Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
DERMATITIS
Disusun oleh :
Rizky Lumalessil
406162075
Pembimbing :
dr. Sri Ekawati, Sp.KK
Etiologi Bahan kimia sederhana dengan berat molekul umumnya Bahan yang bersifat iritan: detergen, minyak
rendah <1000 dalton, hapten yang bersifat lipofilik, dapat pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu.
menembus stratum korneum.
Pemakaian kosmetik, cat rambut, anting, kalung, tekstil,
pembalut wanita.
Patogenesis Diperantai oleh cell-mediated immune respons (reaksi Bahan iritan langsung merusak stratum
imunologik tipe IV), melalui fase sensitisasi dan fase korneum, denaturasi keratin, merusak fungsi
elisitasi. sawar kulit.
Gejala Klinis Akut: bercak eritematosa berbatas tegas, edema, DKI akut : kulit terasa pedih, panas, rasa
papulovesikel, esikel atau bula terbakar, eritema berbatas tegas, edema,
Kronis : kering, berskuama, papul, likenifikasi, fisur, dan bula, dapat terjadi nekrosis.
berbatas tidak tegas.. DKI akut lambat : muncul 8-24 jam setelah
kontak berupa eritema berbatas tegas dan
vesikel,contoh: Dermatitis Venenata
DKI kumulatif : Akibat kontak berulang-
ulang berupa kulit kering, eritema, skuama,
hiperkeratosis, likenifikasi difus, fisura dan
nyeri.
DKA DKI
Diagnosis Anamnesis mengenai kontaktan yang dicurigai, riwayat Anamnesis mengenai kontaktan yang
pekerjaan, hobi, obat-obatan yang digunakan, kosmetika dicurigai.
yang digunakan.
Pemeriksaan fisik mencari lokasi dan pola lesi dapat
berhubungan dengan penyebabnya
Diagnosis Banding Dermatitis atopik, dermatitis numularis, dermatitis Dermatitis kontak alergi,
seboroik, atau psoriasis
Pengobatan Kortikosteroid topikal Hidrokortison yang dioleskan 2 kali Kortikosteroid topikal Hidrokortison,yang
sehari pada pagi dan sore hari dioleskan 2 kali seharipada pagi dan sore
hari.
Kortikosteroid oral Prednison dengan dosis Anak-anak :
0,4 - 1,6 mg/kg BB/hari Dewasa : 4 - 48 mg/hari Kortikosteroid oral Prednison dengan dosis
Anak-anak : 0,4 - 1,6 mg/kg BB/hari
Antihistamin (CTM) dengan dosis Dewasa: 3 - 4 kali Dewasa : 4 - 48 mg/hari
sehari 0.5 - 1 tablet Anak-anak 6 - 12 tahun: 0.5 dosis
dewasa.
Anak-anak 1 - 6 tahun: 0.25 dosis dewasa Menghindari pajanan bahan yang bersifat
iritan
Menghindari kontak dengan bahan-bahan yang bersifat
alergi
Akut
Akut Lambat
Kronis
Pemeriksaan uji tempel dilakukan untuk
membuktikan suatu Dermatitis Kontak Alergi
Peradangan kulit kulit kronis dan residif, disertai gatal dan umumnya sering terjadi
selama masa bayi dan anak-anak.
Sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi
dalam keluarga atau penderita. (rinitis alergik dan asma bronkial)
DA Dewasa (>
10tahun)
Sularsito, Sri A, Djuanda, Suria., Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi keenam, cetakan kedua FK UI. Jakarta 2012: hal
142
Dermatitis Atopik Infantil
Dermatitis Atopik Anak
Sularsito, Sri A, Djuanda, Suria., Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi keenam, cetakan kedua FK UI. Jakarta
2012: hal 147
Riwayat Dermatitis Kontak Alergi maupun Iritan
• Dermatitis Kontak
DIAGNOSIS BANDING
• Neurodermatitis
Kortikosteroid topikal Hidrokortison yang dioleskan 2 kali sehari pada pagi dan
sore hari
Kortikosteroid oral Prednison dengan dosis Anak-anak : 0,4 - 1,6 mg/kg BB/hari
Dewasa : 4 - 48 mg/hari
Antihistamin (CTM) dengan dosis Dewasa: 3 - 4 kali sehari 0.5 - 1 tablet Anak-anak
6 - 12 tahun: 0.5 dosis dewasa.
