Sie sind auf Seite 1von 41

REFERAT

DERMATITIS
Disusun oleh :
Rizky Lumalessil
406162075

Pembimbing :
dr. Sri Ekawati, Sp.KK

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin


RSUD RAA Soewondo Pati
Periode 9 Juli – 11 Agustus 2018
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Dermatitis
• Definisi Peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon
terhadap pengaruh faktor eksogen dan endogen  kelainan klinis
(eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi serta keluhan
gatal.
Etiologi
- Eksogen  bahan kimia (detergen, asam basa).
- Fisik  suhu
- Mikroorganisme  bakteri, jamur
- Endogen  dermatitis atopi
Gejala klinis
• Keluhan umum  gatal
• Kelainan kulit bergantung pada stadium penyakit.
• Penyebaran dapat setempat, generalisata dan universalis.
• Ada 3 stadium : 1. stadium akut, 2. stadium subakut, 3. stadium kronis
Tatalaksana
- Atasi penyebabnya
- Terapi simptomatik = mengurangi gejala & menekan peradangan.
• Terapi Sistemik  kasus ringan (antihistamin), kasus berat
(kortikosteroid)
• Terapi topikal, prinsipnya  Dermatitis akut/basah (obati secara
basah/kompres terbuka), subakut (bedak kocok, krim, pasta atau
pasta pendingin.
Dermatitis Kontak
• Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh zat/bahan
tertentu yang menempel pada kulit  Dermatitis kontak iritan &
Dermatitis kontak alergi.
DKA DKI

Etiologi Bahan kimia sederhana dengan berat molekul umumnya Bahan yang bersifat iritan: detergen, minyak
rendah <1000 dalton, hapten yang bersifat lipofilik, dapat pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu.
menembus stratum korneum.
Pemakaian kosmetik, cat rambut, anting, kalung, tekstil,
pembalut wanita.
Patogenesis Diperantai oleh cell-mediated immune respons (reaksi Bahan iritan langsung merusak stratum
imunologik tipe IV), melalui fase sensitisasi dan fase korneum, denaturasi keratin, merusak fungsi
elisitasi. sawar kulit.

Gejala Klinis Akut: bercak eritematosa berbatas tegas, edema, DKI akut : kulit terasa pedih, panas, rasa
papulovesikel, esikel atau bula terbakar, eritema berbatas tegas, edema,
Kronis : kering, berskuama, papul, likenifikasi, fisur, dan bula, dapat terjadi nekrosis.
berbatas tidak tegas.. DKI akut lambat : muncul 8-24 jam setelah
kontak berupa eritema berbatas tegas dan
vesikel,contoh: Dermatitis Venenata
DKI kumulatif : Akibat kontak berulang-
ulang berupa kulit kering, eritema, skuama,
hiperkeratosis, likenifikasi difus, fisura dan
nyeri.
DKA DKI

Diagnosis Anamnesis mengenai kontaktan yang dicurigai, riwayat Anamnesis mengenai kontaktan yang
pekerjaan, hobi, obat-obatan yang digunakan, kosmetika dicurigai.
yang digunakan.
Pemeriksaan fisik mencari lokasi dan pola lesi dapat
berhubungan dengan penyebabnya
Diagnosis Banding Dermatitis atopik, dermatitis numularis, dermatitis Dermatitis kontak alergi,
seboroik, atau psoriasis

Pengobatan Kortikosteroid topikal Hidrokortison yang dioleskan 2 kali Kortikosteroid topikal Hidrokortison,yang
sehari pada pagi dan sore hari dioleskan 2 kali seharipada pagi dan sore
hari.
Kortikosteroid oral Prednison dengan dosis Anak-anak :
0,4 - 1,6 mg/kg BB/hari Dewasa : 4 - 48 mg/hari Kortikosteroid oral Prednison dengan dosis
Anak-anak : 0,4 - 1,6 mg/kg BB/hari
Antihistamin (CTM) dengan dosis Dewasa: 3 - 4 kali Dewasa : 4 - 48 mg/hari
sehari 0.5 - 1 tablet Anak-anak 6 - 12 tahun: 0.5 dosis
dewasa.
Anak-anak 1 - 6 tahun: 0.25 dosis dewasa Menghindari pajanan bahan yang bersifat
iritan
Menghindari kontak dengan bahan-bahan yang bersifat
alergi
Akut
Akut Lambat
Kronis
Pemeriksaan uji tempel dilakukan untuk
membuktikan suatu Dermatitis Kontak Alergi

