Sie sind auf Seite 1von 50

LAPORAN KASUS

SEORANG PASIEN
LAKI-LAKI
DENGAN SISTITIS
DAN DIVERTIKEL
VESIKA URINARIA

Oleh:
Dina Shofiana Fani (30101206603)
Pembimbing:
dr. Luh Putu Endyah Santi Maryani, Sp.
Rad
PENDAHULUAN

Divertikel vesika urinaria adalah kantong di dinding kandung kemih yang


merupakan kondisi bawaan (kongenital) atau diperoleh.

Divertikel biasanya bersifat asimtomatis dan dapat sembuh secara spontan

Stasis urin yang disebabkan karena divertikulum akan menyebabkan infeksi rekuren
dan pembentukan batu pada vesika urinaria.

Sistitis adalah inflamasi pada sel-sel urotelium yang melapisi vesika urinaria yang
disebabkan oleh berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam vesika urinaria.
TINJAUAN
PUSTAKA
Anatomi Vesica Urinaria
Bila VU Kosong

– Fundus vesicae : sisi berbentuk segitiga dan menghadap ke caudodorsal,


berhadapan dengan rectum. Apex / vertex vesicae : terdapat plica
umbilicalis mediana dan lig. umbilicale median.
– Facies Superior : sisi berbentuk segitiga yang dibatasi oleh margo lateral di
kedua sisi lateralnya dan margo posterior di bagian dorsalnya..
– Facies Inferior : diliputi oleh fascia endopelvina.
– Cervix Vesicae / Collum vesicae : merupakan tempat bertemunya kedua
facies inferolateral. Pada pria menerus pada prostat. Sedangkan pada
wanita terletak di cranial m.pubococcygeus.
– Angulus posterosuperior : merupakan tempat bertemunya margo lateral
dan margo posterior. Merupakan tempat masuknya ureter.
Bila VU terisi

– Facies Posterosuperior : diliputi oleh peritoneum parietal.


Pada pria dipisahkan dari rectum oleh excavatio
retrovesicalis. Sedangkan pada wanita dipisahkan dari
rectum oleh excavation vesicouterina, portio supravaginalis
cervicis uteri, fornix anterior vagina.
– Facies Anteroinferior : bagian ini tidak diliputi oleh
peritoneum parietal
– Facies Lateralis : bagian ini tidak diliputi oleh peritoneum
parietal.
Anatomi Vesica Urinaria
Vaskularisasi

Arteri Vena
– 1. Bagian cranial oleh dua atau – Vena mengumpul pada
tiga a. Vesicalis superior
plexus venosus
– 2. Bagian caudal dan cervix
oleh a. Vesicalis inferior, pada prostaticus dan vesicalis
wanita mendapat tambahan
dari a. vaginalis
– 3. Fundus vesicae, pada pria
oleh a.diferentialis, sementara
pada wanita oleh a. Vesicalis
inferior dan a. vaginalis
Innervasi

Innervasi vesica urinaria oleh plexus prostaticus dan plexus


vesicalis berasal dari plexus hypogastricus inferior.
1. Serabut saraf simpatik (segmen T11 – L2). Plexus vesicalis dan
prostatica (merupakan perluasan dari plexus hypogastricus
inferior). Cara kerjanya dengan menggiatkan m. Sphincter
interna, inhibisi m. Detrusor, menghantarkan rasa nyeri dari
vesika urinaria.
2. Serabut saraf parasimpatis (n. Splancnicus pelvicus) segmen
S2-4. Cara kerjanya adalah merelaksasi m. Sphincter interna,
menggiatkan m. Detrusor, menghantar peregangan dinding
vesica dan mengosongkan vesica urinaria.
Proses Miksi

1. Kandung kemih secara tersisi sekitar 300-400 ml yang kemudian


menyebabkan distensi atau peningkatan tekanan intravesika sehingga
mencetuskan kontraksi kandung kemih dan relaksasi uretra.

2. Timbul reflek miksi (refleks berkemih) yang menimbulkan keinginan


untuk berkemih. Diafragma dan dinding anterior abdomen kontraksi sehingga
tekanan intra abdomen meningkat dan m. Pubococcygeus relaksasi sehingga
cervix vesicae turun. Selanjutnya ostium uretra interna akan melebar, uretra
memendek, sehingga urin keluar dari vesika urinaria.
Divertikel Vesika Urinaria

Divertikel vesika urinaria


adalah kantong yang keluar
dari dinding kandung kemih
yang merupakan kondisi
bawaan (kongenital) atau
diperoleh.
Klasifikasi

• umumnya soliter, ditemukan pada anak-anak dan


Divertikel biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus.

congenital (Hutch
Diverticulum)

• biasanya merupakan komplikasi dari obstruksi pada


Divertikel vesika atau dekat dengan collum vesika urinaria, disfungsi
vesika urinaria karena cedera saraf atau akibat dari
urinaria yang operasi vesika urinaria sebelumnya. Divertikel yang
diperoleh seringkali multipel dan biasanya terjadi
diperoleh pada pria uria tua
Insidensi

Lebih banyak mengenai pria dari pada


wanita (9:1)

Sering berhubungan dengan obstruksi


saluran kemih seperti BPH

Sekitar 2-7% dapat berkembang


menjadi neoplasma yang memiliki
prognosis buruk
ETIOLOGI

Divertikel kongenital terjadi karena kelemahan m.


Detrusor anterolateral pada orificum ureter

Divertikel yang diperoleh biasanya karena striktur


uretrea, BPH, neurogenic baldder, kelainan lain
yang menyebabkan peningkatan intravesika
Patofisiologi

Pada tahap awal BPH,


Divertikel biasanya terjadi resistensi pada leher vesika
akibta sumbatan aliran urin dan daerah prostat
salah satunya karena BPH. meningkat, dan m. detrusor
menjadi lebih tebal.

Penonjolan serat m. detrusor


ke dalam kandung kemih
Mukosa dan submukosa
dengan sistoskopi akan
dapat menerobos keluar
terlihat seperti balok yang
diantara serat m. detrusor.
disebut trabekulasi (buli-buli
balok).
Patofisiologi

Tonjolan serat yang kecil dinamakan sakula, sedangkan yang besar


dinamakan divertikel.

Fase penebalan m. detrusor ini disebut fase kompensasi otot dinding vesika.

Apabila keadaan berlanjut maka m. detrusor menjadi lelah dan akhirnya


mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk berkontraksi sehingga
terjadi retensi urin.
Manifestasi Klinis

Asimptomatik

Gejala biasanya berhubungan dengan infeksi


dan batu kandung kemih karena stasis urin
DIAGNOSIS

IVP
Kontras mengisi divertikel
yang simetris di dekat
muara ureter pada vesika
urinaria (panah)
DIAGNOSIS

Cystografi
Divertikel besar yang mengapit lumen
vesika urinaria dan berada pada
insersi ureter.
DIAGNOSIS

USG
Tampak outpouching besar
(D) dari dinding kandung
kemih dan mukosa yang
keluar dari lumen kandung
kemih (B). Gambaran yang
tampak pada USG adalah
additional shadow yang
terhubung dengan vesika
urinaria.
DIAGNOSIS

CT Scan
Gambaran dinding vesika
urinaria yang tebal dan
terdapat beberapa
divertikel.
DIAGNOSIS

MRI

Aksial T2-weighted MR gambar A menunjukkan beberapa divertikel


vesica urinaria (D) dan pseudodiverticula (panah). Aksial ADC gambar B
menunjukkan bahwa divertikel (D) memiliki nilai ADC rendah.
Tatalaksana

Kebanyakan kasus divertikel vesika urinaria tidak memerlukan


pembedahan karena dapat sembuh spontan.

Pembedahan dipertimbangkan apabila divertikel menyebabkan


obstruksi, infeksi saluran kemih (ISK) berulang, vesicoureteral
refluks (VUR), atau pembentukan batu.

Jika divertikel muncul karena obstruksi sekunder, obstruksi tersebut


harus dikoreksi terlebih dahulu karena beberapa divertikel resolusi
spontan setelah obstruksi telah membaik.
Sistitis

Sistitis adalah inflamasi pada


sel-sel urotelium yang melapisi Dapat mengenai laki-laki
vesika urinaria yang disebabkan maupun perempuan semua
oleh berkembangbiaknya umur yang ditunjukkan dengan
mikroorganisme di dalam adanya bakteri didalam urin
vesika urinaria
Epidemiologi

– Infeksi ini ditemukan pada semua umur, pria dan wanita


mulai bayi baru lahir hingga orang tua.
– Wanita lebih sering mengalami sistitis dibanding pria.
– Kejadian sistitis rata-rata 9.3% pada wanita diatas 65
tahun dan 2.5-11% pada pria di atas 65 tahun.
Etiologi

– Terbanyak karena E. Coli


– Akhir-akhir ini bakteri gram positif ternyata mulai
menunjukkan peningkatan kecenderungan sebagai
penyebab ISK, antara lain Staphylococcus aureus dan
Staphylococcus saprophyticus.
– bakteri gram negatif aerob yang biasa ditemukan di saluran
pencernaan (Enterobacteriaceae)
– Penyebab lain meskipun jarang ditemukan adalah jamur,
virus, parasit.
Manifestasi klinis

– Urgensi
– Frekuensi
– Rasa panas dan nyeri pada saat berkemih (disuria)
– Nokturia
– nyeri atau spasme pada area kandung kemih dan supra pubis
– Demam, mual, muntah, badan lemah, malaise
– Piuria (adanya sel darah putih pada pemeriksaan urine)
– hematuria (adanya sel darah merah pada urine).
Pemeriksaan Penunjang

– Tes dipstrik nitrat  standar baku


– Urin rutin = piuria, hematuria, bakteri
– Kultur urin
– Pemeriksaan radiologi tidak spesifik untuk mendiagnosis
sistitis, namun biasa digunakan untuk mencari penyebab
sekunder dari sistitis
USG Sistitis

Tampak penebalan pada


dinding VU yang irreguler
Tatalaksana

Kasus uncomplicated sistitis cukup diberikan terapi dengan


antimikroba dosis tunggal atau jangka pendek (1-3 hari).
Tetapi jika hal ini tidak memungkinkan, dipilih anti mikroba
yang masih cukup sensitif terhadap kuman E. Coli, antara lain
nitrofurantoin, trimetopram-sulfametoksazol, atau ampisilin.
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien

Nama : Tn. S
Usia : 70 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Semarang
Tanggal Masuk RS : 29 Agustus 2017
No. RM : 1961XX
ANAMNESIS

–Keluhan utama
– Nyeri saat buang air kecil

–Keluhan Tambahan
– Kencing pada malam hari, tidak puas setelah berkemih

–Riwayat penyakit sekarang


– Sejak 1 bulan yang lalu pasien mulai merasakan
nyeri saat dan setelah buang air kecil
– BAK pasien ada keluhan anyang-anyangan dan
sering BAK pada malam hari kurang lebih 3 kali
ANAMNESIS

– Demam (-), pancaran urin lemah (-),


hematuri (-), mengejan saat BAK (-)
– Pasien mempunyai kebiasaan menahan
BAK
– Riwayat makan minum
– Pasien minum air putih sekitar 600 ml
perhari
– Pasien lebih banyak mengkonsumsi teh
RPD RPK R. Sosial
• Riwayat • Tidak ada Ekonomi
asam urat yang • Pedagang
tinggi memiliki
• BPJS non
keluhan
PBI
yang sama
Pemeriksaan Fisik

Berdasarkan hasil pemeriksaan pada tanggal 29 Agustus 2017 di Instalasi


Radiologi RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Semarang.
Status Generalisata
– Keadaan Umum : Baik, tampak sakit ringan
– Kesadaran : Compos mentis
– Tekanan Darah : 130/95 mmHg
– Suhu : 36,4º C
– Nadi : 85x/menit
– Pernapasan : 20x/menit
– GCS : E4M6V5
Status Antropometrik
Tinggi Badan = 165 cm dan Berat Badan = 60 kg
BMI = BB(kg)/TB²(m²) = 60 kg/(1,65 m)²
= 22,2 kg/m²
Kesan : Normoweight

