Sie sind auf Seite 1von 37

MINI PROJECT

Pendamping
dr. Budi Suarman

OLEH :
dr. Muhammad Azmi Agung
dr. Rahmat Hidayat

UPAYA PENINGKATAN
KEPATUHAN BEROBAT TB PARU
DI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MEGAMENDUNG
PENDAHULUAN

TB merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi


permasalahan di dunia kesehatan hingga saat ini.Hal ini dibuktikan dengan
masih banyaknya ditemukan penderita TB di masyarakat.

Situasi TB di dunia semakin memburuk dengan meningkatnya jumlah


kasus TB dan banyaknya pasien TB yang tidak berhasil disembuhkan
terutama di negara yang dikelompokan dalam 22 negara dengan high
burned.
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

Pada tahun 2012, dilaporkan


terdapat 9.951 kasus baru
tuberkulosis di United States,
dengan insiden 3.2 kasus per
100,000 populasi. Ini pertama kali
dalam sejarah United State terjadi
penurunan kasus TB di bawah
10.000 sejak dilaporkan pada
tahun 1953
PENDAHULUAN

Saat ini Indonesia merupakan


negara kelima dengan beban
terbesar TB dunia setelah India,
Cina, Afrika Selatan dan Nigeria.
Menurut WHO (2009), estimasi
prevalensi TB semua kasus adalah
566.000 atau 244 per 100.000
population dan estimasi angka
insiden berjumlah 528.000 kasus
baru per tahun
PENDAHULUAN

Penanggulangan TBC secara nasional dengan Obat Anti Tuberculosis


(OAT) diberikan kepada penderita secara Cuma-Cuma dan dijamin
ketersediannya. Adapun waktu yang di gunakan untuk terapi adalah 6-8
bulan.

Hal tersebut sering mengakibatkan pasien kurang patuh dan minumobat


tidak teratur. Pengobatan yang tidak teratur dan kombinasi yang tidak
lengkap diduga telah mengakibatkan kekebalan ganda kuma TBC
terhadap Obat Anti Tuberculosis. Oleh karena itu penting sekali bagi
penderita untuk menyelesaikam program terapi dengan baik, dengan kata
lain, kepatuhan penderita bagi kesembuhan penyakit TBC.
Rumusan Masalah

Apa faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian putus berobat


pasien tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Megamendung.

Apakah ada hubungan jenis kelamin, transportasi, jarak, pendidikan,


pengetahuan pasien,dukungan keluarga serta dukungan petugas
kesehatandengan kejadian putus berobat TB Paru di Wilayah Kerja
Puskesmas Megamendung
Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan upaya yang dapat dilakukan
di daerah kerja Puskesmas Megamendung dalam meningkatkan cakupan
kepatuhan pengobatan TB Paru

Manfaat Penelitian

Bagi Peneliti
Diperolehnya wawasan pengetahuan serta pengalaman sebagai dokter
internship di wilayah kerja Puskesmas Megamendung

Bagi Puskesmas Megamendung


Sebagai masukan dan bahan pertimbangan mengambil kebijakan dalam
upaya meningkatkan cakupan kepatuhan pasien berobat TB Paru
TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah TB Paru

Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru sudah sejak lama ada di muka bumi ini.
Peninggalan tertua penyakit ini antara lain seperti tampak pada tulang-
tulang vertebra manusia di Eropa dan juga mummi-mummi di Arab yang
diperkirakan berasal dari sekitar tahun 3700 SM. Catatan yang paling tua
dari penyakit ini di Indonesia adalah seperti yang didapatkan pada salah
satu relief di Candi Borobudur, yang nampaknya menggambarkan suatu
kasus Tuberkulosis Paru. Artinya pada masa itu (tahun 750 SM) orang
sudah mengenal penyakit ini yang terjadi di antara mereka.
TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah TB Paru

Basil Tuberkulosis Paru telah


lama ditemukan oleh Robert
Koch dan dilaporkannya di Berlin
pada tanggal 24 Maret 1982