Uji tempel biasanya dilakukan dipunggung


atau lengan bawah volar.
Bahan yang digunakan berupa antigen
standar buatan pabrik atau bahan yang biasa
menempel pada kulit pasien dan dicurigai
sebagai penyebab alergi
1. Dermatitis harus sudah tenang dan sembuh. Jika masih dalam keadaan akut atau berat dapat
terjadi reaksi positif palsu dapat juga menyebabkan penyakitnya semakin memburuk.
2. Tes dilakukan sekurang-kurangnya 1 minggu setelah pemakaian kortikosteroid sisemik dan
topikal dihentikan, sebab dapat mengakibatkan reaksi negatif palsu.
3. Uji tempel dibuka setelah 2 hari kemudian dibaca, pembacaan kedua dilakukan pada hari ke3
samapai ke 7 setelah aplikasi
4. Pemderita dilarang melakukan aktivitas yang menyebabkan uji tempel menjadi longgar,
penderita dilarang mandi, dan menjaga agar tempat uji tempel selalu kering
1 = reaksi lemah (nonvesikular) : eritema, infiltrat,
papul (+)
2 = reaksi kuat : edema atau vesikel (++)
3 = reaksi sangat kuat (ekstrem) : bula atau ulkus
(+++)
4 = meragukan, hanya macula eritematosa
5 = iritasi seperti terbakar, pustul atau purpura
6 = reaksi negatif
7 = excited skin
8 = tidak dites (NT= not tested)
Sularsito, Sri A, Djuanda, Suria., Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin, edisi keenam, cetakan kedua FK UI. Jakarta 2012: hal
145

Peradangan kulit kulit kronis dan residif, disertai gatal dan umumnya sering terjadi
selama masa bayi dan anak-anak.

Sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi
dalam keluarga atau penderita. (rinitis alergik dan asma bronkial)

Ekzema atopik/ekzema fleksural


Etiologi

Faktor genetik dan riwayat atopik

Makanan ; telur, susu, gandum, kedele dan


kacang tanah

Aeroalergen ; bulu binatang, tungau debu


rumah,
Pruritus dapat hilang timbul
sepanjang hari. Akibat
garukan dapat timbul
bermacam-macam kelainan
kulit berupa papul,
likenifikasi, eritema, erosi,
eksoriasi, eksudasi dan krusta
• Lesi berupa plak
popular-eritematosa
• Lesi mulai di muka (dahi, pipi) dan berskuama, atau
berupa eritema, papulo-vesikel DA Anak (2tahun-10tahun)
plak likenifikasi .
yang halus, karena digaruk dapat
• Cenderung menurun
pecah, eksudatif, lalu timbul
pada usia 30 tahun,
krusta. Lesi kemudian meluas ke
hanya sebagian kecil
tempat lain yaitu ke scalp, leher,
• Lesi lebih kering, tidak begitu yang berlangsung
pergelangan tangan, lengan dan
eksudatif, lebih banyak papul, sampai tua.
tungkai.
likenifikasi, dan sedikit skuama.
Letak kelainan kulit di lipat siku,
lipat lutut, pergelangan tangan
bagian fleksor, kelopak mata,
leher, dan lebih jarang pada wajah
DA Infantil (2bulan-
2tahun)

DA Dewasa (>
10tahun)
Sularsito, Sri A, Djuanda, Suria., Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi keenam, cetakan kedua FK UI. Jakarta 2012: hal
142
Dermatitis Atopik Infantil
Dermatitis Atopik Anak

