Sie sind auf Seite 1von 205

dr.

Lioe Ardy
Pendahuluan
 Interaksi antara manusia dengan bahan, peralatan, mesin,
cara kerja dan lingkungan kerja dapat menimbulkan
penyakit dan/atau kecelakaan kerja.
 Kecelakaan adalah kejadian yang sifatnya tiba-tiba dan
tidak diinginkan serta dapat terjadi di mana saja dan kapan
saja
 Suatu kecelakaan dapat menimbulkan korban bisa juga
tidak menimbulkan korban
 Korban tersebut membutuhkan pertolongan medis dengan
segera yang apabila tidak mendapat pertolongan dia akan
menimbulkan keadaan yang lebih parah lagi
 Orang pertama yang memberikan pertolongan adalah
mereka yang berada di tempat kejadian
 Orang pertama yang memberikan pertolongan pertama
adalah pemberi pertolongan medis yang bersifat
sementara sampai petugas medis (dokter/ perawat)
menanganinya
 Pertolongan pertama yang diberikan harus dilakukan
sebaik-baiknya dalam waktu singkat dan menjadi satu
kesatuan pertolongan korban dari lapangan sampai ke
perawatan di rumah sakit
Pengertian
 Pertolongan Pertama adalah pemberian pertolongan
segera kepada penderita sakit atau cedera akibat
kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar
 Medis dasar adalah tindakan perawatan berdasarkan ilmu
kedokteran yang dapat dimiliki oleh orang awam atau
awam yang terlatih secara khusus, sesuai dengan sertifikat
yang dimiliki oleh Pelaku Pertolongan Pertama.
 Pelaku Pertolongan Pertama adalah penolong yang
pertama kali tiba di tempat kejadian yang memiliki
kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.
Tujuan

Menyelamatkan jiwa penderita

Mencegah kecacatan

Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses


penyembuhan.
Dasar Hukum
Undang-undang No. 3 Tahun 1969 tentang Persetujuan
Konvensi Organisasi Perburuhan International Nomor 120
Mengenai Higiene Dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor.
1. Setiap badan, lembaga atau dinas pemberi jasa atau
bagiannya yang tunduk pada konvensi ini, dengan
memperhatikan besarnya dan kemungkinan bahaya yang akan
terjadi, maka harus:
2. Mempunyai apotek atau pos P3K
3. Memelihara apotek atau pos P3K bersama-sama dengan
badan, lembaga atau kantor pemberi jasa atau bagiannya.
4. Mempunyai satu atau lebih lemari, kotak atau perlengkapan
P3K.
PerMenakertrans No. Per. 15/Men/2008 tentang PPPK di
tempat kerja.
Di dalam peraturan ini diatur mengenai kewajiban
pengusaha untuk menyediakan petugas P3K di tempat
kerja dan fasilitas P3K di tempat kerja. Selain itu diatur
pula kewajiban pengurus perusahaan untuk
melaksanakan P3K di tempat kerja.
Persetujuan Tindakan Pertolongan
Setiap tidakan yang akan diberikan korban harus
mendapatkan persetujuan dari korban.
 Persetujuan yang dianggap diberikan atau tersirat
(Implied consent)
Persetujuan yang umumnya diberikan dalam keadaan
penderita sadar dengan meberikan isyarat yang mengizinkan
tindakan pertolongan dilakukan atas dirinya dan dalam
keadaan gawat darurat.
 Persetujuan yang dinyatakan (Expressed consent)
Persetujuan yang dinyatakan secara lisan atau secara tertulis
oleh penderita itu sendiri.
Prinsip Pokok
Pelaksanaan Pertolongan Pertama

 Menjaga keselamatan diri, anggota tim dan orang sekitarnya.


 Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam
nyawa.
 Meminta bantuan medis.
 Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat
berdasarkan keadaan korban.
 Membantu Pelaku Pertolongan Pertama lainnya.
 Ikut menjaga kerahasiaan medis penderita
 Melakukan komunikasi dengan pertugas lain yang terlibat.
 Mempersiapkan penderita untuk ditransformasi.
Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama
Jujur dan bertanggung jawab.
Berlaku profesional
Kematangan emosi.
Kemampuan bersosialisasi.
Kemampuan nyata terukur sesuai sertifikasi
Kondisi fisik baik
Mempunyai rasa bangga.
Ciri Pelaku Pertolongan Pertama
 Cerdik
Cepat mengerti dan pandai mencari pemecahannya; banyak
akalnya.
 Cermat
Penuh perhatian; saksama; teliti; berhati-hati
 Cepat
Dalam waktu singkat dapat menyelesaikan sesuatu; terdahulu
 Cekatan
Cepat dan mahir melakukan sesuatu; tangkas
Jumlah Penolong P3K yang Dibutuhkan
 Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi no. PER-15/MEN/VIII/2008

No Klasifikasi Tempat Jumlah Pe Jumlah petugas P3K


Kerja. kerja/Buruh
25 - 150 1 orang
1 Tempat kerja dgn
potensi bahaya rendah > 150 1 orang untuk setiap 150
orang atau kurang
< 100 1 orang
2 Tempat kerja dgn
potensi bahaya tinggi > 100 1 orang untuk setiap 100
orang atau kurang.
Peralatan yang Dibutuhkan
 Peralatan pelindung diri
 Alat Pelindung Diri (APD)
 Sarung tangan karet.
 Kacamata Pelindung.
 Baju Pelindung
 Masker Penolong
 Masker Resusitasi
Peralatan yang Dibutuhkan
Kotak P3k dan Isinya
Kotak A Kotak B Kotak C
No Isi (<25 org) (<50 org) (<100 org)

