Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Open bite
Garis fraktur berada di sepanjang
sutura nasofrontal, diteruskan ke
tulang lacrimal, tepi infraorbital
di region sutura
zygomaticomaxillary,
selanjutnya sepanjang dinding
antral bagian lateral pada
pertemuan pterygoid palatine.
Craniofacial disjunction
Anamnesa
Pemeriksaan klinis
Radiografi
Bagaimana kecelakaan terjadi?
Kapan kecelakaan terjadi?
Spesifik terjadinya kecelakaan: objek yang
membentur, arah benturan?
Apakah disertai kehilangan kesadaran?
Gejala yang dialami pasien: rasa sakit, altered
sensation, maloklusi, perubahan visual?
Le Fort II
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
B. Palpasi bimanual pada kedua
pinggir orbita utk
membandingkan kanan dan
kiri
C. Palpasi dahi, nasal, dan
zigoma dengan palpasi
bidigital.
D. Palpasi kompleks zigoma:
palpasi dengan telunjuk yang
dimasukkan ke vestibulum
bukalis
Anterior open bite
Racoon eyes
Diplopia
Kadang-kadang disetrai CSF rhinorrhea dan
Ortorrhea
Tampilan Asimetris wajah
Pada Le Fort II, tanda dan gejala
Oedem pada wajah
Retrusi mid facial yang menyebabkan wajah
terlihat datar (dish face/pan face)
Haemoragi subkonjunctiva
Diplopia
Parestesi daerah pipi
Hematom pada sulkus bukalis
Pada Le Fort III
Keremukan pada wajah
Mobility dari komplek zigomatikomaksilari
yang disertai oleh adanya kebocoran cairan
cerebrospinal, edema, dan periorbital
PERAWATAN
FRAKTUR
MAKSILA
Fraktur mid-face Fraktur
melibatkan mandibula dan
oklusi maksila
Mengembalikan
oklusi
Le Fort I
Reduksi pada fraktur yang terimpaksi dapat
digunakan dengan Rowe’s disimpaction forcep
atau Hayton-William forcep
Le Fort II
dapat dilakukan dengan menggunakan Rowe’s
disimpaction forcep
perawatan harus dilakukan karena fraktur ini
seringkali melibatkan basis kranial yang dapat
terganggu
Apabila fraktur disertai Le Fort I, dapat ditemukan
kesulitan memobilisasi fragmen yang tertinggal →
mobilisasi fragmen dilakukan dengan
menggunakan Asch’s atau Walsham’s forcep
Le Fort III
Fraktur Le Fort III umumnya bersamaan dengan
fraktur naso-ethmoidal, zygomatic, orbital, dan Le
Fort tipe I.
Ketika fraktur Le Fort III terjadi dan menyebabkan
terjadinya displacement, reduksi dapat dilakukan
dengan mengekspos sutura frontozygomatic
DIRECT OSTEOSYNTHESIS
Fraktur kominusi yang tidak parah pada bagian
sepertiga tengah
Dapat direkonstruksi dengan bantuan fiksasi
internal seperti kawat transosseus dan
miniatur plat dan skrup
TRANSFIXATION
kawat Kirshner atau pin Steinmann dilewatkan
secara eksternal dari satu zygoma ke daerah yang
lain, sehingga men-transfiksasi fraktur bagian
sepertiga tengah
SUSPENSION WIRES
Rahang bawah dihubungkan ke skeleton facial
diatas garis fraktur dengan kawat stainless steel
diameter 0,5mm, sehingga mengapit bagian
fraktur dan bagian yang tidak fraktur pada facial
skeleton.
Keuntungannya, metode ini hanya memerlukan
minimum armanmetarium.
Craniomandibular fixation
mandibula difiksasi ke kranial vault dan bagian fraktur
pada sepertiga tengah diapit diantaranya
Craniomaxillary fixation
maksila ditempelkan ke cranial vault.
metode ini berguna karena fraktur dapat direduksi
sehingga terjadi displacement yang minimal
Suspension from the cranium
bagian yang fraktur disuspensikan ke cranial vault
dengan menggunakan Paris head cap dengan skrup
pada bagian pipi
Miniplate
and screw
mengeliminasi pergerakkan tulang dan
memungkinkan terjadinya primary healing.
Miniatur plate didesign untuk memproduksi
imobilisasi secara cepat.
Plat dan skrup ini menyediakan stabilitas secara
tiga dimensi
penempatan plat dengan ketentuan dua skrup
pada tiap sisi fraktur mencegah pergerakkan
anteroposterior dan memutar pada segmen fraktur
Transosseus
wiring
murah, mudah digunakan, dan ditoleransi dengan
baik oleh pasien.
salah satu jenis
fiksasi semirigid.
seringkali disertai
dengan IMF bila
terdapat diskrepansi
oklusal
Transosseus
wiring
Pada fraktur bagian tengah wajah, pengawatan
dilakukan pada sutura frontonasal, sutura
zygomatico-frontal, lingkaran orbital, sutura
zygomatico-maxillary, tulang zygomatic, dan tulang
alveolar.
Dua lubang dibor pada tiap sisi dari garis fraktur untuk
stabilitas dan mencegah kawat terpotong karena
terputar atau tertarik.
Kerugian → tidak menyediakan stabilitas tiga dimensi
dan pergerakan kecil pada tempat fraktur
menyebabkan penyembuhan yang tertunda
Frontal
Suspension
prosesus zygomaticum pada tulang frontal
diekspos dengan insisi yang dibuat pada bagian
lateral alis dibawah sutura frontozyomatic.
Lubang dibor 5mm diatas sutura frontozygomatic
dari arah posterior ke arah infratemporal.
Kawat stainless steel dengan diameter 0,5mm
melewati lubang ini.
Dengan menggunakan jarum penusuk, kawat
dimasukkan menembus arkus zygomatic untuk
memasuki sulkus bukalis secara intraoral.
Circumzygomatic
incision
jarum penusuk dimasukkan ekstraoral pada
perbatasan tulang zygomatic dan temporal di bagian
medial dari arkus zygomatic dengan arah ke bawah
dan ke atas sehingga memasuki sulkus bukal secara
intraoral pada bagian molar kedua.
Kawat stainless steel dengan diameter 0,5mm
dikaitkan pada ujung jarum penusuk, dan instrumen
ditarik dan terletak di atas arkus zygomatic tanpa
menembus keluar kulit.
Dan instrumen dilewatkan pada bagian lateral arkus
zygomatic dengan arah yang sama seperti
sebelumnya.
Zygomatic
suspension
Insisi sebesar 3cm dibuat pada regio premolar dan
molar pada kedalaman sulkus vestibular.
Dengan menggunakan bor, sebuang lubang dibor
pada arkus zygomatic dan kawat stainless steel
dengan diameter 0,5mm dilewatkan pada lubang
tersebut
Infraorbital