Sie sind auf Seite 1von 32

R E F E R AT

TONSILEKTOMI

OLEH : DANITA DWI MARYANA


P E M B I M B I N G : D R . H I D A Y A T A N WA R , S P. T H T
EMBRIOLOGI TONSIL

Bagian yang Bulan ke 3 tumbuh


Invaginasi kantong Terbentuk fosa mengalami invaginasi limfosit di dekat epitel
brakial ke II ke
dinding faring tonsil akan membagi lagi tersebut dan terjadi
menjadi kripta nodul pada bulan ke 6

Kapsul dan jaringan


Terbentuk massa ikat lain tumbuh pada Terbentuk jaringan
jaringan tonsil bulan ke 5 dan berasal ikat limfoid
dari mesenkim
ANATOMI TONSIL

Massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus.

Tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina, tonsil lingual, kelenjar limfoid yang tersebar dalam
fossa Rosenmuller cincin waldeyer

Terletak di Orofaring dan Nasofaring


TONSIL PALATINA

• Suatu massa jaringan limfoid yang


terletak di dalam fosa tonsil pada kedua
sudut orofaring
• Tonsil Palatina dibatasi oleh:
 Lateral : M. konstriktor faring
superior
 Anterior : M. palatoglosus
 Posterior : M. palatofaringeus
 Superior : Palatum mole
 Inferior : Tonsil lingual
Fossa Tonsil
Fosa tonsil dibatasi oleh otot-otot orofaring, yaitu batas anterior adalah otot
palatoglosus, batas posterior otot palatopharyngeus, batas lateral adalah
otot konstrikor faring superior, batas atas yaitu kutub atas (upper pole).
Fosa supra tonsil berisi jaringan ikat jarang

Kapsul Tonsil
Bagian permukaan lateral tonsil ditutupi oleh suatu membran jaringan
ikat.

Plika Triangularis
Diantara pangkal lidah dan bagian anterior kutub bawah tonsil terdapat
plika triangularis yang merupakan suatu struktur normal yang telah ada
sejak masa embrio.
PERDARAHAN TONSIL PALATINA

Tonsil mendapat perdarahan dari cabang-


cabang A.karotis eksterna, yaitu:
• A.Fasialis dengan cabangnya A. tonsilaris
dan A. palatina asenden,
• A. maksilaris interna dengan cabangnya A.
palatine desenden,
• A. lingualis dengan cabangnya A. lingualis
dorsal,
• A. faringeal asenden.
• Aliran Getah Bening

Aliran getah bening dari tonsil getah bening servikal profunda bagian superior di bawah M.
Sternokleidomastoideus kelenjar toraks dan akhirnya menuju duktus torasikus.

• Persarafan

Bagian atas tonsil : saraf trigeminus melalui ganglion sfenopalatina

Bagian bawah tonsil : nervus glossofaringeus

• Imunologi Tonsil

Tonsil merupakan jaringan limfoid yang mengandung sel limfosit. Terdapat sistem imun kompleks yang
berperan dalam proses transportasi antigen ke sel limfosit sehingga terjadi sintesis immunoglobulin
spesifik.
TONSIL FARING (ADENOID)

• Masa limfoid yang berlobus


• Adenoid tidak memiliki kriptus.
• Adenoid terletak di dinding belakang
nasofaring
• Pada umumnya adenoid akan mencapai
ukuran maksimal antara usia 3-7 tahun
kemudian mengalami regresi dan hilang
sama sekali usia 14 tahun.
TONSIL LINGUA

• Tonsil lingual terletak di dasar lidah dan


dibagi menjadi dua oleh ligamentum
glosoepiglotika
• Di garis tengah anterior terdapat
foramen sekum pada apeks, terbentuk
oleh papila sirkumvalata
UKURAN PEMBESARAN TONSIL

Menurut Thane & Cody :


• T1: batas medial tonsil melewati pilar anterior
sampai ¼ jarak pilar anterior-uvula
• T2: batas medial tonsil melewati ¼ pilar
anterior-uvula sampai ½ jarak plar anterior-
uvula
• T3: batas medial tosnsil melewati ½ pilar
anterior-uvula sampai ¾ jarak pilar anterior-
uvula
• T4: batas medial tonsil melewati ¾ pilar
anterior-uvula sampai uvula atau lebih.
FISIOLOGI TONSIL