Dermatitis Atopik Dewasa


• DD : Fase infantil (dermatitis seboroik, dermatitis popok, psoriasis),
fase anak ( dermatitis numularis, dermatitis intertriginosa, dermatitis
kontak), fase dewasa (neurodermatitis)
• PP : Kadar IgE serum
 Hidrasi kulit, krim hidrofilik urea 10% dapat pula ditambahkan krim hidrokortison 1% didalamnya
 Kortikosteroid topikal; Hidrokortison 1%-2,5% sebagai anti inflamasi dioleskan 2x sehari
 Antihistamin (CTM) dengan dosis
Dewasa: 3 - 4 kali sehari 0.5 - 1 tablet
Anak-anak 6 - 12 tahun: 0.5 dosis dewasa.
Anak-anak 1 - 6 tahun: 0.25 dosis dewasa
 Kortikosteroid oral Prednison dengan dosis Anak-anak : 0,4 - 1,6 mg/kg BB/hari Dewasa : 4 - 48
mg/hari
Dermatitis berupa lesi mata uang logam koin atau agak
lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa
papulovesikel, biasanya mudah pecah sehingga basah. Nama
lain dari dermatitis nummular adalah ekzem nummular;
ekzem discoid; atau neurodermatitis nummular.

Sularsito, Sri A, Djuanda, Suria., Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi keenam, cetakan kedua FK UI. Jakarta
2012: hal 147
Riwayat Dermatitis Kontak Alergi maupun Iritan

Pada anak-anak sering didapati riwayat Dermatitis Atopik

Diduga infeksi Stafilokokus juga ikut berperan


 Penderita umumnya mengeluh sangat gatal
 Lesi akut berupa vesikel dan papulovesikel (0,3-1,0 cm), kemudian membesar dengan cara
berkonfluensi atau meluas ke samping, membentuk suatu lesi seperti uang logam.
 Lesi eritematosa, sedikit edematosa, dan berbatas tegas.
 Ukuran garis tengah lesi dapat mencapai 5cm.
 Lesi lama berupa likenifikasi dan skuama
• Anamnesis : Timbul bercak kemerahan sebesar uang
logam disertai rasa gatal, terkadang disertai sisik halus
DIAGNOSIS • Gambaran klinis : Bercak eritematosa, berbentuk plakat,
sirkumsrip. Dapat terbentuk eksudat dan krusta.

• Dermatitis Kontak
DIAGNOSIS BANDING
• Neurodermatitis
 Kortikosteroid topikal Hidrokortison yang dioleskan 2 kali sehari pada pagi dan
sore hari
 Kortikosteroid oral Prednison dengan dosis Anak-anak : 0,4 - 1,6 mg/kg BB/hari
Dewasa : 4 - 48 mg/hari
 Antihistamin (CTM) dengan dosis Dewasa: 3 - 4 kali sehari 0.5 - 1 tablet Anak-anak
6 - 12 tahun: 0.5 dosis dewasa.
Anak-anak 1 - 6 tahun: 0.25 dosis dewasa
 Edukasikan pada pasien untuk jangan menggaruk, usahakan kuku selalu pendek
Peradangan kulit kronis, gatal, dengan batas yang jelas, ditandai dengan penebalan kulit
dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat
garukan atau gosokan yang berulang-ulang

Liken Simpleks Kronikus

Sularsito, Sri A, Djuanda, Suria., Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi keenam, cetakan kedua
FK UI. Jakarta 2012: hal 147
Akibat bersentuhan dengan sesuatu yang menyebabkan rasa gatal dan mengiritasi kulit, dan
menyebabkan seseorang terus menggaruk

Riwayat dermatitis atopik dan psoriasis yang menyebabkan pasien


menggaruk terus menerus

Stres psikis, kecemasan


• Bisa timbul di setiap bagian tubuh. Pada stadium awal, kulit tampak normal tetapi terasa gatal.
Selanjutnya timbul bercak-bercak bersisik, kering dan berwarna lebih gelap sebagai akibat dari
penggarukan dan penggosokan.
 Kortikosteroid topikal Hidrokortison yang dioleskan 2 kali sehari pada pagi dan
sore hari
 Kortikosteroid oral Prednison dengan dosis Anak-anak : 0,4 - 1,6 mg/kg BB/hari
Dewasa : 4 - 48 mg/hari
 Antihistamin (CTM) dengan dosis Dewasa: 3 - 4 kali sehari 0.5 - 1 tablet Anak-anak
6 - 12 tahun: 0.5 dosis dewasa.
Anak-anak 1 - 6 tahun: 0.25 dosis dewasa
 Edukasikan pada pasien untuk jangan menggaruk, usahakan kuku selalu pendek
 Hindari stress dan pikiran yang berat
Suatu dermatitis sekunder yang bersifat kronik akibat insufisiensi
kronik vena atau hipertensi vena tungkai bawah