01 Kasa steril terbungkus 20 40 40


02 Perban (lebar 5 cm) 2 4 6
03 Perban (lebar 10 cm) 2 4 6
04 Peban (lebar 1,25 cm) 2 4 6
05 Plester cepat 10 15 20
06 Kapas 25 gram 1 2 3
07 Kain segitiga/ mitella 2 4 6
08 Gunting 1 1 1
09 Peniti 12 12 12
10 Sarung tangan sekali pakai 2 3 4
11 Masker 2 4 6
12 Pinset 1 1 1
13 Lampu senter 1 1 1
14 Gelas untuk cuci mata 1 1 1
15 Kantong plastik bersih 1 2 3
16 Aquadest/NaCL 0,8% 100ml 1 1 1
17 Providon Iodin 60 ml 1 1 1
18 Alkohol 70 % 1 1 1
19 Pembalut cepat 2 4 8
20 Pembalut elastis 2 2 2
21 Bidai untuk jari, lengan, kaki 1 2 2
22 Bidai leher 1 1 1
23 Micropore 1 2 3
24 Buku panduan P3K 1 1 1
25 Buku catatan 1 1 1
26 Daftar isi kotak 1 1 1
Tandu
Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia
Pengertian
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk
dan susunan tubuh, baik secara keseluruhan maupun
bagian-bagian serta hubungannya hubungan alat tubuh
yang satu dengan lainnya.
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fungsi dari
tiap-tiap jaringan tubuh atau bagian dari alat-alat tubuh
dan sebaginya.
Organ adalah sekumpulan dari bermacam jaringan yang
menjadi satu dan mempunyai fungsi khusus.
Bila aktivitas meningkat, maka jantung memompa
lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan
O2 dan zat-zat makanan.
Langkah Pertolongan Pertama
1. Datang ke tempat kejadian dengan membawa kotak P3K
yang lengkap.
2. Pakai Alat Pelindung Diri
3. Lakukan Penilaian
Penilaian keadaan
Penilaian dini
Penilaian lanjutan
4. Permintaan Bantuan Medis
5. Pemberian Pertolongan
6. Pemeriksaan Berkala Fungsi Vital
7. Evakuasi & Transportasi
8. Pencatatan & Laporan
Penilaian Keadaan
(1. D = Danger)
 Kondisi saat itu
 Kaji tempat kejadian dengan identifikasi bahaya
 Kaji sumber daya yang ada dan jenis pertolongan
yang mungkin diperlukan
 Kemungkinan bahaya susulan
 Mengamankan keadaan
 Mengamankan diri sendiri
 Mengamankan korban ke tempat yang aman
Mengamankan korban
Penilaian Dini
Kesan umum
 Kasus trauma
 Kasus medis
Menilai kesadaran/response (Response/R)
Menilai sirkulasi (Circulation/C)
Membuka jalan nafas (Airway/A)
Menilai pernafasan (Breathing/B)
2. Menilai kesadaran R = Response (Consciousness)
 Dengan cara menggoyang bahu, berbicara, penekanan pangkal
kuku jari, hasilnya:
 A = Awas; Korban menyadari menyadari waktu, lingkungan dan namanya pada
saat itu.
 S = Suara; Korban hanya bereaksi bila dipangggil atau mendengar suara.
 N = Nyeri; Korban hanya bereaksi karena rangsangan nyeri yang diberikan
penolong berupa membuka mata/ mengerang/ gerakan ringan lainnya
 T = Tidak ada respons; Korban tidak bereaksi terhadap rangsangan apapun yang
diberikan
 Bila ada respons
 Tenangkan korban
 Minta bantuan medis
 Lanjutkan langkah selanjutnya penilaian dini yang diikuti penilaian lanjutan
 Bila tidak ada respons
 Minta bantuan medis
 Lanjutkan langkah selanjutnya penilaian dini
3. C = Circulation (Sirkulasi) Darah
 Periksa nadi arteri karotis dengan meraba pada segitiga antara
tulang tenggorok dan otot leher atau nadi arteri radialis dengan
meraba pada 2 jari dibawah pergelangan tangan bagian dalam lurus
dengan ibu jari.
 Pemeriksaan ini tidak lebih dari 10 detik
 Bila yakin adanya tanda-tanda sirkulasi
 Korban bernafas, Lanjutkan penilaian lanjutan
 Korban tidak bernafas, Lanjutkan bantuan nafas hingga korban
bernafas
 Bila tidak ada/ tidak yakin adanya tanda-tanda sirkulasi
 Lakukan Kompresi Dada/ Chest Compression dengan kecepatan
100 x / menit.
 Tehnik Kompresi dada. Korban berbaring terlentang diatas yang
keras.
 Penolong berada di salah satu sisi korban, kedua lutut dibuka
kira-kira selebar bahu penolong.
 Tentukan titik pertemuan kedua iga (taju pedang), kemudian
diukur dua jari ke atas pada garis tengah tulang dada.
 Letakkan tangan yang satu di atas telapak tangan yang tadi,
untuk membuat posisi yang baik.
 Teknik penekanan harus menggunakan telapak tangan, jangan
merubah posisi penekanan, pertahankan posisi telapak tangan
selama penekanan tulang dada.
 Pertahankan bahu tegak lurus dengan dada korban dan
pertahankan lengan anda lurus.
 Tekan dada tegak lurus dengan dada korban, angkat tangan
sedikit untuk membiarkan dada korban ke posisi semula.
 Tekan ke bawah di tengah dada sedalam 2 inci (5 cm) sebanyak
30 kali. dengan memompa keras dengan kecepatan 100 x per
menit, lebih cepat dari satu kali per detik
 Kedalaman penekanan disesuaikan dengan kelompok usia
korban.
o Dewasa : 5 cm
o Anak : 3-4 cm
o Bayi : 1,5 – 2,5 cm
Kompresi Dada
4. Menilai Jalan Nafas Terbuka ( A = Airway )
Penolong berlutut di sisi atas kepala korban, kedua siku sejajar
dengan kepala korban dan kedua tangan memegang sisi kepala
Letakkan satu tangan pada dahi korban dan dua jari pada dagu
korban dari tangan yang satunya
Tengadahkan kepala dengan menggunakan tangan yang berada
di belakang kepala korban.
Periksa di dalam mulut korban apakah ada benda asing
(makanan, muntahan) atau gigi tanggal/copot/patah.
Bila ada benda asing di dalam mulut, segera miringkan si
korban.
Bersihkan mulut dengan menggunakan jari tangan atau kain.
Membuka Jalan Nafas
Usahakan tidak menengadahkan kepala korban bila dicurigai
adanya cedera leher. Untuk itu lakukan perasat ”pendorongan
rahang bawah”.
5. Menilai Pernafasan (B = Breathing)
 Periksa nafas korban dengan cara mendekatkan pipi/
punggung tangan di atas mulut/ hidung korban atau
meletakkan tangan di atas dada dan perut. Periksa nafas
dengan lihat, dengar dan rasakan selama 10 detik untuk
memastikan korban bernafas normal atau tidak
 Lihat pergerakan dada dan perut.
 Dengar suara nafas korban yang keluar dari hidung atau
mulut
 Rasakan udara yang keluar masuk dari hidung atau mulut
korban
5. B = Breathing (Menilai Pernafasan)
Bila korban masih bernafas dan nadi karotis ada.
 Posisikan korban miring untuk menjaga agar jalan nafas
tetap terbuka
 Segera minta bantuan
 Selalu periksa ulang keadaan pernafasan korban.
Bila korban tidak bernafas,
pernafasan tersengal-sengal
dan pernafasan sangat lemah
 Minta bantuan orang lain
 Berikan dua kali nafas efektif
 Berikan nafas buatan sesuai
prosedur
Prosedur bantuan nafas “Mulut ke mulut”
o Baringkan korban dalam posisi terlentang.
o Pertahankan jalan nafas terbuka dengan menengadahkan
kepala, angkat dagu, periksa nafas,
o Bila nafas masih tidak ada, maka tarik nafas dalam-dalam
dan tutup mulut korban dengan mulut penolong dan tutup
hidung korban dengan jari dari salah satu tangan.
o Tiupkan nafas pada si korban dan perhatikan
pengembangan dada korban.
o Berikan 2 X nafas awal dalam 4 detik,
o Angkat mulut penolong dari mulut korban dan biarkan si
korban menghembuskan nafas.
o Periksa nafas dan nadi setelah pemberian 2 X nafas awal
o Bila nadi ada tapi nafas tidak ada, kemudian lanjutkan
peniupan dengan kecepatan,
• Dewasa: 10-12 X pernafasan / menit, masing2 1,5-2 detik.
• Anak(1-8 th): 20 X pernafasn/menit, masing2 1-1,5 detik
• Bayi(0-1 th): > 20 X pernafasan/menit, masing2 1-1,5 detik
• Bayi baru lahir: 40 X pernafasan/menit, masing2 1-1,5 detik
o Perhatikan adanya gerakan naiknya dada sebagai
petunjuk adanya udara yang masuk ke dalam paru-
paru.
o Metode “mulut ke hidung” sama prosedurnya dengan
metode mulut ke mulut, hanya mulut korban ditutup
dan mulut penolong diletakkan pada hidung korban.
Bantuan nafas dari “mulut ke mulut”
Resusitasi Jantung Paru (RJP)
RJP dengan 1 Penolong
Bila nafas tidak ada dan nadi karotis tidak ada, maka
lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP)
 Setelah diberikan 2 kali nafas awal dalam 4 detik, periksa nadi
karotis.
 Bila nadi tidak ada, maka RJP harus segera dilakukan.
 Korban dibaringkan pada tempat yang datar dan keras.
 Penolong berlutut di samping dada korban.
 Lakukan kompresi dada 30 kali sesuai pedoman
 Kemudian lakukan nafas buatan 2 kali dengan kecepatan 1
nafas setiap 6-8 detik
 Ulangi siklus 30 kali kompresi dada dan 2 kali nafas buatan.
 Siklus RJP dilakukan dan dipertahankan sebanyak 5 siklus /
menit
RJP dengan Penolong 1 orang
RJP dengan 2 Penolong
Prosedurnya sama, perbandingannya sama 30 x kompresi dada dan 2
x nafas buatan (30:2), dengan kecepatan 100 X tekan / menit.
Satu penolong mempertahankan jalan nafas dan dengan posisi yang
berlawanan dan memberikan bantuan nafas setelah penekanan yang
ke-30.
Penolong yang ke-2 melakukan kompresi dada 30 x
Harus dilakukan dan dipertahankan sebanyak 5 siklus / menit.
RJP 2 penolong lebih efisien, karena tidak ada penghentian pompa
jantung.
Periksa denyut nadi karotis dan nafas setiap 1 menit.
Bila denyut nadi (+), nafas (-)  lanjutkan bantuan nafas.
Bila denyut nadi (+), nafas (+)  baringkan korban dalam posisi miring
dan pertahankan jalan nafas terbuka, selanjutnya periksa CAB.
RJP dengan Penolong 2 orang
Resusitasi Jantung Paru (RJP)
Rangkuman
Menilai DRCAB
Nadi (+); nafas (-)  bantuan nafas.
Nadi (-); nafas (-)  RJP.
Nadi (+); nafas (+)  posisi miring dilanjutkan penilaian
Lanjutan

Lanjutkan RJP sampai


 Bantuan medis datang
 Adanya tanda-tanda kehidupan
 Penolong letih.
Permintaan Bantuan Medis

Panggil bantuan medis


 Jika penolong 2 orang, maka 1 orang resusitasi dan 1 orang
minta bantuan medis
 Jika 1 orang penolong, agar dipilih resusitasi dulu atau minta
bantuan medis
o Jika karena trauma, tenggelam, terselak, keracunan, korban
anak/bayi, maka resusitasi didahulukan
o Jika korban orang dewasa dan tidak bernafas serta dianggap
penyakit jantung, maka minta pertolongan didahulukan.
Minta bantuan orang lain untuk memanggil bantuan
medis
Isi permintaan bantuan medis:
 Lokasi korban yang jelas dan tepat
 Jumlah korban
 Keadaan korban
 Pertolongan yang telah diberikan
 Keadaan di tempat kejadian
Pemeriksaan Berkala

Periksa kembali ABC


Observasi secara ketat tanda vital setiap 5 menit
 Pernafasan
 Sirkulasi
 Tingkat kesadaran
Catat semua data observasi
Evakuasi Korban
Evakuasi Korban

Tujuan
Memindahkan korban dari tempat kejadian ke
Rumah sakit atau Fasilitas Medis yang lebih lengkap
untuk pertolongan medis lebih lanjut
Persayaratan
 Korban sudah diberikan pertolongan pertama
 Korban dalam keadaan stabil
 Selama dalam perjalanan tetap dimonitor ABC dan
gangguan lainnya
EVAKUASI KORBAN
Satu orang

Dua orang
Tiga orang
Dengan Tandu
Pemberian Pertolongan
 Henti nafas dan jantung
 Tidak sadar
 Syok
 Tersedak
 Luka Perdarahan
 Cedera jaringan lunak
 Patah tulang
 Cedera kepala, leher, tulang belakang dan dada
 Luka bakar
 Suhu luar biasa
 Sengatan listrik
 Ruang tertutup dan terbatas
 Keracunan makanan
 Gigitan & sengatan binatang
Henti Nafas & Jantung
Henti Nafas & Jantung
 Pengertian
 Yaitu keadaan berhenti dan tidak berfungsinya sistem pernafasan dan sistem
sirkulasi.
 Merupakan keadaan yang mengancam nyawa.