WHO telah mengomentari bahwa negara-negara maju telah berhasil dalam


pemberantasan selama lebih dari tiga dekade terakhir serta penyakit TB Paru mulai
dilupakan orang karena jumlah penderitanya sudah kian sedikit, namun sebaliknya di
kebanyakan negara-negara berkembang Tuberkulosis Paru masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat karena perbaikan dalam bidang epidemiologi masih sangat kurang
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Kuman Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh


kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB
menyerang paru,tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya

Bakteri tahan asam aktif (BTA), yang disebut Droplet Nuclei yang sangat
halus dan tidak dapat dilihat oleh mata.Droplet Nuclei tersebut
melayang-layang di udara untuk waktu yang lama sampai terhisap oleh
orang lain yang ada disekitar pasien TB.
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Kuman Tuberkulosis Paru

Kuman ini bersifat lebih tahan terhadap pengeringan dan desinfektan


kimia. Dapat dilenyapkan dengan menggunakan suhu 60º C selama 20
menit.Dapat pula segera mati pada pemanasan basal pada suhu 100º C.
Jika terkena sinar matahari, kuman akan mati dalam waktu 2 jam. Pada
dahak, kuman ini dapat bertahan 20 sampai 30 jam walaupun disinari
matahari.
TINJAUAN PUSTAKA

Patogenesis

TB Primer

TB paru primer adalah penyakit infeksi menyerang pada orang


yang belum mempunyai kekebalan spesifik, sehingga tubuh melawan
dengan cara tidak spesifik

Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan


kuman TB. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya sehingga
dapat melewati sistem pertahanan mukosiller bronkus, dan terus
berjalan hingga sampai di alveolus dan menetap disana.
TINJAUAN PUSTAKA

Infeksi dimulai saat kuman TB berhasil berkembang biak dengan


cara membelah diri pada paru yang mengakibatkan peradangan di
dalam paru, saluran limfe akan membawa kuman TB ke kelenjar
limfe di sekitar hilus paru, dan ini disebut kompleks primer. Waktu
antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer
adalah 4 - 6 minggu
TINJAUAN PUSTAKA

Tuberkulosis Post Primer

Tuberkulosis post primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan


atau tahun sesudah infeksi primer dan dalam tubuh penderita
sudah ada reaksi hipersensitif yang khas. Infeksi ini berasal dari
reinfeksi dari luar atau reaktivasi dari infeksi sebelumnnya.
Misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi
HIV atau status gizi yang buruk

. Ciri khas dari Tuberkulosis Pasca primer adalah kerusakan


jaringan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi
pleura. Proses awalnya berupa satu atau lebih pneumonia
lobuler yang dapat sembuh sendiri atau menjadi progresif
(meluas), melunak, pengejuan, timbul kavitas yang menahun dan
penyebaran di beberapa tempat.
TINJAUAN PUSTAKA

Gejala dan Penularan Tuberkulosis

Daya penularan seorang pasien ditentukan banyaknya kuman yang


dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil
pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut. Sementara faktor
yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh
konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya orang tersebut
menghirup udara yang terkontaminasi percikan itu

Pasien TB paru dengan BTA positif memberikan kemungkinan risiko


penularan lebih besar dari pasien TB paru dengan BTA negatif
TINJAUAN PUSTAKA

Gejala dan Penularan Tuberkulosis


TINJAUAN PUSTAKA

Risiko Menjadi TB

Daya tahan tubuh yang rendah,


yang diakibatkan diantaranya
infeksi HIV/AIDS dan malnutrisi
(gizi buruk) merupakan faktor
yang ikut berpengaruh terhadap
terjadinya TB pada
seseorang.HIV adalah faktor
resiko yang paling kuat bagi
yang terinfeksi TB menjadi sakit
TB
TINJAUAN PUSTAKA

Tatalaksana Pasien TB

Adapun tujuan pengobatan TBC adalah (1) Menyembuhkan penderita; (2) Mencegah
kematian; (3) Mencegah kekambuhan; (4) Menurunkan tingkat penularan. Dengan
prinsip pengobatan dengan kombinasi beberapa jenis obat dalam jumlah cukup dan
dosis yang tepat selama 6-8 bulan.

