Sie sind auf Seite 1von 29

UNDESCENDED TESTIS

MICHELLE VALERIA FREDY


406171025
Pembimbing:
dr. Rochmad Widiatma, Sp.Rad
IDENTITAS PASIEN
• Nama : AN. DW
• Tanggal Lahir : 25 August 2006
• Usia : 11 tahun 6 bulan 22 hari
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Status :-
• Pekerjaan :-
• Agama : Islam
• Pendidikan :-
• Alamat : Soneyan 6/2 Margoyooso, Margoyoso, Pati, Jawa Tengah
• SukuBangsa : Jawa (WNI)
• Masuk RS : 12 March 2018 Jam 15:19:18 WIB
• No. RM : 191344
• Bangsal : Bougenville
ANAMNESA
• Keluhan Utama : benjolan pada darah inguinal

• Riwayat Penyakit Sekarang :


• Kronologi :

Pasien datang dengan keluhan benjolan pada lipat paha yang sudah dirasakan sejak kurang lebih 3 tahun. Benjolan
tersebut dapat jeluar dan masuk Benjolan tidak bertambah besar dan tidak nyeri. Pasien tidak mengelukan adanya nyeri perut,
mual, munah, demam. Gangguan BAB(-), BAB darah/BAB hitam(-), BAK(+) lancar tanpa mengejan.
• Riwayat Penyakit Dahulu : • Riwayat Penyakit Keluarga :
1. Tidak ada keluarga yang menderita
1. Riwayat keluhan serupa (-)
penyakit serupa
2. Riwayat hipertensi (-)
2. Riwayat HT (-)
3. Riwayat DM (-)
3. DM (-)
4. Riwayat penyakit jantung dan paru (-)
5. Riwayat operasi (-)
• Riwayat Kebiasaan :
6. Riwayat trauma (-)
1. Riwayat jamu (-)
7. Riwayat alergi obat (-)

• Riwayat Psikososial :
1. Biaya perawatan ditanggung BPJS
PBI
STATUS GENERALISATA
A. Pemeriksaan Umum

• Keadaan umum : tampak sakit ringan

GCS  E4M6V5 = 15

Compos Mentis

• Tanda Vital : Tekanan darah : 110/100 mmHg

Frekuensi nadi : 80 x/menit, isi cukup, teratur

Frekuensi nafas : 20 x/menit, reguler, abdominothorakal

Suhu : 36.7˚C
B. Pemeriksaan Sistem
• Kepala : Normocephale, tidak teraba benjolan, rambut putih terdistribusi tidak merata

• Mata : CA +/+, SI -/-, pupil bulat isokor, diameter 3 mm, refleks pupil +/+

• Hidung : Bentuk normal, sekret -/-, deviasi septum (-)

• Telinga : Bentuk normal, nyeri tekan tragus (-), nyeri tarik aurikula (-), lapang, sekret (-/-)

• Mulut : Lidah bersih, uvula ditengah, mukosa faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1

• Leher : Trakea ditengah, tidak teraba pembesaran KGB servikal

• Cor : Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak


Palpasi : Ictus cordis tidak teraba, thrill (-)

Perkusi : Redup, batas jantung normal

Auskultasi : Bunyi jantung I & II cepat, murmur (-), gallop (-)


• Pulmo : Inspeksi : Retraksi dinding dada (-), simetris kanan dan kiri

Palpasi : Krepitasi (-), stem fremitus sama kuat

Perkusi : Sonor seluruh lapang paru

Auskultasi : SDV (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-)

• Abdomen : Inspeksi : Distensi (-), darm contour (-), darm seifung (-)

Auskultasi : Bising usus (+) N

Perkusi : Timpani seluruh lapang perut (+), pekak hepar (+)

Palpasi : teraba masa bulat, sebesar telur puyuh, kenyal, mobile, nyeri (-), defans
muscular (-), murphy sign (-), nyeri tekan epigastrium (-) dan

hipokondrium kanan, lien dan hepar tidak teraba membesar

• Anus genital : tidak teraba testis pada kantong scrotum kiri

• Ekstremitas : Akral dingin , oedema


PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Laboratorium 13 March 2018

Darah Rutin Hasil Nilai Rujukan Satuan


Leukosit 5,6 4.5-14.6 10^3/ul
Eritrosit 5,27 4.7-6.1 10^6/ul
Hb 15.0 11-15 g/dl
Hct 42,1 40-52 %
MCV 82.3 82-92 Fl.
MCH 28.5 27-31 Pg
MCHC 33.8 32-36 %
RDW-CV 12.8 11,5-14,5 %.
RDW-SD 36.1 35-47 Fl
PDW 11,8 9-13 Fl.
MPV 7 6,8-10 Fl.
Trombosit 284 150-400 10^3/ul
Hitung jenis Hasil Nilai Rujukan Satuan
Neutrofil 54.70 50-70 %
Limfosit 37.20 25-40 %
Monosit 6.30 2-8 %
Eosinofil 2.0 2-4 %
basofil 0.20 0-1 %

Kimia klinik Hasil Nilai Rujukan Satuan

GDS / PP 143 mg/dL 70 - 160

Ureum 20.2 mg/dL 10 - 50

Kreatinin 11.1 mg/dL 0 – 10

Natrium Darah 143.2 mmol/ L 135 - 155

Kalium Darah 4.428 mmol/ L 3.6 – 5.5

Chlorida Darah 108.8 mmol/ L 95 - 108


Kimia Klinik Hasil Nilai Rujukan Satuan
SGOT 20.2 < 35 U/L
SGPT / ALAT 11.1 < 45 U/L