 Penyebab
 Kurangnya kadar oksigen di udara bebas  asap.
 Sumbatan jalan nafas.
 Trauma pada dada atau cedera pada paru-paru.
 Trauma kepala, keracunan makanan dan obat.
 Gangguan fungsi jantung.
 Serangan jantung.
 Kehilangan darah/cairan tubuh yang banyak.
3 Kunci penting pengamatan :
 Tidak ada respons (tidak sadar).
 Tidak ada nadi (nadi karotis).
 Tidak ada pernafasan.
Penanganan menggunakan Penilaian dini DRCAB
 Amati lokasi kejadian dan periksa apakah ada bahaya , bila ada segera
singkirkan.
 Periksa kesadaran; dengan metode A S N T
 Periksa sirkulasi darah
o Dengan meraba denyut nadi karotis di leher atau di pergelangan
tangan.
o Bila ada lanjutkan dengan buka jalan nafas
o Bila tidak ada lakukan kompresi dada
 Buka jalan nafas;
o Menengadahkan kepala dan mengangkat dagu (head tilt – chin lift),
o Periksa mulut apakah ada benda asing,
o Bersihkan jalan nafas.
 Menilai nafas;
o Dengan melihat, mendengar dan merasakan pernafasan.
o Bila korban tidak bernafas, tetapi nadi teraba, maka diberikan bantuan
nafas.
o Periksa sirkulasi/nadi melalui rabaan denyut nadi karotis di leher.
o Bila korban tidak bernafas, maka berikan segera 2 X nafas bantuan awal
dan bila masih belum bernafas dilanjutkan nafas buatan
 Bila denyut nadi tidak ada dan nafas tidak ada, maka lakukan
Resusitasi Jantung Paru (RJP) dengan kompresi 30 x dan nafas buatan
2 x.
Korban Tidak Sadar
Pengertian KORBAN TIDAK SADAR
 Sadar
o Seseorang dikatakan sadar akan lingkungannya yang berarti dia
dapat memberikan reaksi terhadap lingkungan.
o Otak adalah pusat pengontrol tubuh.
o Jaringan saraf sangat sensitif terhadap perubahan.
o Pusat pengontrol kesadaran adalah otak besar.
o Batang otak adalah pusat pengaturan sistem pernafasan dan
sirkulasi.
o Agar sistem tubuh dapat bekerja sempurna perlu makanan dan
oksigen.
o Ada perubahan pemasukan makanan dan oksigen, maka sistem
dapat tidak berfungsi dengan baik
 Tidak Sadar
o Disebabkan fungsi otak menurun, namun batang otak masih
berfungsi yang dapat terjadi sumbatan jalan nafas dan
kekurangan oksigen.
Penyebab Tidak Dasar
 Kekurangan oksigen (hipoksia)
o Akan mempengaruhi sel-sel saraf.
o Mengakibatkan oksigen tidak dapat mencapai organ-organ
vital.
o Otak tidak dapat berfungsi tanpa oksigen selama 4 – 6 menit
yang dapat menimbulkan kerusakan permanen pada otak.
 Ketidakseimbangan kimia dalam tubuh
o Contoh : kadar gula darah rendah pada penyakit diabetes
melitus (kencing manis).
o Mempengaruhi fungsi saraf.
o Sel-sel tubuh tidak dapat mempertahankan aktivitas.
o Bila tidak segera ditangani dapat menimbulkan kematian
 Trauma / cedera.
o Pukulan pada kepala yang mengakibatkan otak terguncang
sehingga impuls saraf tak menentu dan acak.
o Ketidaksadaran terjadi saat otak berusaha untuk menguraikan
impuls-impuls tersebut.
o Lamanya ketidaksadaran tergantung kekuatan pukulan dan
besarnya jaringan otak yang rusak.

Penilaian Ketidaksadaran :
 Dilakukan setelah penilaian dini, bahaya sudah disingkirkan dan hal-hal
yang mengancam nyawa sudah ditangani.
 3 fungsi yang digunakan : melihat, bicara dan bergerak.
 Korban tidak sadar adalah tidak mampu melakukan fungsi tersebut.
 Buat catatan dan laporkan untuk melihat gambaran perubahan kesadaran
dan menentukan penanganan.
 Penanganan
Buka jalan nafas.
Posisi korban dimiringkan, leher dan tulang belakang tetap
lurus.
Buang cairan, darah atau muntahan dari jalan nafas.
Periksa mulut dan bersihkan benda asing dalam mulut.
Pastikan jalan nafas tetap terbuka dengan menengadahkan
kepala korban.
Periksa nafas dan nadi korban.
Selimuti korban agar tetap hangat.
Jangan ditinggalkan sendirian tanpa pengawasan.
Jangan memberikan minum atau makan kepada korban tidak
sadar.
Observasi terus-menerus sampai bantuan datang.
Tetap tenang dan jangan panik.
Syok
SYOK
Pengertian
Pengertian syok adalah keadaan kekurangan sirkulasi darah
dalam tubuh
Penyebab
 Cedera atau sakit yang hebat
 Perdarahan hebat
 Luka bakar yang luas
 Muntah hebat
 Diare hebat
Gejala
 Kulit dingin, pucat dan berkeringat
 Cemas dan gelisahNadi cepat & lemah
 Nafas cepat
 Mual
 Rasa haus
 Perubahan kesadaran
Sifat
 Tidak semua tanda ditemukan
 Merupakan kondisi yang progresif
 Bila tidak ditangani segera dapat menimbulkan tidak sadar,
sampai meninggal.
 Korban harus ditangani secara menyeluruh
Penanganan
Bila korban tidak sadar
 Hentikan perdarahan dari luar
 Baringkan korban, tungkai lebih tinggi untuk membantu aliran darah
ke jantung
 Tenangkan korban
 Selimuti korban
 Cari segera bantuan medis
 Jangan berikan minum
Bila korban sadar
 Baringkan korban dengan posisi stabil
 Lakukan penilaian dini (DRCAB)
 Lakukan survei tanda-tanda vital
 Lakukan penilaian lanjutan
 Cari segera bantuan medis
Posisi Tubuh Pasien Syok

Posisi tubuh bagi pasien syok, kaki lebih tinggi dari tubuh

Posisi pasien syok, bila ada luka di kepala Posisi pasien syok, bila ada kesulitan
bernafas