Sebab-sebab kegagalan pengobatan pada pasien dapat terjadi karena beberapa faktor,
antara lain: (1) Faktor Obat. Hal ini dapat terjadi bila paduan obat tidak sama kuat,
dosis obat tidak cukup, minum obat tidak teratur atau tidak sesuai dengan petunjuk
yang diberikan, jangka waktu pengobatan kurang dari semestinya dan terjadinya
resistensi obat; (2) Faktor Drop - Out, misalnya kekurangan biaya pengobatan,
merasa sudah sembuh, atau malas berobat karena kurangnya motivasi; (3) Faktor
penyakitnya sendiri, misalnya daerah yang sakit terlalu luas, adanya gangguan
imunologis, adanya penyakit lain yang menyertai seperti diabetes mellitus,
alkoholisme, dan lain-lain
TINJAUAN PUSTAKA

Hasil Pengobatan TB

Hasil pengobatan tuberkulosis sesuai dengan laporan definisi yang diterima


Internasional adalah termasuk kesembuhan, pengobatan lengkap, gagal pengobatan,
meninggal, default, dan pindah keluar ,sedangkan menurut Depkes RI (2006) yang
termasuk hasil pengobatan adalah sembuh, pengobatan lengkap, meninggal, pindah,
default dan gagal.

Pengertian Putus Obat TB

Putus berobat selama menjalani pengobatan tuberkulosis adalah salah satu penyebab
terjadinya kegagalan (failure) pengobatan disamping karena pengobatan yang tidak
teratur, pemberian regimen pengobatan yang tidak sesuai dan adanya resistensi obat

Putus berobat (default) menurut Depkes RI (2006) adalah pasien yang telah berobat
dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan BTA positif.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PUTUS OBAT

Umur Pemberian OAT pada usia tua lebih berisiko terjadinya gejala
samping, sehingga dapat terjadi penghentian pengobatan

Jenis Kelamin Penyakit TB cenderung lebih tinggi pada jenis kelamin laki-laki
dibandingkan perempuan.

Jenis Pekerjaan Penelitian di India menemukan bahwa default banyak terjadi


pada penderita yang bekerja dibandingkan yang tidak bekerja

Pendididkan berkaitan dengan pengetahuan penderita, hal ini


Pendidikan menunjukkan bahwa pendidikan mempengaruhi ketuntasan
atau kesuksesan pengobatan penderita. Semakin tinggi tingkat
pendidikan penderita, maka akan semakin baik penerimaan
informasi tentang pengobatan dan penyakitnya sehingga akan
semakin tuntas proses pengobatan dan penyembuhannya
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PUTUS OBAT

Bahwa penderita yang diawasi tenaga PMO 1,5 kali lebih taat
PMO
minum obat dibanding mereka yang tidak diawasi PMO. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kinerja PMO yang kurang, 4 kali
lebih besar untuk tidak terjadi konversi dibanding dengan
kinerja PMO yang baik. PMO yang mempunyai pengetahuan
kurang, 4 kali lebih besar mempunyai kinerja kurang
dibandingkan pengetahuan baik.

Hubungan antara gizi yang kurang atau berat badan yang


rendah dalam ketidaktuntasan pengobatan yang dianjurkan,
Status Gizi seperti kemiskinan yang mempengaruhi status kesehatan,
menyebabkan ketidakmampuan pasien untuk datang ke klinik
pengobatan.

Tipe Pasien yang lama mempunyai kemungkinan yang besar untuk


Pasien terjadi putus berobat dibandingkan pasien yang baru.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PUTUS OBAT

Kategori Berdasarkan penelitian yang dilakukan Vijay dalam Sujana


Pengobatan (2009) diketahui putus berobat (default) sebesar 25% pada
penderita yang mendapat rejimen pengobatan kategori I dan
putus berobat atau default sebesar 45% pada penderita yang
mendapat pengobatan kategori II.