Imunologi Hasil Nilai Rujukan


HbsAg Non reaktif Non reaktif
Anti HIV Non reaktif Non reaktif
RESUME
• Pasien datang dengan keluhan benjolan pada lipat paha kiri yang
sudah dirasakan sejak kurang lebih 3 tahun, hilang timbul, nyeri (-),
membesar (-). Hasil pemeriksaan fisik di dapatkan benjolan pada
daerah inguinal kiri, seukuran telur puyuh, mobile, tidak nyeri.
Pemeriksaan lab normal, pemeriksaan penunjuang di dapatkan kesan
undescended testis kiri.
USG Testis 14 March 2018
• Scrotum kanan : tampak gambaran testis kanan, ukuran & bentuk
normal, eksogenositas normal, tak tampak cairan
peritestikuler, nodul (-)
• Scrotum kiri : tak tampak gambaran testis kiri
• Inguinal kiri : tampak gambaran testis
KESAN : undesensus testis kiri
DIAGNOSA KERJA
• undesensus testis kiri
PENATALAKSANAAN

• Operatif :
• Orchidectomy
Kriptokismus

Cryptorchidism (from Greek kryptos ["hidden"] and orchis ["testis"])


Epidemiology
• Genitalia kongenital tersering pada anak laki-laki.
• 1/3 kasus anak-anak dengan UDT adalah bilateral sedangkan 2/3
adalah unilateral
• Pada bayi prematur sekitar 30,3% dan sekitar 3,4% pada bayi cukup
bulan.
• Bayi dengan berat lahir < 900 gram seluruhnya mengalami UDT,
• < 1800 gram sekitar 68,5 % UDT.
• Dengan bertambahnya umur menjadi 1 tahun, insidennya menurun
menjadi 0,8 %, angka ini hampir sama dengan populasi dewasa.
Klasifikasi
1. UDT sesungguhnya ( true undescended) :
testis mengalami penurunan parsial melalui
jalur yang normal, tetapi terhenti. Dibedakan
menjadi teraba (palpable) dan tidak teraba
( impalpable)
2. Testis ektopik:
testis mengalami penurunan di luar jalur
penurunan yang normal.
3. Testis retractile:
testis dapat diraba/dibawa ke dasar skrotum
tetapi akibat refleks kremaster yang
berlebihan dapat kembali segera ke kanalis
inguinalis, bukan termasuk UDT yang
sebenarnya.
Pathophysiology
• gubernacular
abnormalities
• reduced intra-abdominal
pressures
• endocrine abnormalities
Diagnosis
• ANAMNESIS 5,10
• Tentukan apakah testis pernah teraba di skrotum
• Riwayat operasi daerah inguinal
• Riwayat prenatal: terapi hormonal pada ibu untuk reproduksi, kehamilan
kembar, prematuritas
• Riwayat keluarga: UDT, hipospadia, infertilitas, intersex,
• pubertas prekoks
Pemeriksaan fisik
• Posisi : frog-leg atau crosslegged. Pada pasien yang terlalu gemuk,
dapat dilakukan dalam posisi sitting cross-legged atau baseball
catcher’s.
• Tangan pemeriksa harus dalam keadaan hangat
• Pemeriksaan fisik dimulai dari antero-superior iliac spine, meraba
daerah inguinal dari lateral ke medial dengan tangan yang tidak
dominan.
• . Jika teraba testis, testis dipegang dengan tangan dominan dan ditarik
ke arah skrorum.
Pemeriksaan penunjang
• USG • MRI
• USG hanya efektif untuk mendeteksi testis • Dapat mendeteksi degenerasi maligna pada
di kanalis inguinalis ke superfisial, dan tidak kriptorkismus. Kelemahannya loop usus dan
dapat mendeteksi testis di intraabdominal. limfonodi dapat menyerupai kriptorkismus.
Di luar negeri keberhasilannya cukup tinggi
(60-65%), sementara FKUI hanya 5,9%. Hal • Angiografi
ini dipengaruhi oleh pengalaman operator. • Akurat tetapi invasif sehingga tidak disukai.
Venografi Gadolium dengan MRI lebih
• CT-Scan akurat dibanding MRI tunggal.
• Merupakan modalitas kedua setelah USG.
CT Scan dapat mendeteksi testis
intraabdominal. Akurasi CT Scan sama
baiknya dengan USG pada testis letak
inguinal, sedangkan testis letak
intraabdominal CT Scan lebih unggul ( CT
Scan 96% vs USG 91%). False positif /
negatif biasanya akibat pembesaran
limfonodi, dapat dibedakan dengan testis
karena adanya lemak di sekeliling limfonodi.
USG
MRI
CT scan
Differential diagnosis
• Retractile testis
• Anorchia
• Intra-abdominal testis
• Vanishing testis syndrome or nubbin testicle resulting from perinatal
torsion
Tatalaksana
• Terapi hormonal :
• human chorionic gonadotropin (hCG) and luteinizing hormone (LH)-releasing
hormone (LHRH)
• Orchiopexy
• Orchidectomy
Komplikasi
• Keganasan testis
• Torsio testis
• Infertilitas
• Hernia
Terima Kasih

Das könnte Ihnen auch gefallen