Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Aramadhandia
30101206574
Pembimbing :
dr. Hj. Ken Wirastuti, M Kes, Sp. S,
KIC
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 58 tahun
Alamat : Demak
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Suku : Jawa
Nomor CM : 1-16-34-59
Pekerjaan : ibu Rumah Tangga
Tanggal Pemeriksaan : 21 juli 2018
ANAMNESA
Anamnesa dilakukan pada tanggal : 21 Juli 2018
Subjektif
Keluhan : rasa cekot cekot pada kepala Sebelah kanan, dan rasa
nyeri tajam pada jari tengah sebelah kanan.
• Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Poli saraf dengan keluhan rasa cekot- cekot
pada kepala sebelah kanan, rasa cekot cekot pada kepala pasien
sudah dirasakan selama ± 1 minggu, nyeri kepala yang
dirasakan pasien menjalar dari dahi hingga tengkuk terutama
tengkuk arah sebelah kanan. Nyeri dirasakan terus menerus,
semakin hari semakin berat. Nyeri kepala ini dirasakan muncul
sejak 1 tahun terakhir, penderita sering mengeluh sakit kepala
hilang timbul, keluhan dipengaruhi aktifitas berat, sakit kepala
hilang atau berkurang jika lokasi keluhan di pijat oleh pasien.
Mual muntah disangkal, penglihatan Halo disangkal oleh
pasien, demam disangkal, pandangan kabur disangkal,
pandangan gelap disangkal, pandangan ganda disangkal,
telinga berdengung disangkal, Pasien juga menyangkal pernah
mengalami kejang, bicara pelo disangkal. Buang air kecil dan
buang air besar tidak ada masalah, masih dalam batas normal
Keluhan tambahan yang dirasakan, pasien
mengeluh nyeri tajam pada jari tengah sebelah
kanan keluhan juga dirasakan ± 1 bulan. Nyeri
dirasakan terus menerus, dan semakin berat,
nyeri timbul mendadak pasien tidak dapat
menceritakan awal mula terjadinya nyeri pada
lokasi tersebut. Nyeri semakin berat jika pasien
gunakan untuk bekerja, dan sedikit lebih ringan
jika di istirahatkan. Riwayat berpergian jauh
disangkal oleh pasien, rasa panas disangkal pada
pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu
Jantung
• Auskultasi : BJ I > BJ II, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
• Inspeksi : Simetris, luka memar pada abdomen sinistra (-)
• Palpasi : Nyeri tekan abdomen sinistra (-), defans muscular (-)
• Hepar : Tidak teraba
• Lien : Tidak teraba
• Ginjal : Ballotement (-)
• Perkusi : Timpani, shifting dullness (-), tapping pain (-)
• Auskultasi : Peristaltik 3x/menit, kesan normal
Tulang Belakang
• Bentuk : Simetris
• Nyeri tekan : Positif
Kelenjar Limfe
• Pembesaran KGB : Negatif
Ekstermitas
Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Sianosis - - - -
Oedema - - - -
Fraktur - - - -
5.STATUS NEUROLOGIS
Status Neurologis
• GCS : E4 M6 V5
• Mata : pupil bulat isokor, 3mm/3mm
• reflek cahaya langsung : (+/+)
• reflek cahaya tidak langsung :(+/+)
• TRM : negatif
• ↑ TIK : negatif
• Status Neurologikus
N.I ( OLFAKTORIUS)
• Subjektif : anosmia (-)
N II ( OPTIKUS)
• tajam penglihatan : tidak dilakukan
• lapang penglihatan : normal
• melihat warna : normal
• funduskopi : tidak dilakukan
Dextra Sinistra
Pergerakan bulbus N N
Nistagmus - -
Eksoftalmus - -
Strabismus - -
Refleks cahaya + +
Refleks konvergensi + +
Pandangan dobel - -
N V ( TRIGEMINUS )
• Sensibilitas taktil dan nyeri muka : normal,
simetris
N VII (FACIALIS)
Dextra Sinistra
Mengerutkan dahi + +
Menutup mata + +
Senyum + +
Mencucu/bersiul + +
Menyeringai / meringis + +
Pengecapan lidah 2/3 tidak dilakukan tidak dilakukan
N VIII (VESTIBULOCOCHLEARIS)
Dextra Sinistra
Jentik jari + +
•N IX (GLOSSOPHARINGEUS)
Pengecapan 1/3 posterior lidah : tidak dilakukan
Arkus faring : normal, simetris
N X ( VAGUS )
Arkus faring : simetris
Berbicara : normal
Menelan : normal
Nadi : 80 x/menit reguler
Reflek muntah : tidak dilakukan
N XI (ACCESORIUS )
• Mengangkat bahu : +/+
• Memalingkan kepala : simetris
N XII ( HYPLOGOSSUS )
• Pergerakan lidah : normal
• Tremor lidah : (-)
• Artikulasi : normal
• Lidah : (-)
Kekuatan 5 5
Klonus - -
SENSIBILITAS
REFLEK
Hoffman - -
Trommer - -
ANGGOTA GERAK BAWAH
Dextra Sinistra
MOTORIK
Pergerakan B B
Kekuatan 5 5
Tonus Normotonus Normotonus
Klonus - -
Trofi Eutrofi Eutrofi
SENSIBILITAS
Patella + +
Achilles + +
RESUME
▫ Identitas
• Ny. S, 58tahun.
