Sie sind auf Seite 1von 13

Definisi

Hipertiroid adalah suatu gangguan dimana kelenjar tiroid memproduksi


lebih banyak hormon tiroid yang dibutuhkan oleh tubuh. Kadang-kadang
disebut juga tirotoksikosis. 1 persen populasi di Amerika memiliki resiko
untuk menderita hipertiroid. Wanita lebih banyak mengalami kejadian ini
dibandingkan dengan pria (Rani, 2009).
EPIDEMIOLOGI
HIPERTIROID
 Graves Disease menyumbang antara 60% sampai 80% dari pasien dengan hipertiroidisme. Hal ini
menyerang 10 kali lebih banyak pada wanita dibandingkan pria, dengan risiko tertinggi onset antara
usia 40 sampai 60 tahun. (Pauline, 2007).

 Di negara Amerika Serikat, penyakit Graves adalah bentuk yang paling umum dari hipertiroid. Sekitar
60-80% kasus tirotoksikosis akibat penyakit Graves.

 Kejadian tahunan penyakit Graves ditemukan menjadi 0,5 kasus per 1000 orang selama periode 20-
tahun, dengan terjadinya puncak pada orang berusia 20-40 tahun.

 Gondok multinodular (15-20% dari tirotoksikosis) lebih banyak terjadi di daerah defisiensi yodium.
Kebanyakan orang di Amerika Serikat menerima yodium cukup, dan kejadian gondok multinodular
kurang dari kejadian di wilayah dunia dengan defisiensi yodium.

 Adenoma toksik merupakan penyebab 3-5% kasus tirotoksikosis (Lee, et.al., 2011).

 Prevalensi hipertiroid berdasarkan umur dengan angka kejadian lebih kurang 10 per 100.000 wanita
dibawah umur 40 tahun dan 19 per 100.000 wanita yang berusia di atas 60 tahun.

 Prevalensi kasus hipertiroid di Amerika terdapat pada wanita sebesar (1 ,9%) dan pria (0,9%). Di
Eropa ditemukan bahwa prevalensi hipertiroid adalah berkisar (1-2%). Di negara lnggris kasus
hipertiroid terdapat pada 0.8 per 1000 wanita pertahun (Guyton, 2007 ).
Faktor risiko
 Faktor-faktor yang dapat mencetuskan penyakit hipertiroid
adalah(Donangelo, 2011 ; American Thyroid Association, 2012) :

1. Jenis Kelamin dan Umur


2. Faktor genetik atau Riwayat kesehatan Sebelumnya
3. Merokok
4. Zat kontras yang mengandung iodium
5. Stres
6. Kelebihan yodium
7. Faktor hormon
Etiologi
Beberapa penyebab terjadinya hipertiroid adalah (Donangelo, 2011 ;
National Endocrine and Metabolic Diseases Information Service,
2007) :

1. Penyakit Grave
2. Nodul Tiroid
3. Tiroiditis
a. Tiroiditis subakut
 Tiroiditis postpartum
a. Tiroiditis “silent”
1. Penggunaan Yodium
2. Medikasi berlebihan dengan hormon tiroid
Patofisiologi Hipertiroid
Anamnesis
 Beberapa gejala yang dijumpai pada hipertiroidisme
pada umumnya adalah :
 Tidak tahan hawa panas,
 Hiperkinesis,
 Mudah lelah,
 Berat badan turun,
 Tumbuh cepat,
 Toleransi obat, y
 Youthfulness
Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan fisik yang diperlukan adalah National
Endocrine and Metabolic Diseases Information Service, 2007) :
1. Palpasi : Dapat terasa pulsasi ( detakan / denyutan) dan
vibrasi ( getaran ) pada posisi kelenjar tiroid.
2. Inspeksi : Terlihat adanya pembesaran pada posisi kelenjar
tiroid.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah (National
Endocrine and Metabolic Diseases Information Service, 2007)
1. Pemeriksaan laboratorium :
a. Tes ambilan RAI : Meningkat pada penyakit graves dan
toksik goiter noduler, menurun pada tiroiditis.
b. T4 dan T3 serum : Meningkat
c. T4 dan T3 bebas serum : Meningkat
d. TSH : Tertekan dan tidak berespon pada
TRH (tiroid releasing hormon)
e. Tiroglobulin : Meningkat
f. Stimulasi TRH : Dikatakan hipertiroid jika TRH dari
tidak ada sampai meningkat setelah pemberian TRH
g. Ambilan tiroid131 : Meningkat
h. Ikatan protein iodium : Meningkat
i. Kreatinin urine : Meningkat

1. Pemeriksaan radiologi :
a. EKG : Fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kardiomegali.
PENATALAKSANAAN HIPERTIROID
Farmakologis  Tionamid  Tiourasil & Imidazol ( metimazol, & Karbimazol ).

 Mekanisme kerja obat antitiroid bekerja dengan dua efek, yaitu efek intra dan ekstratiroid. Berikut merupakan
mekanisme masing-masing efek (Palacios, 2012) :

1. Mekanisme aksi intratiroid adalah menghambat oksidasi dan organifikasi iodium, menghambat coupling iodotirosis,
mengubah struktur molekul tiroglobulin dan menghambat sintesis tiroglobulin sehingga mencegah atau mengurangi
biosintesis hormon tiroid T3 dan T4.

2. Mekanisme aksi ekstratiroid adalah menghambat konversi T4 menjadi T3 di jaringan perifer. Obat yang bekerja dengan
mekanisme aksi ekstratiroid adalah propiltiourasil (PTU).

 Dosis PTU dimulai degan 3x100-200 mg/hari dan metimazol/tiamazol 20-40 mg/hari dengan dosis terbagi untuk 3-6
minggu pertama.

 Setelah itu dosis dapat diturunkan atau dinaikkan sesuai respon klinis dan biokimia.

 Jika ditemukan dosis awal belum memberikan perbaikan klinis, dosis dapat dinaikan bertahap hingga dosis maksimal,

 jika dosis awal sudah memberi perbaikan klinis maupun biokimia, dosis diturunkan hingga dosis terkecil PTU 50
mg/hari dan metimazol/ tiamazol 5-10 mg/hari yang masih dapat mempertahankan keadaan eutiroid dan kadar T4
bebas dalam batas normal.

 Pemilihan PTU dan metimazol dapat disesuaikan dengan kondisi klinis karena berdasarkan kemampuan menghambat
penurunan segera hormon tiroid di perifer, PTU lebih direkomendasikan (Palacios, 2012).
Non Farmakologis
 Diet tinggi kalori, dengan memberikan kalori 2600-3000
kalori per hari baik dari makanan main dari suplemen,

 Konsumsi protein tinggi 100-125 gr (2,5 gr/kg BB) per


hari untuk mengatasi proses pemecahan protein
jaringan seperti susu dan telur,

 Olah raga teratur, dan


 Mengurangi rokok, alkohol, dan kafein yang dapat
meningkatkan kadar metabolisme (Palacios, 2012).

Das könnte Ihnen auch gefallen