihatan / visus
• Tekanan bola mata / tonometri
• Lapangan pandang / kampimetri
PEMERIKSAAN FISIK
THT
• Telinga: inspeksi, palpasi mastoid dan tragus, otoskopi, penala (rinne, weber,
schwabach)
• Hidung: inspeksi, palpasi sinus hidung dan sinus paranasal, rinoskopi anterior
• Tenggorokan : inspeksi cavum oris (lidah, mukosa), tenggorokan (+ spatel
tongue), gag reflex
PEMERIKSAAN FISIK
Paru (depan dan belakang)
• Inspeksi: saat pasien diam, saat pasien menarik napas
• Palpasi : fremitus taktil dan vocal
• Perkusi
• Auskultasi 6 lokasi paru (depan dan belakang)
Jantung
• Inspeksi: iktus kordis
• Palpasi: iktus kordis
• Perkusi: batas jantung
• Auskultasi 4 katup jantung
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
• Inspeksi
• Palpasi
• Perkusi
• Auskultasi
• Recal touché/ colok dubur
Genitourinaria
• Inspeksi: vesikal urinaria
• Palpasi: vesikal urinaria, dan ballottement ginjal
• Perkusi: vesikal urinaria dan nyeri ketok CVA (costo-vertebral angle)
• Genitalia laki-laki: inpeksi dan palpasi skrotum dan penis
• Genitalia perempuan: inspekulo, vaginal touche
PEMERIKSAAN FISIK
Neurologi
• Kesadaran
• Kognisi: MMSE (mini-mental state examination)
• Saraf cranial: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII
• Motorik ekstremitas atas dan bawah
• Sensorik, minimal denga dua modalitas ( raba, nyeri, suhu)
• Reflex fisiologis
• Reflex patologis
• Keseimbangan
PEMERIKSAAN FISIK
Mukuloskeletal dan ekstremitas :
• Akral dan CRT (capillary refill time)
• Look
• Feel
• Move
• Edama ekstremitas
PEMERIKSAAN FISIK
Kulit
• Efloresensi
Metabolic dan endokrin
• Leher (kelenjar tiroid)
• Sensori ekstremitas bawah (kaki diabetic)
Psikiatri
• Status mental
PERHATIAN !!
• Sebelum melakukan palpasi, tanyakan apakah ada yang
nyeri/sakit.Palpasi bagian yang menurut pasien sakit terakhir kali.
• Jangan mengulangi memeriksa bagian yan pasien nyatakan
nyeri/sakit .
• Untuk kasus pediatrik: jangan lupa tanyakan / ukur (jika memang
soalnya suruh mengukur antropometri) kesan gizi, tinggi badan, berat
badan, lalu tentukan status nutrisi (WHO / CDC), lingkar kepala (jika
masih applicable, terutama usia <24 bulan).
PERHATIAN!!
• Kasus pediatrik tidak menggunakan pasien simulasi untuk
pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik menggunakan manekin.
• Jika ada pasien simulasi, mungkin untuk anamnesis- namun biasanya
anamnesis dilakukan pada orang tua / wali pasien.
PERHATIAN!!
• Setelah akhir melakukan pemeriksaan fisik, Anda wajib menutup
pemeriksaan fisik dengan kata-kata.
• “Pak, pemeriksaan sudah selesai. Silakan pakai pakaian lagi, lalu silakan
duduk kembali untuk kita bahas lebih lanjut ya Pak”.
• Setelah melakukan pemeriksaan fisik, pada umumnya ada station yang
menyediakan hasil pemeriksaan penunjang (baik laboratorium dan
radiologi). Untuk hal ini (akan ada di intruksi setiap pos), Anda harus
meminta hasilnya pada penguji. Pada umumnya penguji akan memberikan
hasil sesuai yang Anda minta.
PERHATIAN!!
Setiap melakukan PF, apa kandidat harus bilang step (langkah-langkahnya)
kepada penguji?
• TIDAK PERLU dalam OSCE, segala sesuatu yang perlu disampaikan kepada
penguji akan ditulis dengan jelas dalam instruksi soal. Contoh, tulislah resep
dan sampaikanlah kepada penguji; atau contoh lain tegakkan diagnosis
dan diagnosis banding, lalu sampaikan kepada penguji. Kalau ada perintah
kayak gini, silakan palingkan muka Anda kepada penguji, dan bilang “jadi
dok, diagnosis pasien iniadalah … dengan dx banding …”; atau silakan
berdiri, kasih resep yang Anda tulis kepada penguji dengan kata-kata
manis “ini dok, resepnya …”.
• Kalau tidak ada perintah tertulis, lakukan tanpa perlu mengucapkan step-
stepnya kepada penguji.
PERHATIAN !!
Akan tetapi kalau tidak di sampaikan kepada penguji, nanti penguji tidak
tahu saya melakukan atau tidak, dan penguji tidak tahu apakah dikerjakan
dengan benar?
• Nah, ini dia menariknya. Jangan ngomong ke penguji, tapi ngomong ke
pasiennya! Misal, “Pak saya periksa matanya ya pak … bagus pak, gak
pucat ya”. Atau, misalnya, Anda mau palpasi abdomen, “maaf pak, saya
periksa perutnya ya pak.. sambil saya tekan-tekan. Nanti kalau ada yang
sakit bilang ya pak”, sambil lakukan secara lege artis (Lat, according to the
law of the art). Niscaya, penguji “mendengar” dan tahu Anda gak lupa
periksa mata/abdomen, dan pasien juga tahu akan diperiksa apanya. Win-
win solution.
PERHATIAN !!
Saya ingin periksa refleks pasien, tapi gak dapet-dapet. Apa yang
harus saya sampaikan kepada penguji?
• Menurut kami, Anda tidak harus sampaikan ini kepada penguji.
bertindaklah seolah-olah Anda sudah mendapatkan refleks yang
normal positif. Yang terpenting adalah Anda melakukannya dengan
lege aartis. Toh, jika Anda memerlukan hasil pemeriksaan fisik refleks
yang abnormal, maka penguji akan memberikannya kepada Anda.
PERHATIAN!!
“Pasien saya tidak mau diperiksa karena teriak-teriak kesakitan. Saya
harus bagaimana?”
• Ini kemungkinan besar bagian dari script yang dimiliki oleh pasien.
Anda dapat mengatakan “Pak, saya sangat memahami saat ini
bapak dalam keadaan nyeri yang sangat hebat. Namun demikian
untuk memberikan obat, saya perlu melakukaan pemeriksaan
terlebih dahulu. Saya akan melakukan senyaman mungkin dan nanti
segera setelah selesai, kita dapat lanjut untuk pemberian obat-
obatan/penatalaksanaan lain. Terima kasih ya pak…”
TERIMA KASIH

Das könnte Ihnen auch gefallen