Anak-anak 1 - 6 tahun: 0.25 dosis dewasa
Edukasikan pada pasien untuk jangan menggaruk, usahakan kuku selalu pendek
Peradangan kulit kronis, gatal, dengan batas yang jelas, ditandai dengan penebalan kulit
dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat
garukan atau gosokan yang berulang-ulang
Sularsito, Sri A, Djuanda, Suria., Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi keenam, cetakan kedua
FK UI. Jakarta 2012: hal 147
Akibat bersentuhan dengan sesuatu yang menyebabkan rasa gatal dan mengiritasi kulit, dan
menyebabkan seseorang terus menggaruk
Sularsito, Sri A, Djuanda, Suria., Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi keenam, cetakan kedua FK UI. Jakarta 2012: hal
151
Dermatitis stasis biasanya timbul di pergelangan kaki. Pada awalnya kulit menjadi
merah dan sedikit bersisik. Setelah beberapa minggu atau beberapa bulan, warna
kulit berubah menjadi merah kehitaman.
Dapat timbul pembengkakan dan kemungkinan infeksi, yang akhirnya
menyebabkan kerusakan kulit yang berat (ulserasi).
Selanjutnya terjadi perubahanekzematosa berupa eritema, skuama, kadang
eksudasi dan gatal.
• Anamnesis : Bengkak pada tungkai bawah berwarna
merah kehitaman terutama saat berdiri disertai rasa gatal,
dan dapat timbul luka bila digaruk
DIAGNOSIS • Gambaran klinis : Edema tungkai bawah berwarna merah
kehitaman, disertai skuama, eksudasi, kulit menjadi tebal
dan fibrotik
• Dermatitis Kontak
DIAGNOSIS BANDING
• Neurodermatitis
Untuk mengatasi edema, tungkai dinaikkan waktu tidur dan waktu duduk. Bila tidur kaki diangkat
di atas permukan jantung selama 30 menit dilakukan 3 hingga 4 kali sehari.
Eksudat dikompres dan setelah kering berikan krim korikosteroid potensi rendah, Hidrokortison
asetat dioleskan 2 kali sehari
• Dermatitis Seboroik
• kelainan kulit papuloskuamosa kronis dengan predileksi di
daerah kaya kelenjar sebasea, skalp, wajah, dan badan.
• Peranan kelenjar sebasea dalam patogenesis dermatitis
seborhoik masih diperdebatkan karena pada remaja dengan
kulit berminyak dengan dermatitis seborhoik menunjukkan
sekresi sebum yang normal. Faktor pencetus lainnya
seperti emosional, kelelahan, infeksi.
• Gejala Klinis : Umumnya diawali pada masa pubertas
sampai usia 40 tahun, Pada bayi dapat terlihat lesi seperti
kerak kulit kepala (cradle cap), Lokasi yang sering terkena
(daerah kulit kepala berambut, wajah, alis, lipat nasolabial,
telinga, dada punggung, lipat gluteus, inguinal, genital,
ketiak), Dapat ditemukan skuama kuning berminyak
disertai gatal, Ketombe merupakan tanda awal dermatitis
seboroik, Pada fase kronis dapat dijumpai kerontokan
rambut, Pada keadaan parah dapat berkembang menjadi
eritroderma,
• DD : psoriasis, dermatitis atopik, dermatitis kontak iritan.
• Tatalaksana :
- Sampo anti Malassezia seperti selenium sulfide, zinc
pirithione, ketokonazol
- Untuk menghilangkan skuama tebal dan sebum cuci wajah
dengan sabun lunak dan krim imidazole untuk mengurangi
pertumbuhan jamur
- Pengobatan simptomatik dengan kortikosteroid topikal
potensi sedang, imunosupresan topical (takrolimus,
pimekrolimus) terutama untuk wajah pengganti steroid
topikal
- Skuama dilunakkan dengan asam salisilat dan sulfur
- Metronidazole topical, siklopiroksolamin, talkasitol,
benzoil peroksida dan salep litium suksinat 5%
- Jika tidak membaik dapat digunakan terapi UVB atau
itrakonazole 100mg/hari per oral selama 21 hari
- Pada dermatitis seboroik luas dapat diberikan
prednisolone 30mg/hari untuk respon cepat