Sie sind auf Seite 1von 9

PERBEDAAN FREQUENSI RAWAT INAP KE 1

KALI, 2 KALI, DAN 3 KALI ATAU LEBIH


DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA PASIEN
SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA
DAERAH DR. AMINO GONDOHUTOMO
SEMARANG

OLEH
Dr. dr. Ahmadi NH, SpKJ
• Skizofrenia merupakan penyakit jiwa kronis
dan melemahkan yang terutama terdiri dari
gejala seperti halusinasi dan delusi, yang juga
disebut gejala positif.
• Selain itu, beberapa juga menunjukan gejala
negatif yang diantaranya dapat berupa
kehilangan rasa nikmat, penarikan sosial
(sosial withdrawal), pemiskinan pikiran
dan perkataan, dan afek yang datar.
• Gangguan kognitif yang signifikan sangat
umum terjadi pada skizofrenia,
mempengaruhi sekitar 75% dari semua
pasien.
• Berbagai fungsi kognitif dipengaruhi,
terutama memori, perhatian, kemampuan
motorik, fungsi eksekutif, dan pengetahuan.
• Gangguan kognitif merupakan gambaran inti pada
skizofrenia. Lebih dari 80% penderita skizofrenia
menunjukkan defisit kognitif yang signifikan (Keefe &
Fenton, 2007).
• Aspek kognitif lebih berperan dalam menentukan outcome
fungsi penderita dibandingkan gejala skizofrenia.
Kemampuan kognitif memegang peran penting terhadap
fungsi penderita skizofrenia dalam segala aspek kehidupan.
Gangguan fungsi kognitif pada skizofrenia berhubungan
dengan outcome fungsional yaitu hambatan fungsi
penderita di masyarakat, kesulitan memecahkan masalah,
penurunan keberhasilan dalam program rehabilitasi dan
ketidakmampuan mempertahankan pekerjaan (Keefe &
Fenton, 2007).
• Gangguan mayor pada memori episodik
menyebabkan pendapat bahwa disfungsi pada
struktur hippocampal dan lobus temporal medial
merupakan asal dari perubahan kognitif pada penyakit
ini.
• Telah diketahui selama 50 tahun bahwa orang dengan
skizofrenia sering sangat buruk pada kebanyakan tes
kognitif.
• Misalnya, banyak tes neuropsikologi membutuhkan
perhatian, konsentrasi, memori kerja, dan proses yang
cepat untuk kinerja yang efisien bahkan jika benar
benar bertujuan untuk belajar verbal dan memori.
• Hingga saat ini belum ada obat yang bisa mengembalikan
kemampuan kognitif , penderita skizofrenia perlu dilatih
dan dibangkitkan lagi kemampuan kognitifnya.
• Penanganan skizofrenia lebih menitikberatkan pada faktor
gejala sebagai indikator keberhasilan terapi melalui
pemberian obat-obatan.
• Salah satu bentuk rehabilitasi kognitif pada skizofrenia yang
merupakan intervensi berbasis latihan perilaku dan
berfungsi memperbaiki proses kognitif (atensi, memori,
fungsi eksekutif, kognisi sosial) yang sifatnya dapat
bertahan lama dan merupakan metode terapi paling aman,
sederhana dan tidak memerlukan biaya mahal.
• Tujuan dari remediasi kognitif ini adalah membantu
penderita untuk mengembangkan kemampuan fungsi
kognitif yang dapat diterapkan dalam situasi sosial,
pekerjaan dan akademis
• Defisit kognitif pada penderita skizofrenia
menimbulkan kesulitan dalam mempelajari
ketrampilan yang relevan secara sosial.
pasien skizofrenia yang sedang mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Jiwa daerah dr. Amino Gondohutomo
Semarang sebagai sampel. Data hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sampel yang digunakan adalah
sebanyak 66 orang terdiri dari 60 orang laki-laki (90,1%) dan 6 orang perempuan (9,1%)

Das könnte Ihnen auch gefallen