Pemeriksaan Sistematis
– Kepala : normosefali, deformitas (-), bengkak (-)
– Telinga : discharge (-)
– Hidung : septum deviasi (-)
– Tenggorokan : faring hiperemi (-)
– Leher : pembesaran kelenjar limfe - / -, Pembersaran tiroid (-)
Pemeriksaan Thorax
– Pulmo :
Inspeksi : simetris statis dinamis.
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri.
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru.
Auskultasi : suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
– Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tak tampak.
Palpasi : ictus cordis teraba di SIC V 2 cm medial LMCS.
Perkusi : konfigurasi jantung dalam batas normal.
Auskultasi: bunyi jantung I-II regular, bising (-), gallop (-).
– Abdomen:
Inspeksi : datar, sikatrik (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani seluruh regio abdomen,
ascites (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (+) suprapubik,
massa (-), hepar dalam batas
normal, nyeri ketok costovertebra -/-
Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG
Hasil USG

– Hepar  Ukuran dan bentuk normal, parenkim – Ginjal Kiri Ukuran dan bentuk normal,
tampak kasar, ekogenesitas normal, tepi batas kortikomeduler jelas, PCS tak melebar,
ireguler, sudut tajam, tak tampak nodul, v. porta tak tampak batu, tak tampak massa.
dan v. hepatika tak melebar.
– Aorta  Tak tampak melebar, tak tampak
– Duktus biliaris intra-ekstrahepatal tak melebar. pembesaran limfonodi paraaorta.
– Vesika Felea  Tak membesar, dinding tak – Vesika Urinaria  Dinding tampak menebal
menebal, tak tampak batu, tak tampak sludge. (5,4 mm), permukaan ireguler, tampak
outpouching pada dinding lateral kiri
– Lien  Ukuran normal, parenkim homogen, v.
dnegan ukuran 2,62 x 2,35 cm, ada batu di
lienalis tak melebar, tak tampak nodul
dalamnya ukuran sekitar 1,6 cm
– Pankreas  Ukuran normal, parenkim
– Prostat  Ukuran membesar (vol 41,6 cm3),
homogen, duktus pankreatikus tak melebar.
disertai kalsifikasi.
– Ginjal Kanan  Ukuran dan bentuk normal,
– Tak tampak efusi pleura. Tak tampak cairan
batas kortikomedulaer jelas, PCS tak melebar,
bebas intraabdomen.
tampak batu ukuran sekitar 0,9 cm, tak tampak
massa.
Kesan

– Struktur parenkim hepar tampak kasar disertai tepi


ireguler  curiga gambaran proses kronis.
– Non-obstruktif nefrolithiasis kanan (ukuran sekitar 0,9
cm)
– Gambaran sistitis
– Divertikel pada dinding lateral kiri vesika urinaria (ukuran
2,62 x 2,35 cm) disertai batu pada divertikel (ukuran
sekitar 1,6 cm).
– Pembesaran prostat volume 41,6 cm3 disertai kalsifikasi
Diagnosa

– Nefrolithiasis Dextra
– Sistitis
– Divertikel Vesika Urinaria
– BPH
Tatalaksana

– Urinter 400 mg 1x1


– Cefixime 200 mg 2x1
– Na diclofenak 50 mg 2x1
– Ulsafat syr 3x1 cth
PEMBAHASAN
Teori Pasien
– Acquired diverticle biasanya – Jenis kelamin laki-laki
merupakan komplikasi dari obstruksi
pada atau dekat dengan collum – Pemeriksaan USG
vesika urinaria (misalnya ditemukan pembesaran
pembesaran prostat atau striktur
prostat
daerah uretra), disfungsi vesika
urinaria karena cedera saraf atau
akibat dari operasi vesika urinaria
sebelumnya.
– Pria jauh lebih sering dibanding
wanita, dengan prevalensi 9:1.1
Stasis urin yang mungkin disebabkan karena
divertikulum akan menyebabkan infeksi
rekuren dan pembentukan batu pada vesika
urinaria.