Posisi pasien syok, bila pasien tidak sadar Jika keadaan menunjukkan, individu harus
dibiarkan dalam posisi ditemukan
Tersedak
(Block airway/ Chocking)
Blocked airway/Choking/Tersedak
Pengertian
Tersedak adalah tersumbatnya trakea seseorang oleh benda asing, muntah,
darah, atau cairan lain.
Tersedak merupakan keadaan darurat medis.
Penyebab
 Makan makanan yang terlalu besar dan tidak dikunyah dgn baik
 Makan sambil berbicara
 Meminum alkohol sebelum makan
 Memakai gigi palsu
 Kecerobohan pada anak anak
 Makan sambil berjalan
 Bermain – main dengan makanan
Gejala
 Tidak dapat berbicara atau menjerit
 Terjadi sianosis (wajah membiru) akibat kekurangan oksigen
 Penderita nekat memegangi tenggorokannya
 Batuk melemah, dan pernapasan yang dipaksakan menimbulkan
suara hempasan yang tinggi
 Orang melakukan salah satu hal di atas, dan mereka pun tak
sadar
 Penanganan
 Bila korban sadar
o Tanyakan, “Apakah Anda tersedak?” Orang tersebut mungkin menunjukkan
tanda tersedak dengan hanya mengangguk saja.
o Jangan memberikan intervensi jika ia dapat berbicara, batuk, atau bernapas.
o Jika tidak dapat berbicara, batuk, bernapas, atau bahkan wajah (terutama
bibir) tampak membiru, segera rangkul sekitar pinggang korban dari
belakang.
o Buatlah kepalan tangan. Tempatkan di atas pusar, tetapi di bawah tulang
rusuk.
o Pegang kepalan tangan Anda dengan tangan Anda yang lain.
o Perintahkan korban untuk sedikit menundukkan badannya dengan kedua kaki
agak terbuka.
o Kemudian Tekan kepalan tangan Anda ke arah perut dengan gerakan yang
cepat namun pasti, sebanyak 4 kali (abdominal trush), dengan arah belakang
atas
Heimlich Maneuver
for
Conscious Airway Obstruction
Pregnate Lady
 Bila korban berbaring atau tidak sadar,
 Mengangkangi korban dengan menempatkan tumit tangan
anda tepat di atas pinggang.
 Tempatkan tangan lainnya di atas tangan ini.
 Jaga siku anda tetap lurus, berikan 4 kali dorongan ke atas
dengan cepat.
 Anda mungkin harus mengulangi prosedur ini beberapa kali
sampai benda yang menghalangi dapat keluar karena batuk.
Korban Tidak sadar
Cedera Kepala
CEDERA KEPALA
Gejala
 Riwayat kejadian
 Sakit kepala
 Mual/ muntah
 Tidak sadarkan diri beberapa saat
 Perubahan kesadaran seperti mengantuk, bingung, hilang ingatan, lekas marah
 Hilangnya kekuatan alat gerak tubuh (mungkin hanya sesisi)
 Hilangnya koordinasi
 Mungkin kejang-kejang
 Tidak dapat menahan BAK (hilang kontrol).
 Gejala-gejala tersebut mengindikasikan kemungkinan perdarahan otak yang sangat
berbahaya bagi korban yang harus segera minta bantuan medis.
 Bedakan dengan gegar otak (gejala sama), tetapi penanganan seperti pada
perdarahan otak.
Penanganan
 Lindungi kepala dari cedera lebih lanjut.
 Bila korban tidak sadar agar perhatikan jalan nafas.
 Patah tulang tengkorak adalah sulit dideteksi dan tidak memerlukan
pembidaian.
 Hentikan perdarahan dari kulit kepala.
 Pertahankan jalan nafas agar tetap terbuka dan bersih.
 Periksa pernafasan.
 Bahaya cedera tulang kepala :
 Rusaknya jaringan otak
 Perdarahan dalam otak.
 Perdarahan dalam otak menimbulkan penekanan dalam tengkorak yang
mengakibatkan tidak sadar bahkan kematian.
 Indikasi kerusakan atau cedera kepala yang hebat adalah perubahan
kesadaran.
 Cedera kepala & perubahan kesadaran harus diduga adanya cedera tulang
belakang.
 Lakukan penilaian dini
 Lakukan pengecekan tanda-tanda vital
 Pertahankan korban setenang mungkin yang dapat mengurangi
perdarahan
 Hentikan perdarahan luar, jika ada
 Jangan diberi makan atau minum
 Gejala-gejala tersebut mengindikasikan kemungkinan perdarahan
otak yang sangat berbahaya bagi korban yang segera cari bantuan
medis.
 Bedakan dengan gegar otak (gejala sama) dan penanganan seperti
pada perdarahan otak.
 Jangan diberikan obat sakit kepala (aspirin)
 Duga dan tangani korban seperti penanganan patah tulang
 Bila korban tidak sadar
 Pertahankan jalan nafas bersih dan terbuka
 Segera cari bantuan medis.
Cedera Tulang Belakang
CEDERA TULANG BELAKANG
Penyebab :
 Kecelakaan mobil
 Jatuh dari ketinggian
 Tertimpa atau terbentur benda berat.
Informasi penting adalah riwayat kejadian.
Lebih baik menduga terjadinya cedera tulang
belakang, daripada mencari-cari tanda cedera tulang
belakang.
Tanda dan gejala
 Rasa sakit di leher dan tulang belakang
 Rasa sakit ditusuk-tusuk di seluruh tubuh
 Hilangnya fungsi gerak tangan, kaki atau tubuh.
 Bila korban tidak dapat bergerak, korban tidak sadarkan diri
dan riwayat kejadian mengarah kepada cedera tulang
belakang. Maka boleh diduga terjadinya cedera tulang
belakang, hingga saatnya dibuktikan.
 Penanganan
Bila korban sadar :
 Lakukan penilaian dini
 Lakukan pengecekan tanda-tanda vital
 Pertahankan korban tenang dan tidak bergerak
 Jaga agar kepala dan leher tidak bergerak
 Lindungi korban dari sengatan dingin
 Segera cari bantuan medis.
 Jangan pindahkan korban kecuali ada bahaya.
Bila korban tidak sadar :
 Lakukan penilaian dini
 Pertahankan jalan nafas tetap terbuka
 Jaga agar kepala dan leher tidak digerak-gerakan
 Jaga jalan nafas
 Lakukan survei tanda-tanda vital
 Lindungi korban dari serangan dingin
 Segera cari bantuan medis.
 Jangan pindahkan korban jika tidak perlu
Luka Perdarahan
LUKA PERDARAHAN
Pengertian
 Bila pembuluh darah pecah, menjadi mengerut dan mengecil
sehingga menghambat perdarahan (terutama pada pembuluh
darah kecil).
 Bila mengenai pembuluh darah besar, mengakibatkan proses
pembekuan darah menjadi kurang efektif .

Klasifikasi perdarahan
 Perdarahan arteri, darah memuncrat/ mancur karena adanya
tekanan dari jantung.
 Perdarahan vena, darah mengalir dari luka.
 Perdarahan kapiler, darah merembes/ menetes dari luka.
Perdarahan Arteri Perdarahan Vena

Perdarahan Kapiler
Sumber perdarahan :

 Luka Perdarahan luar ,

 Luka serut,

 Luka robek,

 Luka sayat,

 Luka tusuk,

 Luka memar,

 Amputasi
Perdarahan dalam ,
Penyebab trauma tumpul,
Luka dalam perut, ditinju di mata,
Trauma perlambatan,
Trauma di otak,
Patah/ retak tulang
Kehamilan
Perdarahan spontan
Obat2an
Pengguna alkohol
Gejala Perdarahan dalam
Tergantung pada lokasi trauma
Luka dalam perut, contoh muntah darah
Luka dalam rongga mata, mata bengkak dan lebam
Luka di otak,
 Nyeri di kepala,
 Tingkat kesadaran menurun
 Tekanan darah menurun
 Tanda tanda shock
Prinsip-Prinsip Menghentikan Perdarahan Luar :
 Lindungi diri sendiri dengan gunakan sarung tangan.
 Jangan cabut dan gerakkan benda asing yang menancap pada luka,
balut sekitar benda tersebut.
 Posisikan korban, duduk atau berbaring untuk menenangkan korban
dan mengurangi denyut jantung.
 Tekan langsung dengan menggunakan bantalan kassa / perban yang
bersih (steril).
 Tinggikan daerah luka untuk memperlambat perdarahan.
 Tekan di titik tekan.
 Balut luka untuk membendung aliran darah.
 Periksa nadi untuk menilai apakah balutan terlalu kencang.
 Immobilisasi daerah luka.
 Periksa kembali perdarahan, apakah sudah berhenti atau
balutan tidak kencang.
 Istirahatkan dan tenangkan korban dapat mengurangi
kecemasannya.
 Bila masih berdarah , jangan buka balutan bahkan tambahkan
balutan.
Titik tekan bila ada perdarahan hebat
Penanganan perdarahan dalam :
• Lakukan DRABC
• Buat korban merasa nyaman.
• Segera cari bantuan medis.
PENGGUNAAN PERBAN
 Luka yang terbuka memungkinkan masuknya kuman.
 Tutup luka untuk mengurangi terjadinya infeksi.
 Waktu hendak menggunakan perban :
 Kenakan sarung tangan, hindari menyentuh luka.
 Gunakan perban yang bersih dan steril.
 Jangan sentuh permukaan perban yang akan menutup luka.
 Pembalut digunakan untuk menutup dan mempertahankan perban.
 Perban yang baik : “Padded Combine Dressing” (perban ikat) yang
terbuat dari kain kassa dan kapas, serta ada bagian yang memanjang
pada kedua ujungnya untuk mengikat perban dan dapat menutup luka
dengan memberikan penekanan yang baik yang akan menghentikan
perdarahan.
 Balut tekan adalah metode penekanan / immobilisasi untuk
menghentikan perdarahan, gigitan dan sengatan
 Balut tekan ideal “Crepe Bandage” dengan lebar  15 cm, baik
untuk menekan jaringan namun tidak menghentikan aliran
darah ke tungkai bagian bawah.
 “Combine Dressing” digunakan untuk mempertahankan perban
luka pada tempatnya, namun kurang baik untuk menghentikan
perdarahan.
 Perban segitiga adalah perban serba bisa dengan banyak fungsi
antara lain sebagai pengikat, bantalan, perban atau penyangga.
 Dalam keadaan gawat darurat bisa sebagai pembalut dan dapat
dimodifikasi.
Kasa steril Pembalut cepat