Pelayanan Pelayanan kesehatan mempunyai hubungan yang bermakna


Kesehatan dengan keberhasilan pengobatan pada penderita TB.Pelayanan
kesehatan mengandung dua dimensi, yakni (1) Menekankan
aspek pemenuhan spesifikasi produk kesehatan atau standar
teknis pelayanan kesehatan. (2) Memperhatikan presfektif
pengguna pelayanan pelayanan yaitu sejauhmana pelayanan yang
diberikan mampu memenuhi harapan dan kepuasan pasien

Rendahnya pendidikan seseorang sangat mempengaruhi daya


Tingkat serap seseorang dalam menerima informasi sehingga dapat
Pendidikan mempengaruhi tingkat pemahaman tentang penyakit TB Paru,
cara pengobatan, dan bahaya akibat minum obat tidak teratur
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PUTUS OBAT

Pengatahuan semakin rendah pengetahuan maka semakin tidak patuh


penderita TB Paru untuk datang berobat

penelitian Perdana (2008) bahwa responden terbanyak dengan


Jarak Rumah jarak ke puskesmas dekat, lebih patuh dari responden yang
mengatakan jarak rumah ke puskesmas jauh.

Meski obat-obatan TB maupun MDR-TB bisa diperoleh secara


Transportasi gratis, kenyataannya pasien masih harus menanggung biaya lain
seperti transportasi menuju rumah sakit untuk kontrol maupun
sekedar menebus obat-obatan.
Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yang


menggambakan faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien melakukan
pengobatan TB Paru dan upaya bagaimana meningkatkan kepatuhannya

Lokasi dan Waktu


Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayan kerja Puskesma Megamendung yang


dilakukan pada bulan Desember 2017 dengan menggunakan data pasien TB
Paru yang berobat dari awal tahun 2016 sampai akhir tahun 2016.

Populasi dan
Sampel Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah semua pasien yang putus pengobatan TB
Paru pada Tahun 2016. Sampel penelitian ini adalah semua pasien yang putus
pengobatan TB Paru pada tahun 2016.
Desain Penelitian
Pembahasan

Hasil

Subyek penelitian adalah Pasien TB yang berobat di Puskesmas Megamendung pada Tahun 2016
dan Putus Obat dan dilakukan total sampling

Pada total sampling yang dilakukan terhadap pasien TB yang berobat di Puskesmas Megamendung
Tahun 2016, didapatkan sejumlah 34 Pasien. Dari 34 Pasien tersebut ditemukan sejumlah 1 orang
yang mengalami putus obat.

Pada penelitian yang dilakukan dengan mengambil data pasien TB yang berobat di Puskesmas
Megamendung mulai awal tahun 2016 sampai akhir tahun 2016 didapatkan 1 orang yang putus
obat, yang berarti hanya 2,94% dari total yang melakukan pengobatan
Pembahasan

Hasil

Subyek penelitian adalah Pasien TB yang berobat di Puskesmas Megamendung pada Tahun 2016
dan Putus Obat dan dilakukan total sampling

Pada total sampling yang dilakukan terhadap pasien TB yang berobat di Puskesmas Megamendung
Tahun 2016, didapatkan sejumlah 34 Pasien. Dari 34 Pasien tersebut ditemukan sejumlah 1 orang
yang mengalami putus obat.

Pada penelitian yang dilakukan dengan mengambil data pasien TB yang berobat di Puskesmas
Megamendung mulai awal tahun 2016 sampai akhir tahun 2016 didapatkan 1 orang yang putus
obat, yang berarti hanya 2,94% dari total yang melakukan pengobatan
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian di atas, didapatkan hanya 1 orang yang mengalami putus
pengobatan dari total 34 pasien yang berobat TB. Hal ini menunjukkan kepatuhan
pengobatan TB pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Megamendung sudah
cukup baik, namun untuk meningkatkan kepatuhan agar mencapai kepatuhan 100 %,
maka ada beberapa rekomendasi upaya yang dapat dilakukan.

Memberikan promosi kesehatan rutin kepada masyarakat mengenai bahaya putus


pengobatan TB Paru dan cara pengobatannya di puskesmas dan desa wilayah kerja
Puskesmas Megamendung
KESIMPULAN DAN SARAN

Mengedukasi ke PMO mengenai penyakit TB dan perannya dalam keberhasilan


pengobatan TB paru.

