Sie sind auf Seite 1von 9

Oleh Ananta Yandini

Pembimbing dr Wilson Sp.A,


M.Biomed
Risiko tinggi kematian atau risiko
PERINATAL ASPHYXIAL mengalami keterlambatan
ENCEPHALOPATHY pengembangan saraf

Cerebral palsy, disabilitas fungsional, dan penurunan fungsi kognitif dapat terjadi
pada masa anak-anak

Pada penelitian Jacobs et al didapatkan bahwa bayi yang mengalami asfiksia


ensepalopati dengan terapi hipotermi mengalami penurunan risiko kematian dan
disabilitas pada usia 18-24 bulan.

The total body hypothermia for neonatal encephalophaty trial (TOBY) → anak yang
diberikan terapi hipotermi menunjukkan penurunan dari risiko terjadinya serebral
palsy dan ↑ nilai indeks pengembangan mental dan indeks pengembangan
psikomotor melalui skala pertumbuhan Bayley scales of Infant Developmental Index
II (BSID-II).
Untuk memberikan bukti dari manfaat
pengobatan hipotermi pada perinatal
asfiksia ensepalopati terhadap
peningkatan neurokognitif dan fungsi
sensorimotor
Kohort

Membagi sampel menjadi 2 kelompok

• Kelompok kontrol
• Kelompok hipotermi

Melakukan follow up
Bayi dengan perinatal asfiksia ensepalopati dan diberi
terapi hipotermi memiliki IQ ≥ 85, lebih tinggi
dibandingkan dengan IQ pada kelompok kontrol
Risiko terjadinya abnormalitas neurologik lebih tinggi pada
kelompok kontrol dibandingkan dengan kelompok yang
diberi terapi hipotermi
Kelompok anak yang mendapatkan terapi hipotermi
mengalami penurunan yang signifikan terhadap risiko
serebral palsy
Mereka juga memiliki skor fungsi motorik yang jauh lebih
baik
Penelitian National institute of child health and
human development → Diantara kedua grup
yang diteliti untuk tingkat mortilitasnya sama

Sedangkan ‘kami’ → tingkat kematian pada


kelompok yang mendapatkan terapi hipotermi
lebih rendah dibandingkan dengan kelompok
kontrol
Pada penelitian ini disimpulkan bahwa anak yang mengalami
asfiksia perinatal yang diberikan pengobatan hipotermi
memberikan peningkatan neurokognitif yang lebih baik pada
masa pertengahan.

Das könnte Ihnen auch gefallen