Pembalut
Penyangga
 Penyangga leher/ Neck Collar
Penyangga lengan dan kaki
 Buat ikatan cengkeh, masukkan
tangan korban dalam lingkaran ikatan
tersebut.
 Naikkan tangan yang disangga,
dekatkan menyilang dada korban.
 Tarik kedua ujung penyangga
melewati leher korban.
 Ikat kedua ujung penyangga tepat di
atas tulang leher.
 Periksa sirkulasi darah korban dengan
memeriksa nadi.
Cedera Jaringan Lunak
CEDERA JARINGAN LUNAK
 Definisi : kerusakan yang terjadi pada jaringan yang menopang tulang dan
persendian.
 Jenis cedera terdiri dari :
 Terkilir (sprains)
Kerusakan pada ligament akibat gerakkan sendi melebihi yang dapat
dilakukannya sehingga tertariknya atau koyaknya ligament.
Gejala : nyeri, semakin hebat bila digerakkan, bengkak atau memar.
 Cedera otot (strains)
Kerusakan akibat tertariknya otot atau tendon.
Gejala : rasa sakitnya tajam dan terjadi tiba-tiba, semakin hebat
digerakkan serta bagian yang terluka akan terasa lembek dan
kehilangan kekuatan.
 Pergeseran sendi (dislokasi).
Tanda : ada perubahan bentuk pada persendian.
Jangan coba untuk memperbaiki sendiri.
Sanggah tungkai yang mengalami dislokasi dan lakukan
pertolongan seperti pada patah tulang.
Penanganan:
Metode RICE (Rest, Ice, Compression and Elevation)
Efektif untuk meminimalkan bengkak dan rasa sakit :
 Penilaian dini (DRABC)
 Survei tanda-tanda vital
 Istirahatkan korban
 Kompres dingin bagian yang terluka.
– Kompres es tidak boleh > 20 menit karena dapat menimbulkan
kerusakan jaringan(frost bite).
– Kompres es dilakukan selang-seling
 Balut bagian yang terluka
 Tinggikan daerah yang terluka
 Cari bantuan medis
Patah Tulang
PATAH TULANG
Fungsi sistem tulang :
 Penyangga tubuh
 Alat pergerakan (bersama otot yang menempel padanya)
 Perlindungan terhadap organ penting (otak, paru-paru, jantung,
dll).
Patah Tulang
 Adalah hilangnya keutuhan/kontinuitas tulang.
 Mengakibatkan ketidakmampuan atau berkurangnya pergerakan.
Penyebab :
 Benturan langsung
 Benturan tidak langsung
 Kontraksi otot yang tidak normal
PATAH TULANG

 Klasifikasi :
Tertutup :
Tidak disertai luka/robekan
pada kulit.
Terbuka :
Disertai luka atau tulang
menembus kulit.
Komplikasi :
Disertai cedera organ.
PATAH TULANG
 Gejala :
 Sakit di daerah yang cedera.
 Tidak beraturan, kelainan bentuk dan
memendek.
 Hilangnya kemampuan untuk bergerak.
 Bengkak di sekitar daerah yang patah.
 Perubahan warna di sekitar jaringan yang
rusak.
 Posisi tungkai yang tidak normal.
 Krepitus (bunyi gesekan tulang).
 Lembek di sekitar daerah patah tulang.
Penanganan Patah Tulang Tertutup
 Bila nadi tidak teraba atau sensoriknya tidak berfungsi 
segera cari bantuan medis.
 Tulang yang menonjol ke luar, jangan coba dimasukkan kembali
ke dalam.
 Bila ada, gunakan alat bidai “air splint/ pneumosplint” yang
lebih efektif, tapi jangan digunakan pada patah tulang siku atau
lutut.
 Prinsip PEMBIDAIAN adalah tidak menggerakkan sendi di atas
dan di bawah bagian yang patah.
 Penanganan harus sistematis dan berdasarkan prioritas dalam
prinsip penilaian dini.
Penanganan Patah Tulang Terbuka
 Tangani lebih dulu luka/perdarahan dengan perban, sebelum
dilakukan immobilisasi.
 Buat posisi yang nyaman bagi pasien.
 Pembidaian hanya dilakukan bila korban harus dipindahkan atau
bantuan medis datang > 1 jam.
 Bila pasien merasa sakit saat pembidaian  hentikan pembidaian.
 Jangan lakukan manipulasi pada bagian yang patah.
 Patah Tulang Selangka :
 Pasien biasanya ditemukan sedang menyangga lengan untuk
mengurangi rasa sakit.
 Buat penyangga St. John.
 Patah Tulang Tangan :
 Dapat digunakan penyangga St. John.
 Patah Tulang Lengan Atas (Humerus) :
 Immobilisasi dengan simpul cengkeh agar lengan atas
menggantung. Untuk kestabilan sebaiknya balut di atas dan
bawah bagian patah tulang ke tubuh.
 Periksa kenyamanan, nadi, suhu kulit dan sensoriknya.
 Patah Tulang di Sekitar Siku atau Patah
Tulang Siku :
 Biarkan dalam posisi ditemukan
 Jangan coba untuk meluruskan
 Immobilisasi ke tubuh korban
 Carilah bantuan medis.
 Patah Tulang Lengan Bawah :
 Disangga dengan penyangga sederhana
dan bidai di bagian bawah lengan untuk
menopangnya.
 Periksa kenyamanan, nadi, suhu kulit dan
sensoriknya.
 Patah Tulang Pergelangan :
 Penanganan seperti pada patah tulang
lengan bawah.
 Patah Tulang Tungkai Bawah :
 Immobilisasi dengan menggunakan bagian tulang bawah yang
sehat sebagai bidai (bidai anatomi).

 Patah Tulang Paha (Femur) :


 Immobilisasi dengan mengikat seluruh tungkai bawah yang patah
dengan yang sehat, dengan mengikat lutut dan kaki  ikatan
angka 8.
 Buat bantalan di antara ke-2 tungkai.
 Ikat lutut dengan pembalut yang lebar.
 Ikat di bawah dan atas bagian yang patah.
 Patah tulang yang terlihat aneh  biarkan seperti pada posisi
pertama.
 Cari bantuan medis.
 Patah Tulang Tungkai Bawah (Tibia dan Fibula) :
 Immobilisasi dengan pembidaian anatomi.
 Ikat telapak kaki dan pergelangan kaki  dengan ikatan angka 8.
 Lutut sebaiknya diikat  gunakan pembalut lebar.
 Ikat di atas dan bawah bagian yang patah.
 Periksa kenyamanan, nadi, suhu kulit dan sensoriknya.
 Cari bantuan medis.
Patah Tulang Lutut (Patella) :
Sering kali disertai dislokasi dan perubahan
bentuk yang khas pada lutut.
Jangan coba luruskan kaki.
Pertahankan posisi dengan menggunakan bantal
sebagai bidai.
Tenangkan pasien.
Cari bantuan medis.
 Patah Tulang Pergelangan Kaki dan Telapak
Kaki
 Disangga dengan menggunakan bantal
sebagai bidai.
 Periksa nadi, suhu kulit dan sensorik.
 Cari bantuan medis.

 Patah Tulang Pangkal Paha :


 Immobilisasi dengan pembidaian anatomi
dan membuat ikatan angka 8 pada
pergelangan kaki dan ikatan yang lebar pada
lutut korban.
 Berikan bantalan di antara bagian tungkai
yang sehat dan yang patah.
Patah Tulang rahang :
 Dapat berpengaruh pada jalan nafas.
 Dapat disertai perdarahan dalam rongga mulut.

 Gejala :
Sakit di lokasi patah
Sulit berbicara
Tidak dapat menggigit
Sulit untuk menelan
Mengeluarkan air liur.
Penanganan
 Bila korban sadar
 Lakukan penilaian dini.
 Lakukan pengecekan tanda-tanda vital
 Tenangkan korban.
 Anjurkan agar korban tidak banyak bergerak
 Perhatikan jalan nafas.
 Bila tidak dapat menelan  posisikan korban agar air liur dapat
keluar dari mulut.
 Buatlah posisi duduk dan minta korban untuk menopang rahangnya
dengan ke-2 tangannya.
 Cari bantuan medis. Bila tidak dapat menelan  posisikan korban
agar air liur dapat keluar dari mulut.
 Buatlah posisi duduk dan minta korban untuk menopang rahangnya
dengan ke-2 tangannya.
 Minta bantuan medis
 Bila korban tidak sadar
 Lakukan penilaian dini.
 Lakukan pengecekan tanda-tanda vital.
 Buat posisi miring.
 Pertahankan jalan nafas terbuka.
 Pertahankan agar kepala dan leher tidak bergerak.
 Cari bantuan medis.
Luka Bakar
LUKA BAKAR
Penyebab :
Panas kering
Panas basah
Bahan kimia
Listrik
Radiasi
Sengatan dingin.
Jenis Luka bakar berdasarkan kedalamannya

 Luka Bakar derajat I


 Sangat sakit, namun tidak terlalu berbahaya
 Daerah yang terbakar berwarna kemerah-
merahan.
 Luka Bakar derajat II
 Sangat sakit sekali
 Lebih berbahaya daripada derajat I
 Terdapat kemerahan dan gelembung air
(blister)
 Sekitar luka agak bengkak.
 Luka Bakar derajat III
 Tidak terasa sakit, karena ujung-ujung
sarafnya telah ikut terbakar
 Area luka bakarnya terlihat gosong, hitam
atau keputih-putihan.
 Juga terdapat luka bakar derajat I dan II.
Jenis Luka bakar berdasarkan luasnya
 Luas luka bakar dihitung berdasarkan presentasi luas tubuh.
 Metode “rule of nine”  berbeda antara dewasa dan anak.
 Cara lain menggunakan luas telapak tangan yang dihitung sebagai 1%.

Metode “rule of nine” :


 Seluruh kepala dan leher : 9%
 Bagian depan badan : 18%
 Bagian belakang badan : 18%
 Satu bagian lengan : 9%
 Satu bagian tungkai : 18%
 Alat vital : 1%
Jenis Luka bakar berdasarkan kondisi bahayanya
Ada beberapa daerah tertentu yang walaupun luasnya kecil dan
kurang dalam derajatnya, namun tergolong luka bakar serius,
yaitu di :
 Tangan dan kaki
 Ketiak, pangkal paha dan alat vital
 Dada dan wajah
 Karena sengatan listrik  henti jantung tiba-tiba.
 Pada anak-anak.

Syok dapat terjadi karena :


 Rasa sakit yang hebat
 Hilangnya cairan tubuh.
Penanganan :
 Lakukan penilaian dini
 Lakukan pengecekan pada tanda-tanda vital
 Jauhkan korban dari bahaya (jika aman untuk dilakukan)
 Padamkan baju yang masih terbakar
 Lepaskan benda-benda yang masih berasap dan panas
 Jangan lepaskan pakaian yang sudah lengket dengan kulit
 Potong benda yang dapat meleleh di pergelangan tangan atau jari
 Dinginkan area yang terbakar dengan air dingin yang mengalir, selama 
10 menit
 Jangan pegang/sentuh luka bakar atau memecahkan gelembung air.
 Jangan oleskan krim atau apapun di atas luka bakar
 Tutup luka bakar dengan perban/kain yang tidak lengket
 Bila terkena wajah, leher atau dada agar dilakukan monitor
pernafasan
 Bila korban tidak sadarkan diri segera baringkan dalam posisi miring
 Cari bantuan medis.
LUKA BAKAR AKIBAT BAHAN KIMIA

Penyebab
Bahan Kimia yang sering menimbulkan luka bakar adalah
Asam sulfat (H2SO4)
Soda api (NaOH)
Penanganan
 Tindakan umum
 Menghilangkan kontak seminimal mungkin dan medinginkan
kulit untuk mencegah penyerapan
 Melepasakan pakaian korban
 Mengguyur bagian yang terkena bahan kimia di kulit atau mata
dengan air mengalir selama 20 menit
 Jangan menyiram dengan air pada bahan kimia yang dapat
bereaksi dengan air, misalnya bubuk kaustik soda.
 Tutup luka dengan penutup luka steril
 Bila bahan kimia tertelan, maka usahakan korban muntah
dengan memberi air minum atau susu sebanyak mungkin.
Kecuali bahan kimia yang tertelan adalah bahan korosif, hal ini
tidak diperbolehkan untuk dimuntahkan.
 Lakukan DRCAB dan bila ada syok diatasi dan segera kirim ke RS
Tindakan khusus
Nama Bahan Kimia Pengobatan awal Alternatif lain
1
.
H2SO4 Basuh dengan air sabun Kemudian tutup dengan
HNO3 Mg(OH)2 atau Mg Trisilikat
2
.
Asama Oksalat Basuh dengan NaHCO3 lalu dengan Suntikan Ca-Glukonat di daerah
Asam Hidroflorat Hyamin 2% dalam alkohol-es yang terbakar untuk meredakan
nyeri
3
.
Asam Khromat Basuh dengan Na-Hiposulfit encer,
basuh dengan air, lalu dengan Na-
Tiosulfat
4
.
Fenol/ Kresol Basuh dengan Etanol 10% Kemudian tutup dengan minyak
zaitun (Olove oil), minyak nabati
atau minyak jarak
5
.
Basa (KOH, NaOH dsb) Basuh dengan larutan cuka encer Diganti dengan air jeruk nipis,
lalu ditutup dengan minyak
6
.
Garam Dikhromat Basuh dengan Na-Hiposulfit
7
.
Garam alkil merkuri Lakukan pembersihan bula, Lalu oleskan balsam
keluarkan cairan
8
.
Fosfor Putih Bilas dengan KmnO4 1:5000 Lalu ditutup dengan minyak
9
.
Ter Bersihkan dengan antiseptik, tutup Bersihkan ter yang terlarut pada
dengan salep neopolycin 24 jam dan 48 jam
LUKA BAKAR TERSENGAT LISTRIK

Dampak tersengat listrik AC


Dapat menyebabkan henti jantung dan henti nafas, walaupun
voltasenya rendah karena dapat mengganggu aktivitas listrik
jantung.
Akan menimbulkan luka bakar dimana arus pertama kali masuk
dan setelah keluar.

Penanganan
 Utamakan keselamatan penolong.
 Pastikan arus listrik dimatikan sebelum mendekati korban dan
memasuki area.Jangan ambil resiko.
 Bila korban sadar :
o Lakukan penilaian dini
o Lakukan pengecekan tanda-tanda vital
o Tangani luka bakar
o Bersiap untuk melakukan RJP
o Cari bantuan medis.
 Bila korban tidak sadar :
o Lakukan penilaian dini
o Baringkan korban dalam posisi miring
o Lakukan pengecekan tanda-tanda vital
o Tangani luka bakar
o Bersiap untuk melakukan RJP
o Cari bantuan medis.
Terpapar
Suhu Udara Luar Biasa
TERPAPAR SUHU UDARA LUAR BIASA
Suhu tubuh dapat ditingkatkan melalui :
 Metabolisme makanan
 Radiasi, panas dialirkan melalui penyinaran
 Konduksi, panas yang dialirkan melalui sentuhan
 Konveksi, panas dialirkan melalui media tertentu

Suhu dapat hilang melalui :