Memperbaiki metode pengambilan obat agar obat dapat diambil oleh pasien di
setiap hari kerja.

Kerjasama dengan Stakeholder mulai dari tingkat RT,RW, Desa dan Kecamatan lebih
ditingkatkan lagi untuk membantu kesembuhan penderita Tuberculosis(TB)
PENUTUP

Das könnte Ihnen auch gefallen

  • Sejarah Kedokteran Forensik
    Sejarah Kedokteran Forensik
    Dokument39 Seiten
    Sejarah Kedokteran Forensik
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • RH Retensio Plasenta
    RH Retensio Plasenta
    Dokument41 Seiten
    RH Retensio Plasenta
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • RH Retensio Plasenta
    RH Retensio Plasenta
    Dokument41 Seiten
    RH Retensio Plasenta
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • RH-Pemfigoid Bulosa
    RH-Pemfigoid Bulosa
    Dokument32 Seiten
    RH-Pemfigoid Bulosa
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • Drowning
    Drowning
    Dokument29 Seiten
    Drowning
    Iin Alfriani Amran
    Noch keine Bewertungen
  • BO - Silvestri
    BO - Silvestri
    Dokument18 Seiten
    BO - Silvestri
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokument17 Seiten
    Bab 3
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • Gagal Jantung Kronik
    Gagal Jantung Kronik
    Dokument32 Seiten
    Gagal Jantung Kronik
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokument22 Seiten
    Bab 2
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokument2 Seiten
    Bab 3
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • Laporan Kasus Gagal Jantung Kongestif Kelbi
    Laporan Kasus Gagal Jantung Kongestif Kelbi
    Dokument41 Seiten
    Laporan Kasus Gagal Jantung Kongestif Kelbi
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • Dispepsia
    Dispepsia
    Dokument26 Seiten
    Dispepsia
    Kabir Muhammad
    Noch keine Bewertungen
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokument31 Seiten
    Bab 2
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • Lapkas Dyspepsia
    Lapkas Dyspepsia
    Dokument18 Seiten
    Lapkas Dyspepsia
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • DISLIPIDEMIA
    DISLIPIDEMIA
    Dokument23 Seiten
    DISLIPIDEMIA
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokument31 Seiten
    Bab 2
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • DISLIPIDEMIA
    DISLIPIDEMIA
    Dokument23 Seiten
    DISLIPIDEMIA
    Nyak Rahmat
    100% (1)
  • JURNAL
    JURNAL
    Dokument12 Seiten
    JURNAL
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • DM Rahmat 1
    DM Rahmat 1
    Dokument29 Seiten
    DM Rahmat 1
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • BAB 2 Kti
    BAB 2 Kti
    Dokument25 Seiten
    BAB 2 Kti
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • Hipertensi Dengan Dislipdemia
    Hipertensi Dengan Dislipdemia
    Dokument52 Seiten
    Hipertensi Dengan Dislipdemia
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • Buerger Disease Contoh
    Buerger Disease Contoh
    Dokument33 Seiten
    Buerger Disease Contoh
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • HEMOPTISIS
    HEMOPTISIS
    Dokument23 Seiten
    HEMOPTISIS
    white_beared
    100% (2)
  • Kata Pengantar CA Prostat
    Kata Pengantar CA Prostat
    Dokument1 Seite
    Kata Pengantar CA Prostat
    Shirakawa Almira
    Noch keine Bewertungen
  • Haemoptoe
    Haemoptoe
    Dokument17 Seiten
    Haemoptoe
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • HEMOPTOE
    HEMOPTOE
    Dokument10 Seiten
    HEMOPTOE
    Yandhie Rahman
    Noch keine Bewertungen
  • HEMOPTOE
    HEMOPTOE
    Dokument29 Seiten
    HEMOPTOE
    Ianta Parama Siwi
    Noch keine Bewertungen
  • Status Follow Up Paru
    Status Follow Up Paru
    Dokument2 Seiten
    Status Follow Up Paru
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • TBC Tulang56
    TBC Tulang56
    Dokument8 Seiten
    TBC Tulang56
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen