Sie sind auf Seite 1von 24

HERNIA NUKLEUS

PULPOSUS

OLEH :
MUKHAMMAD NURSALIM

FK UNEJ
PENDAHULUAN

 DEFINISI :
Hernia Nucleus Pulposus adalah keluarnya
nucleus pulosus (gel-like substance) ke dalam
canalis intervertebralis akibat kerusakan anulus
fibrosus (struktur seperti ban) corpus intervertebral.
 Berdasarkan letak terjadinya herniasi pada
columna certebrae dapat dibagi sebagai berikut
:
1. Hernia Discus Servikalis
2. Hernia Discus Thoracalis
3. Hernia Discus Lumbalis
ANATOMI

Kolumna vertebralis terdiri dari 33 buah vertebrae, yaitu :


 7 Vertebrae servical
 12 Vertebrae torakal
 5 Vertebrae lumbal
 5 Vertebrae sakral
 4 Vertebrae koksigeus

Diantara Kalumna vertebralis terdapat corpus vertebrae yang


dihub satu dengan yang lain oleh Discus Intervertebralis yang
diperkuat oleh lig. Longitudinal post dan lig. Longitudinalis anterior

Fungsi discus invertebralis :


 Keleluasaan pengerasan vertebrae
 Shock absorber  pelindung dari trauma

Disc intervert terdiri dari :


 Anulus fibrosus.
 Nukleus pulposus (gel)
 Lempeng kartilago hialin
PATOFISIOLOGI
 Terjadinya herniasi discus terdiri
dari 4 stadium, yaitu:

1. Degenerasi discus, perubahan kimiawi


terkait dengan usia menyebabkan
kelemahan pada discus, tapi tanpa
terjadinya herniasi.
2. Prolaps, merupakan suatu bentuk atau
perubahan posisi dari discus dengan
pergeseran ringan ke arah kanalis spinalis.
Disebut juga bulge atau protrusion.
3. Extrusion, nucleus pulposus yang memiliki
konsistensi seperti gel menembus lapisan
dindingnya (anulus fibrosus) tapi masih
berada dalam discus.
4. Sequestrasi atau Sequestered Disc, nucleus
pulposus menembus annulus fibrosus dan
berada di luar dari discus di dalam kanalis
spinalis, disebut sebagai Hernia Nucleus Pulposus
(HNP).
 Robekan atau kerusakan pada lapisan discus
intervertebralis akan menimbulkan nyeri lokal
oleh karena adanya stres mekanik pada bagian
yang peka nyeri tersebut. Isi dari discus, nucleus
pulposus, yang tersekuestrasi memilki efek toksik
langsung dan menimbulkan respon inflamasi
dimana kedua hal tersebut meningkatkan
kepekaan terhadap nyeri.
 Biasanya protusio atau ekstrusio diskus Posterolateral akan
menekan/menjepit akar saraf ipsilateral pada tempat
keluarnya saraf dr kantong duramater.

Akan menampilkan gejala dan tanda Radikuler sesuai distribusi


persarafannya.
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko terjadinya HNP dibagi
menjadi 2 (dua) yaitu:
 Faktor risiko yang tidak dapat
dirubah :
 Umur yang makin bertambah maka
risiko akan semakin tinggi.
 Laki-laki lebih banyak daripada
wanita.
 Riwayat cedera punggung atau HNP
sebelumnya
 Faktor yang dapat dirubah :
 Pekerjaan dan aktivitas
 Olahraga yang tidak teratur, memulai
latihan setelah lama tidak berlatih,
latihan yang berat dalam waktu lama.
 Merokok
 Obesitas
MANIFESTASI KLINIS
 Bila herniasi terjadi ke arah :
1. Posterolateral, di samping nyeri
pinggang, juga akan memberikan
gejala dan tanda-tanda sesuai
dengan radiks dan saraf yang
terkena.
2. Posterosentral, mengakibatkan
nyeri pinggang oleh karena
menekan ligamentum
lonngitudinale yang bersifat peka
nyeri.
 Hernia Nucleus Pulposus ke arah
posterosentral di bawah vertebrae L2
tidak akan melibatkan medula spinalis.
 Kemungkinan yang terkena adalah
cauda equina dengan gejala dan
tanda:
- rasa nyeri mulai dari pinggang, daerah
perineum, tungkai sampai kaki
-refleks lutut dan tumit menghilang yang
sifatnya unilateral atau asimetris.
 rasa nyerinya akan bertambah, bila
ada kenaikan tekanan intratekal
maupun intradiskal misalnya pada saat
mengejan, batuk, bersin dan
membungkuk.
Hernia Nucleus Pulposus
Pada Daerah Cervical
 lebih jarang dibandingkan herniasi lumbal
 Umumnya melibatkan C5-6, C6-7
 Herniasi ini dapat berakibat gawat karena
dapat menekan medula spinalis
 Herniasi discus C5-C6 menekan radiks
saraf C6, dan herniasi discus C6-C7 akan
melibatkan radiks C7
 Manifestasi klinis : kekakuan pada leher,
rasa tidak nyaman pada bagian medial
scapula, adanya radicular paresthesia.
Gejala diperburuk dengan adanya
pergerakan dari kepala dan leher
Hernia Nucleus Pulposus
Pada Daerah Thoracal
 Jarang terjadi dikarenakan vertebrae thoracalis
lebih rigid dan discus intervertebralis pada
daerah thoracal lebih tipis (hanya 1/5 dari
keseluruhan).
 Manifestasi klinis : Nyeri punggung, yang akan
bertambah bila batuk, bersin
Hernia Nucleus Pulposus
Pada Daerah
 Paling sering terjadi
Lumbal
 Herniasi terjadi peralihan dari segmen yang
lebih mobile ke yang kurang mobile
(perbatasan lumbosakral dan servikotorakal).
 Paling sering L4-L5 atau L5-S1. Arah herniasi yang
paling sering adalah posterolateral.
 Manifestasi klinis :
- iskhialgia yang nyeri, biasanya berpusat
pada daerah gluteus posterior, tibialis
posterior/lateral dan kaki lateral/dorsal.
- parestesia atau tebal (70% kasus) sesuai
dengan dermatom radiks yang terkena
- kelemahan otot (dorsofleksi radiks L5, plantar
fleksi radikal S1) dan bila berlangsung lama
terjadi atrofi otot bawah.
DIAGNOSIS