▫ Anamnesis
• Keluhan Utama : rasa cekot cekot pada kepala Sebelah
kanan, dan rasa nyeri tajam pada jari tengah sebelah
kanan.
d.Diagnosa
• Diagnosa klinis : Chepalgia, hemiparastesi dekstra
• Diagnose topik : Intracerebral hemisfer dextra
• Diagnose etiologi : Infeksi viral dd bakterial
e.Tatalaksana
cephalgia kronis :
• Carbamazepine 2 x 200
• Clobazam 2x 5gr
• Ketorolac iv (15-30 mg)
Nyeri lutut
• Inj. Lidocain 1cc : flamicote 1 cc (ia)
f.Prognosis
• Quoadvitam : Bonam
• Quoadfunctionam : Bonam
• Quo ad sanactionam : Bonam
Tinjauan pustaka
• CHEPALGIA
I.1.1. DEFINISI
• Nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak
mengenakkan pada seluruh daerah kepala
dengan batas bawah dari dagu sampai
kedaerah belakang kepala (daerah oksipital dan
sebahagian daerah tengkuk) (Sjahrir, 2008).
ETIOLOGI
• Penggunaan obat yang berlebihan.
Hampir semua obat sakit kepala, termasuk dan penghilang migrain
seperti acetaminophen dan triptans, bisa membuat sakit kepala
parah bila terlalu sering dipakai untuk jangka waktu lama.
Menggunakan terlalu banyak obat dapat menyebabkan kondisi yang
disebut rebound sakit kepala
• Stres.
Stress adalah pemicu yang paling umum untuk sakit kepala,
termasuk sakit kepala kronis. Selain itu, itu terkait dengan
kecemasan dan depresi, yang juga faktor risiko untuk berkembang
menjadi sakit kepala kronis.
• Masalah tidur
Kesulitan tidur merupakan faktor risiko umum untuk sakit kepala
kronis. Mendengkur, yang dapat mengganggu pernapasan di malam
hari dan mencegah tidur nyenyak, juga merupakan faktor risiko.
• Obesitas.
Dokter tidak yakin persis mengapa, menjaga berat badan
yang sehat tampaknya dapat dihubungkan dengan
penurunan risiko untuk sakit kepala kronis.
• Kafein.
Sementara kafein telah ditunjukkan untuk meningkatkan
efektivitas ketika ditambahkan ke beberapa obat sakit
kepala, terlalu banyak kafein dapat memiliki efek yang
berlawanan. Sama seperti obat sakit kepala berlebihan
dapat memperburuk gejala sakit kepala, kafein yang
berlebihan dapat menciptakan efek rebound.
• Penyakit atau infeksi,
Seperti meningitis, saraf terjepit di leher, atau bahkan
tumor.
KLASIFIKASI
Tabel 2.1. Jenis-jenis Nyeri Kepala
Nyeri Kepala Sifat Nyeri Lokasi Lama Nyeri Frekuensi Gejala Ikutan
Tipe tegang Tumpul, ditekan Difus, Bilateral Terus menerus Konstan Depresi, ansietas
Neuralgia Singkat, 15-60
trigeminus Ditusuk-tusuk Dermaton saraf V detik Beberapa kali sehari Zona pemicu nyeri
Sinus Tumpul/ tajam Di atas sinus Bervariasi Sporadik atau konstan Rinore
Setempat Trauma
Tangan − akut
- nodus Heberden dan Bouchard (nodal) − kronik (okupasional, port)
- artritis erosif interfalang Kongenital atau developmental:
- karpal-metakarpal I Gangguan setempat:
Kaki: − Penyakit Leg-Calve-Perthes
- haluks valgus − Dislokasi koksa kongenital
- haluks rigidus − Slipped epiphysis
- jari kontraktur (hammer/cock-up toes) Faktor mekanik
- talonavikulare − Panjang tungkai tidak sama
Coxae − Deformitas valgus / varus
- eksentrik (superior) − Sindroma hipermobilitas
- konsentrik (aksial, medial) Metabolik
- difus (koksa senilis) − Okronosis (alkaptonuria)
Vertebra − Hemokromatosis
- sendi apofiseal − Penyakit Wilson
- sendi intervertebral − Penyakit Gaucher
- spondilosis (osteofit) Endokrin
- ligamentum (hiperostosis, − Akromegali
penyakit Forestier, diffuse idiopathic − Hiperparatiroidisme
skeletal hyperostosis=DISH) − Diabetes melitus
Tempat lainnya: − Obesitas
- glenohumeral − Hipotiroidisme
- akromioklavikular Penyakit Deposit Kalsium
- tibiotalar − Deposit kalsium pirofosfat dihidrat
- sakroiliaka − Artropati hidroksiapatit
- temporomandibular Penyakit Tulang dan Sendi lainnya Setempat:
Menyeluruh: − Fraktur
Meliputi 3 atau lebih daerah yang tersebut diatas (Kellgren-Moore) −Nekrosis avaskular
Manifestasi Klinis
Nyeri sendi
• Terutama bila sendi bergerak atau menanggung beban, yang
akan berkurang bila penderita beristirahat.
Kaku pada pagi hari (morning stiffness)
• Kekakuan pada sendi yang terserang terjadi setelah
imobilisasi yang cukup lama (gel phenomenon), bahkan
sering disebutkan kaku muncul pada pagi hari setelah bangun
tidur (morning stiffness).
Hambatan pergerakan sendi
• Hambatan pergerakan sendi ini bersifat progresif lambat,
bertambah berat secara perlahan sejalan dengan
bertambahnya nyeri pada sendi.
Krepitasi
• Rasa gemeretak (seringkali sampai terdengar yang terjadi
pada sendi yang sakit
Perubahan bentuk sendi
• Sendi yang mengalami osteoarthritis biasanya
mengalami perubahan berupa perubahan
bentuk dan penyempitan pada celah sendi.
Perubahan gaya berjalan
• Hal yang paling meresahkan pasien adalah
perubahan gaya berjalan, hampir semua pasien
osteoarthritis pada pergelangan kaki, lutut dan
panggul mengalami perubahan gaya berjalan
(pincang).
Faktor Risiko Osteoartritis Lutut (Genu)
Secara garis besar, terdapat dua pembagian faktor risiko OA lutut yaitu faktor predisposisi
dan faktor biomekanisFaktor Predisposisi
▫ Faktor Demografi
▫ Umur
• Dari semua faktor risiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan
adalah yang terkuat. Proses penuaan dianggap sebagai penyebab
peningkatan kelemahan di sekitar sendi, penurunan kelenturan sendi,
kalsifikasi tulang rawan dan menurunkan fungsi kondrosit, yang semuanya
mendukung terjadinya OA. Studi Framingham menunjukkan bahwa 27%
orang berusia 63 – 70 tahun memiliki bukti radiografik menderita OA lutut,
yang meningkat mencapai 40% pada usia 80 tahun atau lebih.7
▫ Jenis kelamin
• Prevalensi OA pada laki-laki sebelum usia 50 tahun lebih tinggi
dibandingkan perempuan, tetapi setelah usia lebih dari 50 tahun prevalensi
perempuan lebih tinggi menderita OA dibandingkan laki-laki. Hal ini
dikaitkan dengan pengurangan hormon estrogen yang signifikan pada
wanita.8
▫ Ras / Etnis
• Prevalensi OA lutut pada penderita di negara Eropa dan Amerika tidak
berbeda, sedangkan suatu penelitian membuktikan bahwa ras Afrika –
Amerika memiliki risiko menderita OA lutut 2 kali lebih besar
dibandingkan ras Kaukasia. Penduduk Asia juga memiliki risiko menderita
OA lutut lebih tinggi dibandingkan Kaukasia.10,11 Suatu studi lain
menyimpulkan bahwa populasi kulit berwarna lebih banyak terserang OA
dibandingkan kulit putih.9
Faktor Genetik
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis. Adanya mutasi dalam gen
prokolagen atau gen-gen struktural lain untuk unsur-unsur tulang rawan sendi
seperti kolagen, proteoglikan berperan dalam timbulnya kecenderungan familial
pada osteoartritis.10
Faktor Gaya Hidup
Kebiasaan Merokok
Merokok dapat merusak sel dan menghambat proliferasi sel tulang rawan sendi.