Pada pasien ini sudah terjadi infeksi


kandung kemih (sistitis) dan batu pada
divertikel yang kemungkinan
dikarenakan adanya stasis urin sebagai
akibat dari pembesaran prostat.
TERIMA KASIH

Das könnte Ihnen auch gefallen

  • Epidural Hematom
    Epidural Hematom
    Dokument19 Seiten
    Epidural Hematom
    Truelly Chananta
    Noch keine Bewertungen
  • Cholelithiasis Radiologi
    Cholelithiasis Radiologi
    Dokument43 Seiten
    Cholelithiasis Radiologi
    Truelly Chananta
    Noch keine Bewertungen
  • Sinusitis THT
    Sinusitis THT
    Dokument3 Seiten
    Sinusitis THT
    Truelly Chananta
    Noch keine Bewertungen
  • Case Skizofrenia Residual
    Case Skizofrenia Residual
    Dokument17 Seiten
    Case Skizofrenia Residual
    Truelly Chananta
    Noch keine Bewertungen
  • Penyuluhan TB Rico & Reyna
    Penyuluhan TB Rico & Reyna
    Dokument13 Seiten
    Penyuluhan TB Rico & Reyna
    Truelly Chananta
    Noch keine Bewertungen
  • Sindrom Koroner Akut1
    Sindrom Koroner Akut1
    Dokument30 Seiten
    Sindrom Koroner Akut1
    Truelly Chananta
    Noch keine Bewertungen
  • Periodik Paralisis
    Periodik Paralisis
    Dokument15 Seiten
    Periodik Paralisis
    Truelly Chananta
    Noch keine Bewertungen
  • Chest
    Chest
    Dokument82 Seiten
    Chest
    Truelly Chananta
    Noch keine Bewertungen
  • Ringkasan Anemia Hemolitik
    Ringkasan Anemia Hemolitik
    Dokument46 Seiten
    Ringkasan Anemia Hemolitik
    Truelly Chananta
    Noch keine Bewertungen
  • Referat
    Referat
    Dokument41 Seiten
    Referat
    Truelly Chananta
    Noch keine Bewertungen
  • Kasus
    Kasus
    Dokument50 Seiten
    Kasus
    Truelly Chananta
    Noch keine Bewertungen
  • Devin
    Devin
    Dokument41 Seiten
    Devin
    Truelly Chananta
    Noch keine Bewertungen
  • Devin
    Devin
    Dokument41 Seiten
    Devin
    Truelly Chananta
    Noch keine Bewertungen
  • Case
    Case
    Dokument37 Seiten
    Case
    Truelly Chananta
    Noch keine Bewertungen
  • Komplikasi
    Komplikasi
    Dokument2 Seiten
    Komplikasi
    Truelly Chananta
    Noch keine Bewertungen
  • Management
    Management
    Dokument36 Seiten
    Management
    Truelly Chananta
    Noch keine Bewertungen
  • TB Paru
    TB Paru
    Dokument38 Seiten
    TB Paru
    Truelly Chananta
    Noch keine Bewertungen
  • 03 Preeklampsia
    03 Preeklampsia
    Dokument39 Seiten
    03 Preeklampsia
    Ria Raissa Fala
    Noch keine Bewertungen
  • IPD Haji
    IPD Haji
    Dokument15 Seiten
    IPD Haji
    Truelly Chananta
    Noch keine Bewertungen
  • Referat Difteri THT
    Referat Difteri THT
    Dokument9 Seiten
    Referat Difteri THT
    Truelly Chananta
    Noch keine Bewertungen
  • Maternal Cardiac Arrest
    Maternal Cardiac Arrest
    Dokument20 Seiten
    Maternal Cardiac Arrest
    Truelly Chananta
    Noch keine Bewertungen
  • Pre Eklamsia - DR - Taufiqy
    Pre Eklamsia - DR - Taufiqy
    Dokument38 Seiten
    Pre Eklamsia - DR - Taufiqy
    Shofa Aqida
    Noch keine Bewertungen
  • KONJUNGTIVITIS
    KONJUNGTIVITIS
    Dokument32 Seiten
    KONJUNGTIVITIS
    Truelly Chananta
    Noch keine Bewertungen
  • Referat Sindroma Nefrotik
    Referat Sindroma Nefrotik
    Dokument18 Seiten
    Referat Sindroma Nefrotik
    Truelly Chananta
    Noch keine Bewertungen