 Radiasi panas tubuh ke lingkungan sekitar (60%).
 Penguapan (evaporasi) melalui keringat (22%).
 Konveksi yaitu udara berangin (15%).
 Konduksi yaitu melalui benda yang saling kontak (3%).
 Tubuh dapat menaikkan atau menurunkan suhu tubuh agar mencapai
suhu yang stabil.
 Bila suhu tubuh gagal mencapi kisaran suhu yang normal dan
mekanisme produksi panas tubuh gagal berfungsi bisa berbahaya.
 Indikator peningkatan dan penurunan suhu yang signifikan
 < 35 °C  hipotermia
 > 39 °C  hipertermia.
 Orang lanjut usia, anak-anak, orang sakit kurang dapat mengatasi
suhu di atas.
 HIPERTERMIA (KEPANASAN)
Penyebab
 Iklim (musim panas)
 Pakaian yang tebal
 Aktivitas berlebihan
 Kurangnya pemasukan cairan di lingkungan yang panas
 Sakit atau cedera
 Perlindungan dari panas yang kurang memadai.
 Tanda dan Gejala
 Miliaria
 Heat Cramp
 Heat Exhausted
 Heat Stroke
HEAT CRAMPS (Kram karena Panas) :
 Gejala
o Sakit karena kram otot
o Otot-otot terasa kejang
o Keletihan / mengantuk
o Mual dan muntah.
 Penanganan
o Pindahkan korban ke tempat teduh / dingin
o Tenangkan dan istirahatkan korban
o Berikan cairan
o Kompres dengan es
o Rentangkan otot dengan perlahan
o Jangan diurut / dipijat
o Cari bantuan medis.
HEAT EXHAUSTION (Keletihan) :
 Gejala
o Rasa haus
o Lelah
o Mual dan muntah
o Pusing / bingung
o Kram otot dan perut
o Otot-otot tidak bertenaga
o Sulit bernafas
o Nadi cepat
o Kulit pucat, dingin dan lembab
o Keringat banyak.
 Penanganan
o Pindahkan korban ke tempat yang teduh
o Baringkan dengan posisi terlentang
o Lepaskan baju yang tebal
o Kompres dengan air dingin
o Jangan gunakan air yang terlalu dingin atau berusaha
mendinginkan dengan cepat
o Beri minum
o Monitor pernafasan dan sirkulasi
o Segera cari bantuan medis.
HEAT STROKE (Sengatan Panas )
 Gejala
o Sakit kepala
o Mual dan muntah
o Pusing / bingung / tidak stabil
o Gangguan penglihatan
o Nadi sangat jelas teraba
o Kulit kemerahan dan kering
o Kejang-kejang.
Penanganan
 Pindahkan korban ke tempat yang dingin
 Rendam dalam air yang dingin & pecahan es
 Kompres es di leher, pangkal paha dan ketiak
 Selimuti korban dengan pakaian basah
 Teruskan penanganan sampai kulit korban sudah terasa dingin
 Segera cari bantuan medis
 Bila sudah pulih dan sadar segera beri minum.
Pencegahan
 Menyediakan ruangan yang khusus dingin di lokasi kerja
 Pakai perlengkapan pakaian yang sesuai
 Waktu istirahat yang cukup
 Minum yang cukup, untuk mendapatkan pemasukan cairan yang
memadai
 Hindari alkohol karena dapat produksi air seni meningkat ,
sehingga kehilangan cairan tubuh
 Pendidikan tentang bahayanya suhu udara luar biasa
 Menjaga kondisi tubuh, misalnya dengan olah raga.
TERPAPAR SUHU UDARA LUAR BIASA DINGIN
HIPOTERMIA (Kedinginan)
Penyebab
 Kelembaban / angin
 Pakaian yang tidak sesuai
 Musim dingin
 Cedera atau sakit.
Gejala
 Keletihan / apatis / tidah bergairah
 Menggigil (berhenti bila suhu mencapai 33 °C)
 Kulit terasa dingin
 Nadi lambat
 Pernafasan lambat
 Tidak sadarkan diri.
 Kematian , apabila suhu mencapai 23 – 24 °C.
Penanganan
 Pertahankan suhu tubuh
 Pindahkan korban
 Buka pakaian yang basah
 Hangatkan korban secara perlahan dengan kenakan pakaian
kering, baju hangat, selimut
 Bila korban masih sadar dapat diberikan minum
 Cari bantuan medis
 Jangan lakukan pemanasan cepat
 Jangan berikan alkohol
 Jangan hentikan RJP (kalau nafas-nadi tidak ada) sampai bantuan
medis datang.
 Jenis Penyakit akibat Hipotermia
 FROSTBITE (Sengatan Dingin)
 Terjadi akibat membekunya jaringan tubuh, seperti jari kaki,
tangan atau ekstremitas lainnya.
 Bila mencapai jaringan kulit yang dalam  mempengaruhi suplai
darah ke jaringan tubuh  amputasi.
 Jenis Kelainan
o Frostbite Superficial (permukaan)
o Tanda dan gejala
• Rasa kebal dan kebas pada area yang tersengat dingin.
• Kulit tiba-tiba berubah warna menjadi putih
• Terasa keras bila disentuh
• Tidak terasa sakit pada area yang terpapar.
• Kemungkinan terjadi blister.
Penanganan
 Pindahkan korban ke tempat yang hangat dan kering
 Lepaskan segala sesuatu yang menghalangi / menciutkan
pergelangan tangan / kaki
 Jangan diurut
 Jangan diberikan kompres dingin
 Jangan menghangatkan secara langsung dengan panas (api /
benda panas)
 Jaga dan tutupi blister dengan perban / kain / kasa kering.
 Jangan berikan air dingin
 Segera cari bantuan medis.
Deep Frostbites (dalam)
Tanda dan gejala
 Gejala sama dgn frostbite superficial, ditambah areanya terlihat
putih, keras bila disentuh dan tidak sakit.

Penanganan
 Jangan coba untuk dicairkan
 Keringkan korban dan pertahankan tetap hangat
 Lindungi daerah yang terkena dingin dari cedera lainnya
 Cari bantuan medis.
COLD INJURY (Cedera karena Dingin)
 Gunakan sarung tangan yang sesuai untuk mencegah lengketnya kulit
dengan metal yang sangat dingin.

Penanganan
 Siram air hangat ke bagian yang cedera.
 Bila benda dingin sudah terlepas  tangani seperti frostbite
superficial.
 Segera cari bantuan medis.
Sengatan Listrik
Sengatan Listrik
Penyebab
 Penutup kabel terbuka
 Peralatan listrik terbuka
 Peralatan listrik digunakan dekat dengan air

Gejala Tergantung pada


 Voltase
 Tahanan
 Jenis aliran listrik
 Bagian tubuh yang terkena
 Lamanya terkena
Gejala
 Rasa sakit seperti terjepit/ tertusuk
 Gerakan otot tidak terkontrol
 Luka bakar
 Syok
 Nafas berhenti
 Jantung berhenti
 Meninggal
 Penanganan
 Pastikan anda dalam keadaan aman sebelum menyentuh korban
 Segera matikan aliran listrik
 Segera lepaskan kabel peralatan listrik dari steker jika kecelakaan karena
peralatan listrik
 Jika aliran listrik betegangan tinggi, segera minta bantuan bagian
maintenace/ PLN
 Jika anda tidak bisa mematikan aliran listrik
 Berdiri diatas benda non konduktor
 Pindahkan korban ke tempat yang jauh dengan aliran listrik dengan
menggunakan peralatan yang kering dan non konduktor
 Padamkan api yang membakar korban, setelah korban terbebas dari aliran
listrik
 Periksa keadaan korban
Penanganan sengatan listrik
 Bila korban sadar :
 Lakukan penilaian dini DRABC
 Lakukan pengecekan tanda-tanda vital
 Tangani luka bakar
 Bersiap untuk melakukan RJP
 Cari bantuan medis.

 Bila korban tidak sadar :


 Lakukan penilaian dini DRABC
 Baringkan korban dalam posisi miring
 Lakukan pengecekan tanda-tanda vital
 Jika nafas berhenti, maka buka jalan nafas, beri nafas buatan
 Jika jantung berhenti berikan RJP
 Rawat setiap luka bakar
 Cari bantuan medis.
Ruang Tertutup
dan Terbatas
Pengertian
Ruang tertutup dan terbatas (Confined Space)
adalah ruangan yang mempunyai karakteristik
o Luasnya hanya cukup untuk pekerja dapat masuk
badannya dan melaksanakan pekerjaan.
o Mempunyai pintu masuk terbatas, hanya untuk masuk
dan keluar
o Tidak dirancang sebagai tempat kerja untuk bekerja
secara terus menerus.
o Contoh: Sumur, terowongan, silo, tangker dll
Sumber bahaya
Konsentrasi O2 di udara kurang dari 19,5% atau lebih
dari 23,5%
Konsentrasi gas, embun atau kabut yang dapat
terbakar dan meledak.
Konsentrasi bahan kimia berbahaya di udara
lingkungan kerja melebihi NAB
Sumber Listrik
Panas, bising
Licin, gelap
Penanganan
Persiapan pertolongan dengan menggunakan APD
pada pemberi pertolongan.
Menilai keadaan dengan Identifikasi faktor bahaya di
ruang tertutup dan terbatas
Mengamankan tempat kejadian
Menyingkirkan faktor bahaya di tempat kejadian
Evakuasi korban dari ruang tertutup dan terbatas
Pemberian pertolongan dengan metode DRCAB
Merujuk korban ke RS
Keracunan Makanan
Pengertian
Keracunan adalah masuknya sesuatu kedalam tubuh dan
menyebabkan tubuh bereaksi yang tidak diinginkan.
Keracunan yang berbahaya bisa berujung pada kematian
bila tidak mendapatkan penanganan yang cepat dan
tepat.
Masuknya sesuatu yang berbahaya kedalam tubuh akan
menyebabkan organ tubuh dan jaringan tubuh bisa
menjadi rusak dan tidak berfungsi dalam waktu yang
sangat singkat.
Ada dua hal yang dapat membuat orang keracunan yaitu
yang disengaja maupun yang tidak disengaja
Keracunan makanan berasal dari makanan apapun dan
dapat terjadi pada siapa saja, biasanya terjadi secara tidak
disengaja. Keracunan makanan sangat mudah terjadi
apabila tidak cermat dalam menyimpan ataupun
memasak makanan
Penyebab
Untuk mengetahui penyebab keracunan makanan, maka
ingat makanan apa yang telah dikonsumsi dalam 48 jam
terakhir. Tapi terkadang gejala dari keracunan makanan
bisa terjadi lebih cepat dari itu. Keracunan makanan
bukan penyakit yang sepele karena jika dibiarkan dapat
menyebabkan kematian.
Penyebab keracunan makanan dapat dibagi menjadi 2
kategori yaitu
Makanan yang terinfeksi virus, bakteri dan parasit
Makanan yang beracun meliputi jamur beracun atau
kontaminasi pestisida pada buah dan sayuran
Gejala
 Sakit dan kram perut
 Mual sampai muntah
 Diare
 Dapat disertai demam
 Jika hal ini terjadi terus menerus, maka bisa menimbulkan dehidrasi
yang berat. Kondisi dehidrasi berat ditandai dengan,
 Mulut kering,
 Air liur yang lengket,
 Pusing, kelelahan,
 Mata cekung,
 Denyut jantung meningkat,
 Urine sedikit dan pekat
 Penanganan
o Penilaian DRCAB
o Kurangi kadar racun yang masih ada di dalam lambung dengan
memberi korban minum air putih atau susu sesegera mungkin.
Jangan beri jus buah atau asam cuka untuk menetralkan racun.
o Usahakan untuk mengeluarkan racun dengan merangsang
korban untuk muntah.
o Usahakan korban untuk muntah dengan wajah menghadap ke
bawah dengan kepala menunduk lebih rendah dari badannya
agar tak tersedak.
o Bawa segera ke ruang gawat darurat rumah sakit terdekat
o Jangan memberi minuman atau berusaha memuntahkan isi
perut korban bila ia dalam keadaan pingsan. Jangan berusaha
memuntahkannya jika tidak tahu racun apa yang ditelan.
o Jangan berusaha memuntahkan korban bila menelan bahan-
bahan seperti pembersih toilet, cairan antikarat, cairan pemutih,
sabun cuci, bensin, minyak tanah, tiner serta cairan pemantik
api.
o Zat asam akan menyebabkan kerusakan lebih parah pada
lambung atau esofagusnya jika dimuntahkan. Sedangkan produk
BBM yang dimuntahkan dapat masuk ke paru-paru dan
menyebabkan pneumonia.
Gigitan Binatang
Pengertian
Gigitan binatang berbisa
Gigitan atau serangan yang di akibatkan oleh gigitan hewan
berbisa seperti,
 ular,
 laba-laba,
 kalajengking,
 semut,
 lebah
 Kelabang
 dll
 Gambaran gigitan ular