Menangkap dan mengumpulkan


Sebagai sistem pertahanan tubuh
bahan asing dengan efektif

Sebagai organ utama produksi


antibody dan sensitisasi sel limfosit
T dengan antigen spesifik.
TONSILEKTOMI
DEFINISI TONSILEKTOMI

Tonsilektomi

Operasi pengangkatan salah satu atau seluruh


tonsil palatina

Tonsiloadenoidektomi

pengangkatan tonsil palatina dan tonsil


faringeal.
EPIDEMIOLOGI TONSILEKTOMI

• Di Indonesia, data nasional mengenai jumlah operasi tonsilektomi atau tonsiloadenoidektomi


belum ada.
• Data di RSCM selama 5 tahun terakhir (1999-2003) :
~ Jumlah operasi tonsiloadenoidektomi dengan puncak kenaikan pada tahun kedua (275 kasus) dan
terus menurun sampai tahun 2003 (152 kasus).
• Data RS Fatmawati dalam 3 tahun terakhir (2002-2004) menunjukkan kecenderungan kenaikan
jumlah operasi tonsilektomi dan penurunan jumlah operasi tonsiloadenoidektomi.
INDIKASI TONSILEKTOMI
Indikasi tonsilektomi dibagi atas 2 kategori berdasarkan America Academy of Otolaryngology-Head and Neck
Surgery (AAO-HNS):

Indikasi absolut Indikasi relatif


• Pembengkakan tonsil yang menyebabkan • Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil per
obstruksi saluran napas, disfagia tahun dengan terapi antibiotik adekuat.
berat, gangguan tidur dan komplikasi • Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak
kardiopulmoner. membaik dengan pemberian terapi medis.
• Abses peritonsil yang tidak membaik dengan • Tonsilitis kronik atau berulang pada karier
pengobatan medis dan drainase. streptokokus yang tidak membaik dengan
• Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam. pemberian antibiotik β-laktamase resisten.
• Tonsilitis yang membutuhkan biopsi untuk • Perbesaran tonsil unilateral yang diduga
menentukan patologi anatomi. keganasan
KONTRAINDIKASI TONSILEKTOMI

Risiko anestesi
Gangguan
yang besar atau
perdarahan
penyakit berat

Infeksi akut Anemia


yang berat
PERSIAPAN OPERASI TONSILEKTOMI

ANAMNESIS Riwayat Kesehatan

Adanya penyulit seperti asma, alergi, epilepsi, kelainan maksilofasial pada anak dan pada
orang dewasa asma, kelainan paru, diabetes melitus, hipertensi, epilepsi.

Riwayat kelahiran, imunisasi, infeksi terakhir terutama infeksi saluran napas khususnya
pneumonia, penyakit kronik terutama paru-paru dan jantung, kelainan anatomi, obat yang
sedang dan pernah digunakan beserta dosisnya.

Riwayat operasi terdahulu dan riwayat anestesi.


PEMERIKSAAN Keadaan umum
FISIK

Tanda-tanda vital

Status Generalis, Menilai adanya kelainan kongenital di


daerah orofaring dan kelainan fungsional.

PEMERIKSAAN Pemeriksaan darah tepi: Hb, Ht, leukosit, hitung jenis,


PENUNJANG trombosit

Hemostasis: BT/CT, PT/APTT


TINDAKAN ANASTESI
Saturasi oksigen
bisa ditingkatkan

Endotracheal tube Jalan napas terjaga


(ETT) bebas

Dosis obat anestesi


Anastesi Umum dapat dikontrol
dengan mudah

Laryngeal Mask Berkurangnya risiko


Airway (LMA) stridor postoperasi
Tujuan tindakan anestesi pada operasi tonsilektomi dan
adenoidektomi:

Melakukan induksi Menciptakan kondisi


dengan lancar dan yang optimal untuk
atraumatik. pelaksanaan operasi

Menyediakan akses
intravena yang digunakan
Menyediakan rapid
untuk masuknya cairan
emergence
atau obat-obatan yang
dibutuhkan
TEKNIK TONSILEKTOMI