Merokok dapat meningkatkan tekanan oksidan yang mempengaruhi hilangnya tulang
rawan.
Merokok dapat meningkatkan kandungan karbonmonoksida dalam darah,
menyebabkan jaringan kekurangan oksigen dan dapat menghambat pembentukan
tulang rawan.12
Konsumsi Vitamin D
Orang yang tidak biasa mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin D
memiliki peningkatan risiko 3 kali lipat menderita OA lutut.13
Faktor Metabolik
Obesitas
Berat badan yang berlebih ternyata dapat meningkatkan tekanan mekanik pada sendi
penahan beban tubuh, dan lebih sering menyebabkan osteoartritis lutut.7
Osteoporosis
Hubungan antara OA lutut dan osteoporosis mendukung teori bahwa gerakan mekanis
yang abnormal tulang akan mempercepat kerusakan tulang rawan sendi.10
▫ Penyakit Lain
OA lutut terbukti berhubungan dengan diabetes mellitus, hipertensi dan hiperurikemi, dengan catatan
pasien tidak mengalami obesitas.10
Histerktomi
Hal ini diduga berkaitan dengan pengurangan produksi hormon estrogen setelah dilakukan
pengangkatan rahim. 10
Manisektomi
Menisektomi merupakan operasi yang dilakukan di daerah lutut dan telah diidentifikasi sebagai faktor
risiko penting bagi OA lutut. Hal ini berkaitan dengan hilangnya jaringan meniscus.14
Faktor Biomekanis
1. Riwayat Trauma Lutut
Trauma lutut yang akut termasuk robekan pada ligamentum krusiatum dan meniskus merupakan faktor
risiko timbulnya OA lutut.9
2. Kelainan Anatomis
Faktor risiko timbulnya OA lutut antara lain kelainan lokal pada sendi lutut seperti genu varum, genu
valgus, Legg – Calve –Perthes disease dan displasia asetabulum.10
3. Pekerjaan
Osteoartritis banyak ditemukan pada pekerja fisik berat, terutama yang banyak menggunakan kekuatan
yang bertumpu pada lutut (petani, kuli, dll).9
4. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik berat seperti berdiri lama (2 jam atau lebih setiap hari), berjalan jarak jauh (2 jam atau
lebih setiap hari), mengangkat barang berat (10 kg – 50 kg selama 10 kali atau lebih setiap minggu),
mendorong objek yang berat (10 kg – 50 kg selama 10 kali atau lebih setiap minggu), naik turun
tangga setiap hari merupakan faktor risiko OA lutut. 9
5. Kebiasaan Olahraga
Atlit olah raga benturan keras dan membebani lutut seperti sepak bola, lari maraton dan kung fu
memiliki risiko meningkat untuk menderita OA lutut.10
Kriteria Diagnosis Osteoartritis Lutut (Genu)
Derajat osteoartritis lutut dinilai
menjadi lima derajat oleh Kellgren
dan Lawrence, yaitu :17
• Derajat 0 : tidak ada gambaran osteoartritis.
• Derajat 1 : osteoartritis meragukan dengan gambaran
sendi normal, tetapi
• terdapat osteofit minimal.
• Derajat 2 : osteoartritis minimal dengan osteofit pada 2
tempat, tidak terdapat sklerosis dan kista subkondral,
serta celah sendi baik.
• Derajat 3 : osteoartritis moderat dengan osteofit
moderat, deformitas ujung tulang, dan celah sendi
sempit.
• Derajat 4 : osteoartritis berat dengan osteofit besar,
deformitas ujung tulang, celah sendi hilang, serta
adanyasklerosis dan kista subkondral.
• Terima kasih