Rattlesnake

Cobra
Dampak Gigitan
Local efek Ular
Beberapa spesies seperti coral snakes, krait akan
memberikan efek yang agak sulit di deteksi dan hanya
bersifat minor tetapi beberapa spesies, gigitanya dapat
menghasilkan efek yang cukup besar seperti :
Bengkak,
Melepuh,
Perdarahan,
Memar sampai dengan nekrosis
Shock hipovolemik sekunder yang diakibatkan oleh berpindah
cairan vaskuler ke jaringan akibat pengaruh bisa ular tersebut.
Gejala
General efek
 Gigitan ular ini akan menghasilkan efek sistemik yang non-
spesifik seperti : nyeri kepala,mual dan muntah,nyeri perut,
diare sampai pasien menjadi kolaps. Gejala yang ditemui
seperti ini sebagai tanda bahaya bagi tenaga kesehatan
unuk memberi petolongan segera.
Spesifik systemic efek
 Hematotoksik, terganggu pembekuan darah
 Neurotoksik, kelemahan pergerakan
 Miotoksik, menyerang otot organ
Pertolongan Pertama
 DRCAB
 Immobilisasi anggota tubuh yang digigit
 Pemasangan torniquet
 Suction darah yang digigit dengan alat bantu
 Anjurkan pasien untuk tenang.
 Bawa pasien ke tempat yang mempunyai fasilitas kesehatan
yang memadai
Gigitan Laba-laba
Gambaran gigitan laba2

Black Widow

Black Widow Tarantullas


Gejala
 Rasa Sakit/Nyeri - Perut
 Nadi Lemah
 Tremor
 Mual
 Muntah
 Pingsan
 Tekanan darah
 Pusing
 Kram - Otot
 Rasa Sakit/Nyeri - Dada
Pertolongan Pertama
Bersihkan daerah gigitan dengan sabun dan air
Jika gigitan pada lengan atau kaki, maka angkatlah lengan
atau kaki tersebut untuk mencegah bengkak
Basahkan bekas gigitan dengan handuk basah dan biarkan
bekas gigitan tetap basah
Segera bawa ke dokter
Sengatan Kalajengking
Gambaran sengatan kalajengking
Gejala Sengatan
 Pusingrasa Kalajengking
gatal yang mengganggu dan Pembengkakan ringan yang
hilang dalam 1-2 hari.
 Sebuah reaksi yang tertunda dapat menyebabkan
 demam,
 gatal,
 nyeri sendi
 pembengkakan kelenjar langsung / tertunda
 Sebagian orang bereaksi parah terhadap bisa serangga
 mual,
 wajah bengkak,
 kesulitan bernapas,
 nyeri perut atau
 penurunan tekanan darah dan sirkulasi.
Pertolongan Pertama Sengatan Kalajengking
 Cuci luka dengan sabun dan air.
 Beri kompres dingin pada daerah yang terkena untuk
mengurangi rasa sakit dan memperlambat penyebaran racun
itu. Hal ini paling efektif dalam dua jam pertama setelah
sengatan terjadi.
 Cobalah untuk tetap tenang sehingga racun menyebar lebih
lambat.
 Jangan mengonsumsi makanan atau cairan karena sengatan
bisa menyebabkan pembengkakan tenggorokan dan kesulitan
menelan
Gigitan semut
Gambaran Gigitan Semut
Semut Api

Semut Peluru
Gejala Gigitan Semut Api
Gatal kulit dalam waktu singkat
Gigitannya menyengat, akan terasa seperti terbakar oleh
api,
Kemudian mengalami pembengkakan
Demam
Dapat mengalami kematian jika alergi.
Gejala Gigitan Semut Peluru
 Gelombang nyeri terbakar dan berdenyut dalam waktu 24 jam" atau
"murni, intens, sakit brilian. Perubahan warna
 Perubahan warna
 Nekrosis
 Bengkak,
 Tremor,
 Berkeringat,
 Mual,
 Peningkatan suhu dan
 Kelumpuhan.
 Sebuah gigitan kedua mungkin dapat menyebabkan syok anafilaksis
Pertolongan Pertama Gigitan Semut
 Bersihkan area yang terkena gigitan dengan sabun dan air
untuk menghilangkan partikel yang terkontaminasi oleh
serangga.
 Hindari menggosok-gosok luka akibat sengatan atau gigitan,
karena dapat berakibat racun semakin menyebar.
 Pengobatan tergantung pada jenis reaksi yang terjadi.
 Jika hanya kemerahan dan nyeri pada bagian yang digigit,
cukup menggunakan es sebagai pengobatan, dengan cara
dikompreskan ke luka selama 10 menit.
 Jika gigitan menyebabkan infeksi (kemerahan dengan atau
tanpa nanah, suhu tubuh tinggi, demam, atau kemerahan di
tubuh), pergilah ke dokter.
 Jika tidak diketahui apa yang menggigit, sangat penting
untuk menjaga area yang digigit agar tidak terjadi infeksi.
Hubungi dokter jika ada luka yang terbuka, mungkin itu
sengatan racun laba-laba.
Sengatan Lebah
Gambaran Sengatan Lebah
Gejala Sengatan Lebah
Bengkak
Memerah,
Nyeri,
Gatal
Sensasi panas pada bekas lokasi sengatan
Pertolongan Pertama Sengatan Lebah
Lepaskan perhiasan seperti cincin bila yang disengat di
daerah tangan.
Segera lepaskan lebah atau sengat yang ditinggalkanya
Kompres anggota tubuh yang tersengat lebah
menggunakan es atau air dingin
Sengatan jangan digaruk
Jaga daerah yang terkena sengatan lebah agar tetap
bersih dan kering.
Gigitan Kelabang
Gambaran Gigitan Kelabang
 Gigitan kelabang meninggalkan bekas berupa sepasang luka,
Gejala Gigitan Kelabang
Nyeri dan bahkan rasa nyeri akan semakin bertambah.
Rasa nyeri akan terasa sampai beberapa hari tergantung
jenis kelabangnya
Racun kelabang hanya akan berpengaruh disekitar gigitan
saja
Menyebabkan pembengkakan,
Kemerahan di sekitar tempat luka.
Rasa terbakar,
Pegal dan sakit biasanya akan hilang dengan sendirinya
setelah 4-5 jam kemudian
Pertolongan Pertama Gigitan Kelabang
 Jika tergigit kelabang, hal pertama yang harus dilakukan
adalah membunuh kelabangnya agar terhindar dari dendam
dan gigitan lanjutan.
 Kompres dingin
 Cuci dengan obat antiseptik
 Kalau ada, cuci bekas gigitan dengan larutan pekat garam
inggris
 Berikan obat pelawan rasa sakit
 Apabila penderita gelisah segera bawa ke dokter
Pencacatan Pelaporan
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Tujuan
Mengingatkan informasi-informasi penting tentang
keadaan korban yang dicatat dalam lembaran catatan.
Mengingatkan perlunya laporan tertulis yang akurat
dan terpercaya.
Dicatat dalam lembaran pelaporan Pertolongan
pertama.
Informasi yangdiperlukan
Nama korban
Tanggal, waktu dan lokasi kejadian
Riwayat terjadinya kecelakaan
Pengkajian yang telah diambil
Kondisi luka
Observasi tanda-tanda vital
Pengobatan
Pertolongan yang sudah diberikan
Nama orang yang menemukan korban.

Das könnte Ihnen auch gefallen