Teknik Guillotine :
• Tonsil dijepit kemudian pisau guillotine digunakan untuk
melepas tonsil beserta kapsul tonsil dari fossa tonsil.
• Sering terdapat sisa dari tonsil karena tidak seluruhnya
terangkat atau timbul perdarahan yang hebat.
• Keuntungan teknik ini yaitu cepat, komplikasi anestesi kecil,
biaya kecil
Alat Guillotine
Teknik Diseksi
• Bila menggunakan anestesi umum, posisi pasien
terlentang dengan kepala sedikit ekstensi. Posisi
operator di proksimal pasien.
• Dipasang alat pembuka mulut Boyle-Davis gag.
• Tonsil dijepit dengan cunam tonsil dan ditarik ke
medial.
• Dengan menggunakan respatorium/enukleator
tonsil, tonsil dilepaskan dari fosanya secara tumpul
sampai kutub bawah dan selanjutnya dengan
menggunakan jerat tonsil, tonsil diangkat.
• Perdarahan dirawat.
Elektrosurgery Radiofrekuensi Skapel Harmonik
• Pada teknik ini elektroda • Elektroda disisipkan langsung • Menggunakan teknologi
tidak menjadi panas, panas ke jaringan ultrasonik untuk memotong
dalam jaringan terbentuk • Densitas baru di sekitar ujung dan mengkoagulasikan jaringan
karena adanya aliran baru elektroda cukup tinggi untuk dengan kerusakan jaringan
yang dibuat dari teknik ini membuat kerusakan bagian minimal.
• Spektrum elektromagnet jaringan melalui pembentukan • Teknik ini menggunakan suhu
panas. yang lebih rendah dibandingkan
0,1 – 4 MHz. elektrokauter dan laser (500-
• Selama periode 4-6 minggu,
• Teknik ini menggunakan daerah jaringan yang rusak 1000 C)
listrik 2 arah (AC) dan mengecil dan total volume
pasien termasuk dalam jalur jaringan berkurang.
listrik (electrical pathway).
Coblation Intracapsullar Partial Tonsillectomy Laser CO2-KTP
• Dikenal dengan nama plasma mediated • Pada tonsilektomi intrakapsular, kapsul • Laser tonsil ablation (LTA)
tonsillar ablation. tonsil disisakan untuk menghindari menggunakan CO2 atau KTP (
• Teknik ini menggunakan bipolar electric terlukanya otot-otot faring akibat Potassium Titanyl Phospote ) untuk
al probe untuk menghasilkan listrik tindakan operasi. menguapkan dan mengangkat jaringan
radiofrekuensi (radiofrequency electrical) • Menggunakan endoskop tonsil.
baru melalui larutan natrium klorida mikrodebrider.
• Menghasilkan aliran ion sodium yang • Mencegah terjadinya perlukaan jaringan
dapat merusak jaringan sekitar. dan mencegah terjadinya peradangan
lokal yang menimbulkan nyeri
• Jaringan tonsil yang tersisa akan
meningkatkan insiden tonsillar
regrowth
PENYULIT OPERASI
Keadaan-keadaan yang memerlukan pertimbangan khusus dalam melakukan tonsilektomi maupun
tonsiloadenoidektomi pada anak dan dewasa

• Kelainan Anatomi: Submucosal cleft palate.


• Kelainan Komponen Darah:
– Hemoglobin < 10 g/100 dl
– Hematokrit < 30 g%
– Kelainan perdarahan dan pembekuan (Hemofilia)
• Inspeksi Saluran Pernapasan Atas, Asma serta penyakit paru lain
• Penyakit jantung kongenital atau didapat
• Multiple Allergy
• Penyakit lain, seperti diabetes melitus, sindrom metabolik, hipertensi.
PERAWATAN PASCA OPERASI

Cairan
Diet Lunak Antibiotik Analgesik
Intravena
KOMPLIKASI

• Laringospasme
• Gelisah pasca operasi
• Mual muntah
Komplikasi • Kematian saat induksi pada
Anastesi pasien dengan hipovolemi
• Hipersensitif terhadap obat
anestesi
KOMPLIKASI BEDAH

Perdarahan Nyeri
• Merupakan komplikasi tersering (0,1-8,1% dari • Nyeri pascaoperasi muncul karena kerusakan
jumlah kasus). mukosa dan serabut saraf glosofaringeus atau
• Perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama vagal, inflamasi dan spasme otot faringeus yang
dikenal sebagai early bleeding, kemungkinan menyebabkan iskemia dan siklus nyeri berlanjut
penyebabnya adalah hemostasis yang tidak sampai otot diliputi kembali oleh mukosa,
adekuat selama operasi. • Biasanya14-21 hari setelah operasi
• Perdarahan yang terjadi setelah 24 jam disebut
dengan late/delayed bleeding, umumnya terjadi pada
hari ke 5-10 pascabedah, kemungkinan penyebab
yaitu infeksi sekunder atau trauma makanan yang
keras

Das könnte Ihnen auch gefallen