Etiologi: Peningkatan tekanan hidrostatik vena

 Sularsito, Sri A, Djuanda, Suria., Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi keenam, cetakan kedua FK UI. Jakarta 2012: hal
151
 Dermatitis stasis biasanya timbul di pergelangan kaki. Pada awalnya kulit menjadi
merah dan sedikit bersisik. Setelah beberapa minggu atau beberapa bulan, warna
kulit berubah menjadi merah kehitaman.
 Dapat timbul pembengkakan dan kemungkinan infeksi, yang akhirnya
menyebabkan kerusakan kulit yang berat (ulserasi).
 Selanjutnya terjadi perubahanekzematosa berupa eritema, skuama, kadang
eksudasi dan gatal.
• Anamnesis : Bengkak pada tungkai bawah berwarna
merah kehitaman terutama saat berdiri disertai rasa gatal,
dan dapat timbul luka bila digaruk
DIAGNOSIS • Gambaran klinis : Edema tungkai bawah berwarna merah
kehitaman, disertai skuama, eksudasi, kulit menjadi tebal
dan fibrotik

• Dermatitis Kontak
DIAGNOSIS BANDING
• Neurodermatitis
 Untuk mengatasi edema, tungkai dinaikkan waktu tidur dan waktu duduk. Bila tidur kaki diangkat
di atas permukan jantung selama 30 menit dilakukan 3 hingga 4 kali sehari.

 Eksudat dikompres dan setelah kering berikan krim korikosteroid potensi rendah, Hidrokortison
asetat dioleskan 2 kali sehari
• Dermatitis Seboroik
• kelainan kulit papuloskuamosa kronis dengan predileksi di
daerah kaya kelenjar sebasea, skalp, wajah, dan badan.
• Peranan kelenjar sebasea dalam patogenesis dermatitis
seborhoik masih diperdebatkan karena pada remaja dengan
kulit berminyak dengan dermatitis seborhoik menunjukkan
sekresi sebum yang normal. Faktor pencetus lainnya
seperti emosional, kelelahan, infeksi.
• Gejala Klinis : Umumnya diawali pada masa pubertas
sampai usia 40 tahun, Pada bayi dapat terlihat lesi seperti
kerak kulit kepala (cradle cap), Lokasi yang sering terkena
(daerah kulit kepala berambut, wajah, alis, lipat nasolabial,
telinga, dada punggung, lipat gluteus, inguinal, genital,
ketiak), Dapat ditemukan skuama kuning berminyak
disertai gatal, Ketombe merupakan tanda awal dermatitis
seboroik, Pada fase kronis dapat dijumpai kerontokan
rambut, Pada keadaan parah dapat berkembang menjadi
eritroderma,
• DD : psoriasis, dermatitis atopik, dermatitis kontak iritan.
• Tatalaksana :
- Sampo anti Malassezia seperti selenium sulfide, zinc
pirithione, ketokonazol
- Untuk menghilangkan skuama tebal dan sebum cuci wajah
dengan sabun lunak dan krim imidazole untuk mengurangi
pertumbuhan jamur
- Pengobatan simptomatik dengan kortikosteroid topikal
potensi sedang, imunosupresan topical (takrolimus,
pimekrolimus) terutama untuk wajah pengganti steroid
topikal
- Skuama dilunakkan dengan asam salisilat dan sulfur
- Metronidazole topical, siklopiroksolamin, talkasitol,
benzoil peroksida dan salep litium suksinat 5%
- Jika tidak membaik dapat digunakan terapi UVB atau
itrakonazole 100mg/hari per oral selama 21 hari
- Pada dermatitis seboroik luas dapat diberikan
prednisolone 30mg/hari untuk respon cepat

Das könnte Ihnen auch gefallen