1. Anamnesis :
 Lokasi dari nyeri.
 Penjalaran rasa nyeri.
 Posisi tubuh yang membuat pasien nyaman
jika rasa nyeri menyerang.
 Apakah ada riwayat trauma.
 Apakah ada proses bertambah beratnya
nyeri
 Apakah pasien mengkonsumsi obat
antinyeri, berapa banyak yang diminum
untuk menghilangkan nyeri.
 Apakah ada riwayat keganasan
2. PEMERIKSAAN FISIK
 Skoliosis
 Lipatan bokong sisi yang sakit lebih
rendah dari pada sisi yang sehat
 Tes-tes :
1. Tes LASEQUE ( Straight Leg Raising /
SLR )
2. Tes laseque menyilang atau tes
O’Connell
3. Tes untuk menaikkan tekanan
intratekal :
a. Tes Naffziger
b. Tes Valsava
Tes sensibilitas
Terdapat gangguan sensibilitas :
- Bag. Lateral jari V (S1)
- Bagian medial ibu jari (L5)
Terdapat gangguan Motoris :
≠ Dorsoflexi ibu jari kaki (L5)
≠ Plantar Flexi (S1)
Pemeriksaan Refleks
- refleks tumit menurun / menghilang (S1)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. EMG (elektromiografi)
Dengan pemeriksaan EMG dapat ditemukan
radiks mana yang terkena dan sejauh mana
gangguannya, masih dalam taraf iritasi
ataukah sudah ada kompresi.
2. Foto lumbal
Pada pemeriksaan ini kita melihat apakah ada
penyempitan jarak tulang yang satu dengan yang
diatas atau dibawahnya, adakah instabilitas atau
spondilolistesis.
3. CT. Myelografi
Pada pemeriksaan ini kita melihat apakah adanya
filling defect.
4. Magnetic Resonance Imaging
Pada pemeriksaan ini kita dapat melihat apakah
ada protusio ataupun squester dari bantalan tulang
yang menekan pada sistem
5. Kadar serum kalsium, alkali dan asam
fosfatase, serta kadar gula
6. Pungsi Lumbal
peningkatan kadar protein ringan
dengan adanya penyakit diskus,
pungsi lumbal biasanya hanya kecil
manfaatnya untuk diagnostik
7. Diskografi
Pemeriksaan ini membawa resiko
komplikasi yang besar yaitu
kemungkinan timbulnya infeksi pada
ruang diskus intervertebralis, terjadinya
herniasi diskus, dan bahaya radiasi.
Biaya pemeriksaan relaif mahal dan
hasilnya tidak lebih unggul dari
pemeriksaan MRI sehingga
pemeriksaan ini jarang dikerjakan.
PENATALAKSANAAN
KONSERVATIF

1. Tirah baring 3-6 minggu


Idealnya tidur terlentang dengan alas datar dan keras.
maksud jika anulus fibrosus masih utuh  gel kembali
2. Simtomatis
- Analgetik
- muscle relaxant
- Kortikosteroid
3. Fisioterapi
Dengan pemanasan daerah nyeri
4. Traksi Pelvis atau Traksi Lumbal
5. Mobilisasi
 Jika pasien sudah mulai berdiri dan berjalan 
dianjurkan untuk memakai korset selama beberapa
hari/ minggu.
 Jika nyeri sudah hilang mulai diberikan latihan lumbo
sakral serta perubahan postur tubuh khususnya dalam
mengangkat beban, duduk, berdiri.
Nukleolisis

 Metode lisis materi nukleolisis melalui bahan


tertentu dalam rongga diskus intervertebralis.
Bahan yang digunakan adalah Chymopain.
Penatalaksanaan Operatif

Indikasi :
 Tata laksana konservatif tidak membawa hasil atau
beberapa kali tatalaksana konservatif selalu
memberikan kekambuhan.
 Adanya kelumpuhan nyata, lebih-lebih yang
berkembang progresif
 Bila ada defisit neurologik terutama gangguan miksi
dan defekasi.
PROGNOSA
 Tergantung dari :
1. Penemuan causa yang jelas
2. Tata laksana yang tepat
 Sebagian besar pasien akan
membaik dalam 6 minggu
dengan terapi konservatif
 Pada pasien yang di operasi
90% akan membaik terutama
nyeri tungkai. Tetapi
kemungkinan terjadinya
kekambuhan adalah 5 % dan
bisa pada level diskus yang
sama atau berbeda.

Das könnte Ihnen auch gefallen